Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian etika dan moral?
2. Bagaimana membedakan etika dengan moral?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian etika dan moral
2. Untuk mengetahui perbedaan etika dan moral
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pengertian Etika
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata etika
yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak
arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat,
akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat
kebiasaan. Yang pertama kali menggunakan kata-kata itu adalah seorang filosof
Yunani yang bernama Aris Toteles ( 384 322 SM ). Dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia etika berarti ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).
Sedangkan etika menurut filsafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki
mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan
manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Pada dasarnya, etika
membahas tentang tingkah laku manusia (Srijanti, 2007).
Menurut K. Bertens, Etika adalah nilai-nilai atau norma-norma yang
menjadi pegangan bagi seseorang dalam mengatur tingkah lakunya. Menurut
Martin (dalam Saondi & Suherman, 2010:89) etika didefinisikan sebagai the
discipline which can act as the performance index or reference for our control
system. Dengan demikian etika akan memberikan semacam batasan maupun
standar yang akan mengatur pergaulan manusia dalam kelompok sosialnya yang
dapat dianggap sebagai sebuah pedoman. Maksud pedoman pergaulan tidak lain
untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang,
tenang, tenteram, terlindungi tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar
perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku
dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya.
Klasifikasi Etika
1. Etika Normatif
Etika normatif yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan
pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai
sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma
sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.Dalam perbincangan
dan diskusi diskusi yan gacap kali ditampilkan dan diugkapakan di media masa
baik cetak , elektronik maupun virtual, kaitan Etika normatif yang berkaitan
dengan masalah moral maerupakan topik bahasan yang paling menarik.
2. Etika Terapan
Etika terapan (applied ethics) sama sekali bukan hal yang baru dalam
sejarah filsafat moral. Sejak Plato dan Aristoteles, etika merupakan filsafat praktis,
artinya, filsafat yang ingin memberikan penyuluhan kepada tingkah laku manusia
dengan memperlihatkan apa yang harus dilakukan. Sifat praktis ini bertahan
selama seluruh sejarah filsafat. Dalam abad pertengahan, Thomas Aquinas
melanjutkan tradisi filsafat praktis ini dan menerapkannya di bidang teologi
moral. Pada awal zaman modern muncul etika khusus (ethica specialis) yang
membahas masalah etis suatu bidang tertentu seperti keluarga dan negara. Namun
pada dasarnya etika khusus dalam arti sebenarnya sama dengan etika terapan.
3. Etika Deskriptif
Etika deskriptif yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan
rasionalsikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup
ini sbagai sesuatuyang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar
untuk mengambil keputusantnatang prilaku atau siikap yang mau diambil. Etika
deskriptif merupakan penggambarandan penelaahan secara utuh dan kritis tentang
tingkah laku moral manusia secara universalyang dapat kita temui sehari - hari
dalam kehidupan masyarakat.
6
4. Metaetika
Metaetika sebagai suatu jalan menuju konsepsi atas benar atau tidaknya
suatu tindakan atau peristiwa. Dalam meta-etika, tindakan atau peristiwa yang
dibahas dipelajari berdasarkan hal itu sendiri dan dampak yang dibuatnya.
Pengertian Moral
Menurut asal katanya moral dari kata mores dari bahasa Latin, kemudian
diterjemahkan menjadi kebiasaan, adat (Bertens, 2007). Moral juga diartikan
sebagai ajaran baik dan buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan
sebagainya (Poerwadarminta, 1971). Dalam moral didiatur segala perbuatan yang
dinilai baik dan perlu dilakukan, dan suatu perbuatan yang dinilai tidak baik dan
perlu dihindari. Moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara
7
perbuatan yang baik dan perbuatan yang salah. Dengan demikian moral merupakan
kendali dalam bertingkah laku.
1. prinsip hidup yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk.
Moral ialah tingkah laku yang telah ditentukan oleh etika. Tingkah laku
yang telah ditentukan oleh etika ada baik atau buruk dinamakan moral. Moral
8
terbagi menjadi dua yaitu : a. Baik; segala tingkah laku yang dikenal pasti oleh
etika sebagai baik b. Buruk; tingkah laku yang dikenal pasti oleh etika sebagai
buruk.
Dalam moral diatur segala perbuatan yang dinilai baik dan perlu
dilakukan, dan suatu perbuatan yang dinilai tidak baik dan perlu dihindari. Moral
berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang baik dan
perbuatan yang salah. Dengan demikian moral merupakan kendali dalam
bertingkah laku.
Moral dapat diukur secara subyektif dan obyektif. Kata hati atau hati
nurani memberikan ukuran yang subyektif, adapun norma memberikan ukuran
yang obyektif (Hardiwardoyo,1990).
Pandangan filsafat terhadap tujuan etika ialah mendapatkan ide yang sama
bagi seluruh manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang
baik dan buruk sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia. Akan tetapi
dalam usaha mencapai tujuan itu, etika mengalami kesulitan, karena pandangan
masing-masing golongan dunia ini tentang baik dan buruk mempunyai ukuran
(kriteria) yang berlainan (Nurdin dkk., 1995).
Para ahli dapat segera mengetahui bahwa etika berhubungan dengan empat
hal sebagai berikut. Pertama, dilihat dari segi objek pembahasannya, etika
berupaya membahas perbutaan yang dilakukan oleh manusia. Kedua, dilihat dari
segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran dan filsafat. Sebagai hasil
pemikiran maka etika tidak bersifat mutlak, absolut dan tidak pula universal.
Ketiga, dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan
penetap terhadap suatu perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia,
terhormat, terhina dsb. Dan keempat, dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif
yakni dapat berubah-rubah sesuai tuntutan zaman. Dengan ciri-ciri yang demikian
itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau
buruk (Nurdin dkk., 1995).
Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang
dihasilkan oleh akal manusia. Moral sesuai dengan ide-ide yang umum diterima
tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar. Etika lebih
banyak bersifat teori, sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis. Menurut
pandangan ahli filsafat, etika memandang tingkah laku perbuatan manusia secara
universal (umum), sedangkan moral secara lokal. Moral menyatakan ukuran, etika
menjelaskan ukuran itu (Nurdin dkk., 1995).
2. Kesadaran moral dapat juga berwujud rasional dan objektif, yaitu suatu
perbuatan yang secara umumk dapat diterima oleh masyarakat, sebagai hal
yang objektif dan dapat diberlakukan secara universal, artinya dapat
disetujui berlaku pada setiap waktu dan tempat bagi setiap orang yang
berada dalam situasi yang sejenis.
Dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan. Dalam
pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk
menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan moral tolak ukurnya
yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan
berlangsung di masyarakat. Dengan demikian etika lebih bersifat pemikiran
filosofis dan berada dalam konsep-konsep, sedangkan moral berada dalam dataran
realitas dan muncul dalam tingkah laku yang berkembang di masyarakat (Nurdin
dkk., 1995).
Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada
sedikit perbedaan. Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang
dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang ada.
11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Etika merupakan ajaran baik dan buruk tentang perbuatan dan tingkah laku
( akhlak ). Jadi, Etika membicarakan tingkah laku manusia yang dilakukan dengan
sadar di pandang dari sudut baik dan buruk sebagai suatu hasil penilaian.
Sedangkan adalah hal-hal yang sesuai dengan ide-ide yang umum diterima
tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar. Moral ialah
tingkah laku yang telah ditentukan oleh etika. Moral atau moralitas dipakai untuk
perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian system
nilai yang ada.
B. Saran
Seorang calon guru seharusnya mengetahui dengan baik apa pengertian etika
dan moral dan juga apa perbedaan dari dua hal tersebut agar ketika kelak menjadi
seorang guru dapat menjadi panutan dan contoh teladan yang baik bagi murid-
muridnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Nurdin, Muslim, dkk. 1995. Moral dan Kognisi Islam. Bandung : CV Alvabeta.
Saondi, dan Suherman. 2010. Etika Profesi Keguruan. Bandung: Refika Aditama