Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Perawat merupakan salah satu pemegang peran penting dalam proses sakit sehat
pasien, baik di klinik kesehatan, puskesmas maupun rumah sakit. Perawat yang
professional dan prima akan memberikan dampak yang sangat signifikan dalam
kesembuhan pasien serta akan memberikan kepuasaan bagi pasien maupun keluarga.
Perawat yang professional dan prima ini hanya dapat dihasilkan melalui proses
pendidikan yang baik, pelatihan dan pengalaman yang mumpuni.
1
gigi dan lain-lain. Pendidikan keperawatan merupakan pendidikan profesi dimana
polanya harus dikembangkan sesuai dengan kaidah ilmu dan profesi yang dilandaskan
oleh akademik dan keprofesian. Hal ini sesuai dengan kurikulum pendidikan
keperawatan, pendidikan keperawatan berkembang seiring dengan pendidikan
kedokteran mengingat ilmu dasar yang dipelajari di pendidikan keperawatan merupakan
bagian ilmu dasar kedokteran, orientasi pendidikan keperawatan dilakukan dalam upaya
meningkatan kualitas tenaga perawat yang professional melalui jenjang pendidikan, oleh
karena itu maka pendidikan keperawatan meliputi pendidikan akademik dan profesi.
Dewasa ini ilmu keperawatan berkembang sangat cepat, di era milenial dimana
tidak ada larangan dan batas bagi setiap individu, kelompok maupun organisasi saling
berbagi ilmu yang mereka dapat atau temukan. Maka dari itu pendidikan dalam
keperawatan sangatlah berarti dalam rangka menuju Indonesia sehat yang merupakan
misi kementrian kesehatan Republik Indonesia.
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
2
3. Mengetahui tentang perkembangan kurikulum keperawatan
4. Mengetahui tentang perkembangan kelompok ilmu keperawatan
5. Mengetahui perbandingan sejarah pendidikan keperawatan di beberapa Negara
ASEAN.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Dominannya jumlah tenaga keperawatan di tiap rumah sakit yang dapat mencapai 60%
memberikan warning kepada seluruh pihak yang terkait untuk mengembangkan dengan
serius ilmu keperawatan ini (WHO, 1999).
Sejak januari tahun1983 pada lokakarya nasional tentang keperawatan yang melibatkan
komponen keperawatan dengan di mulainya kelompok kerja keperawatan konsorsium ilmu
kesehatan dinyatakan keperawatan adalah suatu profesi dengan segala arti dan maknanya, dan
saat itu langkah nyata dalam mengupayakan keperawatan sebagi suatu profesi dilakukan secara
terencana yang diawali dengan langkah pengembangan yang khususnya diarahkan pada
pengembangan pendidikan keperawatan pada jenjang pendidikan tinggi, orientasi pelayanan
khususnya dalam asuhan keperawatan dilaksanakan secara professional serta upaya pembinaan
rangkaian upaya perbaikan dunia keperawatan. (Husin, M, 1999)
4
2.1 SEJARAH PENDIDIKAN KEPERAWATAN
5
Tahun 1953 baru dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan menghasilkan
tenaga perawat yang lebih berkualitas, tahun 1955 dibuka Sekolah Djuru Kesehatan (SDK)
dengan pendidikan dasar SR ditambah pendidikan satu tahun dan sekolah pengamat
kesehatan sebagai pengembangan SDK ditambah pendidikan satu tahun. Tantangan
pendidikan dan pengembangan keperawatan masih belum berubah, tahun 1962 telah
dibuka akademi keperawatan dengan pendidikan dasar umum SMA yang bertempat di
Jakarta di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang sekarang dikenal dengan nama
Akademi Keperawatan Kepkes di Jalan Kimia No 17 Jakarta Pusat, walaupun sudah ada
pendidikan tinggi namun pola pengembangan pendidikan keperawatan belum tampak.
6
Tahun 1997 PSIK UI berubah statusnya menjadi fakultas ilmu keperawatan dan
terdapat evaluasi pengembangan kurikulum SI keperawatan dan DIII keperawatan, guna
meningkatkan kualitas lulusan, pada tahun 1998 kurikulum pendidikan Ners disahkan dan
digunakan.
RS dan MISI syarat masuk lulus MULO + 3 tahun pendidikan lulus sertifikat
Diploma
7
f. Tahun 1975 : sejarah penting untuk pendidikan keperawatan
Pusdiknakes Depkes menetapkan kebijaksanaan dengan menyederhanakan kategori
ketenagaan keperawatan dari 24 macam menjadi 2 kategori:
8
1. Fungsi pendidikan
2. Fungsi penelitian
9
1. Penguasaaan IPTEK keperawatan
2. Menyelesaikan masalah secara ilmiah
3. Sikap, tingkah laku dan kemampuan professional, belajar sendiri secara aktif dan
mandiri
4. Belajar di masyarakat
5. Berlandaskan kerangka konsep diharapkan institusi pendidikan mampu:
a. Menumbuhkan/membina sikap dan tingkah laku professional
b. Memberi landasan ilmu pengetahuan yang kokoh, baik kelompok ilmu dasar
dan penunjang yang diperlukan untuk melaksanakan asuhan keperawatan
profesional
c. Menumbuhkan / membina ketrampilan professional yang mencakup antara
lain intelektual, ketrampilan teknikal dan ketrampilan interpersonal yang
diperlukan untuk melaksanakan asuhan keperawatan
d. Menumbuhkan/membina kode etik keperawatan yang kokoh dan mantap
10
Pendidikan program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) tidak dapat dipisahkan
dari peran Konsorsium Ilmu Kesehatan (CHS) di samping tokoh-tokoh keperawatan
diatas. Dalam hal ini peran Prof. Dr. Marifin Husein selaku Ketua Konsorsium Ilmu
Kesehatan. Meskipun beliau berprofesi sebagai dokter, beliau sangat gigih membantu
pendirian PSIK sebagai cikal bakal Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK-UI) yang
merupakna institusi pendidikan tinggi keperawatan profesional pertama di Indonesia,
setingkat sajana.
Saat ini melalui surat keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun
1995, PSIK-FKUI telah berubah status sebagai fakultas mandiri menjadi Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI). Melengkapi Fakultas Ilmu Keperawatan
UI, pada Universitas Pajajaran Bandung di tahun 1994 didirikan pula Program Studi
Ilmu Keperawatan dan telah berubah status menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK-
UNPAD).
11
kurikulum nasional yang telah disahkan oleh Dirjen Dikti melalui keputusan nomor
239/U/1999 tanggal 4 oktober tentang berlakunya kurikulum nasional tahun 1999 bagi
institusi penyelenggaran pendidikan DIII keperawatan.
1. Pendidikan Vokasional;
yaitu jenis pendidikan diploma sesuai dengan jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu
terapan keperawatan yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia.
2. Pendidikan Akademik
yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan pasca sarjana yang diarahkan terutama
pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu
3. Pendidikan Profesi
yaitu pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik
untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.
12
Pendidikan jenjang Spesialis Keperawatan, terdiri dari:
Lulusan pendidikan tinggi keperawatan sesuai dengan level KKNI, adalah sebagai
berikut:
13
Indonesia (KKNI) dan saat ini sudah diselesaikan menjadi dokumen negara yang
berkaitan dengan arah dan kebijakan tentang pendidikan keperawatan Indonesia.
b. Teori kurikulum
d. Strategi mengajar
14
e. Adanya teori keperawatan dapat mempengaruhi pengembangan kurikulum
Hal ini karena dalam tubuh pengetahuan ilmu keperawatan akan berkembang
dimana keperawatan terlibat dalam penelitian sehingga muncul teori yang dapat
mempengaruhi pengembangan kurikulum.
f. Proses keperawatan
g. Praktek keperawatan
8. Personality
Ini dapat mempengaruhi pengembangan kurikulum hal ini tampak pada system
belajar sangat diperlukan untuk pertimbangan terhadap performen dan pencapaian
hasil. Perlunya karakteristik peserta didik akan memudahkan sebagai pertimbangan
dalam pengembangan kurikulum yang disesuaikan dari karakteristik yang ada.
(Bradshaw, 1987)
15
3. Komunikasi keperawatan
4. Kepemimpinan dan manajemen keperawatan
5. Kebutuhan dasar manusia
6. Pendidikan keperawatan
7. Pengantar riset keperawatan
8. Dokumentasi keperawatan
1. Keperawatan anak
2. Keperawatan maternitas
3. Keperawatan medical bedah
4. Keperawatan jiwa
5. Keperawatan gawat darurat
6. Kelompok ilmu keperawataan komunitas
7. Keperawatan komunitas
8. Keperawatan keluarga
9. Keperawatan gerontik
1. Ilmu humaniora
2. Ilmu alam dasar
3. Ilmu perilaku
4. Ilmu social
5. Ilmu biomedik
6. Ilmu kesehatan masyarakat
7. Ilmu kedokteran klinik
16
memadai dan penguasaan ketrampilan professional yang baik dan benar. Sebagai
perawat professional akan diperoleh kepuasan kerja yang akan memacu pencapaian
kemampuan melalui penampilan kerja yang baik sehingga kepuasan kerja perawat
akan menghasilkan kepuasan pada pemakai jasa keperawatan sehingga
meningkatkan citra perawat dan pengakuan masyarakat tentang keperawatan
sebagai profesi
17
pengembangan dan pembinaan ketrampilan professional dan menerapkan kode etik
profesi bagi tiap anggotanya
2.4.1 Malaysia
Malaysia pada awal kemerdekaan masih di awasi oleh kerajaan Inggris, hingga
dalam keperawatan pun begitu. Malaysia masih menganut paham perawat lama di
inggris dimana perawat masih di pimpin oleh dokter umum. Dalam bidang
pendidikan Malaysia mempunyai 2 sistem yaitu, dikelola oleh Kementrian
Perguruan Tinggi dan lainnya dikelola oleh Kementrian Kesehatan.
Hampir sama dengan Indonesia bagi siswa dengan kelulusan ilmu sosial wajib
mengikuti matrikulasi dimana ia harus mampu melewati ujian di bidang
biologi,fisika, kimia dan matematika. Matrikulasi ini membantu menempatkan
18
perawat sejajar dengan professional lainnya seperti dokter, apoteker maupun
insinyur.
Malaysia direncanakan pada tahun 2018 akan ditiadakan sekolah bagi ahli
madya atau DIII keperawatan, ini dilakukan dalam rangka meningkatkan standart
perawat dengan profesi kesehatan lainnya.(Junaiti, 2016)
2.4.2 Thailand
Thailand memiliki sejarah yang panjang dan baik dalam perkembangan ilmu
keperawatan. Negara yang tidak pernah dijajah oleh bangsa asing ini mendapatkan
bantuan oleh inggris dan amerika dalam mengembangkan ilmu keperawatannya.
Pada tahun 1860 kelompok perawat pertama thailand kembali dari amerika
dan menawarkan perawatan maternitas untuk golongan/kaum borju Thailand. Pada
1896 sekolah perawatan pertama thailand di buka dan dikembangkan oleh ratu
sripatcharintra yang bernama sekolah bidan dan perawat untuk perempuan.
Pada tahun 1923 ada 3 sekolah keperawatan di Thailand:
1. Sekolah kesehatan untuk perawat dan bidan khusus permpuan di
Bangkok
2. Sekolah kesehatan palang merah thailand yang berlokasi di Bangkok
3. Sekolah keperawatan McCormick di chang mai. sekolah keperawatan ini
merekrut siswa dari keluarga borju kota.
Pada tahun 1970 kementerian kesehatan Thailand sudah mencanangkan untuk
mempersiapkan perawat yang terampil untuk dijadikan guru, pembuat rencana,
penindak dan evaluator bagi kesehatan masyarakat Thailand. Dan pada 1971
universitas swastsa yang ada di Thailand mulai melirik keperawatan sebagai fakultas
yang dapat di kembangkan secara massive dengan tingginya minat dari warga
Thailand.
Sekolah bagi sarjana keperawatan di Thailand pertama beroperasi pada tahun
1956, untuk master pada 1973 sedangkan untuk kedoktoran pada 1999. Pemerintah
Thailand mempunyai daya tarik khusus kepada profesi perawat dikarenakan Ratu
mereka adalah seorang perawat.
19