You are on page 1of 5

Fase luteal awal

Pasca ovulasi, terjadi fase luteal yang ditandai oleh peninggian kadar LH. Dalam 3 hari
pasca-ovulasi, mulai terbentuk korpus luteum yang dapat menghasilkan relaksin, oksitosin
dan progesteron. Kadar progesteron sejak 24 jam sebelum ovulasi dipertahankan untuk 11-14
hari kemudian. Kadar progesteron maksimal dicapai pada hari ke 3-4 pasca-ovulasi. Fase
luteal umumnya berlangsung sekitar 14 hari, denagan variasi antara 11-17 hari. Progesteron
menekan pertumbuhan folikel baru, disamping penekanan dari hormon inhibin dan esterogen.

Fase luteal akhir

Pra haid, setelah hari ke 4-5 dari pertumbuhan korpus luteum, terjadi penurunan kadar
progesteron, estradiol, dan inhibin. Penurunan ini akan merubah kadar LH melalui
mekanisme umpan balik negatif, dan meningkatkan kembali FSH, untuk mengawali
pembentukan folikel baru.

Perubahan Endometrium

Fase haid

Kadar hormon, terumata estrogen dan progesteron yang rendah, akan menyebabkan
perubahan endometerium yang ditandai dengan adanya perdarahan awal. Selama 4-24 jam
sebelum haid, adanya vasokontriksi ateri pada endometrium menimbulkan iskemia dan
nekrosis endometrium. Pada Keadaan ini terjadi penyusutan akibat vasospasme. Vasospasme
itu sendiri kemungkinan disebabkan adanya rangsangan prostaglandin F-2 serta
dikeluarkannya enzim lisosomalitik. Relaksasi arteri spiralis setelah iskemik ini
menyebabkan endometrium terlepas dari lapisan dasar, yang disusul dengan pelepasan sel
dan bagian-bagian pembuluh darah. Keadaan ini terjadi selama 4-6 hari dengan jumlah darah
umumnya antara 25-60 cc.

Meskipun haid masih tetap berlangsung, regenerasi endometrium umumnya sudah


dimulai kembali sejak hari kedua dari awal haid. Proses ini berlangsung sampai hari ke-5 atau
hari k-6, dan terjadi reepitelisasi lapisan spongiosum yang umumnya dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti pertumbuhan epidermis, fibroblast, serta angiogenik.
Gambar 3.2 Perubahan kadar hormon hipotalamus-hipofisis dan ovarium selama satu siklus
haid
Gambar 3.3 Perubahan-perubahan pada ovarium dan uterus selama satu siklus haid

Fase pascahaid
Pada hari ke V hingga VI, ketika haid mulai berhenti, terjadi proliferasi di bawah pengaruh
estrogen yang ditandai peningkatan mitosis epitel dan stroma lapisan permukaan atau lapisan
fungsional. Saat ini, kira-kira hanya sepertempat bagian dari pertumbuhan yang berada di
bawah pengaruh progesteron.

Fase akhir proliferasi endometrium


Dibawah pengaruh esterogen, proliferasi epitel dan stroma endometrium berjalan terus.
Proses glikogenesis dan pengendapan glikogen dimulai hingga hari ke-10 sejak dimulai haid
Gambar 3.4 Perubahan endometrium selama satu siklus haid

Tebal endometrium pada tengah daur sekitar 10-12 mm, dengan diameter sekitar 5
mm. Terjadi pula penambahan pertumbuhan silia dan mikrovili mulai hari ke VII hingga VIII
dari daur. Penambahan reseptor progesteron dan penurunan reseptor esterogen juga mulai
terjadi.

Fase sektersi awal

Pada ovulasi, endometrium mengalami diferensiasi dibawah pengaruh progesteron

yang ditandai adanya vakuola pada bagian basal kelenjar endometrium.

Pada hari ke VI-VII dari fase luteal ini, hasil sekresi mencapai puncak kelenjar,

kemudian masuk ke dalamnya dengan bantuan sekresi apokrin. Meskipun menghentikan

proliferasi kelenjar, kadar progesteron yang meninggi tetap membantu pertumbuhan sistem

arteriol.
Puncak sekresi endometrium menghadilkan glikoprotein, peptida, plasma transudat,

dan imunoglobulin.

Pada pertengahan awal fase sekresi ini, terjadi peningkatan enzim yang bersifat dapat

melisiskan kelenjar. Akan tetapi, kadar progesteron yang ada mempertahankan kestabilan

kelenjar sehingga tidak keluar sebelum waktunya.

Fase sekresi akhir


Kelenjar yang padat dan berisi penuh menandai endometrium di hari ke-7 pasca-
ovulasi. Pada hari ke 13 pasca-ovulasi, endometrium mengalami diferensiasi menjadi 3
bagian, yaitu bagian baal, spongiosul dan kompaktum(superfisial). Pembengkakan kelenjar
dan stroma enndometrium terjadi dibawah pengaruh hormon estrogen, progesteron dan
prostaglandin.
Pada hari ke 2-3 dan akhir fase ini, esterogen dan progesteron menurun. Enzim proteolitik
akan masuk ke sitoplasma, merangsang keluarnya prostaglandin, menyebabkan nekrosis
jaringan hingga terlepas, dan kemudian terjadilah haid.

You might also like