You are on page 1of 14

Fudin Fajar

Minggu, 10 Januari 2016

Aliran Dalam Pipa

1. LOSSES

Gambar diatas merupakan ilustrasi pemindahan fluida dari tanki


A ke tanki B yang mempunyai perbedaan ketinggian melalui pipa
yang diantaranya terdapat pompa untuk memindahkan fluida
tersebut. Pompa diberikan untuk memberikan energi untuk
memindahkan fluida tersebut.
Pada proses pemindahan fluida tersebut dari tanki A ke tanki B itu
mengalami penurunan energi. Itulah energi yang
menghilang,karena akibat hambatan-hambatan dan akibat gesekan
dengan dinding pipa yang ada pada saluran. Yaitu loses pada Entry
loss, Pump, Expansion loss dan Exit loss.
Ditinjau dari persamaan Bernoulli, analisa dari ilustrasi diatas
adalah sbb:
-Pressure drop adalah tekanan yang hilang.
-Head loss adalah pressure drop yang dinyatakan dalam head,
maka:

2. LOSSES KARENA GESEKAN


Gambar 1. Elemen fluida disebuah pipa

Luas penampang pipa (A) pada gambar diatas adalah


,sehingga:

Sehingga:
Dari gambar diatas diperoleh rumus debit sebagai berikut:
3. LOSSES KARENA GESEKAN DENGAN DINDING PIPA (ALIRAN
TURBULENT)
Dari prsamaan (3) dan (4) diperoleh:

Dimana:
f=koefisien gesek
L=panjang
U=kecepatan aliran
g=percepatan gravitasi
D=diameter pipa

Dari rumus (hf ) didapat:

Misal 1:

Iterasi
Misal 2:

Misal 3 :
Misal 4:

Misal 5:
contoh

1. Moody Diagram

2. Menghitung minor losses

3. Menghitung head pump


4. Menghitung efisiensi pompa

BILANGAN REYNOLDS (Reynolds Number) dan LAPISAN BATAS (Boundary Layer)

1. Bilangan Reynolds (Reynolds Number)

Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya


inersia (vs) terhadap gaya viskos (/L) yang mengkuantifikasikan
hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu.
Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang
berbeda, misalnya laminar , turbulen atau transisi. Namanya diambil
dari Osborne Reynolds (18421912) yang mengusulkannya pada tahun
1883.
Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang
paling penting dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya
dengan bilangan tak berdimensi lain, untuk memberikan kriteria
untuk menentukan dynamic similitude. Jika dua pola aliran yang mirip
secara geometris, mungkin pada fluida yang berbeda dan laju alir yang
berbeda pula, memiliki nilai bilangan tak berdimensi yang relevan,
keduanya disebut memiliki kemiripan dinamis.
Rumus bilangan Reynolds umumnya adalah sebagai berikut:

Dimana:
Rebilangan renolds
U kecepatan fluida,
d diameter pipa,
viskositas absolut fluida dinamis,
viskositas kinematik fluida: = / ,
kerapatan (densitas) fluida.
Misalnya pada aliran dalam pipa, panjang karakteristik adalah
diameter pipa, jika penampang pipa bulat, atau diameter hidraulik,
untuk penampang tak bulat.
Dilihat dari kecepatan aliran, dapat diasumsikan/dikategorikan sbb:
o Aliran laminar bila aliran tersebut mempunyai bilangan Re kurang
dari 2000,
o Aliran transisi berada pada pada bilangan Re (2000 - 4000 )biasa juga
disebut sebagai bilangan Reynolds kritis, sedangkan
o Aliran turbulen mempunyai bilangan Re lebih dari 4000.
Misalnya
Diketahui diameter pipanya adalah 40 cm,dan alirannya turbulen,
maka kecepatan nya adalah:

Kesimpulannya adalah bahwa hanya dengan diameter pipa sebesar 40


cm dengan kecepatan alirannya sebesar 8,7 mm /s ,maka alirannya
sudah turbulen. Maka kita akan sering menjumpai aliaran turbulen.

2. Lapisan Batas (Boundary Layer)

Gambar 1 Kecepatan Aliran fluida

Misalkan fluida datang dari sebelah kiri dengan kecepatan tak


hingga, kurang lebih profil kecepatan alirannya seperti ditunjukkan
gambar diatas. Cara membacanya adalah, garis profile tersebut
merupakan gabungan dari beberapa titik sehingga membentuk
garis profile. Pada titik paling atas, nilai kecepatan aliran fluida (u)
nya adalah sebesar 0.99 kali nya kecepatan fluida tak hingga yang
masuk dari sebelah kiri. Kecepatan pada titik atas lebih besar dari
titik bawah, disebabkan aliran fluida pada titik bawah mengalami
loses akibat gesekan dengan dinding. Diatas titik tersebut,nilai
kecepatan nya adalah tak hingga. Dengan definisi tersebut, kita
akan kesulitan menganalisa nya jika nilai kecepatan aliran yang
masuk
juga tak hingga, maka boundary layer tersebut dibatasi menjadi
0.99 kali.

Gambar 2 Proses Fully developed turbulent velocity

Sekarang kita akan mengembangkan konsep boundary layer


tersebut menjadi boundary layer fully developed. Gambar diatas
adalah profile kecepatan fluida dari gabungan boundary layer
bagian atas dan bagian bawah. Artinya boundary layer fully
developed adalah perkembangan penuh dari boundary layer. Pada
awalnya profile kecepatan aliran akan membentuk katakanlah
seperti trapesium, dan pada akhirnya profile kecepatan akan
berubah menjadi kurang lebih setengah lingkaran. Untuk meninjau
kecepatan aliran fully developed kita akan gunakan
persamaan Hagen-Poiseuille.

Jenis dan Karakteristik Fluida


Hal yang berhubungan dengan jenis dan karakteristik aliran fluida
yang dimaksudkan di sini adalah profil aliran dalam wadah tertutup
(pipa umumnya). Profil aliran dari fluida yang melalui pipa, akan
dipengaruhi oleh gaya momentum fluida yang membuat fluida
bergerak di dalam pipa, gaya viscous/gaya gesek yang menahan
aliran pada dinding pipa dan fluidanya sendiri (gesekan internal)
dan juga dipengaruhi oleh belokan pipa, valve sebagainya.
Jenis aliran fluida terbagi dalam 2 bagian yaitu aliran laminar dan
aliran turbulen. Aliran laminar didefinisikan sebagai aliran fluida
yang bergerak dalam lapisan-lapisan atau lamina-lamina dengan
satu lapisan meluncur secara lancar pada lapisan yang bersebelahan
dengan saling bertukar momentum secara molekuler saja.
Kecenderungan ke arah ketidakstabilan dan turbulensi diredam
habis oleh gaya-gaya geser viskos yang memberikan tahanan
terhadap gerakan relatif lapisan-lapisan fluida yang bersebelahan.
Dalam aliran turbulen, partikel-partikel fluida bergerak dalam
lintasan-lintasan yang sangat tidak teratur, dengan mengakibatkan
pertukaran momentum dari satu bagian fluida ke bagian fluida yang
lain. Aliran turbulen dapat berskala kecil yang terdiri dari sejumlah
besar pusaran-pusaran kecil yang cepat yang mengubah energi
mekanik menjadi ketidakmampubalikan melalui kerja viskos, atau
dapat berskala besar seperti pusaran-pusaran besar yang berada di
sungai atau hempasan udara. Pusaran-pusaran besar
membangkitkan pusaran-pusaran yang kecil yang pada gilirannya
menciptakan turbulensi berskala kecil. Aliran turbulen berskala
kecil mempunyai fluktuasi-fluktuasi kecil kecepatan yang terjadi
dengan frekuensi yang tinggi. Pada umumnya, intensitas turbulensi
meningkat dengan meningkatnya Bilangan Reynolds. Aliran akan
mengalami proses transisi dari aliran laminar ke aliran turbulen
sebelum aliran tersebut turbulen. Pada aliran internal, aliran
transisi dari aliran laminar ke aliran turbulen.

Gambar 3. Proses berkembangnya aliran di atas plat

Adapun tinjauan umum dari aliran dan turbulen dari Osborne


Reynolds (1842-1912), ilmuwan dan ahli matematika Inggris, adalah
orang yang pertama kali membedakan dan mengklasifikasikan dua
aliran ini dengan menggunakan peralatan sederhana seperti yang
ditunjukkan pada Gambar Aliran laminar terjadi pada partikelpartikel
(massa molar yang kecil) fluida bergerak dalam lintasan - lintasan
yang sangat tidak teratur, yang mengakibatkan pertukaran momentum
dari satu bagian ke bagian lainnya. Turbulensi membangkitkan
tegangan geser yang lebih besar di seluruh fluida dan mengakibatkan
lebih banyak ketakmampubalikan (irreversibilitas) atau kerugian.

Gambar 4. Perbedaaan antara aliran laminar, transisi, dan turbulen


(Sumber: rawicaksana, 2012).

Untuk mengetahui jenis aliran fluida dilakukan dengan apa yang


disebut dengan bilangan Reynolds (Re).
Re = v D
Besarnya bilangan Reynold yang terjadi pada suau aliran dalam pipa
dapat menunjukkan apakah profil aliran tersebut luminer atau
turbulen. Biasanya angka Re<2000 merupakan batas aliran laminer
dan angka lebih besar dari Re >4000 dikatakan aliran turbulen.
Sedangkan Rd diantara keduanya dinyatakan sebagai aliran transisi.
Karakteristik lain yang mempengaruhi pengukuran laju aliran adalah
temperatur dan tekanan fluida tersebut, khususnya bila fluida tersebut
adalah fluida gas. Hal ini disebabkan karena massa jenis () fluida gas
sangat dipengaruhi oleh kedua besaran yang disebutkan diatas. Jenis
aliran fluida didalam pipa tergantung pada beberapa faktor, yaitu:
a. Kecepatan fluida (v) didefinisikan besarnya kecepatan aliran
yang mengalir persatuan luas:
v = QA [m/detik]
b. Kecepatan (Q) didefinisikan suatu kecepatan aliran fluida yang
memberikan banyaknya volume fluida dalam pipa:
Q = A x v [m3/detik]

Fudin Fajar di 09.35

Berbagi 0

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Beranda
Lihat versi web

Mengenai Saya

Fudin Fajar
Madiun 16 Juni 1990 . Terlahir pula dari organisai pencak silat PSHT 1922 tahun 2004.Simple and humoris gan.....
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like