You are on page 1of 4

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Manajemen Operasi Penangkapan Ikan (MOPI) merupakan sebuah studi


yang mempelajari tentang beberapa system manajemen disetiap instansi
khususnya instansi yang terdapat di Pelabuhan Perikanan samudera (PPS)
Bungus. Dibawah ini dapat dilihat identitas pribadi salah seorang nelayan yang
diwawancarai untuk mata kuliah ini untuk mendapatkan informasi yang dapat
digunakan dalam pembuatan laporan mata kuliah ini:
Kecamatan : Bungus, Teluk Kabung
Desa : Bungus Selatan
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama : Rustam
Umur : 51 tahun
Etnis/ Suku : Chaniago
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Alamat : -
Jumlah anggota keluarga yang ditanggung 3 (tiga) orang
Berapa lama pengalaman bapak melaut menangkap ikan 15 tahun

Untuk manajemen operasional penangkapan ikan diketahui bahwa lokasi

Bapak Rustam menangkap ikan merupakan lokasi yang diperbolehkan untuk

penangkapan ikan. Dalam menjalankan operasi penangkapan ikan di ketahui

bahwa kapal pukat pantai milik Bapak Rustam tidak mempunyai izin

penangkapan (SIP, SIUP, Izin Berlayar, dll) karena kapal yang digunakan untuk

pengoperasian alat tangkap Pukat Pantai merupakan alat tangkap dibawah 5 GT.

Bapak Rustam mengatakan bahwa dinas perikanan setempat ada melakukan

penyuluhan terhadap nelayan yang ada di desa itu. Waktu yang ditempuh dengan

kapal motor dari fishing base menuju daerah fishing ground adalah 5 sampai 10
menit, serta jarak dari fishing base menuju fishing ground sekitar 500 m dari tepi

pantai dengan karakteristik Pantai berpasir dan berumpur.

Biasanya untuk trip melaut nelayan di pantai ini melakukan penangkapan

setiap hari dengan trip penangkapan 2-3 trip/hari karena dalam satu trip

penangkapan nelayan tersebut membutuhkan waktu penangkapan lebih kurang 3

jam dan tidak memiliki pemimpin/nahkoda pada saat operasi penangkapan. Dalam

menentukan daerah penangkapan ikan Bapak Rustam biasanya mengandalkan

factor alam. Pengalaman untuk menentukan daerah penangkapan, mereka juga

menggunakan sarana navigasi echosounder, GPS dan tidak terjadi

kompetisi/persaingan mencari ikan. Dan tidak ada alat navigasi yang dominan

mendukung dalam operasi penangkapan pukat pantai. Hasil tangkapan yang

didapat tidak diawetkan menggunakan es melainkan langsung dijual kepada

pembeli. Pasang surut terjadi selama dua kali dalam waktu sebulan dan bulan

purnama pasang tertinggi. Pasang surut dan cuaca mempengaruhi hasil tangkapan.

Musim tangkapan melimpah pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember.

Dan musim penceklik biasanya terjadi pada bulan Maret sampai dengan April.

Untuk hasil yang diperoleh tidak langsung dilelang dan tidak ada

dilakukan penyortiran hasil tangkapan sebelum dipasarkan. Bapak rusatan

memulai melakukan penangkapan pada pagi hari dan alat tangkap yang digunakan

adalah pukat pantai. Banyak pekerja dalam sekali trip melaut adalah 10 orang

yang mana proses penangkapan dilakukan mulai dari jam 10 pagi sampai jam 6

Sore. Pada kapal dan alat tangkap yan akan di operasikan biasanya sebelum

berangkat terleih dahulu dilakukan perbaikan dengan biaya yang dikeluarkan

berkisar antara
Kapal motor dan alat tangkap yang digunakan oleh responden merupakan

milik sendiri dan membeli dengan uang sendiri. Rata-rata hasil tangkapan per hari

adalah sepuluh baskom atau bernilai 200.000 rupiah dengan jenis ikan tangkapan

berupa ikan teri, ikan maco, ikan pinang-pinang dan ikan bada. Hasil penjualan

ikan dibagi dua. Responden telah menjalankan usaha penangkapan pukat pantai

dan pengalaman selama 50 tahun. Hasil tangkapan dijual langsung di pasar laban

dan harga ikan berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli. Tidak ada

sistem harga lelang. Selain menjadi nelayan, responden juga memiliki pekerjaan

lain sebagai buruh. Menurut responden usaha penangkapan akan tetap berlanjut

jika memiliki modal.

II. Kelayakan Bisnis

Tabel 1: Biaya investasi yang dikeluarkan nelayan

NO Investasi Biaya (Rp) dlm Juta

1 Harga Kapal Motor 10.0000.000

2 Harga mesin 3.000.000

3 Harga alat tangkap 15.000.000

4 Harga alat bantu 7.000.000

5 Izin usaha 3.000.000

Total Investasi 38.000.000

Tabel 2: Biaya tidak tetap (variable cost)

NO Biaya Tidak Tetap Biaya (Rp) dal Juta

1 Bahan bakar solar 1.200.000

2 Pelumas 500.000
3 Es balok 200.000

4 Komsumsi 500.000

5 Upah ABK 2.500.000

Total biaya tidak tetap 4.900.000

Biaya investasi responden membeli kapal motor dengan harga 10.000.000

dan harga mesin 3.000.000. harga alat tangkap sebesar, harga alat bantu, izin

usaha dan biaya total biaya tetap sebesar Rp.38.000.000. Biaya tidak tetap atau

variable cost adalah harga bahan bakar solar sebanyak 15 liter adalah 12.000 per

liter. Harga pelumas, Es balok, komsumsi dan upah ABK semuanya termasuk

dalam total biaya tidak tetap (Total variable cost) sebesar Rp.4.900.000.

Nelayan sebagian besar sudah cukup lama sekitar 18 tahun. Ikan yang dominaan

sering tertangkap adalah ikan teri. Ikan layur, ikan kembung dan ikan tongkol

dengan rata- rata hasil tangkapan setiap penangkapan 19.5 kg/ 1 x penangkapan.

Ikan dijual dan hasilnya dikeluarkan biaya alat tangkap sisanya dibagi rata oleh

nelayan.

You might also like