You are on page 1of 10

Aspek Risiko Dalam SKB

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis
Semester Genap
Dosen Pembimbing :Dr. Lilis Sulastri Lagut, S.Ag,. MM.
Tahun Akademik 2016/2017

Disusun oleh :

Merlin Hendiyani (1148020184)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITASISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2017
A. Jenis Jenis Risiko
1. Risiko Spekulatif
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang
dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.
Resiko spekulatif dikenal pula dengan istilah risiko bisnis (business risk).
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat
memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian. Risiko
Spekulatif di kelompokan kepada empat tipe risiko yaitu:
Risiko Pasar, merupakan risiko yang terjadi dari pergerakan harga
dipasar atau kondisi yang dialami oleh suatu perusahaan yang
disebabkan oleh perubahan kondisi dan situasi pasar diluar dari
kendali perusahaan. Contohnya krisi ekonomi dunia tahun 1930-an
dan krisis ekonomi indonesia 1997 dan 1998.
Risiko Kredit, merupakan bentuk ketidakmampuan suatu
perusahaan, institusi, lembaga, maupun pribadi dalam
menyelesaikan kewajiban kewajibannya secara tepat waktu baik
pada saat jatuh tempo atau sesudah jatuh tempo yang sesuai dengan
aturan dan kesepakatan yang berlaku. Contohnya timbulnya kredit
macet, presentase piutang meningkat.
Risiko likuiditas, merupakan bentuk risiko yang dialami oleh suatu
perusahaan karena ketidakmampuannya dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya, sehingga itu memberi pengaruh
kepada terganggunya aktivitas perusahaan ke posisi tidak berjalan
secara normal. Contohnya kepemilikan kas menurun, sehingga tidak
mampu membayar hutang secara tepat. Menyebabkan perusahaan
harus menjual aset yang dimilikinya.
Risiko operasional, merupakan risiko yang disebabkan pada
kegiatan operasional yang tidak berjalan dengan lancar. Contohnya
terjadi kerusakan pada komputer karena berbagai hal termasuk
terkena virus.
2. Risiko Murni
Risiko murni (pure risk) adalah resiko yang apabila terjadi menimbulkan
kerugian dan terjadi tanpa sengaja atau sesuatu yang hanya dapat berakibat
merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan.
misalnya resiko terjadinya kebakaran, bencana alam, pencurian,
penggelapan, pengacauan dsb. Risiko Murni dikelompokkan menjadi 3 tipe
diantaranya :
Risiko Aset fisik merupakan aset yang berakibat timbulnya kerugian
pada aset fisik suatu perusahaan atau organisasi. Contohnya
kebakaran, banjir, gempa, tsunami, gunung meletus, dll.
Risiko karyawan merupakan risiko karena apa yang dialami oleh
karyawan yang bekerja diperusahaan atau organisasi tersebut.
Risiko legal. Merupakan risiko dalam bidang kontrak yang
mengecewakan atau kontrak yang tidak berjalan dengan baik.
Contohnya perselisihan dengan perusahaan lain sehingga persoalan
seperti ganti kerugian.
B. Hal Hal Yang Dapat Menimbulkan Risiko
1. Perubahan permintaan
Salah satu penyebab munculnya resiko usaha adalah karena terjadi
perubahan permintaan dari konsumen. Maksud dari perubahan permintaan
adalah suatu keadaan yang dapat terjadi karena perubahan ekonomi, mode,
selera konsumen yang mangakibatkan terjadinya penurunan permintaan .
Apabila hal itu terjadi otomotis akan menyebabkan kerugian dengan
contoh :
Perubahan ekonomi : utang piutang, perdangan berjangka
Perubahan model : model pakaian, model sepatu, model
komunikasi, model transaksi
Perubahan selera konsumen : jasa salon, fotocopy, jasa catering, jasa
telepon
2. Perubahan konjungtur - penyebab munculnya resiko usaha
Penyebab munculnya resiko usaha adalah ternadinya perubahan
konjungtur. Perubahan konjungtur adalah perubahan rekondisi ekonomi
yang tidak menentu sehingga mempengaruhi keadaan usaha atau adanta
fluktuasi kegiatan ekonomi yang turun dan naik. Contoh siklus perubahan
konjungtur seperti pada gambar berikut ini

Kegiatan ekonomi tumbuh mulai dari titik bawah tenaga kerja banyak
ditampung, modal dipinjam untuk meningkatkan produksi karena adanya
pertambahan permintaan masyarakat. Akhirnya, pertumbuhan mencapai
titik puncak kemudian muncul masa menurun, timbul resesi dan depresi.
3. Persaingan - penyebab munculnya resiko usaha
Penyebab munculnya resiko usaha yang ketiga adalah karena adanya
persaingan. Persaingan adalah situasi dimana antar wirausahawan
melakukan usaha yang sejenis/sama. Persaingan, kegiatan bisnis yang
dilakukan oleh suatu perusahaan tidak akan lepas dari pengamatan para
saingnya. Apa yang dibuat oleh suatu bisnis akan segera diikuti oleh
persaingan. Oleh sebab itu, para bisnis tidak boleh lengah terhadap kegiatan
kegiatan yang sedang berkembang. Jika para bisnis lalai memperhatikan
saingan, dapat menimbulkan akibat fatal dan ancaman yang mematikan bagi
bisnisnya.
4. Akibat lain misalnya perubahan teknologi, peraturan bencana alam
Resiko usaha perlu segera disikapi supaya tidak memperlambat kemajuan
usaha, misalnya dengan persiapan dan membuat perhitungan yang matang.
Akibat-akibat lainnya ialah :
Perubahan teknologi dimana alat produksi yang dipakai tidak
ketinggalan zaman. Akibatnya produksi yang dibuat tidak lagi
disenangi oleh konsumen. Perubahan teknologi tepat guna antara
lain komunikasi : HP, FAX, Internet
Perubahan peraturan : Aturan hukum, aturan pendidikan, aturan
lalulintas, aturan administrasi pemerintah
Bencana alam : banjir, gempa, gunung berapi, semburan lumpur
panas, angin ribut dll
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Risiko
1. Bencana (perils)
Bencana adalah penyebab penyimpangan peristiwa sesungguhnya dari yang
diharapkan. Bencana (perils) dapat didefinisikan sebagai penyebab
langsung terjadinya kerugian. Kehadirannya menimbulkan risiko yang
menyebabkan terjadinya kemungkinan penyimpangan yang tidak
diharapkan.Bencana yang umum adalah kebakaran, topan, ledakan,
kecelakaan, mati muda, penyakit, kecerobohan, dan ketidakjujuran.
2. Bahaya (hazard)
Bahaya merupakan keadaan yang melatar belakangi terjadinya chance of
loss (kemungkinan kerugian) dari bencana tertentu. Bahaya meningkatkan
risiko kemungkinan terjadinya kerugian. Macam-macam bahaya:
Bahaya fisik (physical hazard)
Bahaya fisik adalah aspek fisik dari harta yang terbuka terhadap risiko
atau suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik secara fisik dari
suatu obyek yang dapat memperbesar kemungkinan terjadi suatu
perihal ataupun memperbesar terjadinya suatu kerugian. Misalnya
lokasi sebuah gedung mempengaruhi kepekaannya terhadp
kerugiankarena terbakar atau terkena gempa suatu gedung yang
memiliki alat pemadam kebaram yang baik memiliki risiko yang lebih
kecil dibandingkan dengan gedung yang tidak dilengkapi dengan alat
pemadam kebakaran yang baik.
Bahaya Moral (moral hazard)
Bahaya moral adalah suatu kondisi yang bersumber dari orang yang
bersangkutan yang berkaitan dengan sikap mental atau pandangan
hidup serta kebiasaannya yang dapat memperbesar kemungkinan
terjadinya suatu kerugian. Adanya kerugian ini karena sikap mental dari
orang yang bersangkutan misalnya karena kelalaian di mana unsur
kesengajaan terlihat. Contohnya ketidakjujuran adalah bahaya moral
yang dapat meningkatkan kemungkinan risiko. Seperti halnya seorang
kasir yang bermoral tidak baik memiliki kemungkinan melakukan
penggelapan uang yang cukup tinggi.
Bahaya Morale (morale hazard)
Bahaya morale adalah bahaya yang ditimbulkan oleh sikap ketidak hati
hatian dan kurangnya perhatian sehingga dapat menigkatkan
terjadinya kerugian. Contohnya membuang puntung rorkok sembarang
sehinga dpat menimbulkan kebakaran.
Bahaya karena hukum/peraturan (legal hazard)
Bahaya karena hukum atau peraturan adalah suatu bahaya yang timbul
karena mengabaikan undang undang atau peraturan yang telah
ditetapkan. Contohnya karyawan mesin produksi yang mengoperasikan
mesin tersebut, menurut peraturan harus mengenakan helm pelindung
saat mengoperasikan mesin produksi, namun saat mmengoperasikan
mesin produksi, ternyata tidak menggunakan helm pelindung. Kondisi
ini akan meningkatkan kemungkinan terjadinya bahaya kecelakaan.
D. Proses Mitigasi Risiko
Mitigasi Adalah suatu kegiatan untuk menentukan pencegahan atau solusi pada saat
event risk terjadi. Mitigasi Risiko, terdiri dari 4 yaitu sebagai berikut :
Terima, adalah suatu solusi dengan cara membuat cadangan kerugian atau
membuat Disaster Recovery Plan, karena event risk tersebut tidak bisa
dihindari atau solusi yang harus dilakukan lebih mahal daripada dampak yang
terjadi. Untuk contoh diatas solusi ini tidak bisa diterapkan.
Kurangi, adalah suatu solusi dengan cara melakukan pencegahan, misalnya
dengan membuat SOP (Standar Operasional) dalam hal ini aturan yuntuk kita
sendiri, misalnya harus bangun lebih pagi sehingga dapat menghindari jam
macet atau jika tetap terjebak macetpun, mungkin tidak kesiangan.
Alihkan adalah suatu solusi dengan memindahkan risiko tersebut ke pihak
lain, untuk contoh tersebut di atas tidak dapat diterapkan.
Hindari adalah suatu solusi dengan menghentikan aktivitas tersebut, untuk
contoh tersebut diatas adalah dengan pindah rumah yang lebih dekat dengan
tempat kerja atau tempat kerja kita yang didekatkan dengan rumah tinggal kita.
E. Cara dan Pendekatan Manajemen Resiko
Risiko adalah suatu keadaan yang tidak pasti yang dapat menimbulkan
kerugian, kerusakan, atau keadaan yang lebih buruk akibatnya terjadinya
suatu peristiwa. Secara umum risiko adalah sebagai suatu keadaan yang
dihadapi seseorang atau perusahaan ketika terdapat kemungkinan yang
merugikan. Sedangkan manajemen risiko adalah suatu bidang ilmu yang
membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam
memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai
pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis. Adapun cara
menyelesaikan risiko dengan cara sebagai berikut :
Saling bekerja sama untuk memetakan risiko (risk maping).
Saling bekerja sama untuk memberikan solusi dan memilih satu
alternatif solusi yang terbaik untuk dijadikan rekomendasi.
Dan saling bertanggung jawab untuk menyelesaikan risiko hingga
selesai.
Adapun pendekatan dalam manajemen risiko sebagai berikut :
Pendekatan Finansial
Mempelajari manajemen risiko melalui pendekatan finansial artinya adalah
mengelola atau me-manage risiko dalam penyelenggaraan kegiatan perusahaan
yang berhubungan dan berdampak dengan keadaan keuangan perusahaan
tersebut secara langsung. Artinya, pendekatan ini digunakan dalam mempelajari
setiap risiko perusahaan yang berhubungan dan akan berdampak secara langsung
pada keuangan perusahaan. Risiko-risiko yang berhubungan dengan keuangan
secara langsung sangat erat hubunganya dengan kebijakan-kebijakan keuangan
perusahaan, contohnya adalah kebijakan pendanaan perusahaan, kebijakan
investasi perusahaan (jangka panjang/jangka pendek), dan kebijakan
pengelolaan deviden/laba perusahaan oleh pemilik. Dalam kebijakan pendanaan,
terdapat risiko-risiko atas penggunaan dana untuk membiayai operasi
perusahaan seperti risiko jika perusahaan tidak dapat mengembalikan modal
tersebut sehingga pada akhirnya perusahaan harus menerima risiko dari
gagalnya mengembalikan modal tersebut yang akan langsung berdampak pada
keuangan perusahaan
Pendekatan Non Finansial
Mempelajari manajemen risiko melalui pendekatan non-finansial artinya
adalah mengelola atau me-manage risiko dalam penyelenggaraan kegiatan
perusahaan yang tidak berhubungan dan berdampak dengan keadaan
keuangan perusahaan tersebut secara langsung. Artinya, pendekatan ini
digunakan dalam mempelajari setiap risiko perusahaan yang memunculkan
risiko awal sebelum dampak akhirnya yang akan berhubungan dan akan
berdampak pada keuangan perusahaan. Risiko-risiko non-finansial dalam
perusahaan dapat dibagi menjadi dua berdasarkan asal muasal risiko tersebut
yaitu risiko yang bersal dari dalam perusahaan atau intern risk dan risiko yang
bersal dari luar perusahaan atau ekstern risk. Risiko yang berasal dari dalam
perusahaan contohnya seperti risiko operasional produksi, risiko pemasaran,
kwalitas produk risiko dari karyawan dan risiko kerusakan sistem intern
perusahaan. Sedangkan risiko dari luar perusahaan contohnya risiko polusi
lingkungan, kebakaran, keamanan, penipuan, dan kondisi politik serta
perekonomian yang mempunyai dampak kepada perusahaan. Semua risiko
tersebut akan mengakibatkan satu akibat awal, baru nantinya akan berakibat
pada keuangan perusahaan yang merupakan titik akhir dari sebuah risiko
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2012. Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta

Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Risiko Teori, Kasus dan Solus. Bandung:
Alfabeta

Kasidi. 2010. Manajemen Risiko. Bogor: Ghalia Indonesia

Salim, Abbas. 2012. Asuransi dan Manajemen Risiko. Jakarta: Raja Grafindo
Persada

Suswinarno. 2012.Aman dari Risiko dalam Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.


Jakarta : Visi Media

http://adelaistanto.blogspot.co.id/2012/09/manrisiko-pendekatan.html

http://bagus-banten.blogspot.co.id/p/manajemen-risiko-dalam-kehidupan-
kita.html

You might also like