Professional Documents
Culture Documents
OLEH
KELOMPOK A
A. Latar Belakang
aliran darah yang mengandung oksigen dan zat makanan ke otak sehingga
jaringan otak mengalami kematian atau infark serebral (Price, 2005). Jaringan
otak yang mati dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh
Indonesia menduduki posisi ke-3 setelah jantung dan kanker. Data dari Riset
Indonesia pada tahun 2007 sebesar 8,3 per 1000 penduduk dan Jawa Timur
menduduki peringkat ke-12 dari 33 provinsi yaitu 7,7 per 1000 penduduk
(Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI, 2007).
Berdasarkan data dari Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Jombang (PSLU) didapatkan sebanyak 4 pasien, yang terdiri dari 1 pasien laki-
pasien stroke adalah pasien dilatih untuk mengangkat kepala, duduk dan
perawatan diri. Bentuk mobilisasi yang dapat diberikan pada pasien stroke
salah satunya adalah latihan range of motion (Purwanti dan Maliya , 2008).
rentang penuh tanpa menimbulkan rasa nyeri pada persendian. Latihan range
mendesak air keluar dari matrik kartilago ke cairan sinovial. Air berfungsi
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
stroke.
b. Tujuan Khusus
A. Batasan Lansia
menjadi:
tahun.
1. Permasalahan Umum :
kemiskinan.
kesejahteraan lansia.
2. Permasalahan khusus :
masyarakat individualistik.
1. Teori-Teori Biologi
zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap
organ tubuh.
e) Teori Stres
lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut
usia. Teori ini merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori
dimilikinya.
Relation Ships)
2000:19):
b) Nutrisi = makanan
c) Status kesehatan
d) Pengalaman hidup
e) Lingkungan
f) Stres
a) Perubahan-perubahan Fisik
5. Perubahan-perubahan mental
(5) Lingkungan
6. Perkembangan Spiritual
(Maslow, 1970).
a) Depresi mental
b) Gangguan pendengaran
c) Bronkitis kronis
f) Anemia
g) Demensia
II. STROKE
A. DEFINISI STROKE
tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (World Health
Organization, 2005).
darah arteri, vena dan kapiler pada daerah otak tertentu. Stroke
cairan).
parenkim otak.
terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur, atau di pagi hari
1. Trombosis Serebral
terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur karena
2. Hemoragi
dalam ruang subaraknoid atau ke dalam jaringan otak sendiri dapat terjadi
hipertensi yang parah, henti jantung dan paru serta curah jantung turun
akibat aritmia.
4. Hipoksia setempat
C. PATHWAY STROKE
Hipertensi esensial
Vasokonstriksi
GFR
curah jantung
tekanan arteri
ruptur serebral
infark serebral
STROKE
Defisit neurologis
Hemiparesis kiri
Defisit keperawatan
diri
3. Kolesterol tinggi.
4. Obesitas.
7. Kontrasepsi oral.
8. Merokok.
Menurut Batticaca (2008), gejala klinis yang timbul tergantung dari jenis stroke,
yaitu:
2. Perdarahan intraserebral
Gejalanya:
b. Serangan terjadi pada siang hari, saat beraktivitas, dan emosi atau
marah.
3. Perdarahan subaraknoid
Gejalanya:
timbul mendadak.
hemisensorik).
F. KOMPLIKASI STROKE
1. Abnormal tonus
2. Sindrom bahu
Sindrom bahu merupakan komplikasi dari stroke yang dialami sebagian
pasien. Pasien merasakan nyeri dan kaku pada bahu yamg lesi akibat
imobilisasi.
trombus terbentuk di pembuluh darah balik pada bagian yang lesi sehingga
4. Orthostatic hypotension
5. Kontraktur
memendek.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
daerah yang berlawanan dari massa yang meluas, kalsifikasi karotis interna
perdarahan subaraknoid.
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
3) Parenkimatous hemoragik.
e. Neurologis.
otak.
pertama 30.000 ATU, kemudian 10.000 ATU x 2 per hari selama 5-10
hari.
4) Profilaksis vasospasme.
b. Keadaan umum klien (EKG, nadi, saturasi O2, PO2, PCO2) dipantau.
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
lesi, ukuran area yang perfusinya tidak adekuat, dan jumlah aliran darah
dibagi sesuai dengan manifestasi klinis stroke yang dapat dilihat pada
Tabel 2.1
Intervensi keperawatan berdasarkan manifestasi klinis stroke akibat dari defisit
neurologis
Defisit Manifestasi Intervensi keperawatan
neurologis
Defisit lapang
pandang
Homonimus Tidak menyadari Tempatkan objek dalam lapang
hemianopsi orang atau objek penglihatan pasien yang utuh.
(kehilangan di tempat
setengah lapang kehilangan
penglihatan) penglihatan. Dekati pasien dari sisi lapang
Mengabaikan pandang yang utuh.
salah satu sisi Instruksikan pasien untuk
tubuh memalingkan kepala pada arah
Kesulitan menilai kehilangan penglihatan untuk
jarak. mengkompensasi kehilangan
lapang pandang.
Dorong penggunaan kacamata bila
tersedia .
Defisit motorik
Hemiparesis Kelemahan wajah, Tempatkan objek dalam
lengan dan kaki jangkauan pasien pada sisi yang
pada sisi yang tidak sakit.
sama. Intruksikan pasien untuk latihan
dan meningkatkan kekuatan pada
sisi yang tidak sakit.
Hemiplegia Paralisis wajah, Dorong pasien untuk memberikan
lengan dan kaki latihan rentang gerak pada sisi
pada sisi yang yang sakit.
sama. Berikan mobilisasi sesuai
kebutuhan pada sisi yang sakit.
Pertahankan kesejajaran tubuh
dalam posisi fungsional.
Melakukan latihan pada tungkai
yang tidak sakit untuk
meningkatkan mobilitas, kekuatan
dan penggunaan.
Defisit verbal
Afasia ekspresif Tidak mampu Dorong klien untuk mengulang
membentuk kata bunyi alphabet.
yang dapat
dipahami.
Afasia reseptif Tidak mampu Bicara perlahan dan jelas untuk
memahami kata membantu pasien membentuk
yang dibicarakan. bunyi.
petunjuk dokter.
d. Perbaiki kondisi fisik dengan latihan range of motion secara teratur di rumah.
h. Segera bawa klien ke dokter atau rumah sakit jika timbul tanda dan gejala
stroke.
J. PENCEGAHAN STROKE
kegemukan).
4. Batasi makanan berkolesterol dan lemak (daging, durian, alpukat, keju, dan
lainnya).
5. Pertahankan diet dengan gizi seimbang (banyak makan buahan dan sayuran).
6. Olahraga yang teratur.
A. Definisi
Aktivitas sebagai salah satu tanda bahwa seseorang itu dalam keadaan
seseorang itu dalam keadaan sehat. Seseorang dalam rentang sehat dilihat
musculoskeletal.
B. Manfaat Aktivitas
1. Faktor fisiologis
e. Pola tidur
2. Faktor emosional
b. Motivasi
d. Gambaran diri
3. Faktor Perkembangan
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Kehamilan
d. Perubahan massa otot karena perubahan perkembangan
D. Kekuatan Otot
paralisis/kelumpuhan
IV.Hemiparase
Pada gangguan aliran darah otak (stroke), gejala ditentukan oleh tempat
perfusi yang terganggu yakni daerah yang disuplai oleh pembuluh darah
tambahan) serta apraksia pada lengan kiri jika korpus kalosum anterior dan
bilateral. Selain itu, akan terjadi kehilangan memori (lobus temporalis bagian
di daerah yang disuplai oleh arteri serebri media dan anterior.jika arteri korid
vestibular)
traktus spinotalamikus)
1. Pengkajian
1) Identitas klien
medis.
2) Keluhan utama
Misbach, 1999)
sangat
2000)
4) Riwayat penyakit dahulu
Ignativicius, 1995)
6) Riwayat psikososial
keluarga.(Harsono, 1996)
peristaltik usus.
mudah lelah
gangguan bicara.
proses berpikir.
8) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
kesadaran
nadi bervariasi
b) Pemeriksaan integumen
minggu
d) Pemeriksaan dada
e) Pemeriksaan abdomen
g) Pemeriksaan ekstremitas
tubuh.
h) Pemeriksaan neurologi
9) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan radiologi
1998)
penderita
b) Pemeriksaan laboratorium
1998)
b. Analisa data
c. Diagnosa keperawatan
wewenang
Doenges, 2000)
Ignativicius, 1995)
Carpenito, 1998)
2. Intervensi
keperawatan.
1) Tujuan :
2) Kriteria hasil :
c) GCS 456
3) Rencana tindakan
berlebihan
neuroprotektor
4) Rasional
hemiparese/hemiplegia
1) Tujuan :
kemampuannya
2) Kriteria hasil
3) Rencana tindakan
fungsionalnya
4) Rasional
1) Tujuan :
2) Kriteria hasil :
persepsi
3) Rencana tindakan
4) Rasional
yang terpengaruh.
terjadinya trauma.
berlebih.
1) Tujuan
2) Kriteria hasil
dipenuhi
maupun isarat
3) Rencana tindakan
bahasa isarat
dengan klien
4) Rasional
kemampuan klien
lain
komunikasi
yang efektif
komunikasi
dan benar
hemiparese/hemiplegi
1) Tujuan
2) Kriteria hasil
kebutuhan
4) Rasional
terus-menerus
meningkatkan pemulihan
penyokong khusus
1) Tujuan
2) Kriteria hasil
3) Rencana tindakan
reflek batuk
sesudah makan
jika dibutuhkan
tenang
f) Mulailah untuk memberikan makan peroral setengah cair,
latihan/kegiatan
4) Rasional
pada klien
gravitasi
masukan
1) Tujuan
2) Kriteria hasil
menggunakan obat
3) Rencana tindakan
konstipasi
mengandung serat
ada kontraindikasi
e) Lakukan mobilisasi sesuai dengan keadaan klien
4) Rasional
eliminasi reguler
lama
1) Tujuan
2) Kriteria hasil
3) Rencana tindakan
merubah posisi
4) Rasional
menonjol
imobilisasi
1) Tujuan :
2) Kriteria hasil :
tambahan
3) Rencana tindakan :
klien
4) Rasional :
pernafasan
paru
berkomunikasi
1) Tujuan :
2) Kriteria hasil :
inkontinensia
3) Rencana tindakan :
berkemih sering
hari
4) Rasional :
mencegah enuresis
3. Pelaksanaan
Effendy, 1995)
4. Evaluasi
perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan
tercapai atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang. (Lismidar, 1999)
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, J. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Edisi II. Jakarta:
EGC.
Gordon, F. 2000. Stroke: Panduan Latihan Lengkap. The Cooper Clinic and
Research Institute Fitness Series. Jakarta: PT. Rajagrafindi Persada.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Potter, P.A. & Perry, A. G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC.
Purwanti, O. S. & Maliya, A. 2008. Rehabilitasi Pasien Pasca Stroke. Berita Ilmu
Keperawatan (online) ISSN 1979-2697. 1 (1), 43-46
(http://eprints.ums.ac.id/1027/1/2008v1n1-08.pdf, diakses 10 April 2011).
Silbergnal, Stefan. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. 2007. Jakarta : EGC.
Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Edisi VIII. Vol.3. Jakarta: EGC.
Winters, M. V. et al. 2004. Passive Versus Active Streching of Hip Flexor Muscle
in Subjects With a Randomized, Physical therapy (online) 84 (9), 800-807
(http://ptjournal.apta.org/content/84/9/800.full.pdf+html, diakses 27 November
2012).
FORMAT PENGKAJIAN
A. DATA BIOGRAFI
Nama : Ny. W
Tempat dan Tgl Lahir : Jombang (Wojoarno), 8 Agustus 1959
Pendidikan Terakhir : SD
Agama : Islam
Status Perkawinan : Janda (cerai)
TB/ BB :
Alamat : Surabaya
Orang dekat yg bisa dihubungi : Ny. S
Hubungan dengan Usila : Anak
Alamat : Surabaya
B. RIWAYAT KELUARGA
Keterangan :
: laki-laki meninggal
: perempuan meninggal
: laki-laki hidup
: perempuan hidup
: klien
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Riwayat pekerjaan sekarang tidak punya pekerjaan, dulu bekerja sebagai
penjahit.
E. RIWAYAT REKREASI
Klien tidak pernah liburan dan tidak mempunyai hobbi yang istimewa.
F. SISTEM PENDUKUNG
Klien mengatakan ada sistem pendukung yaitu perawat maupun dokter.
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Spiritual : klien mengatakan saat ini sudah tidak bisa
melaksanakan sholat 5 waktu, tetapi klien masih
menyempatkan untuk membaca surat yasin dan
dzikir.
Yang lainnya : klien mengatakan masih mengikuti pengajian di
mushola
H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum : klien mengalami keterbatasan dalam
mobilisasi,keadaan umum klien baik.
Status kesehatan umum
selama 5 tahun yang lalu : klien mengalami stroke sejak 2 tahun yang lalu
dan memiliki riwayat hipertensi (darah tinggi)
dan gastritis (maag).
Keluhan utama : Klien mengatakan sebagian tubuh bagian kiri
dari klien mengalami kelemahan dan
mengalami kesulitan untuk mobilisasi
(bergerak,berpindah tempat) dan
melakukan personal hygiene (kebersihan diri).
Alergi : Klien memiliki alergi makanan yaitu ikan laut
dan daging ayam.
L. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium : -
2. Radiologi :-
3. EKG :-
4. USG :-
5. CT- SCAN :-
6. Obat-Obatan : captropil, amoxicilin, promag, konimex, asam urat (beli
sendiri)
1. Asuhan Keperawatan
ANALISA DATA
DO:
- TD:90/60 RR:22 N:72
- Klien hemiparesis
(tangan dan kaki sebelah
kiri)
- Kekuatan otot
4 1
4 2
- Pakai alat bantu tongkat
tapi tidak dipakai
- ADL mempunyai skore B
2 Senin,12 DS: Hemiparesis Defisit
/11/2012 Klien mengatakan tidak nyaman sinistra(kiri) perawatan
Jam.10. karena kesulitan melakukan diri
30 kegiatan pembersihan diri. Klien
mandi sehari 1 kali jika dingin
kalau panas sampai 3kali/hari.
Klien memakai sabun cair,
DO:
- kuku kaki dan tangan
panjang
- rambut kusam
- banyak daki
- bau mulut
- gigi karies
- jarang mengganti pakaian
- postur tubuh klien
membungkuk
DO:
- Klien terlihat sangat
berhati-hati dalam
melakukan kegiatan
- Klien memiliki alat bantu
tetapi tidak dipakai
INTERVENSI RASIONAL
1. Monitoring vital sign 1. Mengetahui respon fisiologis
(TD,nadi,suhu,laju pernapasan) klien
sebelum/sesudah latihan dan
lihat respon klien pada saat
latihan
2. Kaji kemampuan klien dalam 2. Mengetahui tingkat
mobilisasi(dengan kemampuan mobilisasi dan
menggunakan uji kekuatan otot) mempermudah prioritas
tindakan yang akan dilakukan
3. Dampingi dan bantu klien saat 3. Memberikan motivasi kepada
mobilisasi klien dalam melakukan
4. Ajarkan klien bagaimana mobilisasi
merubah posisi dan berikan 4. Memberikan rasa nyaman dan
bantuan jika diperlukan mencegah kekakuan atau
atropi otot
5. Latihan ROM pasif dan aktif 5. Melatih kekuatan otot, dan
sesuai dengan kebutuhan klien sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan
mobilisasi
INTERNVENSI RASIONAL
1. Tentukan kemampuan dan 1. Membantu dalam
tingkat kekurangan dalam mengantisipasi/merencanaka
melakukan perawatan diri n pemenuhan secara
individual
2. Beri motivasi kepada klien 2. Meningkatkan harga diri dan
untuk tetap melakukan aktivitas semangat untuk berusaha
dan beri bantuan dengan sikap terus menerus
sungguh
3. Hindari melakukan sesuatu 3. Klien mungkin menjadi
untuk klien yang dapat sangat ketakutan dan sangat
dilakukan klien sendiri, tetapi tergatung dan meskipun
berikan bantuan sesuai bantuan yang diberikan
kebutuhan bermanfaaat dalam mencegah
frustasi adalah penting bagi
klien untuk melakukan
sebanyak mungkin untuk diri
sendiri, untuk
mempertahankan harga diri
dan meningkatkan pemulihan
4. Berikan umpan balik yang 4. Meningkatkan perasaan
positif untuk setiap usaha yang makna diri dan kemandirian
dilakukannya atau serta mendorong klien untuk
keberhasilannya berusaha secara kontinu