You are on page 1of 26

LAPORAN PRAKTIKUM MODUL I

METODE PREDIKSI CUACA NUMERIK I


ME-3124
METODE BEDA HINGGA

OLEH
NI LUH DEVI AGUSTIANI
12814009

PROGRAM STUDI METEOROLOGI


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016
I. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
1. Membandingkan output program beda hingga orde kedua dan beda hingga orde
keempat
2. Membandingkan output program Jacabion dan Laplacian
3. Membuat program persamaan adveksi dengan dengan skema FTFS dan FTCS
4. Membuat plot model secara spasial menggunakan MATLAB
II. Tinjauan Pustaka
1. Metode Beda Hingga
Metode beda hingga adalah salah satu cara untuk menyelesaikan persamaan
differensial. Metode ini menggunakan pendekatan ekspansi Taylor di titik acuannya
(x). Adapun ekspansi Taylor untuk u(x) di sekitar
2 ()2 3 ()3
( + ) = () + () + 2 () + 3 () + [()4 ]
2! 3!
2 ()2 3 ()3
( ) = () () + 2 () 3 () + [()4 ]
2! 3!
Metode skema beda hingga dibedakan menjadi tiga jenis yaitu skema beda
maju, skema beda mundur, dan skema beda tengah.
a. Beda maju
Beda maju adalah persamaan yang diperoleh dari expansi Taylor ( + )
sehingga diperoleh
(+)()
= + [()1]

Beda maju digunakan untuk mencari nilai suatu fungsi jika variabel bebas digeser

ke depan sebesar . Sehingga menunjukan kemiringan (gradien) dari suatu

fungsi sebesar ke depan (lebih besar dari x).

1
Pada skema maju, informasi pada titik hitung i dihubungkan dengan titi hitung
i+1 yang berada didepannya

Gambar 1. Skema maju ruang


Dengan menggunakan kisi beda hingga, maka skema maju biasa ditulis sebagai
berikut,
Skema maju-ruang:

+1 +1
+1 +1
= atau =

Skema mundur waktu
+1
+1 1 +1
= atau =

b. Beda mundur
Beda mundur adalah persamaan yang diperoleh dari ekspansi Taylor ( )
sehingga diperoleh
()()
= + [()1 ]

Beda mundur digunakan untuk mencari nilai suatu fungsi jika variabel bebas

digeser ke belakang sebesar . Sehingga menunjukan kemiringan (gradien)

dari suatu fungsi sebesar ke belakang (lebih kecil dari x)
Pada skema mundur, informasi pada titik hitung i dihubungkan dengan titik
hitung

2
(i- 1) yang berada di belakangnya.

Gambar 2. Kisi beda mundur


Skema mundur ruang
1

+1 1
+1
= atau =

Skema mundur waktu
+1
1 1 +1
= atau =

c. Beda tengah
Beda tengah adalah persamaan yang diperoleh dari selisih ekspansi Taylor
( + ) dengan ( )sehingga diperoleh
(+)()
= + [()2 ]
2

3
Gambar 3. Kisi beda hingga skema tengah
Skema tengah ruang
+1 +1
+1 1 +1 1
= atau =
2 2
Skema tengah waktu
+1
1 1
= 1

+1
=

+1
+1 +1
= + 1

d. Akurasi Orde Keempat


Skema akurasi orde keempat diperoleh dari kombinasi ekspansi Taylor
[( + ) ( )] dan [( + 2) ( 2)] sehingga diperoleh
bentuk persamaan
4 ( + ) ( ) 1 ( + 2) ( 2)
= [ ] [ ]
3 2 3 2
2. Laplacian dan Jacobian
a. Operator Laplacian
Operator Laplacian sering disebut sebagai operator turunan. Persamaan Laplacian
untuk fungsi 2 dimensi f(x,y) adalah

2
2 2
(, ) = 2 + 2

4
Operator Laplacian dapat diperoleh dari ekspansi Taylor dua dimensi di titik (a,b)
dengan persamaan umum
(, ) (, ) ( )2 (, )
(, ) = (, ) + ( ) + ( ) +
2!
( )2 (, ) 2 (, )
+ + ( )( )
2!

1. Akurasi orde kedua Laplacian


a) 5-Points Diamond Stencil

Gambar 4. 5-Points Diamond Stencil


1
2 = [( + 1, ) + ( 1, ) + (, 1) + (, + 1)
2
4(, )] + (2 )

5
b) 5-Points Square Stencil

Gambar 5. 5-Points Square Stencil


1
2 = [( + 1, + 1) + ( 1, 1) + ( 1, + 1)
22
+ ( 1, 1) 4(, )] + (2 )

c) 9 -Points Stencil
Gambar 6. 9-Points Stencil

1
2 = [( + 1, + 1) + ( 1, 1) + ( 1, + 1)
62
+ ( + 1, 1) 4[(, + 1) + ( 1, )
+ (, 1) + ( + 1, )] 20(, ) + (2 )

6
2. Akurasi orde keempat Laplacian
a) 9-Grid Points

Gambar 7. 9-Grid Points



= {[(, + ) + ( , ) + (, ) + ( + , )]

[( + , + ) + ( , + ) + ( , )
+ ( + , )] (, )} + ( )

b) 9-Points Stencil

Gambar 8. 9-Points Stencil

7
1
2 = {16[( 1, ) + (, 1) + ( + 1, ) + (, + 1)]
122
[(, + 2) + ( 2, ) + (, 2) + ( + 2, )]
60(, )} + (4 )
b. Operator Jacobian
Operator Jacobian sering digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang
berhubungan dengan geofisika. Operator Jacobian seing muncul di dalam
persamaan adveksi non linear. Operator Jacobian dinyatakan dengan

J , k . p
y x x y
1. Akurasi Orde Kedua (Skema Arakawa Jacobian)

JJ 1
1
4h 2

i1, j i1. j . i, j1 i, j 1 i, j 1 i, j 1 . i1, j i1, j
[ i 1, j i 1, j 1 i 1, j 1 i 1, j i 1, j 1 i 1, j 1 i 1, j i 1, j 1 i 1, j 1
1
JJ 2
4h 2
i 1, j i 1, j 1 i 1, j 1 ]

[ i 1, j i 1, j 1 i 1, j 1 i 1, j i 1, j 1 i 1, j 1 i , j 1 i 1, j 1 i 1, j 1
1
JJ 3
4h 2
i , j 1 i 1, j 1 i 1, j 1 ]

Maka Arakawa Jacobian dapat ditulis sebagai rata-rata dari ketiga bentuk
persamaan di atas yaitu

JJ
1
JJ 1 JJ 2 JJ 3
3
3. Persamaan adveksi
Persamaan adveksi merupakan salah satu persamaan gelombang yang
menggambarkan mekanisme transportasi suatu substansi yang mengalir dalam fluida
dengan arah tertentu (aliran fluida). Persamaan adveksi disebut juga persamaan
gelombang linear orde satu dan termasuk dalam persamaan diferensial parsial
hiperbolik. Persamaan adveksi dalam meteorologi dan oseanografi fisik, adveksi

8
mengacu pada gerak substansi atmosfer atau laut, seperti panas, kelembaban, dan
salinitas (kadar garam).
Penyelesaian analitis model matematika yang rumit sering tidak mampu
memberikan informasi yang akurat, termasuk dalam penyelesaian persamaan
adveksi. Maka, dalam menganalisis proses adveksi sering dilakukan eksperimen
untuk mendapatkan informasi yang lebih dapat diandalkan. Namun, dengan
berkembangnya komputer dan kemampuan komputasi yang jauh lebih baik, maka
informasi tentang persamaan adveksi in dapat diamati dan dianalisis secara langsung
melalui simulasi. Persamaan adveksi dapat ditulis sebagai berikut :
(, ) (, )
=

Persamaan adveksi dapat diselesaikan dengan skema beda hingga yaitu :
a. Metode upwind.
Skema adveksi upwind telah digunakan dalam model prediksi cuaca numerik
karena memiliki stabilitas yang baik. Akan tetapi skema upwind ini memiliki
difusivitas yang tinggi. Skema upwind menggunakan backward space difference
jika kecepatan dalam arah x positif (c > 0) :

+1 = ( 1 )

Untuk kecepatan c yang bernilai negatif, digunakan forward space difference (c<0)

+1 = ( )
+1

Asumsi dan kriteria stabilitas adalah jika 1 dengan = .

b. Metode FTCS
Bentuk penyelesaian persamaan adveksi dengan menggunakan pendekatan FTCS
adalah sebagai berikut

+1 = ( 1 )
2 +1
c. Metode CTCS
Bentuk penyelesaian persamaan adveksi dengan menggunakan pendekatan CTCS
adalah sebagai berikut

9

+1 = 1 ( 1 )
2 +1

Skema Eksplisit untuk menghitung integrasi waktu


a. Beda Maju/Euler (FTFS)

U mn = U mn1 c
x

t n1
U m+1 U mn1
b. Beda Mundur/Backward (FTBS)

U mn = U mn1 c
x

t n1
U m U mn11
c. Beda Tengah/Leapfrog (FTCS)

U mn = U mn1 c
t
2 x

U mn 1 U mn 1
Skema Implisit untuk menghitung integrasi waktu


1 t +1 +1
1 t +1
= c +1 + c
2 x 2 x 1

10
III. Metode Pengerjaan
1. Mengitung turunan pertama suatu fungsi menggunakan akurasi orde kedua dan
keempat. Fungsi yang diestimasi turunan pertamanya adalah p(z)=po*exp(-a*z)

MULAI

Running program
deriv.f

Output Output
Output
second fourth
analytical
order order
solution
estimate estimate

Bandingkan dan
analisis hasilnya

SELESAI

11
2. Metode Jacobian dan Laplacian
Alur pengerjaan adalah membandingkan output metode Jacobian dan Laplacian
selanjutnya memplot output pada Matlab

MULAI

Compile dan running


laplacian.f dan jacobian.f

Compile dan running


laplacian.f dan jacobian.f

Output Output Output Output Output


analsol.dat lap94.dat lap92.dat lap52.dat jacobian.dat

Plot output .dat


pada Matlab

Bandingkan dan
analisis hasilnya

SELESAI

12
3. Metode integrasi waktu
Alur pengerjaan adalah mebandingkan output metode eksplisit metode beda maju
(FTFS), beda mundur (FTBS), beda tengah (FTCS) selanjutnya memplot output
pada Matlab

MULAI

Buat program ftfs.f90


dan ftcs.f90 di
FORTRAN

Running ftbs.f90 Running ftfs.f90 Running ftcs.f90

Output Output Output


t=0.0075 t=0.0075 t=0.0075
t=0.015 t=0.015 t=0.015
t=0.01666 t=0.01666 t=0.01666
dalam .dat dalam .dat dalam .dat

Plot .dat pada Matlab

Bandingkan dan
analisis output

SELESAI

13
IV. Hasil dan Pembahasan
1. Output perhitungan turunan pertama fungsi

Berdasarkan hasil running deriv.f terdapat tiga hasil perhitungan yaitu


analytical solution, second order estimate, dan fourth order estimate. Analytical
solution menunjukan hasil perhitungan yang sesungguhnya dengan memasukan
setiap nilai ke dalam persamaan yang telah ditentukan. Sedangkan second order
estimate dan fourth order estimate adalah hasil perhitungan yang diestimasi atau
dapat juga dikatakan hasil perhitungan yang diprediksi. Estimasi perhitungan ini
dilakukan tanpa memasukan setiap nilai ke dalam persamaan tetapi menggunakan
nilai sebelum dan nilai sesudah untuk mengestimasi nilai pada suatu titik.
Hasil running menunjukan bahwa pada fourth order estimate tidak terdapat data
ke-1, 2, 9, dan 10. Hal ini disebabkan pada fourth order estimate, data yang digunakan
adalah 2 sebelum dan 2 sesudah sesuai dengan persamaan akurasi orde keempat.
Sedangkan pada second order estimate data yang digunakan adalah 1 data sebelum
dan 1 data sesudah. Berdasarkan hal ini seharusnya pada second order estimate data
1 dan data 10 tidak ada, tetapi karena adanya syarat awal maka data ke-1 dam ke-10
tetap ada.
Berdasarkan hasil running dapat diketahui bahwa nilai estimasi fourth order
estimate lebih mendekati nilai analytical solution dibanding nilai estimasi second
order estimate. Hal ini disebabkan fourth order estimate lebih banyak menggunakan
data untuk mengestimasi nilai. Banyaknya penggunaan data juga mempengaruhi error
yang dihasilkan semakin banyak data yang digunakan maka semakin kecil error yang

14
dihasilkan. Selain itu penggunaan banyak data akan mengurangi perhitungan yang
dilakukan program sehingga running berjalan lebih cepat.
2. Membandingkan Output Laplacian dan Jacobian
a. Membandingkan Output Laplacian

15
Pada umumnya metode Laplacian 9 titik lebih akurat dari dapat metode
Laplacian 5 titik. Namun hal tesebut tidak berlaku jika orde yang digunakan berbeda.
Berdasarkan hasil output dapat diketahui bahwa metode Laplacian 5 titik orde kedua
lebih mendekati nilai analytical solution dibanding metode Laplacian 9 titik orde
kedua. Hal ini disebabkan Laplacian 5 titik orde kedua berbentuk diamond dan
persegi sehingga jarak setiap titik ke titik pusat sama. Akibatnya hasil perhitunga
dengan metode Laplacian 5 titik orde kedua lebih akurat dan sedikit error.
Akurasi perhitungan metode Laplacian 9 titik orde kedua lebih rendah karena jarak
setiap titik menuju titik pusat tidak sama. Perbedaan ini disebabkan Laplacian 9 titik
orde kedua meupakan gabungan dari Laplacian diamond 5 titik orde kedua dan

16
Laplacian stensil 5 titik orde. Hal ini menyebabkan error yang dihasilkan lebih besar
dan akan mempengaruhi ketelitian.
Berdasarkan perhitungan Laplacian 9 titik orde keempat memiki ketelitian paling
tinggi diantara tiga metode yang digunakan. Hal ini disebabkan titik yang digunakan
lebih banyak yaitu dua titik sesudah dan dua titik sebelum dalam jarak arah vertikal
dan horizontal. Titik yang banyak digunakan untuk mengestimasi akan
mempengaruhi error yang dihasilkan yaitu memperkecil error sehingga perhitungan
semakin akurat
Perpedaan gambar hasil plot Matlab diatas tidak telalu signifikan bahkan
mendekati sama. Hal ini disebabkan ilai estimasi yang dikeluarkan setiap metode
mendekati nilai analytical solution. Perbedaan gambar output antar metode Laplacian
juga tidak kelihatan karena setiap metode Laplacian yang digunakan menghasilkan
nilai estimasi yang tidak jauh berbeda. Tetapi berdasarkan perhitungan metode
Laplacian 9 titik orde keempat memiliki akurasi paling tinggi diantara metode
Laplacian yang lain sehingga nilainya paling mendekati nilai analytical solution.
b. Membandingkan Output Laplacian dan Jacobian

17
Hasil output metode Laplacian lebih besar dibandingkan hasil output metode
Jacobian. Hal ini disebabkan persamaan yang digunakan berbeda. Pada
persamaan Jacobian terdapat zta dan psi yang mempengaruhi hasil perhitungan.
Selain itu persamaan Jacobian merupakan rata-rata dari 3 bentuk operator
Jacobian sehingga mempengaruhi hasil perhitungan. Selain itu koefisien pengali
(h-2) memberikan pengaruh terhadap hasil output Laplacian dan Jacobian.
Semakin besar faktor pengali maka semakin kecil nilai output yang dihasilkan.
Berdasarkan gambar dapat dilihat perbedaan output Jacobian dengan Laplacian
yaitu hasil output Laplacian lebih besar daripada hasil output Jacobian. Namun
kedua metode ini memiliki akurasi yang baik dalam menampilkan hasil estimasi.

18
3. Hasil output adveksi
a. Output FTBS

19
b. Output FTCS

20
c. Output FTFS

Metode FTBS adalah metode stabil bersyarat dengan || < 1. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh nilai current number sebanding terhadap waktu. Semakin
bertambah dt maka nilai current number semakin bertambah. Hal ini disebabkan dari
persamaan adveksi yaitu
(, ) (, )
=

Persamaan ini menunjukan semakin bertambah dt maka du(x,t) semakin bertambah
besar. Sedangkan semakin bertambah dt maka dx semakin berkurang. Berdasarkan
gambar diatas dapat diketahui bahwa metode FTBS stabil meredam yaitu semakin
lama semakin habis.

21
Metode FTCS adalah metode tidak stabil karena || 1. Berdasarkan
perhitungan nilai current number sebanding terhadap waktu. Hal ini juga disebabkan
persamaan adveksi yang ada. Metode FTCS tidak stabil karena semakin bertambah
waktu maka error yang diberikan semakin tinggi. Hal ini terlihat pada gambar FTCS
yaitu semakin bertambah waktu maka puncak gelombang semakin tinggi. Metode
FTCS tidak stabil mutlak untuk mendeteksi adveksi. Selain itu data yang digunakan
dalam metode ini lebih banyak.
Metode FTFS adalah metode tidak stabil karena nilai || 1. Sama seperti FTBS
dan FTCS perhitungan nilai current number sebanding terhadap waktu akibat
pengaruh persamaan adveksi. Metode FTFS tidak stabil karena semakin bertambah
waktu maka error yang diberikan semakin tinggi. Perbedaan dengan metode FTCS
adalah error yang ada pada plot FTFS tidak seacak error pada plot FTCS. Namun
tinggi puncak gelombang error plot FTFS lebih tinggi daripati puncak gelombang
error plot FTCS.

V. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa nilai estimasi fourth
order estimate lebih mendekati nilai analytical solution dibanding nilai estimasi second
order estimate. Hal ini disebabkan fourth order estimate lebih banyak menggunakan
data untuk mengestimasi nilai. Berdasarkan perhitungan Laplacian 9 titik orde keempat
memiki ketelitian paling tinggi diantara tiga metode yang digunakan. Hal ini
disebabkan titik yang digunakan lebih banyak yaitu dua titik sesudah dan dua titik
sebelum dalam jarak arah vertikal dan horizontal. Berdasarkan perhitungan dan plot
gambar dapat diketahui bahwa metode yang paling stabil adalah FTBS karena metode
FTBS stabil meredam yaitu semakin lama semakin habis.

22
VI. Daftar Pustaka

http://sigitkus.lecture.ub.ac.id/files/2012/11/BAB-V_PERSAMAAN-
DIFERENSIAL-PARSIAL.pdf diakses tanggal 1 Oktober 2016

https://james-oetomo.com/2013/05/13/operator-laplace-dan-operator-rotasi-curl/
diakses pada tanggal 1 Oktober 2016

https://james-oetomo.com/2013/05/09/matriks-jacobian-determinannya/
diakses pada tanggal 1 Oktober 2016

Khrisnamurti, Bedi, H.S., dkk. 2010. An Introduction to Global Spectral Modeling 2nd
Revised and Enlarged Edition. Atmospheric and Oceanographic Sciences
Library : Springer

Khrisnamurti, Bounoua.1996. An Introduction Numerical Weather Prediction


Techniques. Library of Congress Cataloging in Publication Data : CRC Press

Supardi. PDP
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Supardi,%20S.Si.,%20M.
Si./PDP%20JADI.pdf diakses tanggal 1 Oktober 2016

23
VII. Lampiran
Penambahan perintah membuat jacobian.dat pada program jacobian.f

Perubahan fungsi ftbs, ftcs, ftfs pada program ftbs.f90, ftcs.f90, ftfs.f90 dan
perubahan dt (0.015, 0.016, 0.0075) pada setiap program

24
Penambahan perintah mebuat lap94.dat, lap92.dat, dan lap52.dat pada program
laplacian.f

25

You might also like