You are on page 1of 16

A.

KONSEP MEDIS KEPERAWATAN

1. Definisi
Kandidiasis adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh
spesies Candida, biasanya oleh Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina,
kulit, kuku, bronki, atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia,
endokarditis, atau meningitis.
Kandidiasis adalah suatu infeksi jamur yang disebabkan oleh candida. Candida
merupakan mikroflora normal pada rongga mulut, mikroorganisme ini mencapai 40-60
% dari populasi.
Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya C.
albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun dan
khususnya AIDS), perubahan fisiologis, pemberian antibiotika berkepanjangan, dan
hilangnya penghalang
Kandidiasis oral atau mulut (juga dikenal sebagai sariawan) adalah infeksi jamur
ragi dari genus Candida pada membran berlendir mulut. Infeksi oportunistik yang umum
dari rongga mulut yang disebabkan oleh pertumbuhan jamur yang berlebihan. Sariawan
pada mulut bayi disebut kandidiasis, sementara jika terjadi di mulut atau tenggorokan
orang dewasa diistilahkan candidosis atau moniliasis. Kandidiasis yang sering disebut
juga candidosis, trush, dan moniliasis merupakan suatu keadaan patologis yang hanya
menginfeksi jaringan kulit dan mukosa. Infeksi Candida yang berat tersebut dikenal
sebagai candidemia dan biasanya menyerang orang yang imunnya lemah, seperti
penderita kanker, AIDS dan pasien transplantasi.
Kandidiasis oral ini memang sering terjadi pada bayi yang berusia kurang dari 6
bulan, seiring dengan bertambah dewasanya bayi tersebut, penyakit ini akan makin
jarang terjadi. Penyakit ini juga bukan penyakit yang serius dan beberapa sumber
mengatakan bahwa penyakit ini dapat sembuh sendiri (walaupun tentu saja lebih baik
diobati).
2. Klasifikasi
Berdasarkan tempat yang terkena, candidiasis dibagi sebagai berikut:
a. Candidiasis Selaput Lendir
1) Thrush / Candidosis oral
Thrush merupakan infeksi jamur di dalam mulut berupa bercak
berwarna putih menempel pada lidah dan pinggiran mulut, sering menimbulkan n
yeri. Bercak ini bisa dilepas dengan mudah oleh jari tangan atau sendok. Thrush
pada dewasa bisa merupakan pertanda adanya gangguan kekebalan, kemungkinan
akibat diabetes atau AIDS. Pemakaian antibiotik yang membunuh bakteri saingan
jamur akan meningkatkan kemungkinan terjadinya thrush.
2) Perleche
Infeksi jamur ini merupakan suatu infeksi Candida di sudut mulut yang
menyebabkan retakan dan sayatan kecil. Bisa berasal dari gigi palsu yang
letaknya bergeser dan menyebabkan kelembaban di sudut mulut sehingga tumbuh
jamur.
3) Infeksi vagina (vulvovaginitis)
Vulvovaginitis sering berupa keluarnya cairan putih atau kuning dari vagina
disertai rasa panas ditemukan pada wanita hamil, penderita diabetes atau
pemakai antibiotik. Gejalanya, gatal dan kemerahan di sepanjang dinding dan
daerah luar vagina.
4) Balanitis atau balanopostitis
Balanopostitis adalah peradangan menyeluruh pada kepala penis (glans penis)
dan kulitnya. Penis menjadi nyeri, gatal-gatal, kemerahan dan membengkak, serta
bisa menyebabkan terjadinya penyempitan uretra. Lelaki yang berhubungan intim
dengan perempuan yang mengidap jamur berpotensi terkena penyakit ini.
Peradangan biasanya terjadi akibat infeksi jamur atau bakteri di bawah kulit pada
penis yang tidak disunat.
5) Kandidosis mukokutan kronik
Kandidiasis mukokutan kronis (CMC) mengacu pada sekelompok gangguan
heterogen yang ditandai oleh infeksi superfisial berulang atau persisten pada
kulit, membran mukosa, dan kuku yang disebabkan oleh Candida albicans.
Penyakit ini timbul karena adanya kekurangan fungsi leukosit atau sistem
hormonal, biasanya terdapat pada penderita dengan bermacam-macam defisiensi
yang bersifat genetik, umumnya terdapat pada anak-anak. Gambaran klinisnya
mirip dengan penderita dengan defek poliendokrin.
b. Candidiasis kutis
1) Candidiasis intertriginosa
Kelainan ini sering terjadi pada orang-orang gemuk, menyerang lipatan-lipatan
kulit yang besar. Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha,intergluteal, lipat
payudara, antara jari tangan atau kaki, glans penis dan umbilikalis, berupa bercak
yang berbatas tegas, bersisik, basah dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh
satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecah
meninggalkan daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar dan berkembang
seperti lesi primer.
2) Kandidiasis perianal
Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah. Penyakit ini
menimbulkan pruritus ani.
3) Kandidiasis kutis generalisata
Lesi terdapat pada glabrous skin, biasanya juga pada lipat payudara, intergluteal
dan umbilikus. Sering disertai glositis, stomatitis dan paronikia. Lesi berupa
ekzematoid, dengan vesikel-vesikel dan pustul-pustul. Penyakit ini sering terdapat
pada bayi, mungkin karena ibunya menderita kandidiasis vagina atau mungkin
karena gangguan imunologik.
4) Paronikia dan onikomikosis
Infeksi jamur ini terjadi pada kuku dan jaringan sekitarnya ini menyebabkan rasa
nyeri dan peradangan sekitar kuku. Kadang-kadang kuku rusak dan menebal. Hal
ini sering diderita oleh orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan air.
c. Candidosis Sistemik
1) Endokarditis
Infeksi ini sering disebabkan oleh penumpukan dan pertumbuhan ragi dan
pseudohifa /vegetasi pada katub jantung buatan juga pada morfinis sebagai akibat
penyuntikan sendiri.
2) Meningitis
Gejala sama dengan meningitis TB atau karena bakteri lain
3) Reaksi id (kandidid)
Reaksi ini terjadi karena adanya metabolit Candida. Klinisnya berupa vesikel
vesikel yang bergerombol ,terdapat pada sela jari tanganatau bagian badan yang
lain ,mirip dermatofitid. Di tempat tersebut tidak adaelemen jamur. Bila lesi
candidosis diobati, kandidid akan sembuh. Jika dilakukan uji kulit dengan
kandidin (antigen kandida) memberi hasil positif
3. Etiologi
Penyebab kandidiasis ini adalah jamur jenis Candida. Jamur jenis ini adalah jamur
yang sangat umum terdapat di sekitar kita dan tidak berbahaya pada orang yang
mempunyai imun tubuh yang kuat. Candida ini baru akan menimbulkan masalah pada
orang-orang yang mempunyai daya tahan tubuh rendah, misalnya penderita AIDS, pasien
yang dalam pengobatan kortikosteroid, dan tentu saja bayi yang sistem imunnya belum
sempurna.
Jamur Candida ini adalah jamur yang banyak terdapat di sekitar kita, bahkan di dalam
vagina ibu pun terdapat jamur Candida. Bayi bisa saja mendapatkan jamur ini dari alat-
alat seperti dot dan kampong, atau bisa juga mendapatkan Candida dari vagina ibu ketika
persalinan.
Selain itu, kandidiasis oral ini juga dapat terjadi akibat keadaan mulut bayi yang tidak
bersih karena sisa susu yang diminum tidak dibersihkan sehingga akan menyebabkan
jamur tumbuh semakin cepat.
Faktor predisposisi terjadinya infeksi Candida meliputi faktor endogen maupun
eksogen, antara lain :
a. Faktor endogen :
1) Perubahan fisiologik
Kehamilan, karena perubahan pH dalam vagina
Kegemukan, karena banyak keringat
Debilitas
Iatrogenik
Endokrinopati, gangguan gula darah kulit
Penyakit kronik : tuberkulosis, lupus eritematosus dengan keadaanumum yang
buruk.
2) Umur : orang tua dan bayi lebih sering terkena infeksi karena status
imunologiknya tidak sempurna.
3) Imunologik : penyakit genetik.
b. Faktor eksogen :
1) Iklim, panas, dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat
2) Kebersihan kulit
3) Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan
memudahkan masuknya jamur.
4) Kontak dengan penderita, misalnya pada thrush, balanopostitis.
4. Patofisologi
Kandidiasis oral ini sering disebabkan oleh candida albicans, atau kadang oleh
candida glabrata dan candida tropicalis. Jamur candida albicans umumnya memang
terdapat di dalam rongga mulut sebagai saprofit sampai terjadi perubahan keseimbangan
flora mulut atau perubahan mekanisme pertahanan lokal dan sistemik, yang menurunkan
daya tahan tubuh. Baru pada keadaan ini jamur akan berproliferasi dan menyerang
jaringan. Hal ini merupakan infeksi jamur rongga mulut yang paling sering ditemukan.
Penyakit yang disebabkan jamur candida albicans ini yang pertumbuhannya dipelihara
dibawah pengaturan keseimbangan bakteri yang normal. Tidak terkontrolnya
pertumbuhan candida karena penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama
dan penggunaan obat-obatan yang menekan sistem imun serta penyakit yang menyerang
sistem imun seperti Aquired Immunodeficiency Sindrome (AIDS). Namun bisa juga
karena gangguan keseimbangan mikroorganisme dalam mulut yang biasanya
dihubungkan dengan penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol. Sehingga, ketika
pertahanan tubuh/antibodi dalam keadaan lemah, jamur candida albicans yang dalam
keadaan normal tidak memberikan reaksi apapun pada tubuh berubah tumbuh tak
terkontrol dan menyerang sistem imun manusia itu sendiri yang menimbulkan penyakit
disebut candidiasis oral atau moniliasis.
5. CARA PENULARAN
Cara Penularan melalui kontak sekret atau ekskret dari mulut, kulit, vagina dan tinja,
dari penderita ataupun carrier, atau tertulari melalui jalan lahir pada saat bayi
dilahirkan, penularan endogen.
6. Manifestasi Klinik
a. Pada bayi
Timbul bercak putih pada lidah dan sekitar mulut
Menimbulkan nyeri
Infeksi mulut (peradangan).
b. Pada anak-anak dan dewasa
Lesi putih atau krem di lidah, pipi bagian dalam, langit-langit mulut gusi
danamandel (tonsil)
Lesi menyerupai keju
Nyeri
Sedikit perdarahan jika lesi digosok atau tergores
Pecah-pecah dan kemerahan pada sudut mulut
Sensasi seperti terdapat kapas pada mulut
Kehilangan selera makan
7. Kompilikasi
Candida albicans yang bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usus halus, usus
besar dan anus. Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan otak.
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab mukosa
b. Pemeriksaan endoskopi : hanya diindikasikan jika tidak terdapat perbaikan
dengan pemberian flukonazol.
c. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab ataukumur.
9. Penatalaksaan
Dalam menanganinya dapat dilakukan pengobatan yang bervariasi, tergantung pada
daerah mana yang terkena dampak dari timbulnya Kandidiasis tersebut, seperti. Obat
kumur atau dalam bentuk permen hisap diberikan kepada klien. Selain itu, pengobatan
yang paling sering digunakan saat ini adalah pemakaian Nistatin drop. Nistatin ini akan
diteteskan pada mulut bayi untuk mengobati kandidiasisnya. Ada juga yang
menyarankan cara pemakaian yang lain, yaitu tangan ibu dicuci sampai bersih, teteskan 2
tetes ke ujung jari ibu dan oleskan ke lidah dan mulut bayi secara merata. Cara ini
menjamin obat teroleskan dengan lebih merata namun harus dilakukan dengan hati-hati,
jangan sampai membuat bayi muntah.
a. Bila menderita candidiasis sebaiknya segera mengkonsumsi obat-obatan antifungal
seperti Nistatin dan clotrimazole. Untuk kasus-kasus yang lebih parah, ketoconazole
atau flukonazol dapat diminum sekali sehari.
b. Bila menderita candida esophagitis dapat di obati dengan ketoconazole, itraconazole
(Sporanox) atau flukonazol. Kandidiasis cornu dapat diobati dengan dengan
antifungal powders dan krim.
c. Sedangkan bagi candidiasis yang terjadi pada vagina dan menyebabkan infeksi dapat
diobati dengan obat antifungal seperti butoconazole, clotrimazole, miconazole,
Nistatin, tioconazole dan terconazole.
10. Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan pada klien dengan candidiasis oral antara lain :
a. Pencegahan Pada bayi biasakan mencuci bersih dan mensterilkan botol/dot/pacifier
yang digunakan dan menyimpan pada tempat yang bersih dan kering
b. Biasakan berkumur setelah memakai kortikosteroid inhaler
c. Rajin berkumur dan menggosok gigi
d. Rajin membersihkan gigi tiruan atau kawat gigi
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Pengkajian dasar
1) Anamnesa.
(Identitas pasien dan Identitas penanggung jawab pasien)
2) Keluhan utama.
Keluhan yang dirasakan pasien paling berat. Apabila nyeri kaji dengan P Q R S
T.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu.
Riwayat penyakit candidiasis
4) Riwayat Kesehatan leluarga
Riwayat penyakit candidiasis
5) Riwayat lingkungan :
Lingkungan kurang sehat (polusi, limbah), pemukiman padat, ventilasi rumah
yang kurang, jumlah anggauta keluarga yang banyak.
b. Fokus pengkajian
1) Aktivitas / Istirahat
Tanda :Tidur kurang, mata tampak mengantuk, sklera berwarna putih
kemerahan, garis Hitam dibawah mata
2) Pola nutrisi
Gejala : Ketidakmampuan mengkonsumsi makanan secara adekuat, Anorexia,
Kehilangan nafsu makan karena nyeri, Diindikasi kan infeksi sudah menyebar
sampai esofagus sehingga terjadi gangguan menelan pula.
Tanda : Porsi makan sedikit, penurunan berat badan, turgor kulit buruk.
3) Respirasi :
Respirasi normal, nadi normal
4) integritas ego
Gejala : Perasaan cemas dan takut. Putus asa dan tidak berdaya
Tanda : Ansietas, murung, menarik diri
5) SIRKULASI
Tanda : Timbul bercak putih pada mulut dan kemerahan pada kulit yang
terinfeksi

6) Keamanan
Gejala : Riwayat defisiensi imun, Kulit lecet / kemerahan, Lesi kulit / ulkus
pada kulit, Riwayat berulangnya infeksi jamur.
7) Aspek Psikososial :
Merasa dikucilkan
Tidak dapat berkomunikasi dengan bebas, menarik diri.
Biasanya pada keluarga yang kurang mampu.
Masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu waktu
yang lama dan biaya yang bayak.
Masalah tentang masa depan/pekerjaan pasien.
Tidak bersemangat, putus harapan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d proses infeksi yang menghasilkan bentukan warna merah dan
eksudat berwarna putih
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang kurang dari kebutuhan dari b.d nafsu makan
menurun
c. Hipertermi b.d suhu tubuh meningkat
d. Kerusakan integritas kulit (mukosa oral) b.d inflamasi
e. Cemas
f. Kurang pengetahuan b.d kurang terpaparnya informasi
3. inrevensi
NO DIAGNOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
1. Nyeri akut NOC: NIC:
Pain level Pain Management
Pain control lakukan pengkajian nyeri
Comfort level secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi,
Kriteria Hasil frekuensi, kualitas dan faktor
Mampu mengontrol nyeri presipitasi
Melaporkan bahwa nyeri observasi reaksi non verbal
berkurang dengan dari ketidaknyamanan
menggunakan gunakan teknik komunikasi
manajemen nyeri terapeutik untuk mengetahui
Mampu mengenali nyeri pengalaman nyeri pasien
Menyatakan rasa nyaman kaji kultur yang mempengaruhi
setelah nyeri berkurang respon nyeri
evaluasi pengalaman nyeri masa
lampau
evaluasi bersama pasien dan
tim kesehatan lain tentang
ketidakefektifan kontrol nyeri
masa lampau
bantu pasien dan keluarga
untuk mencari dan menemukan
dukungan
kontrol lingkungan yang dapat
mempe ngaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan
dan kebisingan
kurangi faktor presipitasi
pilih dan lakukan penanganan
nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter personal)
kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi
ajarkan tentang teknik non
farmakologi
berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
2. Ketidakseimbangan NOC : NIC :
nutrisi kurang dari Nutritional Status : food Nutrition Management
kebutuhan tubuh and Fluid Intake 1. Kaji adanya alergi makanan
- Nutritional Status : 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
nutrient Intake untuk menentukan jumlah
Kriteria Hasil : kalori dan nutrisi yang
Adanya peningkatan dibutuhkan pasien.
berat badan sesuai 3. Anjurkan pasien untuk
dengan tujuan meningkatkan intake Fe

Beratbadan ideal sesuai 4. Anjurkan pasien untuk

dengan tinggi badan meningkatkan protein dan

Mampumengidentifikasi vitamin C

kebutuhan nutrisi 5. Berikan substansi gula

Tidk ada tanda tanda 6. Yakinkan diet yang dimakan


malnutrisi mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Menunjukkan
peningkatan fungsi 7. Berikan makanan yang terpilih (
sudah dikonsultasikan dengan
pengecapan dari
ahli gizi)
menelan
Tidak terjadi penurunan
Nutrition Monitoring
berat badan yang berarti
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitor adanya penurunan
berat badan\
3. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
4. Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
5. Monitor lingkungan selama
makan
6. Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
7. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
10. Monitor mual dan muntah
11. Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
12. Monitor makanan kesukaan
13. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
14. Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva

3. Hipertermi b.d NIC: Pengaturan Panas

peningkatan metabolisme, Termoregulasi : 1. Monitor suhu sesuai

proses inflamasi Suhu kulit normal kebutuhan


Suhu badan 35,9C- 2. Monitor tekanan darah, nadi
37,3 dan respirasi
Tidak ada sakit kepala 3. Monitor suhu dan warna kulit

Tidak ada nyeri otot 4. Monitor dan laporkan tanda

Tidak ada perubahan dan gejala hipertermi

war-na kulit 5. Anjurkan intake cairan dan

Nadi, respirasi nutrisi yang adekuat

dalam batas normal 6. Ajarkan klien bagaimana


mencegah panas yang tinggi
Hidrasi adequate
7. Berikan obat antipiretik
Klien
8. Berikan obat untuk mencegah
menyatakan nyaman
atau mengontrol menggigil
Tidak menggigil
Tidak iritabel / gragapan
Pengobatan Panas
/ kejang
1. Monitor suhu sesuai kebutuhan
2. Monitor IWL
3. Monitor suhu dan warna kulit
4. Monitor tekanan darah, nadi
dan respirasi
5. Monitor derajat penurunan
kesadaran
6. Monitor kemampuan aktivitas
7. Monitor leukosit, hematokrit
8. Monitor intake dan output
9. Monitor adanya aritmia
jantung
10. Dorong peningkatan intake
cairan
11. Berikan cairan intravena
12. Tingkatkan sirkulasi udara
dengan kipas angin

4. Kerusakan integritas kulit NOC: NIC

(mukosa oral) 1. temperatur jaringan PENGAWASAN KULIT


dalam rentang yang 1. Inspeksi kondisi luka operasi
diharapkan 2. Observasi ekstremitas untuk
2. elastisitas dalam warna, panas, keringat, nadi,
rentang yang tekstur, edema, dan luka
diharapkan 3. Inspeksi kulit dan membran
3. hidrasi dalam rentang mukosa untuk kemerahan,
yang diharapkan panas, drainase
4. pigmentasi dalam 4. Monitor kulit pada area
rentang yang kemerahan
diharapkan 5. Monitor penyebab tekanan
5. warna dalam rentang 6. Monitor adanya infeksi
yang diharapkan 7. Monitor kulit adanya rashes
6. tektur dalam rentang dan abrasi
yang diharapkan 8. Monitor warna kulit
7. bebas dari lesi 9. Monitor temperatur kulit
8. kulit utuh 10. Catat perubahan kulit dan
membran mukosa
11. Monitor kulit di area
kemerahan
MANAJEMEN TEKANAN
1. Tempatkan pasien pada
terapeutic bed
2. Elevasi ekstremitas yang terluka
3. Monitor status nutrisi pasien
4. Monitor sumber tekanan
5. Monitor mobilitas dan aktivitas
pasien
6. Mobilisasi pasien minimal
setiap 2 jam sekali
7. Back rup
8. Ajarkan pasien untuk
menggunakan pakaian yang
longgar

5. Cemas NOC : NIC :


Ditandai dengan : Anxiety control 1. Anxiety Reduction (penurunan
Gelisah Coping kecemasan)
Insomnia Impulse control 2. Gunakan pendekatan yang
Resah Kriteria Hasil : menenangkan
Ketakutan Klien mampu 3. Nyatakan dengan jelas harapan
Sedih mengidentifikasi dan terhadap pelaku pasien
Fokus pada diri mengungkapkan gejala 4. Jelaskan semua prosedur dan
Kekhawatiran cemas apa yang dirasakan selama
Cemas Mengidentifikasi, prosedur
mengungkapkan dan 5. Pahami prespektif pasien
menunjukkan tehnik terhdap situasi stres
untuk mengontol cemas 6. Temani pasien untuk
Vital sign dalam batas memberikan keamanan dan
normal mengurangi takut
Postur tubuh, ekspresi 7. Berikan informasi faktual
wajah, bahasa tubuh dan mengenai diagnosis, tindakan
tingkat aktivitas prognosis
menunjukkan 8. Dorong keluarga untuk
berkurangnya menemani anak
kecemasan 9. Lakukan back / neck rub
10. Dengarkan dengan penuh
perhatian
11. Identifikasi tingkat kecemasan
12. Bantu pasien mengenal situasi
yang menimbulkan kecemasan
13. Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
14. Instruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi
15. Barikan obat untuk mengurangi
kecemasan

6. Kurang pengetahuan NOC : NIC :


Kowlwdge : disease Teaching : disease Proces:
Batasan karakteristik:
process 9. Berikan penilaian tentang
memverbalisasikan
Kowledge : health tingkat pengetahuan pasien
adanya masalah,
Behavior tentang proses penyakit yang
ketidakakuratan
Kriteria Hasil : spesifik
mengikuti instruksi,
Pasien dan keluarga 10. Jelaskan patofisiologi dari
perilaku tidak sesuai.
menyatakan penyakit dan bagaimana hal ini
Faktor yang berhubungan pemahaman tentang berhubungan dengan anatomi
keterbatasan kognitif, penyakit, kondisi, dan fisiologi, dengan cara yang
interpretasi terhadap prognosis dan program tepat.
informasi yang salah, pengobatan 11. Gambarkan tanda dan gejala
kurangnya keinginan Pasien dan keluarga yang biasa muncul pada
untuk mencari mampu melaksanakan penyakit, dengan cara yang tepat
informasi, tidak prosedur yang 12. Gambarkan proses penyakit,
mengetahui sumber- dijelaskan secara benar dengan cara yang tepat
sumber informasi. Pasien dan keluarga 13. Identifikasi kemungkinan
mampu menjelaskan penyebab, dengna cara yang
kembali apa yang tepat
dijelaskan perawat/tim 14. Sediakan informasi pada pasien
kesehatan lainnya tentang kondisi, dengan cara
yang tepat
15. Hindari jaminan yang kosong
16. Sediakan bagi keluarga atau SO
informasi tentang kemajuan
pasien dengan cara yang tepat
17. Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin diperlukan
untuk mencegah komplikasi di
masa yang akan datang dan atau
proses pengontrolan penyakit
18. Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
19. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
20. Eksplorasi kemungkinan sumber
atau dukungan, dengan cara
yang tepat
21. Rujuk pasien pada grup atau
agensi di komunitas lokal,
dengan cara yang tepat
4. Evaluasi
1. Nyeri teratasi atau hilang.
2. Tidak terjadi Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
3. Tidak terjadi Hipertermi
4. Tidak terjadi kerusakan intergritas kulit
5. Tidak terjadi cemas
6. Pengetahuan pasien meningkat

You might also like