You are on page 1of 11

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI IBU DENGAN STATUS GIZI

ANAK BALITA DI KELURAHAN PULO BRAYAN BENGKEL

KECAMATAN MEDAN TIMUR

KARYA TULIS ILMIAH

NOVITA YENNI

P01031111066

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

2014
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh,
mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta cerdas. Pembangunan kesehatan
sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara laindiselenggarakan
melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin. Gizi merupakan salah
satu penentu bagi pencapaian peningkatan kualitas SDM dan mempengaruhi
kelangsungan hidup manusia (Siagian, 2011)

Masalah gizi kurang masih tersebar luas di negara-negara berkembang


termasuk di Indonesia. Pada sisi lain, masalah gizi lebih adalah masalah gizi di negara
maju, yang juga mulai terlihat dinegara-negara berkembang termasuk Indonesia
sebagai dampakkeberhasilan dibidang ekonomi. Penyuluhan gizi secara luas perlu
digerakkan bagi masyarakat guna perubahan perilaku untuk meningkatkan keadaan
gizinya (Almatsier, 2010).

Gizi menjadi bagian yang sangat penting dalam pertumbuhan dan


perkembangan. Gizi didalamnya memiliki keterkaitan yang erat hubungannya dengan
kesehatan dan kecerdasan. Apabila seorang anak terkena defesiensi gizi maka
kemungkinan besar sekali anak akan mudah terkena infeksi. Gizi ini sangat
berpengaruh terhadap nafsu makan kehilangan bahan makanan misalnya melalui diare
dan muntah-muntah serta metabolisme makanan pada anak, selain itu juga dapat
diketahui bahwa infeksi mengahambat reaksi imunologis yang normal dengan
menghabiskan sumber-sumber energi tubuh (Proverawati dan Wati,2011 dalam
Susan,2013).

Anak sebagai penerus pembangunan bangsa harus memiliki status gizi yang
baik sejak dilahirkan. Status gizi pada balita dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu faktor
langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung berupa asupan makanan itu
sendiri dan kondisi kesehatan anak misalnya infeksi. Sedangkan faktor tidak langsung
adalah pengetahuan ibu tentang gizi, pendapatan keluarga, pelayanan kesehatan dan
social budaya. Makanan dan minuman dapat memelihara kesehatan seseorang, tetapi
sebaliknya makanan dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang dan
status gizi bahkan mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung pada perilaku
seseorang terhadap makanan tersebut (Notoadmojo, 2003).

Anak balita merupakan salah satu golongan penduduk yang rawan terhadap
masalah gizi. Mereka mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat
sehingga membutuhkan suplai makanan dan gizi dalam jumlah yang cukup dan
memadai. Bila sampai terjadi kurang gizi pada masa balita dapat menimbulkan
gangguan perkembangan mental(Tarigan, 2003 dalam Elvina,2012)

Ibu merupakan orang yang paling dekat dengan anak memegang peranan
penting dalam menciptakan status gizi anak yang paling baik. Karena anak belum bisa
mengurus dirinya sendiri.Perilaku ibu dalam hal gizi menentukan status gizi anaknya
tersebut apakah baik atau jelek. Perilaku ini salah satunya dipengaruhi oleh tingkat
pengetahuan yang dimiliki ibu terhadap gizi (Anonimus, 2008 dalam Elvina,2012)

Menurut depkes (2004) pada tahun 2003 terdapat sekitar 27,5% (5 juta) balita
kurang gizi,dimana 3,5 juta anak(19,2%) dalam tingkat gizi kurang dan 1,5 juta (8,3%)
anak gizi buruk (Meikawati dan Hersoelistyorini, 2007 dalam Susan, 2013 ).

Hasil penelitian di purworejo menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan gizi ibu


masih tergolong rendah dengan persentase sebesar 77.8% dan ibu dengan
pengetahuan gizi baik hanya mencapai 22.2%(Erni,2011). Penelitian yang serupa
dikepulauan mentawai diperoleh hasil bahwa tingkat pengetahuan ibu tergolong dalam
kategori rendah dengan persentase 78,66 %(Elvina,2012)
Berdasarkan survey pendahuluan yang telah dilakukan di Kelurahan Pulo
Brayan Bengkel kecamatan Medan Timur diperoleh populasi 620 balita dan masih
terdapat permasalahan gizi anak balita seperti gizi kurang sebesar 12.7 % di lokasi
tersebut. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ditempat tersebut.
B. Perumusan Masalah
Adakah hubungan pengetahuan gizi ibu dengan status gizi anak balita di
Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Kecamatan Medan Timur ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan gizi ibu dengan status gizi balita di Kelurahan
Pulo Brayan Bengkel Kecamatan Medan Timur

2. Tujuan Khusus
a. Menilai tingkat pengetahuan gizi ibu.
b. Menilai status gizi anak balita
c. Menganalisishubungan pengetahuan gizi ibu dengan status gizi anak balita
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan penulis dalam melakukan
penelitian dan menyusun karya tulis ilmiah.
2. Bagi responden
Hasil penelitian dapat memberikan informasi kepada ibu yang mempunyai anak
balita dengan perantara Kades tentang status gizi anak.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Kecamatan Medan


Timur.

Pengambilan data pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Mei tahun
2014.

B. Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian adalah bersifat observasional dengan desain cross sectional
untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi ibu dengan status gizi anak balita di
Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Kecamatan Medan Timur

C. Populasi Dan Sampel


1. Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh keluarga yang mempunyai anak balita di
Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Kecamatan Medan Timur yang berjumlah 620
balita.
2. Sampel
Sampel adalah subjek penelitian yang merupakan bagian dari populasi ibu
yang mempunyai anak baduta Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Kecamatan Medan
Timur. Sampel dihitung dengan menggunakan rumus slovin sebagai berikut :
n= N
1 + N (d2) (Ridwan & Akdon,2010 dalam Siswanto,2010)

Keterangan : n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diiginkan 0.1


Berdasarkan rumus slovin tersebut diperoleh besar sampel sebesar :

n= 620
1 + 620 (0,12)
n= 620
1 + 6,2
n = 86 balita

Untuk pengambilan jumlah sampel dari tiap-tiap lingkungan yang ada di


Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Kecamatan Medan Timur, maka dilakukan dengan
cara proporsional sampling dari perbandingan jumlah sampel yang dibutuhkan dengan
jumlah populasi. Penentuan proporsi sampel untuk tiap-tiap lingkungan ditentukan
dengan menggunakan rumus proportional random sampling yaitu sebagai berikut :

Ni
ni = n
N

Keterangan : ni = jumlah sampel menurut lingkungan

n = jumlah sampel seluruhnya

Ni = jumlah populasi menurut lingkungan

N = jumlah populasi seluruhnya

Dengan rumus diatas, maka diperoleh jumlah sampel menurut masing-masing


lingkungan sebagai berikut :

a) Lingkungan I = 55 / 620 x 86 = 7,62 = 8 orang


b) Lingkungan II = 42 / 620 x 86 = 5,82 = 5 orang
c) Lingkungan III = 72 / 620 x 86 = 9,98 = 10 orang
d) Lingkungan IV = 56 / 620 x 86 = 7,76 = 8 orang
e) Lingkungan V = 55 / 620 x 86 = 7,62 = 8 orang
f) Lingkungan VI = 52 / 620 x 86 = 7,21 = 7 orang
g) Lingkungan VII = 51 / 620 x 86 = 7,07 = 7 orang
h) Lingkungan VIII = 44 / 620 x 86 = 6,10 = 6 orang
i) Lingkungan IX = 46 / 620 x 86 = 6,38 = 6 orang
j) Lingkungan X = 51 / 620 x 86 = 7,07 = 7 orang
k) Lingkungan XI = 96 / 620 x 86 = 13,31 =14 orang

Tabel 2. Proporsi sampel Tiap-tiap lingkungan

Lingkungan Populasi Sampel


Lingkungan I 55 8
Lingkungan II 42 5
Lingkungan III 72 10
Lingkungan IV 56 8
Lingkungan V 55 14
Lingkungan VI 52 8
Lingkungan VII 51 7
Lingkungan VIII 44 7
Lingkungan IX 46 6
Lingkungan X 51 6
Lingkungan XI 96 7
Jumlah 620 86

Pemilihan sampel dilakukan secara acak sederhana (acak random sampling)

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data


1. Jenis data
Jenis data yang diambil dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder.
a. Data primer meliputi identitas responden ( nama ibu, umur, pengetahuan ibu
tentang gizi ). Sedangkan anak balita meliputi nama, tanggal lahir, umur,
jenis kelamin, dan berat badan.
b. Status Gizi (Berat Badan dan Tinggi Badan) yang diperoleh dengan
penimbangan berat badan dan mengukur tinggi badan dengan timbangan
digital dengan ketelitian 0.01 gr dan microtoice dengan ketelitian 0,1 cm.
c. Data sekunder meliputi data demografi kelurahan setempat, yang meliputi
keadaan geografis dan keadaan penduduk.

2. Cara pengambilan data


a. Data identitas diperoleh dengan wawancara langsung kepada responden.
b. Data pengetahuan ibu tentang gizi diperoleh dengan wawancara langsung
kepada responden dengan menggunakan kuesioner pengetahuan gizi..
c. Data monografi kelurahan setempat diperoleh dengan mencatat dokumen
dari kelurahan.

E. Pengolahan dan Analisis Data


1. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah proses mencari dan menyusun secara sistemastis
data yang diperoleh dari hasil kuesioner/angket, wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan
kedalam unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang
dipelajari, dan memuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
maupun orang lain (Siswanto, 2013).
Proses kegiatan pengolahan data ini melalui tahap-tahap sebagai berikut
(Notoatmodjo, 2010) :

a. Editing
Yaitu kegiatan untuk melaksanakan isian formulir dan jawaban yang btelah
diisi oleh responden. Data yang dikumpulkan diperiksa sesegera mungkin
berkenaan dengan ketepatan dan kelengkapan jawaban, sehingga
mempermudah data selanjutnya.
b. Coding
Merupakan kegiatan pemberian kode (angka) terhadap data yang terdiri atas
beberapa kategori.
c. Memasukkan Data (Data Entry)
Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke
dalam master table atau data base computer.
d. Pembersihan Data (Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan
adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya,
kemungkinan dilakukan pembetulan atau koreksi.
Setelah data terkumpul, data diolah secara manual dalam bentuk tabulasi
data dan persentasi menjadi distribusi frekwensi relatif dengan menggunakan
kalkulator. Selanjutnya data yang telah diolah dianalisa secara deskriptif.
a. Data pengetahuan gizi ibu
Cara pengukuran pengetahuan gizi dilakukan dengan menggunakan
kusioner dimana setiap pilihan jawaban akan mendapatkan nilai 3 apabila
menjawab pertanyaan dengan benar kemudian diikuti dengan nilai 2 dan
mendapatkan nilai 1 apabila menjawab pertanyaan dengan salah ( Hidayat
,AA, 2007). Data pengetahuan gizi kemudian ditetapkan dengan klasifikasi
(kriteria nilai) dengan menggunakan rumus interval, yaitu :
Skor tertinggi Skor terendah
KI= Kategori
Selanjutnya hasil interval dimasukkan sesuai kriteria (Arikunto, 1998)
pengetahuan gizi adalah sebagai berikut :
- Baik, bila skor pengetahuan gizi responden 59 - 75
- Kurang Baik, bila skor pengetahuan gizi responden 42 - 58
- Tidak Baik, bila skor pengetahuan gizi responden 25 - 41
b.Data status gizi

Menghitung BB menurut TB diperoleh dengan penimbangan berat badan


dan mengukur tinggi badan dengan timbangan digital dengan ketelitian 0.01 gr dan
microtoice dengan ketelitian 0,1 cm kemudian dimasukkan kedalam program
komputerisasi dengan program WHO .Anthro 2005

2. Analisis Data
a. Analsis Univariat
Analisis univariat ini bertujuan untuk melihat gambaran distribusi dengan
karakteristik masing-masing variabel, kemudian data ditampilkan dalam
bentuk tabel.

b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat menggunakan program komputer untuk melihat hubungan
antara variabel independent dan dependent diketahui dengan menggunakan
Chi-Square.

Penilaian :

Jika P value < 0,05 maka Ho ditolak, Ha diterima. Artinya ada hubungan
pengetahuan gizi ibu dengan status gizi pada anak balita di Kelurahan Pulo
Brayan Bengkel Kecamatan Medan Timur.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Mayoritas responden yang memiliki pengetahuan gizi baik sebesar 73.3 %
2. Mayoritas responden yang memiliki status gizi normal sebesar 62,2%
3. Semakin baik pengetahuan gizi ibu semakin baik pula status gizi balita
4. Ada hubungann signifikan yang bermakna antara pengetahuan gizi ibu dengan
status gizi anak balita.

B. SARAN

1. Untuk meningkat pengetahuan gizi responden perlu dilakukan penyuluhan


mengenai pengetahuan tentang gizi dalam bahan makanan,pedoman umum gizi
seimbang dan pola makan anak balita yang pada akhirnya akan berpengaruh
kepada status gizi balita.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengetahuan,sikap,dan
perilaku ibu dengan hubungan dengan status gizi anak

You might also like