Professional Documents
Culture Documents
BAB IV
GALVANIC CORROSION
4.1. Tujuan :
1. Mengetahui dan memahami prosese terjadinya korosi galvanik
2. Mengetahui reaksi reaksi yang terjadi pada korosi galvanik
3. Mengetahui dan memahami prinsip korosi galvanik
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi korosi galvanik
5. Memahami cara pengukuran pH meter dan potensiometer pada korosi
galvanik
Oleh karena itu sebaran potensial antar muka akan menentukan letak anoda-anoda
korban yang harus di pasang.
Tingkatan korosi galvanik tergantung pada keagresifan dari lingkungannya. Pada
umumnya logam dengan ketahanan korosi yang lebih rendah dalam suatu
lingkungan berfungsi sebagai anoda. Biasanya baja dan seng keduanya akan
terkorosi akan tetapi jika keduanya dihubungkan maka Zn akan terrkorosi.
Pada kondisi khusus, sebagai contoh dalam lingkungan air dengan
temperature 180 oF, terjadi hal sebaliknya yaitu baja mengalami korosi sedangkan
Zn terlindungi. Rupanya dalam kasus ini produk korosi pada Zn bertindak sebagai
permukaan yang lebih mulia terhadap baja. Menurut Haney, Zn menjadi kurang
aktif dan potensialnya menjadi kebalikannya jika ada ion-ion penghalang seperti
nitrat, bikarbonat atau karbonat dalam air.Berdasarkan dibeberapa macam kondisi
lingkungan, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Zn bersifat anodik terhadap baja pada semua kondisi
2. Al sifatnya bervariasi
3. Sn selalu bersifat sebagai katodik
4. Ni selalu bersifat sebagai katodik
Korosi galvanik tidak terjadi jika kedua logam benar-benar kering karena
tidak ada elektrolit yang memindahkan arus dintara anoda dan katoda.
Masalah korosi galvanik di mulai pada saat perencanaan. Kadang-kadang
penggabungan dua logam yang berbeda terpaksa tidak dapat di hindari. Untuk
mendapatkan gambaran logam-logam atau paduan-paduan yang dapat di
gabungkan untuk meminimumkan terjadinya serangan korosi galvanik, sebagai
langkah awal biasanya di perhatikan deret galvanik.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi korosi galvanik
yaitu diantaranya:
pertemuan kedua logam tersebut. Pengaruh jarak ini tergantung pada konduktivitas
larutan dan korosi galvanik dapat diketahui dengan adanya serangan korosi lokal
pada daerah dekat pertemuan logam.
3. Luas penampang, yang dimaksud dengan luas penampang elektroda
terhadap korosi galvanik adalah pengaruh perbandingan luas penampang katodik
terhadap anodik. Jika luas penampang katodik jauh lebih besar dari pada katoda.
Makin besar rapat arus pada daerah anoda mengakibatkan laju korosi makin cepat
pula. Korosi di daerah anodik akan menjadi 100-1000 kali lebih besar jika
dibandingkan dengan keseimbangan luas penampang anodik dan katodik.
Adapun cara penanggulangan korosi galvanik yaitu:
Logam yang mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial lebih
rendah dan logam yang tidak mengalami korosi adalah logam yang memiliki
potensial yang lebih tinggi. Contoh korosi galvanik misalnya pada seng terjadi
akibat perbedaan potensial lokal yang dimilikinya. Perbedaan potensial tersebut
dapat berasal dari fasa fasa, batas batas butir, impurity dan bagian bagian lain.
Dengan demikian akan terbentuk suatu anoda dan katoda lokal pada permukaan
logam tersebut. Selanjutnya terjadi aliran elektron dari anoda ke katoda yan dimiliki
oleh oksidasi dari anoda lokal. Pada keadaan tertentu, misalnya seng tercelup dalam
larutan asam klorida pekat, Zn akan terkorosi maka terus sampai habis. Korosi
galvanic corrosion dipengaruhi oleh, lingkungan, jarak, area/luas
Masalah korosi galvanik di mulai pada saat perencanaan. Kadang-kadang
penggabungan dua logam yang berbeda terpaksa tidak dapat di hindari. Untuk
mendapatkan gambaran logam-logam atau paduan-paduan yang dapat di
gabungkan untuk meminimumkan terjadinya serangan korosi galvanik, sebagai
langkah awal biasanya di perhatikan deret galvanik.
Deret galvanik adalah daftar potensial korosi dari berbagai logam dan
paduan yang terekspose ke dalam lingkungan yang spesifik. Potensial korosi dapat
di ukur ddengan bantuan elektroda standar (acuan). tabel I menunjukkan deret
galvanik dari logam dan paduan di dalam air laut. Logam dengan potensial yang
lebih positif biasanya di sebut lebih nobel dan akan bersifat lebih katodik bila di
hubungkan dengan logam yang potensial korosinya lebih negatif yang di sebut lebih
aktif. Logam atau paduan yang paling aktif selalu akan bersifat anodik bila kontak
listrik dengan logam atau paduan lainnya. Pemilihan paduan dengan perbedaan
potensial korosi yang minimum akan meminimumkan korosi galvanik. Sebagai
contoh korosi galvanik akan nyata (significant) bila beda potensial korosi antara
dua logam yang di hubungkan adalah sebesar 250 mV atau lebih. Deret galvanik
hanya memberikan informasi kecenderungan korosi galvanik dan tidak
memberikan informasi tenyang laju serangannya. Hal yang menarik dari deret
galvanik adalah tanda kurung (bracket) yang mengelompokkan logam atau paduan.
Material dalam kelompok ini mempunyai ketahanan yang hampir sama
khususnya karena kompossi dasar materialnya sama, misalnya tembaga dan paduan
tembaga. Pengelompokkan tersebut menunjukkan pada penerapan praktisnya,
bahaya korosi galvanik kecil bila logam atau paduan dalam satu kelompok di
hubungkan satu dengan lainnya.
kesimpulan
Celupkan spesimen ke
larutan
NaCl
Spesimen dibersihkan
dengan aqua dm dan
dikeringkan dengan
menggunakan tisu
4.4.2. Bahan
1. HCl 0,1 M
2. Kawat tembaga (1buah)
3. Alkohol 96% (secukupnya)
4. Amplas (240,600,800 mesh) (1 lembar)
5. Spesimen logam baja ST-37 (1buah)
Terdapat
endapan
Sepseimen
terkorosi
pada bagian
depan saja
Terdapat
endapan
Larutan
berwarna
3 30-11-16 -0,60 7,12 kuning keruh
Spesimen
terkorosi
pada bagian
tertentu
Terdapat
endapan
Larutan
berwarna
4 1-12-16 -0,56 7,32 kuning keruh
Spesimen
terkorosi
pada bagian
depan saja
Terdapat
endapan
Larutan
berwarna
5 2-12-16 -0,59 7,50 kuning keruh
Spesimen
terkorosi
pada bagian
depan saja
Hari pertama
Hari kedua
Hari ketiga
Hari keempat
Hari kelima
Hari ketujuh
= 0,73 MPY
Persamaan Reaksi
Fe + Cu2+ Fe2+ + Cu
4.7.2. Saran
1. Sebaiknya, sebelum praktikum praktikan terlebih dahulu diberikan
penjelesan mengenai mekanisme dan penggunaan alat ukur