Professional Documents
Culture Documents
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul : VAKSIN DAN SERA
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan
dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar - besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya tim penulis dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran, dan usul guna
penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.
Penulis
BAB I
A. Pengertian Vaksin
Vaksin berasal dari bahasa latin vacca (sapi) dan vaccinia (cacar
sapi). Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan
kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau
mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar.
Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga
tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau
hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.). Vaksin
akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan
terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin.
Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel
degeneratif (kanker).
Bio Farma memproduksi vaksin dan anti sera bagi manusia, yang terbagi ke
dalam 5 kategori vaksin, anti sera dan diagnostika yaitu :
1. VAKSIN VIRUS
2. VAKSIN BAKTERI
3. VAKSIN KOMBINASI
4. ANTI SERA
5. DIAGNOSTIKA
1. VAKSIN VIRUS
Vaksin Oral Polio, untuk pencegahan terhadap penyakit poliomyelitis
Vaksin Campak Kering, untuk pencegahan terhadap penyakit Campak
Vaksin Hepatitis B Rekombinan, untuk pencegahan terhadap penyakit
Hepatitis B
2. VAKSIN BAKTERI
DOSIS :
Intramuskuler 0,5 ml
Terdiri dari 2 dosis primer (interval 4minggu) + dosis-3 (6 12 bln
setelah dosis-2). Dosis 4 (1 th set.Dosis-3) dan Dosis 5 (1 th set.Dosis-4)
Penyimpanan :
Pada suhu +2 - +8OC
PENYIMPANAN :
Pada suhu +2 - +8OC
Deskripsi
Berupa suspensi berwarna putih keruh.Mengandung :
Clostridium tetani strain Massahusset,
Corynebacterium diphtheriae PW 8 CN 2000. dan
Bordetella pertussis strain Pelita III
Deskripsi :
Berupa vaksin Freeze-dried Kering beku.
Mengandung attenuatedlive Mycobacterium bovis (bacillus CalmetteG
erin) strain Paris 1173 P2
BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
Penemu :
Albert Calmette (1863-1933)
Pada akhir abad ke 19 berhasil membuatvaksin BCG, untuk mencegah
Tuberculosis yang merupakan penyebab kematian massal.
VAKSIN BCG
Dosis intrakutan di insertio M. deltoideus
Bayi ( s/d. 1 th) : 0,05 ml
Anak ( lebih dari 1 th) : 0,1 ml
PENYIMPANAN :
Pada suhu +2 - +8OC
Vaksin yang telah dibuka dan dilarutkan hanya dapat dipakais/d. 3 jam
E. Vaksin Td, untuk pencegahan terhadap penyakit Tetanus dan Difteri untuk
anak usia 7 tahun ke atas
3. VAKSIN KOMBINASI
4. ANTI SERA
5. DIAGNOSTIKA
B. JENIS-JENIS VAKSIN
1. Live attenuated vaccine
Vaksin hidup yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan
daya virulensinya dengan cara kultur dan perlakuan yang berulang-ulang,
namun masih mampu menimbulkan reaksi imunologi yang mirip dengan
infeksi alamiah. Sifat vaksin live attenuated vaccine, yaitu :
Vaksin tidak dapat hidup sehingga seluruh dosis antigen dapat dimasukkan
dalam bentuk antigen
Respon imun yang timbul sebagian besar adalah humoral dan hanya
sedikit atau tidak menimbulkan imunitas seluler
Titer antibodi dapat menurun setelah beberapa waktu sehingga diperlukan
dosis ulangan, dosis pertama tidak menghasilkan imunitas protektif tetapi
hanya memacu dan menyiapkan system imun, respon imunprotektif baru
barumuncul setelah dosis kedua dan ketiga
Tidak dipengaruhi oleh circulating antibody
Vaksin tidak dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik
Tidak dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alamiah
Contoh : vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin polio (Salk), vaksin
pneumonia pneumokokal, vaksin kolera, vaksin pertusis, dan vaksin
demam tifoid.
3. Vaksin Toksoid
Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis bakteri yang menimbulkan penyakit
dengan memasukkan racun dilemahkan ke dalam aliran darah. Bahan bersifat
imunogenik yang dibuat dari toksin kuman. Hasil pembuatan bahan toksoid
yang jadi disebut sebagai natural fluid plain toxoid yang mampu merangsang
terbentuknya antibodi antitoksin. Imunisasi bakteri toksoid efektif selama
satu tahun.Bahan ajuvan digunakan untuk memperlama rangsangan antigenik
dan meningkatkan imunogenesitasnya. Contoh: Vaksin Difteri dan Tetanus
4. Vaksin Acellular dan Subunit
Vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dalam virus atau bakteri dengan
melakukan kloning dari gen virus atau bakteri melalui rekombinasi DNA,
vaksin vektor virus dan vaksin antiidiotipe. Contoh vaksin hepatitis B,
Vaksin hemofilus influenza tipe b (Hib) dan vaksin Influenza.
5. Vaksin Idiotipe
Vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment antigen binding)
dari antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel B mengandung asam amino
yang disebut sebagai idio tipe atau determinan idio tipe yang dapat bertindak
sebagai antigen. Vaksin ini dapat menghambat pertumbuhan virus melalui
netralisasai dan pemblokiran terhadap reseptor pre selB.
6. Vaksin Rekombinan
Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus dalam jumlah
besar. Gen virus yang diinginkan diekspresikan dalam sel prokariot atau
eukariot. Sistem ekspresi eukariot meliputi sel bakteri E.coli, yeast, dan
baculovirus. Dengan teknologi DNA rekombinan selain dihasilkan vaksin
protein juga dihasilkan vaksin DNA. Penggunaan virus sebagai vektor untuk
membawa gen sebagai antigen pelindung dari virus lainnya, misalnya gen
untuk antigen dari berbagai virus disatukan ke dalam genom dari virus
vaksinia dan imunisasi hewan dengan vaksin bervektor ini menghasilkan
respon antibodi yang baik. Susunan vaksin ini (misal hepatitis B)
memerlukan epitop organisme yang patogen. Sintesis dari antigen vaksin
tersebut melalui isolasi dan penentuan kode gen epitop bagi sel penerima
vaksin.
7. Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines)
Vaksin dengan pendekatan baru dalam teknologi vaksin yang memiliki
potensi dalam menginduksi imunitas seluler. Dalam vaksin DNA gen
tertentu dari mikroba diklon ke dalam suatu plasmid bakteri yang direkayasa
untuk meningkatkan ekspresi gen yang diinsersikan ke dalam sel mamalia.
Setelah disuntikkan DNA plasmid akan menetap dalam nukleus sebagai
episom, tidak berintegrasi kedalam DNA sel (kromosom), selanjutnya
mensintesis antigen yang dikodenya.
A. Kepekaan Vaksin
Kepekaan Terhadap Cahaya
Beberapa Vaksin (seperti BCG dan Campak) sangat peka terhadap cahaya,tr
utama cahaya matahari. Apabila terkena langsung sinar matahari akanmenye
babkan hilangnya potensi dari vaksin tersebut. Maka dari itu, vaksinvaksin t
ersebut harus selalu terlindungi dari sinar matahariVaksin freezedried akan
lebih sensitif terhadap panas setelah dilarutkan (BCG, Campak)
Kepekaan Terhadap Suhu Dingin
A. Pengertian Serum
Serum adalah bagian dari plasma yang di dalamnya terlarut berbagai
macam protein, diantaranya gamaglobulin yang berupa zat anti bodi dan
berfungsi untuk mengebalkan seseorang dari gangguan penyakit.
Gamaglobulin telah dipakai untuk memberikan kekebalan atau imunisasi
berbagai penyakit seperti cacar air, campak, hepatitis B, dan polio.
B. Jenis-jenis Serum
Serum karena jumlahnya tidak terlalu banyak seperti vaksin, maka tidak perlu
kita kelompokkan. Contoh serum yang sudah dapat dibuat di indonesia adalah
serum anti tetanus, serum anti difteri, serum anti bisa ular, dan serum anti
rabies.
Fungsi-fungsi dari beberapa serum yang disebutkan diatas adalah sebagai
berikut :
1. Serum Anti Tetanus
Berfungsi untuk pengobatan terhadap penyakit tetanus.
2. Serum Anti Difteri
Berfungsi untuk pengobatan terhadap penyakit difteri.
3. Serum Anti Bisa Ular
Berfungsi untuk pengobatan terhadap gigitan ular berbisa yang
mengandung efek neurotoksis (Naja sputatrix / ular kobra, Bungarus
fasciatus / ular belang) dan efek hemotoksis (ankystrodon rhodostoma /
ular tanah).
4. Serum Anti Rabies
Berfungsi untuk pengobatan terhadap gigitan hewan yang sakit atau
diduga rabies.