Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
dr. DWI SEPTIADI BADRI
PENDAMPING :
dr. NURUL FAJRI KURNIATI
dr. MOH HERMAN SYAHRUDIN
Obyektif Presentasi:
Deskripsi:
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 2 jam SMRS, sekitar 1 minggu yang lalu pasien sudah merasa sesak namun sekarang dirasa
semakin parah. Sesak dipengaruhi oleh cuaca, memberat ketika malam sampai terbangun, terutama tengah malam sampai menjelang pagi. Sesak
dirasakan sering kambuh-kambuhan. Dalam sebulan pasien mengaku kira kira mendapat 3x serangan asma. Saat datang di IGD, pasien sesak sampai
Menegakkan diagnosis kerja, melakukan penanganan awal dan konsultasi dengan spesialis penyakit dalam untuk penanganan lebih lanjut.
Nama klinik: RST dr. Asmir Salatiga Telp: - Terdaftar sejak: 15 April 2017
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 2 jam SMRS, sekitar 1 minggu yang lalu pasien sudah merasa sesak namun sekarang dirasa
semakin parah. Sesak dipengaruhi oleh cuaca, memberat ketika malam sampai terbangun, terutama tengah malam sampai menjelang pagi. Sesak
dirasakan sering kambuh-kambuhan. Dalam sebulan pasien mengaku kira kira mendapat 3x serangan asma. Saat datang di IGD, pasien sesak sampai
tidak dapat berbicara utuh satu kalimat dalam satu nafas. Sesak disertai batuk dengan dahak kental berwarna putih, demam (-).BAK dan BAB tidak
ada keluhan. Pasien tidak rutin kontrol dan berobat.
2. Riwayat Pengobatan: (+) dengan keluhan serupa sejak kelas 1 SMA. Pasien pernah berobat, keluhan berkurang dan obat habis tidak
kontrol
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya. Pasien berobat dengan menggunakan asuransi
kesehatan.
7. Pemeriksaan fisik
P: Supel, nyeri tekan (-) epigastrium, lien dan hepar tak teraba
m. Genitourinaria : BAK normal, BAK darah (-), BAK nanah (-), nyeri BAK (-)
n. Ekstremitas : Akral hangat, refilling kapiler baik, edema (-)
15/04/2017 Satuan
HEMATOLOGI RUTIN
Hemoglobin 15.0 g/dl
Hematokrit 46.1
Eritrosit 5.27 106/l
Leukosit 9.41 103/l
Trombosit 315 103/l
HITUNG JENIS:
Eosinofil 1.7 %
Basofil 0.2 %
Neutrofil 67.7 %
Limfosit 24.6 %
Monosit 5.5 %
Daftar Pustaka:
1. Aditama, T.Y. (2006.) Asma Bronkial. Departemen Pulmonologi & Kedokteran Respirasi FK-UI/RS. Persahabatan. Universitas Indonesia
Press. Jakarta.
3. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), (2003). Asma: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia, Available
at:http://www.klikpdpi.com/konsensus/asma/asma.pdf
4. Surajanto, Eddy. Diagnosis dan Klasifikasi Asma. Dalam temu ilmiah respirologi. 2001. Lab Paru Fakultas UNS/SMF Paru RSUD Dr.
Moewardi Surakarta. Solo: 1-16
Hasil Pembelajaran:
1. Subjektif :
Keluhan Utama : sesak nafas sejak 2 jam SMRS.
2. Objektif :
a. Gejala Klinis
Dispnea, dipengaruhi cuaca dingin, memberat saat malam dan dini hari
Bicara tidak utuh satu kalimat dalam satu nafas
Batuk dengan dahak putih kental
Riwayat berobat ke dokter akan tetapi tidak kontrol rutin
Riwayat alergi debu(+), riwayat asma pada keluarga (+)
b. Vital Sign
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : compos mentis, tampak sesak
Tekanan Darah : 120/80
Nadi : 100x/menit
c. Pemeriksaan Fisik
1. Wheezing (+/+) terutama saat ekspirasi
d. Riwayat Pengobatan
Pasien jarang berobat rutin ke dokter/puskesmas, hanya jika merasa sesak, pasien datang ke dokter/puskesmas, diberi obat dan kemudian
tidak kontrol lagi atau memeriksakan diri ke dokter/ puskesmas/RS.
3. Assesment :
Asma merupakan gangguan inflamasi kronik saluran nafas yang melibatkan banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan
peningkatan hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak nafas, dada terasa berat, dan batuk-
batuk terutama pada malam dan atau dini hari. Pasien tersebut di atas mengarah pada penyakit asma. Faktor pencetus pada pasien tersebut di
atas adalah faktor cuaca (suhu dingin). Selain itu, riwayat asma yang hilang timbul sejak pasien SMA juga menandakan bahwa pasien tersebut
memang menderita asma yang hilang timbul dan tidak terkontrol dengan baik. Asma merupakan penyakit yang diturunkan. Predisposisi
genetik untuk berkembangnya asma memberikan bakat / kecenderungan untuk terjadinya asma, dikaitkan dengan ukuran subjektif (gejala)
dan objektif (hiperaktivitas bronkus, kadar IgE serum) dan atau keduanya. Oleh karena itu, pada ibu yang menderita asma, akan sangat
mungkin jika anaknya juga akan menderita asma.
4. Plan
a. Diagnosis
Asma bronhkiale derajat persisten ringan
b. Penatalaksanaan
- Pasang O2 2-3 lpm nasal kanul
- Nebulisasi ventolin:flexotid:nacl 1cc/6jam
- Drip inj. Aminophilin 250 mg dalam 1 flabot D5% 16 tpm
- Per oral : Ambroxol syr 3xCth1
d. Edukasi
Pasien diberikan edukasi mengenai penyakitnya, terutama penyebab dan komplikasi yang dapat timbul, serta pola pencegahan
penyakit yang dapat diterapkan di rumah.
e. Konsultasi
Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi dengan bagian penyakit dalam untuk penanganan utama dan pencegahan
komplikasinya, serta dengan bagian gizi terkait pengaturan diet di rumah.