Professional Documents
Culture Documents
NIM : 150810301026
KELAS :A
Apabila pelaksanaan likuidasi memerlukan waktu yang agak lama (karena realisasi aktiva
tidak bisa sekaligus). Maka pembayaran kembali penyertaan para anggota dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan jumlah uang kas yang tersedia.
Proses likuidasi demikian disebut sebagai lukuidasi berangsur. Apabila pada tahap pertama
baru sebagian aktiva dapat direalisasikan (di jual), maka pertama harus dibayar semua kewajiban
kepada kreditur.
Pembayaran kembali hak penyertaan kepada para anggota secara anggota secara bertahap,
dilakukan sebelum laba (rugi) likuidasi yang menjadi tanggungan mereka dapat ditentukan secara
pasti.
Pembayaran hanya dilakukan kepada anggota yang mepunyai saldo kredit atas kredit atas
rekening modalnya setelah mempertimbangkan seluruh jumlah kemungkinan rugi yang akan terjadi
dan tidak boleh melampaui saldo kredit atas rekening modakl anggota yang bersangkutan.
Dengan ketentuan demikian itu berarti ada dua kemungkinan rugi yang maksimum harus
ditanggung oleh setiap anggota perlu diperhitungkan dengan saldo modal masing-masing sebelum
pembayaran kepada anggota dilakukan, yaitu:
1. Kemungkinan rugi sebagai akibat tidak dapat direalisasikannya aktiva (non kas) yang
ada.
Apabila posisi hak-hak penyertaan kembali penyertaan modal para anggotatelah mencapai
(sesuai dengan) perbandingan laba rugi yang ada, maka pembagian dan pembayaran kepada
anggota dapat dilaksanakan sesuai dengan perbandingan pembagian laba rugi.
Ada dua metode yang dapat dipakai untuk menentukan besarnya setiap kali pembayaran
kembali hak penyertaan anggota agar dapat dijamin penerimaan masing-masing anggota itu sesuai
dengan hak-hak yang bersangkutan sebgai berikut:
1. Besarnya pembayaran kembali hak penyertaan ditentukan secara periodik atau setiap
kali aktiva dapat direalisasikan (dijual).
2. Penyusunan rencana prioritas pembayaran kepada anggota sebelum proses likuidasi
berlangsung, sehingga pembayaran dapat segara dilakukan sesuai dengan jumlah uang
yang tersedia.
Pembayaran kembali hak penyertaan ditentukan secara periodik atau setiap kali aktiva
dapat direalisasikan.
Sebelum laba rugi likuidasi dapat ditentukan secara pasti (karena belum semua aktiva
dapat direalisasikan) harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dihindarkan kemungkinan
terjadinya pembayaran dalam jumlah yang berlebihan kepada anggota tertentu dengan mengurangi
hak-hak dari anggota lainnya.
Pembayaran kembali hak penyertaan kepada anggota secara bertahap, tidak akan
menimbulkan persoalan apabila hak-hak penyertaan para anggota telah menunjukkan posisi yang
sebanding dengan perbandingan laba rugi pada saat menjelang proses likuidasi itu berlangsung. Hal
ini dapat dilaksanakan dengan memperlakukan sebagai kerugian yang harus di tanggung oleh
masing-masing anggota atas nilai buku aktiva yang belum dapat direalisasikan. Jika alokasi
kerugian sebesar nilai buku aktiva (yang belum dapat direalisasikan) berakibat defisit saldo modal
salah satu atau lebih anggota, maka defisit modal angota-anggota yang bersangkutan harus
ditanggung oleh anggota-anggota yang lain.
Jika alokasi pembebanan rugi sebesar nilai buk aktiva lain-lain yang belum laku dijual
tidak mengakibatkan defisitnya modal saldo masing-masing anggota, maka saldo modal para
anggota akan menunjukkn keadaan sesuai dengan ratio pembagian laba rugi. Apabila prosedur
demikian itu tetap diikuti dalam proses likuidasi bertahap, maka para anggota pemilik pada
akhirnya akan mendapatkan pembayaran kembali atas hak penyertaan dalam perimbangan yang
juga seharusnya mereka peroleh di dalam likuidasi perusahaannya.
Dalam keadaan going concern hak-hak para anggota yang berupa penyertaan model
dalam persekutuan dan piutang kepada persekutuan harus diadministrasi secara terpisah dan
dipertahankan integarisnya. Seberapa besar jumlah prioritas untuk menerima pembayaran lebih
dahulu yang dimilki oleh seorang anggota didalam proses likuidasi, tergantung pada kemampuan
masing-masing anggota untuk menanggung kemungkinan rugi yang maksimum dari keseluruhan
hak-hak mereak didalam persekutuan. Pembayaran kembali harus dilakukan terlebih dahulu kepada
anggota yang masih menunjukkan saldo kredit modalnya (setelah memperhitungkan piutangnya
kepda persekutuan).
Bagi anggota persekutuan secara individual penyertaan modal didalam persekutuan adalah
merupakan jumlah yang diserahkan untuk menanggung segala kemungkinan resiko yang terjadi
pada perusahaanya.
Anggota yang mengalami defisit saldo modalnya, tidak memperoleh hak pembayaran
lebih dulu.
Anggota yang lain mempunyai hak pembayaran lebih dahulu, sebesar saldo haknya
didalam persekutuan sebelum diadakan pembayaran kembali dikurangi dengan alokasi
kemungkinan rugi tidak dapat direalisasikan aktiva lain-lain dan alokasi defisit
modalnya anggota tertentu yang harus ditanggung bersama sesuai dengan ratio
pembagian laba rugi yang ada.
Contoh:
Persekutuan ABC
Pelelangan pertama dapat dijual aktiva lain-lain dengan harga Rp 237.500 dengan nilai buku Rp
312.500
Oktober 1980 aktiva lain-lain dijual dengan harga Rp 112.500 dengan nilai buku Rp 150.000\
November 1980 sisa aktiva lain-lain dapat dijual Rp 45.000 dengan nilai buku Rp 37.500
Persekutuan ABC
Modal A Rp43.750
Modal B Rp59.375
Modal C Rp34.375
Kas Rp137.500
(Pembayaran kembali hak penyertaan anggota)
Kas Rp112.500
Modal A Rp 18.750
Modal B Rp 9.375
Modal C Rp 9.375
Aktiva lain-lain Rp150.000
(Penjualan aktiva lain-lain dan pembebanan rugi)
Modal A Rp56.250
Modal B Rp28.125
Modal C Rp28.125
Kas Rp112.500
(Pembayaran kembali hak penyertaan anggota)
Kas Rp45.000
Modal A Rp 3.750
Modal B Rp 1.875
Modal C Rp 1.875
Aktiva lain-lain Rp37.500
(Penjualan aktiva lain-lain dan pembagian laba atas penjualan)
Modal A Rp22.500
Modal B Rp11.250
Modal C Rp11.250
Kas Rp45.000
(Pembayaran kembali hak penyertaan anggota)
Cara ini merupakan alternatif prosedure yang telah dijelaskan sebelumnyadan dapat pula
disebut rencana prioritas pembayaran kepada anggota berdasar dengan kemampuan masing-masing
anggota untuk menutup kerugian maksimum yang mungkin terjadi.
Penyusunan rencana prioritas pembayaran kepada anggota, dilakukan melalui tiga tahap
sebagai berikut:
1. Menentukan jumlah kerugian maksimum yang dapat dibebankan kepada saldo hak-hak
penyertaan dari masing-masing anggota.
3. Atas dasar hak prioritas pembayaran yang telah ditentukan dalam tahap kedua,
kemudian disusun dalam skedul pembayaran.
1. Menentukan jumlah kerugian maksimum yang dapat dibebankan kepada saldo hak-hak
penyertaan masing-masing anggota.
Contoh:
Persekutuan ABC akan dilikuidasi, perusahaan memiliki aktiva (non kas) Rp885.000, hutang
kepada kreditur Rp75.000 dan modal untuk masing-masing anggota dan pembagian laba-rugi:
Modal Ratio
A Rp255.000 40%
B Rp225.000 30%
C Rp210.000 10%
D Rp120.000 20%
Kemampuan
Modal Ratio menaggung Prioritas
rugi max
PERSEKUTUAN ABCD
Skedul Pembayaran Kas