You are on page 1of 3

Tata Laksana Insomnia

No. Dokumen :440/BP.SOP.46.02/436.6.3.5/2016


No. Revisi :0
SOP Tanggal Terbit : 01 Februari 2016
Halaman :1
UPTD Puskesmas
Balongsari
KOTA dr. Sri Hawati
SURABAYA NIP 19621214 198903 2 006

1. Pengertian Insomnia adalah gejala atau gangguan dalam tidur, dapat berupa kesulitan
berulang untuk mencapai tidur, atau mempertahankan tidur yang optimal, atau
kualitas tidur yang buruk.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tatalaksana Insomnia dalam rangka
peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas Balongsari
3. Kebijakan Surat Penetapan Kepala UPTD Puskesmas Balongsari Nomor:
440/A.III.SK.04.01/436.6.3.5/2016 tentang Jenis-jenis Layanan
4. Referensi 1. Amir, N. Pamusu, D. dkk. Pedoman Nasional Pelayanan Kesehatan
(PNPK) Jiwa/Pskiatri. Pengurus Pusat Persatuan Dokter Spesialis
Kedokteran Jiwa Indonesia (PP PDSKJI). 2012.
2. Sadock, B.J. Sadock, V.A. Kaplan and Sadock's Synopsis of Psychiatry:
Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry 10 Ed. North American. 2007.
3. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia III, cetakan pertama. 1993
5. Prosedur/Langkah 1. Subjective
Sulit masuk tidur, sering terbangun di malam hari atau mempertahankan
tidur yang optimal, atau kualitas tidur yang buruk.
Faktor Risiko:
Adanya gangguan organik (seperti gangguan endokrin, penyakit jantung).
Adanya gangguan psikiatrik seperti gangguan psikotik, gangguan depresi,
gangguan cemas, dan gangguan akibat zat psikoaktif.
Faktor Predisposisi:
1. Sering bekerja di malam hari.
2. Jam kerja tidak stabil.
3. Penggunaan alkohol, cafein atau zat adiktif yang berlebihan.
4. Efek samping obat.
5. Kerusakan otak, seperti: encephalitis, stroke, penyakit Alzheimer

2. Objective
Pemeriksaan Fisik:
Pada status generalis, pasien tampak lelah dan mata cekung. Bila terdapat
gangguan organik, ditemukan kelainan pada organ.
3. Assessment
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis.

4. Planning
a. Terapi:
Lorazepam 0,5-2 mg atau Diazepam 2-5 mg pada malam hari. Pada
orang yang berusia lanjut atau mengalami gangguan medik umum
diberikan dosis minimal efektif.

b. Edukasi:
Pasien diberikan penjelasan tentang faktor-faktor risiko yang
dimilikinya dan pentingnya untuk memulai pola hidup yang sehat dan
mengatasi masalah yang menyebabkan terjadinya insomnia.

c. Kriteria rujukan:
Apabila setelah 2 minggu pengobatan tidak menunjukkan perbaikan,
atau apabila terjadi perburukan walaupun belum sampai 2 minggu

6. Diagram Alir
MULAI

S: Sulit masuk tidur, sering terbangun di malam hari atau


mempertahankan tidur yang optimal, atau kualitas tidur yang buruk.
Faktor Risiko: gangguan organic, gangguan psikiatrik. Faktor
Predisposisi: sering bekerja malam hari, jam kerja tidak stabil,
penggunaan alkohol, cafein atau zat adiktif yang berlebihan, efek
samping obat, kerusakan otak.

O: Pemeriksaan Fisik: Pada status generalis, pasien tampak lelah dan


mata cekung. Bila terdapat gangguan organik, ditemukan kelainan pada
organ.

A: Diagnosis Insomnia ditegakkan


P:
Lorazepam 0,5 2 mg atau Diazepam 2-5 mg pada malam hari.

Edukasi: Pasien diberikan penjelasan tentang faktor-faktor risiko yang


dimilikinya dan pentingnya untuk memulai pola hidup yang sehat dan
mengatasi masalah yang menyebabkan terjadinya insomnia.

Kriteria Rujukan: Apabila setelah 2 minggu pengobatan tidak


menunjukkan perbaikan, atau apabila terjadi perburukan walaupun
belum sampai 2 minggu

SELESAI
I

7. Unit Terkait Unit Poli Umum


Unit UGD
Unit Laboratorium
Unit Obat
Unit Ambulans

8. Rekaman Historis Perubahan

No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai


Diberlakukan

You might also like