You are on page 1of 2

Daya Dukung Lingkungan

Wilayah Kabupaten Garut secara umum beriklim tropis dengan kelembapan sedang
pada suhu rata-rata bulanan di daerah ini adalah 24 C 27 C. Kondisi iklim tersebut secara
umum mendukung pengembangan ternak ruminansia dengan kebutuhan suhu rat-rata 15o-
30oC pada kelembapan tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering. Faktoor lain yyang
mendukung produksi ternak rumminanasia di daerah ini dalah ketersediaan lahan, pakan, dan
air. Sumberdaya air yang melimpah akan mendukung berbagai kegiatan peternakan, seperti
mmendukung pertumbuhan tanaman pakan dan peesediaan bagii peternakan. Sumberdaa
air di Kabupaten Garut tersedia dari daratan berupa sungai-sungai, kolam-kolam, kali, hingga
di pantai.
Aspek lain yang tidak kalah penting dalam pengembangan usaha peternakan adalah
ketesediaan lahan sebagai basis ekologi ternak berkembang biak. Lahan kering dan hutan
banyak terdapat di wilayah selatan, sedangkan lahan sawah dan padang gembalaan terdapat
hampir merata di seluruh wilayah kecamatan. Luas lahan penggembalaan di Kabupaten Garut
kurang lebih mencapai 2.651,65 Ha yang menghasilkan produksi pakan ternak sebanyak
93.187,08 Ton, sehingga produktivitas lahan penggembalaan dalam menghasilkan pakan
sebesar 28,29 Ton/Ha (Disnak Garut 2015). Pencapaian populasi ternak Kabupaten Garut
apabila dibandingkan dengan tahun 2012, rata-rata mengalami pertumbuhan antara 0,2%
sampai dengan 18,66%
Pertumbuhan populasi serta tingginya produksi ternaak di Kabupaten Garut salah
satunya disebabkan oleh daya dukung lingkungan yang ada di daerah ini. Kondisi ekologi yang
mendukung pertumbuhan ternak menyebabkan populasi dan produksi meningkat.
Seiring dengan perkembangan zaman sertaa terjaadinya alih fugsi lahan, misalnya
perubahan alahn penggembalaan menjadi perumahan ataupun tempat wsata menyebabkan
terjadinya perubahan lingkungan yang terjadi di wilayah ini. Perubahan ekologi di wilayah
garut secara langsung menyebabkan terjadinya perubahan fisiologi ternak yang berdampak
langsung pada produktivitas ternak.
Penurunan produksi tidak hanya disebabkan secara langsung akaibat perubahan
fisiologi ternak. Faktor lain akibat terjadinya perubahan ekologi adalah penurunan produksi
pakan hijauan yang menybebakan ketersediaaan pakan menurun. Perubahan ekologi seperti
cuaca, mikroklimat, dan ketersediaan pakan akan secara langsung mempengaruhi produksi
ternak dan secara tidak langsung juga mempengaruhi nilai ekonomi peternak.
Usaha untuk mempertahankan serta meningkatkan produksi ternak yang dapat
dilakukan antara lain berupa breeding, feeding, dan management pemeliharaan pada ternak.
Seain itu, pemeliharaan lingkungan juga dilakukan untuk mencegah terjadinya perubahan
lingkungan yaang merugikan peternakan. Untuk itu, perlu dilakuakn inovasi berupa teknologi
dalam mengelola ekosistem dan peternakan itu sendiri untuk menjaga produksi dan
medapatkan nilai ekonomis yang maksimal.
PENINGKATAN :
Pendapatan demand
Penduduk
Pendidikan
Kebutuhan supply
excess
gizi

PERUBAHAN :
Penurunan Ekologis
Populasi Ketersediaan
pakan
Fisiologis

Peningkatan Peningkatan
Peningkatan
Produktivitas Produksi
Populasi
Ternak

Masalah
Breeding
Kuantitas

Feeding Kualitas

Kontinuitas On-Lab
Management as
TEKNOLOGI

On-farm
Masalah
Masalah
Sumber daya
genetik
Alih fungsi
Lahan Pengetahuan
Pemeliharaan

You might also like