Professional Documents
Culture Documents
OLEH
NI LUH DEVI AGUSTIANI
12814009
Beda maju digunakan untuk mencari nilai suatu fungsi jika variabel bebas digeser
ke depan sebesar . Sehingga menunjukan kemiringan (gradien) dari suatu
1
Pada skema maju, informasi pada titik hitung i dihubungkan dengan titi hitung
i+1 yang berada didepannya
Beda mundur digunakan untuk mencari nilai suatu fungsi jika variabel bebas
digeser ke belakang sebesar . Sehingga menunjukan kemiringan (gradien)
dari suatu fungsi sebesar ke belakang (lebih kecil dari x)
Pada skema mundur, informasi pada titik hitung i dihubungkan dengan titik
hitung
2
(i- 1) yang berada di belakangnya.
3
Gambar 3. Kisi beda hingga skema tengah
Skema tengah ruang
+1 +1
+1 1 +1 1
= atau =
2 2
Skema tengah waktu
+1
1 1
= 1
+1
=
+1
+1 +1
= + 1
2
2 2
(, ) = 2 + 2
4
Operator Laplacian dapat diperoleh dari ekspansi Taylor dua dimensi di titik (a,b)
dengan persamaan umum
(, ) (, ) ( )2 (, )
(, ) = (, ) + ( ) + ( ) +
2!
( )2 (, ) 2 (, )
+ + ( )( )
2!
5
b) 5-Points Square Stencil
c) 9 -Points Stencil
Gambar 6. 9-Points Stencil
1
2 = [( + 1, + 1) + ( 1, 1) + ( 1, + 1)
62
+ ( + 1, 1) 4[(, + 1) + ( 1, )
+ (, 1) + ( + 1, )] 20(, ) + (2 )
6
2. Akurasi orde keempat Laplacian
a) 9-Grid Points
b) 9-Points Stencil
7
1
2 = {16[( 1, ) + (, 1) + ( + 1, ) + (, + 1)]
122
[(, + 2) + ( 2, ) + (, 2) + ( + 2, )]
60(, )} + (4 )
b. Operator Jacobian
Operator Jacobian sering digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang
berhubungan dengan geofisika. Operator Jacobian seing muncul di dalam
persamaan adveksi non linear. Operator Jacobian dinyatakan dengan
J , k . p
y x x y
1. Akurasi Orde Kedua (Skema Arakawa Jacobian)
JJ 1
1
4h 2
i1, j i1. j . i, j1 i, j 1 i, j 1 i, j 1 . i1, j i1, j
[ i 1, j i 1, j 1 i 1, j 1 i 1, j i 1, j 1 i 1, j 1 i 1, j i 1, j 1 i 1, j 1
1
JJ 2
4h 2
i 1, j i 1, j 1 i 1, j 1 ]
[ i 1, j i 1, j 1 i 1, j 1 i 1, j i 1, j 1 i 1, j 1 i , j 1 i 1, j 1 i 1, j 1
1
JJ 3
4h 2
i , j 1 i 1, j 1 i 1, j 1 ]
Maka Arakawa Jacobian dapat ditulis sebagai rata-rata dari ketiga bentuk
persamaan di atas yaitu
JJ
1
JJ 1 JJ 2 JJ 3
3
3. Persamaan adveksi
Persamaan adveksi merupakan salah satu persamaan gelombang yang
menggambarkan mekanisme transportasi suatu substansi yang mengalir dalam fluida
dengan arah tertentu (aliran fluida). Persamaan adveksi disebut juga persamaan
gelombang linear orde satu dan termasuk dalam persamaan diferensial parsial
hiperbolik. Persamaan adveksi dalam meteorologi dan oseanografi fisik, adveksi
8
mengacu pada gerak substansi atmosfer atau laut, seperti panas, kelembaban, dan
salinitas (kadar garam).
Penyelesaian analitis model matematika yang rumit sering tidak mampu
memberikan informasi yang akurat, termasuk dalam penyelesaian persamaan
adveksi. Maka, dalam menganalisis proses adveksi sering dilakukan eksperimen
untuk mendapatkan informasi yang lebih dapat diandalkan. Namun, dengan
berkembangnya komputer dan kemampuan komputasi yang jauh lebih baik, maka
informasi tentang persamaan adveksi in dapat diamati dan dianalisis secara langsung
melalui simulasi. Persamaan adveksi dapat ditulis sebagai berikut :
(, ) (, )
=
Persamaan adveksi dapat diselesaikan dengan skema beda hingga yaitu :
a. Metode upwind.
Skema adveksi upwind telah digunakan dalam model prediksi cuaca numerik
karena memiliki stabilitas yang baik. Akan tetapi skema upwind ini memiliki
difusivitas yang tinggi. Skema upwind menggunakan backward space difference
jika kecepatan dalam arah x positif (c > 0) :
+1 = ( 1 )
Untuk kecepatan c yang bernilai negatif, digunakan forward space difference (c<0)
+1 = ( )
+1
Asumsi dan kriteria stabilitas adalah jika 1 dengan = .
b. Metode FTCS
Bentuk penyelesaian persamaan adveksi dengan menggunakan pendekatan FTCS
adalah sebagai berikut
+1 = ( 1 )
2 +1
c. Metode CTCS
Bentuk penyelesaian persamaan adveksi dengan menggunakan pendekatan CTCS
adalah sebagai berikut
9
+1 = 1 ( 1 )
2 +1
U mn = U mn1 c
x
t n1
U m+1 U mn1
b. Beda Mundur/Backward (FTBS)
U mn = U mn1 c
x
t n1
U m U mn11
c. Beda Tengah/Leapfrog (FTCS)
U mn = U mn1 c
t
2 x
U mn 1 U mn 1
Skema Implisit untuk menghitung integrasi waktu
1 t +1 +1
1 t +1
= c +1 + c
2 x 2 x 1
10
III. Metode Pengerjaan
1. Mengitung turunan pertama suatu fungsi menggunakan akurasi orde kedua dan
keempat. Fungsi yang diestimasi turunan pertamanya adalah p(z)=po*exp(-a*z)
MULAI
Running program
deriv.f
Output Output
Output
second fourth
analytical
order order
solution
estimate estimate
Bandingkan dan
analisis hasilnya
SELESAI
11
2. Metode Jacobian dan Laplacian
Alur pengerjaan adalah membandingkan output metode Jacobian dan Laplacian
selanjutnya memplot output pada Matlab
MULAI
Bandingkan dan
analisis hasilnya
SELESAI
12
3. Metode integrasi waktu
Alur pengerjaan adalah mebandingkan output metode eksplisit metode beda maju
(FTFS), beda mundur (FTBS), beda tengah (FTCS) selanjutnya memplot output
pada Matlab
MULAI
Bandingkan dan
analisis output
SELESAI
13
IV. Hasil dan Pembahasan
1. Output perhitungan turunan pertama fungsi
14
dihasilkan. Selain itu penggunaan banyak data akan mengurangi perhitungan yang
dilakukan program sehingga running berjalan lebih cepat.
2. Membandingkan Output Laplacian dan Jacobian
a. Membandingkan Output Laplacian
15
Pada umumnya metode Laplacian 9 titik lebih akurat dari dapat metode
Laplacian 5 titik. Namun hal tesebut tidak berlaku jika orde yang digunakan berbeda.
Berdasarkan hasil output dapat diketahui bahwa metode Laplacian 5 titik orde kedua
lebih mendekati nilai analytical solution dibanding metode Laplacian 9 titik orde
kedua. Hal ini disebabkan Laplacian 5 titik orde kedua berbentuk diamond dan
persegi sehingga jarak setiap titik ke titik pusat sama. Akibatnya hasil perhitunga
dengan metode Laplacian 5 titik orde kedua lebih akurat dan sedikit error.
Akurasi perhitungan metode Laplacian 9 titik orde kedua lebih rendah karena jarak
setiap titik menuju titik pusat tidak sama. Perbedaan ini disebabkan Laplacian 9 titik
orde kedua meupakan gabungan dari Laplacian diamond 5 titik orde kedua dan
16
Laplacian stensil 5 titik orde. Hal ini menyebabkan error yang dihasilkan lebih besar
dan akan mempengaruhi ketelitian.
Berdasarkan perhitungan Laplacian 9 titik orde keempat memiki ketelitian paling
tinggi diantara tiga metode yang digunakan. Hal ini disebabkan titik yang digunakan
lebih banyak yaitu dua titik sesudah dan dua titik sebelum dalam jarak arah vertikal
dan horizontal. Titik yang banyak digunakan untuk mengestimasi akan
mempengaruhi error yang dihasilkan yaitu memperkecil error sehingga perhitungan
semakin akurat
Perpedaan gambar hasil plot Matlab diatas tidak telalu signifikan bahkan
mendekati sama. Hal ini disebabkan ilai estimasi yang dikeluarkan setiap metode
mendekati nilai analytical solution. Perbedaan gambar output antar metode Laplacian
juga tidak kelihatan karena setiap metode Laplacian yang digunakan menghasilkan
nilai estimasi yang tidak jauh berbeda. Tetapi berdasarkan perhitungan metode
Laplacian 9 titik orde keempat memiliki akurasi paling tinggi diantara metode
Laplacian yang lain sehingga nilainya paling mendekati nilai analytical solution.
b. Membandingkan Output Laplacian dan Jacobian
17
Hasil output metode Laplacian lebih besar dibandingkan hasil output metode
Jacobian. Hal ini disebabkan persamaan yang digunakan berbeda. Pada
persamaan Jacobian terdapat zta dan psi yang mempengaruhi hasil perhitungan.
Selain itu persamaan Jacobian merupakan rata-rata dari 3 bentuk operator
Jacobian sehingga mempengaruhi hasil perhitungan. Selain itu koefisien pengali
(h-2) memberikan pengaruh terhadap hasil output Laplacian dan Jacobian.
Semakin besar faktor pengali maka semakin kecil nilai output yang dihasilkan.
Berdasarkan gambar dapat dilihat perbedaan output Jacobian dengan Laplacian
yaitu hasil output Laplacian lebih besar daripada hasil output Jacobian. Namun
kedua metode ini memiliki akurasi yang baik dalam menampilkan hasil estimasi.
18
3. Hasil output adveksi
a. Output FTBS
19
b. Output FTCS
20
c. Output FTFS
Metode FTBS adalah metode stabil bersyarat dengan || < 1. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh nilai current number sebanding terhadap waktu. Semakin
bertambah dt maka nilai current number semakin bertambah. Hal ini disebabkan dari
persamaan adveksi yaitu
(, ) (, )
=
Persamaan ini menunjukan semakin bertambah dt maka du(x,t) semakin bertambah
besar. Sedangkan semakin bertambah dt maka dx semakin berkurang. Berdasarkan
gambar diatas dapat diketahui bahwa metode FTBS stabil meredam yaitu semakin
lama semakin habis.
21
Metode FTCS adalah metode tidak stabil karena || 1. Berdasarkan
perhitungan nilai current number sebanding terhadap waktu. Hal ini juga disebabkan
persamaan adveksi yang ada. Metode FTCS tidak stabil karena semakin bertambah
waktu maka error yang diberikan semakin tinggi. Hal ini terlihat pada gambar FTCS
yaitu semakin bertambah waktu maka puncak gelombang semakin tinggi. Metode
FTCS tidak stabil mutlak untuk mendeteksi adveksi. Selain itu data yang digunakan
dalam metode ini lebih banyak.
Metode FTFS adalah metode tidak stabil karena nilai || 1. Sama seperti FTBS
dan FTCS perhitungan nilai current number sebanding terhadap waktu akibat
pengaruh persamaan adveksi. Metode FTFS tidak stabil karena semakin bertambah
waktu maka error yang diberikan semakin tinggi. Perbedaan dengan metode FTCS
adalah error yang ada pada plot FTFS tidak seacak error pada plot FTCS. Namun
tinggi puncak gelombang error plot FTFS lebih tinggi daripati puncak gelombang
error plot FTCS.
V. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa nilai estimasi fourth
order estimate lebih mendekati nilai analytical solution dibanding nilai estimasi second
order estimate. Hal ini disebabkan fourth order estimate lebih banyak menggunakan
data untuk mengestimasi nilai. Berdasarkan perhitungan Laplacian 9 titik orde keempat
memiki ketelitian paling tinggi diantara tiga metode yang digunakan. Hal ini
disebabkan titik yang digunakan lebih banyak yaitu dua titik sesudah dan dua titik
sebelum dalam jarak arah vertikal dan horizontal. Berdasarkan perhitungan dan plot
gambar dapat diketahui bahwa metode yang paling stabil adalah FTBS karena metode
FTBS stabil meredam yaitu semakin lama semakin habis.
22
VI. Daftar Pustaka
http://sigitkus.lecture.ub.ac.id/files/2012/11/BAB-V_PERSAMAAN-
DIFERENSIAL-PARSIAL.pdf diakses tanggal 1 Oktober 2016
https://james-oetomo.com/2013/05/13/operator-laplace-dan-operator-rotasi-curl/
diakses pada tanggal 1 Oktober 2016
https://james-oetomo.com/2013/05/09/matriks-jacobian-determinannya/
diakses pada tanggal 1 Oktober 2016
Khrisnamurti, Bedi, H.S., dkk. 2010. An Introduction to Global Spectral Modeling 2nd
Revised and Enlarged Edition. Atmospheric and Oceanographic Sciences
Library : Springer
Supardi. PDP
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Supardi,%20S.Si.,%20M.
Si./PDP%20JADI.pdf diakses tanggal 1 Oktober 2016
23
VII. Lampiran
Penambahan perintah membuat jacobian.dat pada program jacobian.f
Perubahan fungsi ftbs, ftcs, ftfs pada program ftbs.f90, ftcs.f90, ftfs.f90 dan
perubahan dt (0.015, 0.016, 0.0075) pada setiap program
24
Penambahan perintah mebuat lap94.dat, lap92.dat, dan lap52.dat pada program
laplacian.f
25