Professional Documents
Culture Documents
bahwa kapal pukat pantai milik Bapak Rustam tidak mempunyai izin
penangkapan (SIP, SIUP, Izin Berlayar, dll) karena kapal yang digunakan untuk
pengoperasian alat tangkap Pukat Pantai merupakan alat tangkap dibawah 5 GT.
penyuluhan terhadap nelayan yang ada di desa itu. Waktu yang ditempuh dengan
kapal motor dari fishing base menuju daerah fishing ground adalah 5 sampai 10
menit, serta jarak dari fishing base menuju fishing ground sekitar 500 m dari tepi
setiap hari dengan trip penangkapan 2-3 trip/hari karena dalam satu trip
jam dan tidak memiliki pemimpin/nahkoda pada saat operasi penangkapan. Dalam
kompetisi/persaingan mencari ikan. Dan tidak ada alat navigasi yang dominan
pembeli. Pasang surut terjadi selama dua kali dalam waktu sebulan dan bulan
purnama pasang tertinggi. Pasang surut dan cuaca mempengaruhi hasil tangkapan.
Musim tangkapan melimpah pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember.
Dan musim penceklik biasanya terjadi pada bulan Maret sampai dengan April.
Untuk hasil yang diperoleh tidak langsung dilelang dan tidak ada
memulai melakukan penangkapan pada pagi hari dan alat tangkap yang digunakan
adalah pukat pantai. Banyak pekerja dalam sekali trip melaut adalah 10 orang
yang mana proses penangkapan dilakukan mulai dari jam 10 pagi sampai jam 6
Sore. Pada kapal dan alat tangkap yan akan di operasikan biasanya sebelum
berkisar antara
Kapal motor dan alat tangkap yang digunakan oleh responden merupakan
milik sendiri dan membeli dengan uang sendiri. Rata-rata hasil tangkapan per hari
adalah sepuluh baskom atau bernilai 200.000 rupiah dengan jenis ikan tangkapan
berupa ikan teri, ikan maco, ikan pinang-pinang dan ikan bada. Hasil penjualan
ikan dibagi dua. Responden telah menjalankan usaha penangkapan pukat pantai
dan pengalaman selama 50 tahun. Hasil tangkapan dijual langsung di pasar laban
dan harga ikan berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli. Tidak ada
sistem harga lelang. Selain menjadi nelayan, responden juga memiliki pekerjaan
lain sebagai buruh. Menurut responden usaha penangkapan akan tetap berlanjut
2 Pelumas 500.000
3 Es balok 200.000
4 Komsumsi 500.000
dan harga mesin 3.000.000. harga alat tangkap sebesar, harga alat bantu, izin
usaha dan biaya total biaya tetap sebesar Rp.38.000.000. Biaya tidak tetap atau
variable cost adalah harga bahan bakar solar sebanyak 15 liter adalah 12.000 per
liter. Harga pelumas, Es balok, komsumsi dan upah ABK semuanya termasuk
dalam total biaya tidak tetap (Total variable cost) sebesar Rp.4.900.000.
Nelayan sebagian besar sudah cukup lama sekitar 18 tahun. Ikan yang dominaan
sering tertangkap adalah ikan teri. Ikan layur, ikan kembung dan ikan tongkol
dengan rata- rata hasil tangkapan setiap penangkapan 19.5 kg/ 1 x penangkapan.
Ikan dijual dan hasilnya dikeluarkan biaya alat tangkap sisanya dibagi rata oleh
nelayan.