Professional Documents
Culture Documents
1. Definisi
Kandidiasis adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh
spesies Candida, biasanya oleh Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina,
kulit, kuku, bronki, atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia,
endokarditis, atau meningitis.
Kandidiasis adalah suatu infeksi jamur yang disebabkan oleh candida. Candida
merupakan mikroflora normal pada rongga mulut, mikroorganisme ini mencapai 40-60
% dari populasi.
Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya C.
albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun dan
khususnya AIDS), perubahan fisiologis, pemberian antibiotika berkepanjangan, dan
hilangnya penghalang
Kandidiasis oral atau mulut (juga dikenal sebagai sariawan) adalah infeksi jamur
ragi dari genus Candida pada membran berlendir mulut. Infeksi oportunistik yang umum
dari rongga mulut yang disebabkan oleh pertumbuhan jamur yang berlebihan. Sariawan
pada mulut bayi disebut kandidiasis, sementara jika terjadi di mulut atau tenggorokan
orang dewasa diistilahkan candidosis atau moniliasis. Kandidiasis yang sering disebut
juga candidosis, trush, dan moniliasis merupakan suatu keadaan patologis yang hanya
menginfeksi jaringan kulit dan mukosa. Infeksi Candida yang berat tersebut dikenal
sebagai candidemia dan biasanya menyerang orang yang imunnya lemah, seperti
penderita kanker, AIDS dan pasien transplantasi.
Kandidiasis oral ini memang sering terjadi pada bayi yang berusia kurang dari 6
bulan, seiring dengan bertambah dewasanya bayi tersebut, penyakit ini akan makin
jarang terjadi. Penyakit ini juga bukan penyakit yang serius dan beberapa sumber
mengatakan bahwa penyakit ini dapat sembuh sendiri (walaupun tentu saja lebih baik
diobati).
2. Klasifikasi
Berdasarkan tempat yang terkena, candidiasis dibagi sebagai berikut:
a. Candidiasis Selaput Lendir
1) Thrush / Candidosis oral
Thrush merupakan infeksi jamur di dalam mulut berupa bercak
berwarna putih menempel pada lidah dan pinggiran mulut, sering menimbulkan n
yeri. Bercak ini bisa dilepas dengan mudah oleh jari tangan atau sendok. Thrush
pada dewasa bisa merupakan pertanda adanya gangguan kekebalan, kemungkinan
akibat diabetes atau AIDS. Pemakaian antibiotik yang membunuh bakteri saingan
jamur akan meningkatkan kemungkinan terjadinya thrush.
2) Perleche
Infeksi jamur ini merupakan suatu infeksi Candida di sudut mulut yang
menyebabkan retakan dan sayatan kecil. Bisa berasal dari gigi palsu yang
letaknya bergeser dan menyebabkan kelembaban di sudut mulut sehingga tumbuh
jamur.
3) Infeksi vagina (vulvovaginitis)
Vulvovaginitis sering berupa keluarnya cairan putih atau kuning dari vagina
disertai rasa panas ditemukan pada wanita hamil, penderita diabetes atau
pemakai antibiotik. Gejalanya, gatal dan kemerahan di sepanjang dinding dan
daerah luar vagina.
4) Balanitis atau balanopostitis
Balanopostitis adalah peradangan menyeluruh pada kepala penis (glans penis)
dan kulitnya. Penis menjadi nyeri, gatal-gatal, kemerahan dan membengkak, serta
bisa menyebabkan terjadinya penyempitan uretra. Lelaki yang berhubungan intim
dengan perempuan yang mengidap jamur berpotensi terkena penyakit ini.
Peradangan biasanya terjadi akibat infeksi jamur atau bakteri di bawah kulit pada
penis yang tidak disunat.
5) Kandidosis mukokutan kronik
Kandidiasis mukokutan kronis (CMC) mengacu pada sekelompok gangguan
heterogen yang ditandai oleh infeksi superfisial berulang atau persisten pada
kulit, membran mukosa, dan kuku yang disebabkan oleh Candida albicans.
Penyakit ini timbul karena adanya kekurangan fungsi leukosit atau sistem
hormonal, biasanya terdapat pada penderita dengan bermacam-macam defisiensi
yang bersifat genetik, umumnya terdapat pada anak-anak. Gambaran klinisnya
mirip dengan penderita dengan defek poliendokrin.
b. Candidiasis kutis
1) Candidiasis intertriginosa
Kelainan ini sering terjadi pada orang-orang gemuk, menyerang lipatan-lipatan
kulit yang besar. Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha,intergluteal, lipat
payudara, antara jari tangan atau kaki, glans penis dan umbilikalis, berupa bercak
yang berbatas tegas, bersisik, basah dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh
satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecah
meninggalkan daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar dan berkembang
seperti lesi primer.
2) Kandidiasis perianal
Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah. Penyakit ini
menimbulkan pruritus ani.
3) Kandidiasis kutis generalisata
Lesi terdapat pada glabrous skin, biasanya juga pada lipat payudara, intergluteal
dan umbilikus. Sering disertai glositis, stomatitis dan paronikia. Lesi berupa
ekzematoid, dengan vesikel-vesikel dan pustul-pustul. Penyakit ini sering terdapat
pada bayi, mungkin karena ibunya menderita kandidiasis vagina atau mungkin
karena gangguan imunologik.
4) Paronikia dan onikomikosis
Infeksi jamur ini terjadi pada kuku dan jaringan sekitarnya ini menyebabkan rasa
nyeri dan peradangan sekitar kuku. Kadang-kadang kuku rusak dan menebal. Hal
ini sering diderita oleh orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan air.
c. Candidosis Sistemik
1) Endokarditis
Infeksi ini sering disebabkan oleh penumpukan dan pertumbuhan ragi dan
pseudohifa /vegetasi pada katub jantung buatan juga pada morfinis sebagai akibat
penyuntikan sendiri.
2) Meningitis
Gejala sama dengan meningitis TB atau karena bakteri lain
3) Reaksi id (kandidid)
Reaksi ini terjadi karena adanya metabolit Candida. Klinisnya berupa vesikel
vesikel yang bergerombol ,terdapat pada sela jari tanganatau bagian badan yang
lain ,mirip dermatofitid. Di tempat tersebut tidak adaelemen jamur. Bila lesi
candidosis diobati, kandidid akan sembuh. Jika dilakukan uji kulit dengan
kandidin (antigen kandida) memberi hasil positif
3. Etiologi
Penyebab kandidiasis ini adalah jamur jenis Candida. Jamur jenis ini adalah jamur
yang sangat umum terdapat di sekitar kita dan tidak berbahaya pada orang yang
mempunyai imun tubuh yang kuat. Candida ini baru akan menimbulkan masalah pada
orang-orang yang mempunyai daya tahan tubuh rendah, misalnya penderita AIDS, pasien
yang dalam pengobatan kortikosteroid, dan tentu saja bayi yang sistem imunnya belum
sempurna.
Jamur Candida ini adalah jamur yang banyak terdapat di sekitar kita, bahkan di dalam
vagina ibu pun terdapat jamur Candida. Bayi bisa saja mendapatkan jamur ini dari alat-
alat seperti dot dan kampong, atau bisa juga mendapatkan Candida dari vagina ibu ketika
persalinan.
Selain itu, kandidiasis oral ini juga dapat terjadi akibat keadaan mulut bayi yang tidak
bersih karena sisa susu yang diminum tidak dibersihkan sehingga akan menyebabkan
jamur tumbuh semakin cepat.
Faktor predisposisi terjadinya infeksi Candida meliputi faktor endogen maupun
eksogen, antara lain :
a. Faktor endogen :
1) Perubahan fisiologik
Kehamilan, karena perubahan pH dalam vagina
Kegemukan, karena banyak keringat
Debilitas
Iatrogenik
Endokrinopati, gangguan gula darah kulit
Penyakit kronik : tuberkulosis, lupus eritematosus dengan keadaanumum yang
buruk.
2) Umur : orang tua dan bayi lebih sering terkena infeksi karena status
imunologiknya tidak sempurna.
3) Imunologik : penyakit genetik.
b. Faktor eksogen :
1) Iklim, panas, dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat
2) Kebersihan kulit
3) Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan
memudahkan masuknya jamur.
4) Kontak dengan penderita, misalnya pada thrush, balanopostitis.
4. Patofisologi
Kandidiasis oral ini sering disebabkan oleh candida albicans, atau kadang oleh
candida glabrata dan candida tropicalis. Jamur candida albicans umumnya memang
terdapat di dalam rongga mulut sebagai saprofit sampai terjadi perubahan keseimbangan
flora mulut atau perubahan mekanisme pertahanan lokal dan sistemik, yang menurunkan
daya tahan tubuh. Baru pada keadaan ini jamur akan berproliferasi dan menyerang
jaringan. Hal ini merupakan infeksi jamur rongga mulut yang paling sering ditemukan.
Penyakit yang disebabkan jamur candida albicans ini yang pertumbuhannya dipelihara
dibawah pengaturan keseimbangan bakteri yang normal. Tidak terkontrolnya
pertumbuhan candida karena penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama
dan penggunaan obat-obatan yang menekan sistem imun serta penyakit yang menyerang
sistem imun seperti Aquired Immunodeficiency Sindrome (AIDS). Namun bisa juga
karena gangguan keseimbangan mikroorganisme dalam mulut yang biasanya
dihubungkan dengan penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol. Sehingga, ketika
pertahanan tubuh/antibodi dalam keadaan lemah, jamur candida albicans yang dalam
keadaan normal tidak memberikan reaksi apapun pada tubuh berubah tumbuh tak
terkontrol dan menyerang sistem imun manusia itu sendiri yang menimbulkan penyakit
disebut candidiasis oral atau moniliasis.
5. CARA PENULARAN
Cara Penularan melalui kontak sekret atau ekskret dari mulut, kulit, vagina dan tinja,
dari penderita ataupun carrier, atau tertulari melalui jalan lahir pada saat bayi
dilahirkan, penularan endogen.
6. Manifestasi Klinik
a. Pada bayi
Timbul bercak putih pada lidah dan sekitar mulut
Menimbulkan nyeri
Infeksi mulut (peradangan).
b. Pada anak-anak dan dewasa
Lesi putih atau krem di lidah, pipi bagian dalam, langit-langit mulut gusi
danamandel (tonsil)
Lesi menyerupai keju
Nyeri
Sedikit perdarahan jika lesi digosok atau tergores
Pecah-pecah dan kemerahan pada sudut mulut
Sensasi seperti terdapat kapas pada mulut
Kehilangan selera makan
7. Kompilikasi
Candida albicans yang bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usus halus, usus
besar dan anus. Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan otak.
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab mukosa
b. Pemeriksaan endoskopi : hanya diindikasikan jika tidak terdapat perbaikan
dengan pemberian flukonazol.
c. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab ataukumur.
9. Penatalaksaan
Dalam menanganinya dapat dilakukan pengobatan yang bervariasi, tergantung pada
daerah mana yang terkena dampak dari timbulnya Kandidiasis tersebut, seperti. Obat
kumur atau dalam bentuk permen hisap diberikan kepada klien. Selain itu, pengobatan
yang paling sering digunakan saat ini adalah pemakaian Nistatin drop. Nistatin ini akan
diteteskan pada mulut bayi untuk mengobati kandidiasisnya. Ada juga yang
menyarankan cara pemakaian yang lain, yaitu tangan ibu dicuci sampai bersih, teteskan 2
tetes ke ujung jari ibu dan oleskan ke lidah dan mulut bayi secara merata. Cara ini
menjamin obat teroleskan dengan lebih merata namun harus dilakukan dengan hati-hati,
jangan sampai membuat bayi muntah.
a. Bila menderita candidiasis sebaiknya segera mengkonsumsi obat-obatan antifungal
seperti Nistatin dan clotrimazole. Untuk kasus-kasus yang lebih parah, ketoconazole
atau flukonazol dapat diminum sekali sehari.
b. Bila menderita candida esophagitis dapat di obati dengan ketoconazole, itraconazole
(Sporanox) atau flukonazol. Kandidiasis cornu dapat diobati dengan dengan
antifungal powders dan krim.
c. Sedangkan bagi candidiasis yang terjadi pada vagina dan menyebabkan infeksi dapat
diobati dengan obat antifungal seperti butoconazole, clotrimazole, miconazole,
Nistatin, tioconazole dan terconazole.
10. Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan pada klien dengan candidiasis oral antara lain :
a. Pencegahan Pada bayi biasakan mencuci bersih dan mensterilkan botol/dot/pacifier
yang digunakan dan menyimpan pada tempat yang bersih dan kering
b. Biasakan berkumur setelah memakai kortikosteroid inhaler
c. Rajin berkumur dan menggosok gigi
d. Rajin membersihkan gigi tiruan atau kawat gigi
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengkajian dasar
1) Anamnesa.
(Identitas pasien dan Identitas penanggung jawab pasien)
2) Keluhan utama.
Keluhan yang dirasakan pasien paling berat. Apabila nyeri kaji dengan P Q R S
T.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu.
Riwayat penyakit candidiasis
4) Riwayat Kesehatan leluarga
Riwayat penyakit candidiasis
5) Riwayat lingkungan :
Lingkungan kurang sehat (polusi, limbah), pemukiman padat, ventilasi rumah
yang kurang, jumlah anggauta keluarga yang banyak.
b. Fokus pengkajian
1) Aktivitas / Istirahat
Tanda :Tidur kurang, mata tampak mengantuk, sklera berwarna putih
kemerahan, garis Hitam dibawah mata
2) Pola nutrisi
Gejala : Ketidakmampuan mengkonsumsi makanan secara adekuat, Anorexia,
Kehilangan nafsu makan karena nyeri, Diindikasi kan infeksi sudah menyebar
sampai esofagus sehingga terjadi gangguan menelan pula.
Tanda : Porsi makan sedikit, penurunan berat badan, turgor kulit buruk.
3) Respirasi :
Respirasi normal, nadi normal
4) integritas ego
Gejala : Perasaan cemas dan takut. Putus asa dan tidak berdaya
Tanda : Ansietas, murung, menarik diri
5) SIRKULASI
Tanda : Timbul bercak putih pada mulut dan kemerahan pada kulit yang
terinfeksi
6) Keamanan
Gejala : Riwayat defisiensi imun, Kulit lecet / kemerahan, Lesi kulit / ulkus
pada kulit, Riwayat berulangnya infeksi jamur.
7) Aspek Psikososial :
Merasa dikucilkan
Tidak dapat berkomunikasi dengan bebas, menarik diri.
Biasanya pada keluarga yang kurang mampu.
Masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu waktu
yang lama dan biaya yang bayak.
Masalah tentang masa depan/pekerjaan pasien.
Tidak bersemangat, putus harapan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d proses infeksi yang menghasilkan bentukan warna merah dan
eksudat berwarna putih
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang kurang dari kebutuhan dari b.d nafsu makan
menurun
c. Hipertermi b.d suhu tubuh meningkat
d. Kerusakan integritas kulit (mukosa oral) b.d inflamasi
e. Cemas
f. Kurang pengetahuan b.d kurang terpaparnya informasi
3. inrevensi
NO DIAGNOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
1. Nyeri akut NOC: NIC:
Pain level Pain Management
Pain control lakukan pengkajian nyeri
Comfort level secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi,
Kriteria Hasil frekuensi, kualitas dan faktor
Mampu mengontrol nyeri presipitasi
Melaporkan bahwa nyeri observasi reaksi non verbal
berkurang dengan dari ketidaknyamanan
menggunakan gunakan teknik komunikasi
manajemen nyeri terapeutik untuk mengetahui
Mampu mengenali nyeri pengalaman nyeri pasien
Menyatakan rasa nyaman kaji kultur yang mempengaruhi
setelah nyeri berkurang respon nyeri
evaluasi pengalaman nyeri masa
lampau
evaluasi bersama pasien dan
tim kesehatan lain tentang
ketidakefektifan kontrol nyeri
masa lampau
bantu pasien dan keluarga
untuk mencari dan menemukan
dukungan
kontrol lingkungan yang dapat
mempe ngaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan
dan kebisingan
kurangi faktor presipitasi
pilih dan lakukan penanganan
nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter personal)
kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi
ajarkan tentang teknik non
farmakologi
berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
2. Ketidakseimbangan NOC : NIC :
nutrisi kurang dari Nutritional Status : food Nutrition Management
kebutuhan tubuh and Fluid Intake 1. Kaji adanya alergi makanan
- Nutritional Status : 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
nutrient Intake untuk menentukan jumlah
Kriteria Hasil : kalori dan nutrisi yang
Adanya peningkatan dibutuhkan pasien.
berat badan sesuai 3. Anjurkan pasien untuk
dengan tujuan meningkatkan intake Fe
Mampumengidentifikasi vitamin C