You are on page 1of 4

Analisis Kasus

PSaat ini lingkungan menjadi salah satu masalah yang penting. Polusi udara yang semakin
parah menarik perhatian masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. Tingginya perhatian
konsumen terhadap isu ramah lingkungan, menjadi daya tarik bagi produsen untuk membuat
mobil ramah lingkungan yang kini menjadi tren dalam industri mobil.

Menurut teori, ada 3 komponen sikap konsumen yaitu komponen kognitif, komponen afektif,
dan komponen konatif (Sutisna 2001: 100). Komponen kognitif/pikiran memengaruhi
kepercayaan konsumen terhadap suatu produk. Kepercayaan konsumen maksudnya adalah
semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat
konsumen tentang objek, atribut, dan manfaatnya (Mowen & Minor 2001:312). Komponen
afektif/perasaan memengaruhi konsumen dalam evaluasi produk yang merupakan
kecenderungan konsumen menyukai produk atau tidak. Dan komponen konatif memengaruhi
tindakan pembelian suatu produk.

Dalam kasus ini, konsumen memiliki kepercayaan pada suatu produk diawali dengan adanya
perhatian terhadap isu ramah lingkungan. Perhatian tersebut memicu para produsen untuk
memproduksi mobil ramah lingkungan yang kemudian menjadi tren. Sehingga konsumen
mengetahui bahwa produsen mobil membuat mobil ramah lingkungan yang dikenal dengan
nama mobil hybrid. Menurut Mowen and Minor, seseorang membentuk 3 jenis kepercayaan
pada produk yaitu: kepercayaan atribut objek, kepercayaan manfaat atribut, kepercayaan
manfaat objek. Menurut kami, dalam kasus ini konsumen membentuk kepercayaan atribut
manfaat. Kepercayaan atribut manfaat merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh
sebuah atribut tertentu menghasilkan, atau memberikan manfaat tertentu. Pada artikel
dijelaskan bahwa mobil hybrid atau mobil ramah lingkungan adalah mobil yang lebih efisien
dalam hal bahan bakar. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan antara mesin mobil hybrid
dan mobil pada umumnya. Perbedaan itulah yang menjadikan mobil hybrid memberikan
manfaat yang lebih baik untuk lingkungan dibandingkan mobil lain.

Komponen afektif yang terjadi pada kasus ini terlihat pada saat Synovate melakukan survey
global yang menyatakan bahwa 59% dari 13200 responden di 18 negara yang menjadi target
survey lebih memilih mobil ramah lingkungan untuk menuju dunia yang ramah lingkungan.
Ini memperlihatkan kecenderungan konsumen untuk menyukai produk mobil ramah
lingkungan, dengan asumsi uang bukan menjadi masalah. Komponen konatif yang terjadi
dalam kasus ini belum terjadi, sebab dalam artikel yang kami bahas, hal ini masih berupa
survey dan belum ada tindakan dari para konsumen.

Dalam kasus ini sikap konsumen tersebut dikembangkan melalui pembelajaran yang
dipengaruhi oleh pengaruh kelompok kawan sebaya, pengalaman, dan kepribadian masing-
masing konsumen. Pengaruh kawan sebaya atau mungkin lebih tepatnya lingkungan
pergaulan konsumen dapat mempengaruhi ketertarikan konsumen pada suatu produk tertentu.
Jika ada teman sebayanya yang mempunyai suatu barang tertentu, teman bermainnya juga
pasti tertarik untuk membelinya. Kemudian pengaruh pengalaman ditunjukkan dengan
adanya peralihan minat pengguna mobil yang tadinya tidak ramah lingkungan menjadi ramah
lingkungan. Pengalaman mereka menggunakan mobil tidak ramah lingkungan membuat
lingkungan menjadi tidak sehat dengan adanya polusi dan tidak ekonomis, maka mereka
kemudian beralih untuk memilih mobil ramah lingkungan. Untuk kepribadian, ditunjukkan
dengan adanya opini dari CEO Motoresearch dari Synovate yang menyatakan bahwa mobil
adalah produk yang mempunyai hubungan emosional dengan pemiliknya, apa yang
konsumen kendarai berbicara lebih banyak tentang konsumen tersebut, dan juga ada
kelompok orang yang tidak mau berkompromi tentang mobil impian mereka karena alasan
green (ramah lingkungan)

Daniel Kazt mengusulkan empat klasifikasi fungsi sikap yaitu : fungsi utilitarian, fungsi
ekspresi nilai, fungsi mempertahankan ego, dan fungsi pengetahuan (Sutisna 2001:103-105).
Fungsi Utilitarian berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar imbalan dan hukuman.
Konsumen mengembangkan beberapa sikap terhadap produk atas dasar apakah produk itu
memberikan kesenangan atau justru kekecewaan. Fungsi Ekspresi nilai merupakan sikap
yang dikembangkan oleh konsumen terhadap suatu merek produk bukan didasarkan atas
manfaat produk itu,tetapi lebih didasarkan atas kemampuan merek produk tersebut
mengekspresikan nilai-nilai yang ada pada dirinya (self concept). Fungsi mempertahankan
Ego adalah sikap yang dikembangkan oleh konsumen cenderung untuk melindunginya dari
tantangan eksternal maupun perasaan internal, sehingga membentuk fungsi sikap
mempertahankan ego. Fungsi pengetahuan merupakan sikap membantu konsumen
mengorganisasikan informasi yang begitu banyak yang setiap hari dipaparkan pada dirinya.
Dari seluruh informasi tersebut, konsumen memilah-milah mana yang relevan atau tidak
relevan terhadap kebutuhannya, fungsi ini juga membantu mengurangi ketidakpastian dan
kebingungan.
Berdasarkan kasus diatas, ada beberapa fungsi sikap yang terjadi di beberapa negara yang
telah disurvey. Survey menunjukkan bahwa di negara Cina, Brazil, Korea Selatan, dan
Jerman berlaku fungsi pengetahuan dimana para konsumen lebih memilih mobil hybrid/
ramah lingkungan karena konsumen sudah memiliki pengetahuan/info mengenai produk
tersebut sehingga kesadaran atas manfaat produk tersebut lebih dapat dirasakan. Hal ini dapat
dibuktikan dalam pernyataan Direktur Motoresearch dari Synovate Cina yang menyatakan
bahwa pihak pemerintah telah membuat izin/kebijakan baik untuk produsen kendaraan ramah
lingkungan dan orang-orang yang memilih untuk membeli dan mengendarainya. Kemudian
direktur New Business untuk Motoresearch Synovate di Brazil menyatakan semua mobil kini
harus fleksibel dalam hal bahan bakar, di mana dengan cepat bisa membuat mobil ramah
lingkungan menjadi bagian dari perilaku dan pola pikir di negara Brazil. Dan juga Jerman
dengan 58% responden lebih mementingkan faktor lingkungan daripada mobil impian.

Sedangkan untuk negara Afrika Selatan dan India berlaku fungsi ekspresi nilai dimana
konsumen lebih memperhatikan image yang mencerminkan status pemilik dalam membeli
mobil daripada manfaat dari mobil tersebut. Ini diperkuat dengan pernyataan Direktur
Penjualan & Marketing untuk Synovate Global Motoresearch bahwa Di Afrika Selatan, mobil
mungkin adalah produk yang paling mencerminkan orang yang memilikinya. Di sini, orang
sangat emosional terhadap mobilnya. Orang-orang mencintai mobil mereka untuk kebebasan,
untuk image, dan mencerminkan status pemiliknya. Sama juga halnya dengan 47 persen
orang India yang mengatakan mereka lebih mementingkan mobil impian daripada lingkungan
di era India yang baru ini. Seperti itu penjelasan yang dikatakan Sumit Arora, kepala dari
kelompok Motoresearch Synovate di India.

Kemudian dari sikap konsumen yang terbentuk, hal ini menjadi sangat penting karena dapat
membantu dalam pengembangan strategi promosi. Dalam kasus ini, dimulai dengan isu
ramah lingkungan dan konsumen mobil pun menginginkan mobil yang ramah lingkungan.
Produsen memperhatikan isu tersebut dan kemudian mulai memproduksi mobil ramah
lingkungan yang akhirnya menjadi tren. Terungkap bahwa 22 persen dari mereka yang
menginginkan mobil sesuai dengan impian tetapi juga ramah lingkungan, adalah kunci pada
masa depannya. Oleh karena itu, para produsen mobil akan memproduksi kendaraan yang
sesuai dengan impian, tetapi juga ramah lingkungan.
TUGAS PERILAKU KONSUMEN

SIKAP KONSUMEN

KELOMPOK 2

ANGGOTA :

LINTANG TYAS K 14020212140095

RINA INDRA ISWARI 14020212130061

MAULIDA NAILISSAADAH 14020212130072

GISKA OVA GRADISTYA 14020212130075

FAHRINA ZAHRA 14020212130084

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2013

You might also like