Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, karena atas asung kertha wara nugraha Nya, atas berkah dan
anugerah Nyalah maka penyusunan laporan individu dengan judul Peran Perawat
Dalam Penanggulangan Masalah Keperawatan Pada Klien Lansia Ibu Jaikem Dengan
Post Operasi Katarak Di Wisma Pandu, PSTW Bahagia Magetan tanggal 03 07
Desember 2001 ini dapat penulis selesaikan.
Untuk itu perkenankanlah penulis menghaturkan rasa terima kasih
kepada pihak pihak tersebut di bawah atas segala bimbingan, saran ,
masukan , motivasinya sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik,
yaitu:
1. Bapak Joni Hariyanto, SKp dan Ibu Esty Yunitasari, SKp selaku
pembimbing atas masukan dan bimbingannya sehingga laporan ini
dapat terselesaikan.
2. Bapak Drs. Fadli Havera beserta seluruh staf pengelola PSTW
Bahagia Magetan atas kesempatan dan ijinnya sehinggapenulis bisa
mengenyam praktek di panti tersebut.
3. Seluruh Pendamping wisma dan pekerja sosial atas bantuannya baik
secara moriil maupun material kepada penulis sehingga kegiatan
praktek keperawatan gerontik ini dapat berjalan dengan baik.
4. Seluruh rekan rekan mahasiswa seangkatan atas bantuan dan
dukungannya sehingga penyusunan laporan ini terselesaikan tepat
waktu.
Tak lupa penulis mohon maaf apabila selama mengenyam praktek
keperawatan gerontk ini, banyak melakukan kesalahan baik yang disengaja
maupun yang tidak disengaja kepada seluruh pihak.
Demikian penghantar ini penulis sajikan, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Atas masukan dan sarannya sangat penulis
harapkan demi perbaikan laporan ini menjadi lebih sempurna.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman judul..................................................................................... i
Halaman Judul Dalam......................................................................... ii
Kata Pengantar................................................................................ iii
Daftar Isi............................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang..................................................................... 1
1.2 Tujuan Kegiatan................................................................... 3
1.3 Manfaat.................................................................................. 3
1.4 Sistematika Laporan............................................................ 3
BAB 2 KONSEP TEORI......................................................................... 5
2.1 Konsep Teori Lansia........................................................... 5
2.2 Konsep Penyakit Katarak................................................... 11
2.3 Konsep AsuhanaKeperawatan Pada Pasien
Dengan Post Operasi Katarak........................................... 13
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN .................................................... 20
3.1 Pengkajian............................................................................ 20
3.2 Diagnosa Keperawatan dan Perumusan
Prioritas Keperawatan.......................................................... 26
3.3 Perencanaan........................................................................ 28
3.4 Implementasi........................................................................ 34
3.5 Evaluasi................................................................................. 35
BAB 4 PENUTUP................................................................................... 36
4.1 Kesimpulan........................................................................... 36
4.2 Saran..................................................................................... 36
Daftar Pustaka...................................................................................... 37
Lampiran lampiran............................................................................. 38
Satuan Acara Penyuluhan................................................................... 38
Lampiran Materi: Perawatan Mata Post Operasi Katarak..................... 41
BAB 1
PENDAHULUAN
Saat ini, di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500
juta dengan usia rata rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025
akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju seperti Amerika Serikat
pertambahan orang lanjut usia lebih kurang 1000 orang per hari pada
tahun 1985 dan diperkirakan 50% dari penduduk berusia di atas 50 tahun
sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti menjadi Ledakan
penduduk lanjut usia.
Menurut penelitian yang dilakukan terhadap orang lanjut usia di
Indonesia yang dilakukan oleh Prof. Dr.R. Boedhi Darmojo, terjadi
peningkatan jumlah lanjut usia yang sangat signifikan seperti terlihat
dalam tabel berikut:
Berdasarkan Data pada Biro Pusat Statistika dan beberapa sumber lain,
dapat diketahui jumlah dan prosentase populasi lansia di Indonesia pada
tahun 1971 2020 sesuai pada tabel berikut ini:
Tabel 1.2 Jumlah dan Persentase Populasi Lansia Indonesia 1971 2020
1.3 Manfaat
Adapun manfaat praktek keperawatan gerontik adalah:
1) Sebagai lahan penerapan asuhan keperawatan gerontik bagi
mahasiswa.
2) Membantu meningkatkan status kesehatan lansia melalui pendekatan
praktek keperawatan.
Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep teori yang memuat: Konsep
Lansia, Konsep Penyakit Post Operasi Katarak dan Konsep Asuhan Keperawatan
Klien Dengan Post Operasi Katarak.
Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap diri
makin bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin berkurang. Ketiga
minat terhadap uang semakin meningkat, terakhir minta terhadap kegiatan
kegiatan rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit. Untuk itu diperlukan
motivasi yang tinggi pada diri usia lanjut untuk selalu menjaga kebugaran
fisiknya agar tetap sehat secara fisik. Motivasi tersebut diperlukan untuk
melakukan latihan fisik secara benar dan teratur untuk meningkatkan kebugaran
fisiknya.
Berkaitan dengan perubahan, kemudian Hurlock (1990) mengatakan bahwa
perubahan yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi minatnya terhadap
perubahan tersebut dan akhirnya mempengaruhi pola hidupnya. Bagaimana sikap
yang ditunjukkan apakah memuaskan atau tidak memuaskan, hal ini tergantung dari
pengaruh perubahan terhadap peran dan pengalaman pribadinya. Perubahan ynag
diminati oleh para lanjut usia adalah perubahan yang berkaitan dengan masalah
peningkatan kesehatan, ekonomi/pendapatan dan peran sosial (Goldstein, 1992)
Dalam menghadapi perubahan tersebut diperlukan penyesuaian. Ciri
ciri penyesuaian yang tidak baik dari lansia (Hurlock, 1979, Munandar,
1994) adalah:
1) Minat sempit terhadap kejadian di lingkungannya.
2) Penarikan diri ke dalam dunia fantasi
3) Selalu mengingat kembali masa lalu
4) Selalu khawatir karena pengangguran,
5) Kurang ada motivasi,
6) Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang baik, dan
7) Tempat tinggal yang tidak diinginkan.
Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain adalah: minat
yang kuat, ketidaktergantungan secara ekonomi, kontak sosial luas, menikmati kerja
dan hasil kerja, menikmati kegiatan yang dilkukan saat ini dan memiliki
kekhawatiran minimla trehadap diri dan orang lain.
e) Teori stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa
digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan
usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
f) Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak
stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan
osksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan
protein. Radikal bebas ini dapat menyebabkan sel-sel tidak
dapat regenerasi.
g) Teori rantai silang
Sel-sel yang tua atau usang , reaksi kimianya
menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen.
Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan dan
hilangnya fungsi.
h) Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel
yang membelah setelah sel-sel tersebut mati.
2) Permasalahan khusus :
a) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah
baik fisik, mental maupun sosial.
b) Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.
c) Rendahnya produktifitas kerja lansia.
d) Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.
e) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan
masyarakat individualistik.
f) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat
mengganggu kesehatan fisik lansia
3) Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam
kehidupannya (Maslow, 1970)
Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya , hal
ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari
(Murray dan Zentner, 1970)
2.2.2 Etiologi
1) Ketuaan biasanya dijumpai pada katarak Senilis
2) Trauma terjadi oleh karena pukulan benda tajam/tumpul, terpapar
oleh sinar X atau benda benda radioaktif.
3) Penyakit mata seperti uveitis.
4) Penyakit sistemis seperti DM.
5) Defek kongenital
2.2.3 Patofisiologi
Dalam keadaan normal transparansi lensa terjadi karena
adanya keseimbangan atara protein yang dapat larut dalam protein yang
tidak dapat larut dalam membran semipermiabel. Apabila terjadi
peningkatan jumlah protein yang tdak dapat diserap dapat
mengakibatkan penurunan sintesa protein, perubahan biokimiawi dan
fisik dan protein tersebut mengakibatkan jumlah protein dalam lens
melebihi jumlah protein dalam lensa melebihi jumlah protein dalam
bagian ynag lain sehingga membentuk suatu kapsul yang dikenal
dengan nama katarak. Terjadinya penumpukan cairan/degenerasi dan
desintegrasi pada serabut tersebut menyebabkan jalannya cahaya
terhambat dan mengakibatkan gangguan penglihatan.
c) katarak matur
Bila proses degenerasi berjala terus maka akan terjadi
pengeluaran air bersama sama hasil desintegritas melalui
kapsul.
d) katarak hipermatur
Merupakan proses degenerasi lanjut sehingga korteks lensa
mencair dan dapat keluar melalui kapsul lensa.
4) Katarak komplikasi
Terjadi akibat penyakit lain. Penyakit tersebut dapat intra okular
atau penyakit umum.
5) Katarak traumatik
Terjadi akibat ruda paksa atau atarak traumatik.
2.3.3 Perencanaan
1) Nyeri akut
a) Tujuan: nyeri teratasi
b) Kriteria hasil: klien melaporkan penurunan nyeri progresif dan
penghilangan nyeri setelah intervensi.
c) Intervensi:
Bantu klien dalam mengidentifikasi tindakan penghilangan
nyeri yang efektif.
Rasional: Membantu dalam membuat diagnosa dan
kebutuhan terapi.
Jelaskan bahwa nyeri dapat akan terjadi sampai beberapa
jam setelah pembedahan.
Rasional: Nyeri post op dapat terjadi sampai 6 jam post op.
Lakukan tindakan penghilanagn nyeri non invasif atau non
farmakologik, seperti berikut;
- Posisi: tinggikan bagian kepala tempat tidur, berubah
ubah antara berbaring pada punggung dan pada sisi
yang tidak dioperasi.
- Distraksi
- Latihan relaksasi
Rasional: beberapa tindakan penghilang nyeri non invasif
adalah tindakan mandiri yang dapat dilaksanakan perawat
dalam usaha meningkatkan kenyamanan pada klien.
Berikan dukungan tindakan penghilangan nyeri dengan
aalgesik yang diresepkan.
Rasional: Analgesik mambantu dalam menekan respon nyeri
dan menimbulkan kenyamanan pada klien.
Beritahu doker jika nyeri tidak hilang setelah jam
pemberian obat, jika nyeri disertai mual atau jika anda
memperhatikan drainase pada pelindung mata.
Rasional: Tanda ini menunjukkan peningaktan tekanan intra
okuli (TIO) atau komplikasi lain.
2.3.4 Pelaksanaan
Disesuaikan dengan intervensi yang telah ditetapkan serta
keadaan umum klien.
2.3.5 Evaluasi
Disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan,
menggunakan metode SOAP.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN LANSIA IBU JAIKEM DENGAN POST OPERASI KATARAK
DI WISMA PANDU, PSTW BAHAGIA MAGETAN
TANGGAL 03 07 DESEMBER 2001
3.1 Pengkajian
Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2001 pada pukul
11.30 WIB samapi dengan selesai pada pukul 12.30 WIB.
3.1.1 Pengumpulan data
1) Data biografi klien
a) Nama : J A I K E M
b) Tempat dan tanggal lahir: Bojonegoro, 1916
c) Pendidikan terakhir: tidak sekolah
d) Agama: Islam
e) Satus perkawinan: janda meninggal tanpa anak
f) TB/BB: 140 cm / 33 kg
g) Penampilan umum: bersih dan rapi, tubuh kurus, ramah.
h) Ciri ciri tubuh: jalan masih tegak, rambut sebagian memutih.
i) Alamat: Sepanjang, Surabaya
j) Orang yang dekat dihubungi: adik klien
k) Hubungan dengan klien: adik kandung.
2) Riwayat keluarga
Keterangan:
= laki - laki = klien Ibu Jaikem
= meninggal
3) Riwayat pekerjaan
Pekerjaan saat ini: -- Pekerjaan sebelumnya: tukang pijat keliling,
sumber sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan:
--
4) Riwayat lingkungan hidup
Klien tinggal di Wisma Pandu, 1 kamar berdua dengan Ibu
Darmiatun. Kondisi kamar cukup bersih, peralatan makan tertata
rapi di atas meja, tidak ada pakaian kotor yang menumpuk atau
tergantung, kondisi tempat tidur cukup bersih. Pertukaran udara an
cahaya matahari cukup bersih. Tingkat kenyamanan dan privacy
cukup terjamin. Klien juga punya tongkat 1 buah, tapi jarang
digunakan.
5) Riwayat rekreasi
Klien mengaku sering jalan jalan kewisma wisma yang lain
untuk menengok teman temannya atau sekedar mengobrol. Klien
juga mengatakan sangat senang dengan adanya kegiatan senam
lansia setiap hari Selasa dan Kamis serta kegiatan rekreatif setiap
hari Rabu, karena ada hiburan serta kesempatan bertemu dengan
teman temannya yang lain.
6) Sistem pendukung
Di panti ada seorang perawat lulusan SPK dan panti telah
mengkibatkan kerjasama sistem rujukan dengan puskesmas
pembantu Candirejo serta RSUD Magetan. Serta keberadaan
teman sekamar klien yang sangat memperhatikan kondisi klien
sangat membantu pegawasan kesehatan klien.
7) Deskripsi kekhususan
Klien semenjak bulan puasa, rajin puasa setiap hari dan sampai
har ini belum pernah gagal puasa. Sholat 5 waktu juga
dilaksanakan oleh klien secara rutin, bahkan shalat tarawih pun
dilaksanakan setiap hari di musholla.
8) Status kesehatan
Klien mengatakan penglihatannya mulai terasa kabur sejak lebih
kurang 3 tahun yang lalu. Klien juga mengatakan tidak menderita
penyakit lain, klien merasa seat sehat saja. Semenjak operasi
klien mengeluh nyeri pada mata kiri, mata kiri terasa panas, berair,
nyeri terasa sampai menyebar ke kepala.
Provokative : Nyeri dirasa setelah klien terpapar
sinarmatahari langsung atau baru bangun tidur.
Quality : Nyeri dirasakan menyebarsampai ke kepala
disertai mata kiri terasa panas dan berair.
Region : Nyeri terasa pada mata kiri menyebar sampai
kepala
Severity scale : Bila nyeri kambuh, klien mengatakan sulit tidur.
Timming : saat bangun tidur dan setelah terpapar sinar
matahari langsung.
Klien post op 16 hari yang lalu dan telah banyak mendapatkan
informasi dari perawat panti serta pendamping wisma yang
bertugas mengenai perawatan luka pada post operasi serta
pantangan pantangan yang harus diperhatikan oleh klien. Tetapi
setelah dilaksanakan pengkajian , terlihat banyak sekret yang
menumpuk pada mata kiri dan ternyata klien belum memahami
beberapa pantangan yang arus dijalaninya.
Obat obatan: bila nyeri biasanya perawat memberikan
Gentamycin Salp 3x1
Satus imunisasi: --
Alergi terhadap obat obatan, makanan maupun zat paparan lain
seperti debu, cuaca tidak ada pada klien.
9) A D L (activity daily living)
Berdasarkan indeks KATZS, pemenuhan kebutuhan ADL klien
diskor dengan A karena berdasarkan pengamatan mahasiswa,
klien mampu memenuhi kebutuhan makan, kontinen, berpindah, ke
kamar kecil dan berpakaian secara mandiri.
Kebutuhan istirahat tidur kadang kadang terganggu bila nyeri
pada luka post operasi kambuh. Pada pengkajian personal hygiene
tampak penumpukan sekret pada mata kiri klien.
Psikologis kien meliputi:
Persepsi klien terhadap penyakit: klien merasa wajar karena
umurnya sudah tua.
Konsep diri baik karena klien mampu memandang dirinya
secara positif dan mau menerima kehadiran orang lain.
Emosi klien stabil
Kemampuan adaptasi klien baik, terlihat daris eringnya klien
mengunjungi teman temannya di wisma yang lain.
Mekanisme pertahanan diri: klien mengnaggap kehidupan di
luar panti sudah tidak menarik lagi baginya, klien ingin
menghabiskan hari tuanya di panti. Klien mengatakan senang
tinggal di panti karena mendapatkan keteraturan dalam hal
makan, istirahat dan kebutuhan lain terpenuhi.
10) Tinjauan sistem
a) Keadaan umum: baik, klien tampak bersih.
b) Tingkat kesadraan : CM (compos mentis)
c) Skala koma glasgow: 15
d) Tanda tanda vital: N: 76 x/mnt; S: 36,80C, RR: 18 x/mnt; TD:
130/80 mmHg.
e) Sistem kardiovaskuler:
- Inspeksi: keadaan umum terlihat baik
- Palpasi: Tidak ada pelebaran pembuluh darah dan
pembesaran jantung.
- Perkusi: Tidak ada suara redup, pekak atau suara abnoral
lain.
- Auskultasi: Irama jantung teratur, tidak ada suara lain
menyertai.
f) Sistem pernafasan:
- Inspeksi: dada ka/ki terlihat simetris, pergerakan otot dada (-
)
- Palpasi: Tidak ada pembesaran abnormal, iktus kordis
teraba.
- Perkusi: Suara paru ka/ki sama dan seimbang
- Auskultasi: Suara pekak, redup, wheezing (-)
g) Sistem integumen
Inspeksi: tekstur kulit terlihat kendur, keriput(+), peningkatan
pigmen (+), dekubitus (-), bekas luka (-). Palpasi: turgor kulit
baik.
h) Sistem perkemihan
Klien mengatakan biasa buang air kecil di kamar mandi,
frekuensi 3-4 x/hari, jumlah baias (100 cc). Ngompol (-)
i) Sistem muskuloskletal
ROM klien baik/penuh, klien seimbang dalam berjalan,
osteoporosis (-), kemampuan menggenggam kuat, otot
ekstremitas ka/ki sama kuat, tidak ada kelainan tulang, atrofi dll.
j) Sistem endokrin
Klien mengatakan tidak menderita kencing manis. Palpasi: tidak
ada pembesaran kelenjar.
k) Sistem immune
Klien mengatkan belum pernah disuntik imunisasi, sensitivitas
terhadap zat alergen (-), riwayat penyakit berkaitan dengan
imunisasi, klien mengatakan tidak tahu.
l) Sistem gastrointestinal
Klien hanya mengkonsumsi makanan yang disediakan dari
dapur umum panti ditambah dengan kadang kadang minum
kopi. Klien mampu menghabiskan 1 porsi makanan yang
disediakan pendamping wisma tanpa keluhan mual. Klien
mengatakan tinggal di panti membuatnya makan teratur 3x/hari
dengan snack 2x/hari dan tambahan susu, teh atau kopi
sehingga klien merasakan badannya lebih gemuk semenjak
tinggal di panti. BB sekarang: 33 kg, keadaan gigi klien: sudah
ompong semuanya, klien mengatakan tidak ada kesulitan
menelan an mengunyah makanan.
m) Sistem reproduksi
Klien mengatakan tidak punya anak dari hasil pernikahannya,
riwayat berhenti menstruasi lebih kurang 30 tahun yll.
n) Sistem persyarafan
Keadaan status mental klien baik dengan emosi stabil. Respon
klien terhadap pembicaraan (+) dengan bicara yang normal dan
jelas, suara pelo (-), bahasa yang digunakan adalah bahasa
Jawa dan bahasa Indonesia. Interpretasi klien terhadap lawan
bicara cukup aik.
Keadaan mata kiri tampak penumpukan sekret, penglihatan
agak kabur tetapi klien mampu pergi ke wisma lain tanpa
bimbingan orang lain atau menggunakan tongkat dan klien juga
mampu mengikuti kegiatan senam dengan baik. IOL (+),
hiperemis (+). Klien mampu melihat dalam jarak pandang 50
mtr. Kemampuan pendengaran agak menurun sehingga lawan
bicara harus berbicara agak keras supaya klien mendengar.
DO:
- Mata kiri berair, hiperemis(+)
- IOL (+)
2. DS:
- Klien mengatakan mata kiri Peningkatan Resiko infeksi
terasa nyeri, panas dan nyeri kerentanan
menyebar sampai ke kepala. skunder terhadap
- Klien mengatakan mata interupsi
kirinya terus berair dan pembedahan
mengeluarkan kotoran. katarak.
DO:
- Sekret pada mata kiri (+).
- Mata kiri berair(+)
- Riwayat post op katarak 16
hari yll.
3. DS:
- Klien mengatakan matanya Keterbatasan Resiko cidera
terasa kabur sejak 3 tahun penglihatan.
yang lalu.
- Klien mengatakan usianya
sudah 85 tahun.
DO:
- Klien berjalan tegap, cara
berjalan seimbang tapi
ragu ragu.
- Klien mampu melihat
dalam jarak pandang 50
mtr.
Klien bersemangat
5 12 2001 Mengajarkan teknik belajar memebrsihkan
11.00 perawatan kebersihan mata: sekret mata.Klien
- Cara membersihkan dapat meneteskan obat
sekret. tetes mata sendiri
- Cara meneteskan obat dibantu oleh teman
tetes mata. sekamarnya.
- Menggunakan pelindung Klien sudah punya
mata bila keluar wisma kacamata pelindung
di siang hari. sinar matahari.
Klien berbaring ke
5 12 2001 Mengatur posisi tidur klien posisi sebelah kanan,
12.30 berbaring ke sisi mata yang kadang berganti posisi
tidak dioperasi. dengan semi fowler.
3.5 Evaluasi
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1. Nyeri b/d interupsi S: Klien mengatakan nyeri pada mata kiri
pembedahan katarak pada sudah agak berkurang, klien sudah
mata kiri. dapat istirahat dengan baik.
O: Mata berair (-), kemerahan (-)
A: Masalah teratasi sebagian.
P: Lanjutkan perencanaan dengan
mengadakan koordinasi dengan
pendamping wisma.
4.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan gerontik merupakan salah satu bagian dari
asuhan keperawatan yang diberikan kepada indivdu atau sekleompok
lansia dalam konteks peran perawat sebagai penerima asuhan
keperawatan yang diberikan secara profesional.
Dalam konteks keperawatan gerontik yang dilaksanakan di Panti
Sosial Tresna Werdha Bahagia Magetan dari tanggal 03 07 Deseber
2001, mahasiswa diberikan tanggung jawab untuk membina satu orang
klien lansia yang memiliki masalah kesehatan dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan dimulai dari tahap pengkajian sampai
pada tahap evaluasi guna mengetahui perkembangan kesehatan klien
lansia secara komprehensif.
4.2 Saran
1) Bagi institusi pengelola Panti Sosial Tresna Werdha Bahagia
Magetan.
Agar seoptimal mungkin menerapkan konsep pemikiran yang telah
disepakati guna meningkatkan fungsi dan peran panti secara
optimal.
2) Bagi pembimbing PSIK FK Unair Surabaya
Agar seoptimal mungkin mengupayakan kehadiran serta
bimbingannya guna membantu mahasiswa menjalani proses
praktek keperawatan gerontik dengan lebih baik sesuai target
pencapaian yang ingin diraih.
3) Bagi mahasiswa sendiri
Untuk lebih meningkatkan pemahaman dan pengetahuan guna
mnegembangkan konsep asuhan keperawatan gerontik secara
optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Afdol. Et all. (1995). Latar Belakang Sosial Ekonomi dan Tingkat Kepuasan Hidup
Lanjut Usia Penghuni Panti Werdha. PPKP lemlit Unair. Surabaya
Carpenito Lynda Juall (2000), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Praktek Klinik,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Gallo, J.J (1998). Buku Saku Gerontologi Edisi 2. Aliha Bahasa James
Veldman. EGC. Jakarta
Guyton and Hall (1997), Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Hudak and Gallo (1996), Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
1. Analisis Situasi
Klien Ibu Jaikem riwayat operasi katarak pada mata kiri 16 hari
yang lalu. Pada saat pengkajian Ibu jaikem mengeluh mata kiri terasa
nyeri menyebar sampai ke kepala dan terasa panas. Mahasiswa juga
melihat adanya penumpukan sekret pada mata kiri post op, mata
kemerahan (+), keterbatasan penglihatan (+) lk. 50 meter.
2. Latar Belakang
Katarak merupakan suatu penyakit akibat kekeruhan pada lensa
yang mengakibatkan terjadinya penurunna fungsi penglihatan secara
progresif. Pada lanjut usia masalah penyakit katarak merupakan salah
satu penyakit yang umum terjadi pada klien. Untuk mengoptimalkan fungsi
penglihatan klien sehingga klien dapat seaksimal mungkin memenuhi
kebutuhan aktivitas dan pemenuhan kebutuhan sehari hariinya secara
mandiri, maka perlu kiranya dilakukan suatu pendidikan kesehatan agar
klien dapat memahami pentingnya melakukan perawatan mata post
operasi serta mampu melakukan perawatan mata post operasi secara
mandiri.
3. Tujuan
3.1 Tujuan umum
Agar klien mampu melakukan perawatan mata post operasi secara
mandiri.
3.2 Tujuan khusus
a) Klien mampu memahami pentingnya melakukan perawatan mata
post operasi secara teratur.
b) Klien mampu mengenal pembatasan aktifitas yang sementara
harus diperhatikan.
c) Klien mampu melakukan perawatan mata secara mandiri.
4. Materi
4.1 Tujuan perawatan mata post operasi
4.2 Pembatasan aktifitas sementara
4.3 Teknik perawatan mata post operasi
5. Metode
Diskusi dan tanya jawab.
6. Kegiatan
No Tahap kegiatan Kegiatan
1. Pembukaan (5) Menyampaikan salam.
Mengingatkan kontrak kemarin untuk
mengadakan kegiatan diskusi.
Menyampaikan tujuan kegiatan.
3. Penutup (10)
Memberi kesempatan bertanya.
Menyimpulkan kegiatan bersama klien.
Menutup kegiatan denagn ucapan
salam.
7. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan secara lisan dan redemonstrasi.
8. Daftar Pustaka
Agus Purwadianto (2000), Kedaruratan Medik: Pedoman Penatalaksanaan
Praktis, Binarupa Aksara, Jakarta.
Callahan, Barton, Schumaker (1997), Seri Skema Diagnosis dan Penatalaksanaan
gawat Darurat Medis, Binarupa Aksara, Jakarta.
Carpenito Lynda Juall (2000), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Praktek
Klinik, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Decker DL. (1990). Social Gerontology an Introduction to Dinamyc of
Aging. Little Brown and Company. Boston
Doenges marilynn (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Penyusun,
Mahasiswa PSIK II, Gerbong I,