You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawat merupakan salah satu pemegang peran penting dalam proses sakit sehat
pasien, baik di klinik kesehatan, puskesmas maupun rumah sakit. Perawat yang
professional dan prima akan memberikan dampak yang sangat signifikan dalam
kesembuhan pasien serta akan memberikan kepuasaan bagi pasien maupun keluarga.
Perawat yang professional dan prima ini hanya dapat dihasilkan melalui proses
pendidikan yang baik, pelatihan dan pengalaman yang mumpuni.

Untuk mengatahui definisi pendidikan dalam perspektif kebijakan, kita telah


memiliki rumusan formal dan operasional, sebagaimana termaktub dalam UU No. 20
Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, yakni: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-
spiritual yang komprehensif, di tujukan kepada individu, keluarga kelompok dan
masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Pendidikan dalam keperawatan adalah usaha sadar dan terencana untuk


mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan yang
dimilikinya sehingga dapat diaplikasikan dalam bentuk pelayanan professional yang
berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, di tujukan kepada individu,
keluarga kelompok dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh
proses kehidupan manusia.

Pendidikan keperawatan merupakan bagian dari pendidikan kesehatan


sebagaimana halnya pendidikan kedokteran, kesehatan masyarakat, farmasi, kedokteran

1
gigi dan lain-lain. Pendidikan keperawatan merupakan pendidikan profesi dimana
polanya harus dikembangkan sesuai dengan kaidah ilmu dan profesi yang dilandaskan
oleh akademik dan keprofesian. Hal ini sesuai dengan kurikulum pendidikan
keperawatan, pendidikan keperawatan berkembang seiring dengan pendidikan
kedokteran mengingat ilmu dasar yang dipelajari di pendidikan keperawatan merupakan
bagian ilmu dasar kedokteran, orientasi pendidikan keperawatan dilakukan dalam upaya
meningkatan kualitas tenaga perawat yang professional melalui jenjang pendidikan, oleh
karena itu maka pendidikan keperawatan meliputi pendidikan akademik dan profesi.

Dewasa ini ilmu keperawatan berkembang sangat cepat, di era milenial dimana
tidak ada larangan dan batas bagi setiap individu, kelompok maupun organisasi saling
berbagi ilmu yang mereka dapat atau temukan. Maka dari itu pendidikan dalam
keperawatan sangatlah berarti dalam rangka menuju Indonesia sehat yang merupakan
misi kementrian kesehatan Republik Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan pendidikan keperawatan secara historikal di Indonesia dan


Dunia ?
2. Apa hakekat pendidikan tinggi keperawatan ?
3. Bagaimana perkembangan kurikulum keperawatan ?
4. Bagaimana pengembangan kelompok ilmu keperawatan ?
5. Apa peran pendidikan tinggi keperawatan ?
6. Bagaimana perbandingan pendidikan keperawatan di beberapa Negara ASEAN
(Malaysia dan Thailand) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan Umum

Agar mahasiswa dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan tentang


perkembangan pendidikan keperawatan

Tujuan Khusus

1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang perkembangan pendidikan keperawatan


2. Mengetahui perkembangan pendidikan keperawatan secara historikal

2
3. Mengetahui tentang perkembangan kurikulum keperawatan
4. Mengetahui tentang perkembangan kelompok ilmu keperawatan
5. Mengetahui perbandingan sejarah pendidikan keperawatan di beberapa Negara
ASEAN.

3
BAB II

PEMBAHASAN

Perkembangan pendidikan keperawatan di indonesia telah diawali dengan adanya


keinginan dan kegiatan yang bersifat tidak terkoordinasi dalam upaya mewujudkan wadah
pendidikan keperawatan sebagai akademi atau institusi pendidikan dan selanjutnya dikenal
dengan nama akademi keperawatan, kemudian pada awal pertumbuhan akademi belum
terdapat perkumpulan yang mewadahi para perawat di indonesia secara nasional, namun
lambat laun terdapat kelompok-kelompik perawat yang berupaya agar pelaksanaan perawatan
di indonesia dilaksanakan dengan baik dan akhirnya berkembang dengan pola pendidikan yang
jelas dengan koordinasi yang terarah.

Dominannya jumlah tenaga keperawatan di tiap rumah sakit yang dapat mencapai 60%
memberikan warning kepada seluruh pihak yang terkait untuk mengembangkan dengan
serius ilmu keperawatan ini (WHO, 1999).

Sejak januari tahun1983 pada lokakarya nasional tentang keperawatan yang melibatkan
komponen keperawatan dengan di mulainya kelompok kerja keperawatan konsorsium ilmu
kesehatan dinyatakan keperawatan adalah suatu profesi dengan segala arti dan maknanya, dan
saat itu langkah nyata dalam mengupayakan keperawatan sebagi suatu profesi dilakukan secara
terencana yang diawali dengan langkah pengembangan yang khususnya diarahkan pada
pengembangan pendidikan keperawatan pada jenjang pendidikan tinggi, orientasi pelayanan
khususnya dalam asuhan keperawatan dilaksanakan secara professional serta upaya pembinaan
rangkaian upaya perbaikan dunia keperawatan. (Husin, M, 1999)

Perkembangan keperawatan sebagai profesi khususnya di Indonesia dapat di tinjau


secara historikal dan secara konseptual. Secara historikal sesuai dengan perubahan waktu
perkembangan yang dimulai tahun 1945 1962, periode tahun 1963 1983, tahun 1984
sekarang, sedangkan perubahan secara konseptual di titik beratkan pada perkembangan
keperawatan di tinjau dari konsep-konsep yang mendasari keperawatan sebagai profesi.
(Suhardiningsih, Sri AV, 2000)

4
2.1 SEJARAH PENDIDIKAN KEPERAWATAN

1. Pertengahan abad VI masehi Keperawatan berkembang di benua asia tepatnya asia


barat daya yaitu timur tengah seiring dengan perkembangan agama Islam. Abad VII
jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti ilmu pasti,ilmu kimia,
hygiene dan obat-obatan. Keperawatan mengalami kemajuan dengan prinsip dasar
kesehatan pentingnya kebersihan diri (personal hygiene), kebersihan makanan, air dan
lingkungan. Tokoh yg terkenal dari dunia arab pada masa itu adalah Rafidah
2. Permulaan abad XVI Orientasi masyarakat dari agama kekuasaan yaitu perang. Rumah
ibadah banyak yang tutup yang biasanya di gunakan untuk merawat orang sakit.
Perawat di gaji rendah dengan jam kerja yang lama pada kondisi kerja yang buruk. Sisi
positif dari perang untuk perkembangan keperawatan korban banyak membutuhkan
tenaga sukarela sebagai perawat (orde - orde agama, istri yang mengikuti suami perang
dan tentara - tentara yang merangkap sebagai perawat) konsep P3K.R.S yang berperan
besar terhadap perkembangan keperawatan pada masa itu (zaman pertengahan) yaitu
hotel Dieu di Lion awalnya perawat mantan wanita tuna susila yang bertobat, tidak lama
kemudian menggunakan perawat yang terdidik dari rumah sakit tersebut
Hotel Dieu di Paris orde agama, setelah revolusi orde agama di hapus di ganti orang -
orang bebas yang tidak terikat agama, pelopor perawat terkenal rumah sakit ini yaitu
Genevieve Bouquet.St. Thomas Hospital, didirikan tahun 1123
3. Pertengahan abad XVIII XIX. Keperawatan mulai di percaya orang yaitu Florence
Nigthingale lahir tahun 1820 dari keluarga kaya, terhormat, tumbuh dan berkembang
di Inggris, di terima mengikuti kursus pendidikan perawat.

2.2 Perkembangan Pendidikan Keperawatan Secara Historikal

1. Periode tahun 1945 1962


Diawali tahun 1945 1950 merupakan periode awal kemerdekaan yang merupakan
transisi pemerintahan Negara Indonesia, dengan masa tersebut belum ada tanda-tanda
perkembangan oleh karena sektor ketatanegaraan yang perlu ditata, penggunaan tenaga
keperawatan masih menggunakan sistem pendidikan yang telah ada yakni perawat lulusan
pendidikan belanda (mulo + 3 tahun pendidikan), untuk ijazah A (perawat umum) dan
ijazah B untuk perawat jiwa, ada juga pendidikan perawat dengan dasar (SR + 4 tahun
pendidikan) yang lulusannya disebut mantri juru rawat.

5
Tahun 1953 baru dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan menghasilkan
tenaga perawat yang lebih berkualitas, tahun 1955 dibuka Sekolah Djuru Kesehatan (SDK)
dengan pendidikan dasar SR ditambah pendidikan satu tahun dan sekolah pengamat
kesehatan sebagai pengembangan SDK ditambah pendidikan satu tahun. Tantangan
pendidikan dan pengembangan keperawatan masih belum berubah, tahun 1962 telah
dibuka akademi keperawatan dengan pendidikan dasar umum SMA yang bertempat di
Jakarta di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang sekarang dikenal dengan nama
Akademi Keperawatan Kepkes di Jalan Kimia No 17 Jakarta Pusat, walaupun sudah ada
pendidikan tinggi namun pola pengembangan pendidikan keperawatan belum tampak.

2. Periode 1963 1983

Periode ini masih belum banyak perkembangan dalam bidang keperawatan


walaupun sudah banyak perubahan pada pendidikan tinggi, pada tahun 1972 tepatnya
tanggal 17 April lahirlah organisasi profesi dengan nama Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI) di Jakarta dengan berdirinya organisasi profesi merupakan satu langkah
maju oleh karena ada arah kemajuan dalam bidang keperawatan dan peran organisasi
profesi disini dapat membantu dalam pembenahan pendidikan keperawatan, akhirnya mulai
tahun 1983 organisasi profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan keperawatan melalui
kerja sama dengan CHS (Konsorsium Ilmu Kesehatan), Departemen Kesehatan dan
organisasi lainnya dan pada waktu itu telah dilaksanakan lokakarya keperawatan dan
disepakati bersama bahwa keperawatan sebagai profesi.

3. Periode 1984 sekarang


Mulai tahun 1985 telah di bukanya pendidikan SI keperawatan dengan nama
Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta,
sebagai institusi yang menghasilkan tenaga keperawatan tingkat sarjana dengan
membentuk kurikulum pendidikan tenaga keperawatan jenjang Strata satu tahun 1992,
keberadaan tenaga keperawatan diakui sebagai profesi dalam UU No.23 tahun 1992 tentang
kesehatan dan PP No 32 tahun 1996 sebagai penjabaran UU No 23 tahun 1996 dibuka PSIK
di Universitas Padjajaran Bandung, pada saat itu konsep model praktek keperawatan di
indonesia secara resmi diserahkan kepada PPNI.

6
Tahun 1997 PSIK UI berubah statusnya menjadi fakultas ilmu keperawatan dan
terdapat evaluasi pengembangan kurikulum SI keperawatan dan DIII keperawatan, guna
meningkatkan kualitas lulusan, pada tahun 1998 kurikulum pendidikan Ners disahkan dan
digunakan.

Perkembangan pendidikan keperawatan undergraduate, sebelum sekolah perawat


dikelola di perguruan tinggi , sekolah perawat bermacam-macam.

a. Tahun 1870 : program pendidikan keperawatan (D1) dikelola Rumah sakit


Linda Richard lulusan perawat pertama
b. Tahun 1940-1950 : sekolah perawat diploma dikelola di universitas
c. Tahun 1952 : buka program Baccalaureate (sarjana muda) assosiate
degree program diprakarsai DR. Mildred Montag (Amerika)
d. Tahun 1959 : universitas Minneasota mendirikan program sarjana untuk
mendapatkan RN
e. Tahun 1965 : ANA mengkhususkan program sarjana sebagai perawat
pelaksana profesional 4 tahun. Sejarah perkembangan pendidikan keperawatan di
Indonesia
f. Tahun 1913 : program pendidikan perawat di rumah sakit Semarang
g. Tahun 1914 : lulus 2 orang perawat pertama di Indonesia
h. Tahun 1930-1945 : persyaratan masuk pendidikan lulus SR (6 tahun)

RS dan MISI syarat masuk lulus MULO + 3 tahun pendidikan lulus sertifikat
Diploma

a. Tahun 1940 : pendidikan keperawatan mengalami perubahan menjadi pola


perawat jepang
b. Tahun 1945-1950 : masa peralihan, perang kemerdekaan menjadi pendidikan
perawat tidak menentu
c. Tahun 1950 : Sekolah Guru Perawat di Bandung
d. Tahun 1952 : SPR I di RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung
e. Tahun 1962 : Akper Depkes Jakarta, Akper Depkes Bandung, Akper St.
Carolus Jakarta

7
f. Tahun 1975 : sejarah penting untuk pendidikan keperawatan
Pusdiknakes Depkes menetapkan kebijaksanaan dengan menyederhanakan kategori
ketenagaan keperawatan dari 24 macam menjadi 2 kategori:

1. Tingkat dasar: SPK


2. JPT: DIII/SI

g. Tahun 1984 : Diberlakukan kurikulum DIII Keperawatan


h. Tahun 1985 : PSIK dibuka di UI
i. Tahun 1994 : PSIK FK di Unpad Bandung
j. Tahun 1995 : PSIK UI menjadi FIK
k. Tahun 1998 : PSIK FK UGM Yogyakarta
l. Tahun 1999 : PSIK FK Unair, USU, UNHAS, UNDIP, UNIBRAW
m. Tahun 1999 : STIK ST. Carolus Jakarta

2.3 Perkembangan Pendidikan Keperawatan Secara Konseptual

Perkembangan keperawatan secara konseptual telah terjadi dari perubahan


pemahaman keperawatan sebagai vokasional atau tenaga terampil menjadi keperawatan
sebagai profesi dan dari pelayanan keperawatan bagian dari pelayanan medis bergeser
menjadi praktek keperawatan professional mandiri serta perkembangan pendidikan
keperawatan dari dasar menengah menjadi perkembangan pendidikan tinggi
keperawatan, perubahan pemahaman keperawatan sebagai profesi didasarkan atas ciri
profesi keperawatan diantaranya :

a. Mempunyai tubuh pengetahuan yang berbatas tegas ilmu keperawatan yang


terdapat dalam tubuh pengetahuan.
b. Pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi.
c. Memberi pelayanan kepada masyarakat.
d. Memiliki perhimpunan dalam bidang keprofesian.
e. Pemberlakuan kode etik keperawatan.
f. Bersifat altruistik (mengutamakan kepentingan masyarakat dari kepentingan
pribadi atau golongan).
g. Hakekat Pendidikan Tinggi Keperawatan
h. Pelaksanaan Tiga Fungsi Pokok Perguruan Tinggi :

8
1. Fungsi pendidikan

Pendidikan tinggi keperawatan menyelenggarakan proses pembelajaran


melalui system belajar aktif dan mandiri. Pengalaman belajar dirancang untuk
mencapai kemampuan akademis atau professional dalam bidang keperawatan.
Selain itu dapat menjadi pusat pengembangan IPTEK keperawatan serta
masyarakat berpendidikan yang gemar belajar

2. Fungsi penelitian

Pendidikan tinggi keperawatan dapat melakukan penelitian,


pengumpulan dan pengolahan informasi yang sesuai dengan keahlian di bidang
keperawatan dan dapat berperan sebagai pusat informasi ilmiah keperawatan
maupun pusat sumber daya keperawatan

3. Fungsi pengabdian masyarakat

Fungsi ini dapat dilakukan melalui penerapan berbagai IPTEK


keperawatan kepada tatanan nyata di masyarakat misalnya pelayanan
keperawatan.Pemberian edukasi keperawatan, konseling keperawatan.

Selain tiga fungsi utama tersebut di atas, pendidikan tinggi keperawatan


bertanggung jawab dalam mengembangkan budaya perilaku intelektual,
menciptakan suasana akademis yang kondusif, menanamkan rasa disiplin,
tanggung jawab, dan motivasi adanya hasil yang terbaik

2.3.1 Pendidikan Keperawatan Sebagai Pendidikan Profesi

Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi harus dikembangkan sesuai


kaidah-kaidah ilmu dan profesi keperawatan yang harus memiliki landasan akademik
dan keprofesian yang mantap yang tercermin dalam isi dan proses pembelajaran yang
dikembangkan dalam lingkungan belajar yang memungkinkan perubahan perilaku dari
peserta didik. Kurikulum pendidikan keperawatan berlandaskan kerangka konsep
pendidikan antara lain:

9
1. Penguasaaan IPTEK keperawatan
2. Menyelesaikan masalah secara ilmiah
3. Sikap, tingkah laku dan kemampuan professional, belajar sendiri secara aktif dan
mandiri
4. Belajar di masyarakat
5. Berlandaskan kerangka konsep diharapkan institusi pendidikan mampu:
a. Menumbuhkan/membina sikap dan tingkah laku professional
b. Memberi landasan ilmu pengetahuan yang kokoh, baik kelompok ilmu dasar
dan penunjang yang diperlukan untuk melaksanakan asuhan keperawatan
profesional
c. Menumbuhkan / membina ketrampilan professional yang mencakup antara
lain intelektual, ketrampilan teknikal dan ketrampilan interpersonal yang
diperlukan untuk melaksanakan asuhan keperawatan
d. Menumbuhkan/membina kode etik keperawatan yang kokoh dan mantap

2.3.2 Pendirian Fakultas Ilmu Keperawatan

Pendirian Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) pada tahun 1985


merupakan momentum kebangkitan profesi keperawatan di Indonesia. Sebagai embrio
dari Fakultas Ilmu Keperawatan, institusi ini dipelopori oleh tokoh-tokoh keperawatan
di Indonesia antar lain, Achir Yani S, Hamid, DN. Sc., Dra. Christin S Ibrahim, MN,
Phd., Tien Gartinah, MN, dan Dewi Irawaty, MA., dibantu beberapa pakar dari
Konsorsium Ilmu Kesehatan dan sembilan pakar Keperawatan dari Badan Kesehatan
Dunia (WHO). Tujuan pendiriannya adalah menghasilkan sarjana keperawatan sebagai
perawat profesional. Agar perawat dapat bermitra dengan dokter dan perawat dapat
bekerja secara ilmiah, tidak hanya berdasarkan intruksi dokter, tegas Prof. Dr. Asri
Rasyad, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi, tempat diselenggarakannya
PSIK pertama di Indonesia, ketika melantik lulusan PSIK angkatan pertama, 1988.
Secara konseptual pendirian Program Studi Ilmu keperawatan bertujuan menghasilkan
sarjana keperawatan sebagai perawat profesional memantapkan peran dan fungsi
perawat sebagai pendidik, pelaksana, pengelola, peneliti di bidang keperawatan
profesional yang dapat mengimbangi kemajuan dan ilmu pengetahuan terutama iptek
di bidang kedokteran.

10
Pendidikan program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) tidak dapat dipisahkan
dari peran Konsorsium Ilmu Kesehatan (CHS) di samping tokoh-tokoh keperawatan
diatas. Dalam hal ini peran Prof. Dr. Marifin Husein selaku Ketua Konsorsium Ilmu
Kesehatan. Meskipun beliau berprofesi sebagai dokter, beliau sangat gigih membantu
pendirian PSIK sebagai cikal bakal Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK-UI) yang
merupakna institusi pendidikan tinggi keperawatan profesional pertama di Indonesia,
setingkat sajana.

Saat ini melalui surat keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun
1995, PSIK-FKUI telah berubah status sebagai fakultas mandiri menjadi Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI). Melengkapi Fakultas Ilmu Keperawatan
UI, pada Universitas Pajajaran Bandung di tahun 1994 didirikan pula Program Studi
Ilmu Keperawatan dan telah berubah status menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK-
UNPAD).

2.3.3 Program Pendidikan DIII Keperawatan Sebagai Pendidikan Profesionalisme Pemula

Program pendidikan DIII Keperawatan yang menghasilkan perawat generalis


sebagai perawat professional pemula (Ahli Madya Keperawatan) dikembangkan
dengan landasan keilmuwan yang cukup dan landasan keprofesian yang kokoh

Sebagai perawat professional pemula diharapkan memiliki tingkah laku dan


kemampuan professional serta akuntabel dalam melaksanakan asuhan / praktik
keperawatan dasar secara mandiri di bawah supervisi. Disamping itu mereka
diharapkan mempunyai kemampuan mengelola praktik keperawatan professional yang
dilakukan sesuai dengan tuntutan kebutuhan klien serta memiliki kemampuan
meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi keperawatan yang maju secara tepat guna

2.3.4 Perkembangan Kurikulum Keperawatan

Kurikulum pendidikan keperawatan saat ini sedang mengalami proses


perkembangan, program pendidikan keperawatan sudah mulai ditingkatkan, adanya
pembinaan program pendidikan keperawatan dan masuknya program pendidikan tinggi
keperawatan pada komisi disiplin ilmu kesehatan (CHS), adanya penyusunan

11
kurikulum nasional yang telah disahkan oleh Dirjen Dikti melalui keputusan nomor
239/U/1999 tanggal 4 oktober tentang berlakunya kurikulum nasional tahun 1999 bagi
institusi penyelenggaran pendidikan DIII keperawatan.

Dalam perjalanannya kedudukan dan peran pendidikan tinggi keperawatan


sangat berperan dalam pengembangan pendidikan tinggi. Untuk mencapai kedudukan
peran sebagaimana mestinya pendidkan keperawatan diarahkan pada pendidikan
sejagat, pembangunan bangsa, pembangunan sistem pendidikan tinggi di indonesia dan
profesionalisasi keperawatan di Indonesia.

Sejalan dengan perkembangan yang ada kurikulum pendidikan keperawatan di


Indonesia harus dapat mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan serta
menerapkan kedalam inovasi pendidikan keperawatan.

Pendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada UU No. 20 tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jenis pendidikan keperawatan di Indonesia
mencakup:

1. Pendidikan Vokasional;
yaitu jenis pendidikan diploma sesuai dengan jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu
terapan keperawatan yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia.
2. Pendidikan Akademik
yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan pasca sarjana yang diarahkan terutama
pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu
3. Pendidikan Profesi
yaitu pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik
untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.

Jenjang Pendidikan Tinggi Keperawatan Indonesia dan sebutan gelar:

1. Pendidikan jenjang Diploma Tiga keperawatan lulusannya mendapat sebutan Ahli


Madya Keperawatan (Amd.Kep)
2. Pendidikan jenjang Ners (Nurse) yaitu (Sarjana+Profesi), lulusannya mendapat sebutan
Ners(Nurse),sebutan gelarnya (Ns)
3. Pendidikan jenjang Magister Keperawatan, Lulusannya mendapat gelar (M.Kep)
4. Pendidikan jenjang Doktoran Keperawatan, lulusannya mendapat gelar Dr.(Doktor)

12
Pendidikan jenjang Spesialis Keperawatan, terdiri dari:

1. Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, lulusannya (Sp.KMB)


2. Spesialis Keperawatan Maternitas, Lulusannya (Sp.Kep.Mat)
3. Spesialis Keperawatan Komunitas, Lulusannya (Sp.Kep.Kom)
4. Spesialis Keperawatan Anak, Lulusannya (Sp.Kep.Anak)
5. Spesialis Keperawatan Jiwa, Lulusannya (Sp.Kep.Jiwa)
6. Pendidikan jenjang Doktor Keperawatan, Lulusannya (Dr.Kep)

Lulusan pendidikan tinggi keperawatan sesuai dengan level KKNI, adalah sebagai
berikut:

1. Diploma tiga Keperawatan Level KKNI 5


2. Ners (Sarjana+Ners) Level KKNI 7
3. Magister keperawatan Level KKNI 8
4. Ners Spesialis Keperawatan Level KKNI 8
5. Doktor keperawatan Level KKNI 9

Perkembangan pendidikan keperawatan sungguh sangat panjang dengan


berbagai dinamika perkembangan pendidikan di Indonesia, tetapi sejak tahun 1983 saat
deklarasi dan kongres Nasional pendidikan keperawatan indonesia yang dikawal oleh
PPNI dan di ikuti oleh seluruh komponen keperawatan indonesia, serta dukungan penuh
dari pemerintah kemendiknas dan kemenkes saat itu serta difasilitasi oleh Konsorsium
Pendidikan Ilmu kesehatan saat itu, sepakat bahwa pendidikan keperawatan Indonesia
adalah pendidikan profesi dan oleh karena itu harus berada pada pendidikan jenjang
tinggi.dan sejak itu pulalah mulai di kaji dan di rangcang suatu bentuk pendidikan
keperawatan Indonesia yang pertama yaitu di Universitas Indonesia yang program
pertamannya dibuka tahun 1985.

Sejak 2008 PPNI, AIPNI dan dukungan serta bekerjasama dengan


Kemendiknas melalui project Health Profession Educational Quality (HPEQ),
menperbaharui dan menyusun kembali Standar Kompetensi Perawat Indonesia, Naskah
Akademik Pendidikan Keperawatan Indonesia, Standar Pendidikan Ners, standar
borang akreditasi pendidikan ners Indonesia. dan semua standar tersebut mengacu pada
Peraturan Presiden Nomor.8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional

13
Indonesia (KKNI) dan saat ini sudah diselesaikan menjadi dokumen negara yang
berkaitan dengan arah dan kebijakan tentang pendidikan keperawatan Indonesia.

Standar-standar yang dimaksud diatas juga mengacu pada perkembangan


keilmuan keperawatan, perkembangan dunia kerja yang selalu berubah, dibawah ini
sekilas sampaikan beberapa hal yang tertulis dalam dokumen Naskah Akademik
Pendidikan Keperawatan, yang berkaitan dengan Jenis, jenjang, Gelar akademik dan
Level KKNI :

a. Faktor Pengaruh Perkembangan Kurikulum Pendidikan Keperawatan

Factor dari luar Misalnya organisasi profesi keperawatan, kebijakan


pemerintah, faktor-faktor sosial, pola kesehatan dan penyakit, perubahan demografi
dan ekonomi masyarakat.

b. Teori kurikulum

Ini sangat berpengaruh pada pengembangan kurikulum keperawatan dengan


adanya pendekatan teori tentang model proses yang mengarahkan pada kriteria, nilai,
instruksional dari mata ajaran yang akan dipelajari.

c. Adanya teori belajar

Ini sangat berpengaruh pada pengembangan kurikulum, seperti munculnya teori


yang lebih menekankan pada perubahan perilaku yang terjadi oleh karena stimulus
yang dikenal dengan nama stimulus respon, adanya teori kognitif yang menekankan
pada keterampilan intelektual dan berfikir, perasaan dan pengalaman, adanya teori
social learning yang menekankan pada interaksi antara individu dan lingkungan,
adanya teori andragogy yang menekankan tentang bagaimana mahasiswa belajar.

d. Strategi mengajar

Perubahan terhadap kurikulum dapat dipengaruhi oleh strategi mengajar,


dimana strategi mengajar merupakan metode yang bergerak dari ketergantungan pada
seorang guru ke pelajar, pola-pola yang ada dalam strategi akan mempengaruhi
perkembangan kurikulum.

14
e. Adanya teori keperawatan dapat mempengaruhi pengembangan kurikulum

Hal ini karena dalam tubuh pengetahuan ilmu keperawatan akan berkembang
dimana keperawatan terlibat dalam penelitian sehingga muncul teori yang dapat
mempengaruhi pengembangan kurikulum.

f. Proses keperawatan

Dalam memberikan asuhan keperawatan harus berdasarkan pendekatan sistem,


melalui proses keperawatan dan model pemberi asuhan keperawatan tersebut yang
dapat digali dari pengembangan kurikulum sehingga hal ini tampak sekali bahwa
proses keperawatan akan berpengaruh pada pengembangan kurikulum.

g. Praktek keperawatan

Model praktek keperawatan secara professional akan menggugah untuk


mengembangkan kurikulum yang ada, adanya pengalaman yang nyata akan merubah
situasi yang ada sehingga model kurikulum dapat dipengaruhi

8. Personality

Ini dapat mempengaruhi pengembangan kurikulum hal ini tampak pada system
belajar sangat diperlukan untuk pertimbangan terhadap performen dan pencapaian
hasil. Perlunya karakteristik peserta didik akan memudahkan sebagai pertimbangan
dalam pengembangan kurikulum yang disesuaikan dari karakteristik yang ada.
(Bradshaw, 1987)

2.3.5 Pengembangan Kelompok Ilmu Keperawatan

Pada pengembangan pendidikan keperawatan pola pembagian kelompok ilmu


keperawatan terdiri dari ilmu keperawatan dasar, ilmu keperawatan komunitas, ilmu
keperawatann klinik, ilmu penunjang dengan penjabaran sebagai berikut :

Kelompok ilmu keperawatan dasar :

1. Konsep dasar keperawatan


2. Keperawatan professional

15
3. Komunikasi keperawatan
4. Kepemimpinan dan manajemen keperawatan
5. Kebutuhan dasar manusia
6. Pendidikan keperawatan
7. Pengantar riset keperawatan
8. Dokumentasi keperawatan

Kelompok ilmu keperawatan klinik :

1. Keperawatan anak
2. Keperawatan maternitas
3. Keperawatan medical bedah
4. Keperawatan jiwa
5. Keperawatan gawat darurat
6. Kelompok ilmu keperawataan komunitas
7. Keperawatan komunitas
8. Keperawatan keluarga
9. Keperawatan gerontik

Kelompok ilmu penunjang

1. Ilmu humaniora
2. Ilmu alam dasar
3. Ilmu perilaku
4. Ilmu social
5. Ilmu biomedik
6. Ilmu kesehatan masyarakat
7. Ilmu kedokteran klinik

2.3.6 Peran Pendidikan Tinggi Keperawatan

1. Membina sikap pandangan dan kemampuan professional

Diharapkan perawat mampu bersikap dan berpandangan professional,


berwawasan keperawatan yang luas, serta mempunyai pengetahuan ilmiah yang

16
memadai dan penguasaan ketrampilan professional yang baik dan benar. Sebagai
perawat professional akan diperoleh kepuasan kerja yang akan memacu pencapaian
kemampuan melalui penampilan kerja yang baik sehingga kepuasan kerja perawat
akan menghasilkan kepuasan pada pemakai jasa keperawatan sehingga
meningkatkan citra perawat dan pengakuan masyarakat tentang keperawatan
sebagai profesi

2. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dan kesehatan

Pendidikan tinggi keperawatan menimbulkan perubahan yang berarti


terhadap cara perawat memandang asuhan keperawatan dan secara bertahap
keperawatan beralih dari yang semula berorientasi pada tugas menjadi berorientasi
pada tujuan yang berfokus pada asuhan keperawatan efektif dengan menggunakan
pendekatan holistik dan proses keperawatan

3. Menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan IPTEK keperawatan


melalui penelitian

Kerjasama yang terjalin dengan baik antara institusi pendidikan dan


pelayanan memungkinkan terjadinya transformasi IPTEK, termasuk
teridentifikasinya masalah kesehatan khususnya yang terkait dengan masalah
keperawatan untuk penelitian. Tujuan penelitian adalah:

1. Menghasilkan jawaban terhadap pertanyaan


2. Menghasilkan solusi masalah
3. Menemukan dan menafsirkan fakta baru
4. Menguji teori berdasarkan fakta baru
5. Merumuskan teori baru
6. Meningkatkan kehidupan keprofesian melalui organisasi profesi

Pendidikan tinggi keperawatan akan memfasilitasi perkembangan


kehidupan organisasi keperawatan untuk lebih professional. Dengan pendidikan
professional perawat sebagai anggota dari suatu organisasi profesi akan lebih
memahami dan menghayati peran, tanggung jawab, dan haknya sebagai anggota
profesi. Selain itu organisasi profesi akan lebih berperan dalam proses

17
pengembangan dan pembinaan ketrampilan professional dan menerapkan kode etik
profesi bagi tiap anggotanya

2.4 Perkembangan Pendidikan Keperawatan di beberapa Negara ASEAN

2.4.1 Malaysia

Malaysia yang mendapatkan kemerdekaannya pada 31 Agustus 1957 oleh


kerajaan Inggris. Malaysia yang pada awalnya menjadi Negara persemakmuran
Inggris kini menjadi Negara yang cukup stabil baik dalam bidang ekonomi , politik
dan kesehatan, bahkan kini Malaysia lebih maju dari Indonesia dalam beberapa
bidang bernegara.

Malaysia pada awal kemerdekaan masih di awasi oleh kerajaan Inggris, hingga
dalam keperawatan pun begitu. Malaysia masih menganut paham perawat lama di
inggris dimana perawat masih di pimpin oleh dokter umum. Dalam bidang
pendidikan Malaysia mempunyai 2 sistem yaitu, dikelola oleh Kementrian
Perguruan Tinggi dan lainnya dikelola oleh Kementrian Kesehatan.

Di Malaysia untuk dapat menjadi perawat professional harus memenuhi


standart yang diberikan oleh Nursing Board of malaysia and National Accreditation
Board (LAN), LAN ini mendesain 4 tahun proses menjadi sarjana keperawatan yang
ter bagi atas :

1. Ilmu medis dasar (15 20%)


2. Ilmu Keperawatan (55- 65 %) di mana 45 50% adalah pratikum
3. Ilmu komunitas dan social (15- 25 %)
4. Metode ilmiah / penelitian (4- 7%)
5. Electif (peminatan 2-7%)

Hampir sama dengan Indonesia bagi siswa dengan kelulusan ilmu sosial wajib
mengikuti matrikulasi dimana ia harus mampu melewati ujian di bidang
biologi,fisika, kimia dan matematika. Matrikulasi ini membantu menempatkan

18
perawat sejajar dengan professional lainnya seperti dokter, apoteker maupun
insinyur.

Malaysia direncanakan pada tahun 2018 akan ditiadakan sekolah bagi ahli
madya atau DIII keperawatan, ini dilakukan dalam rangka meningkatkan standart
perawat dengan profesi kesehatan lainnya.(Junaiti, 2016)

2.4.2 Thailand

Thailand memiliki sejarah yang panjang dan baik dalam perkembangan ilmu
keperawatan. Negara yang tidak pernah dijajah oleh bangsa asing ini mendapatkan
bantuan oleh inggris dan amerika dalam mengembangkan ilmu keperawatannya.
Pada tahun 1860 kelompok perawat pertama thailand kembali dari amerika
dan menawarkan perawatan maternitas untuk golongan/kaum borju Thailand. Pada
1896 sekolah perawatan pertama thailand di buka dan dikembangkan oleh ratu
sripatcharintra yang bernama sekolah bidan dan perawat untuk perempuan.
Pada tahun 1923 ada 3 sekolah keperawatan di Thailand:
1. Sekolah kesehatan untuk perawat dan bidan khusus permpuan di
Bangkok
2. Sekolah kesehatan palang merah thailand yang berlokasi di Bangkok
3. Sekolah keperawatan McCormick di chang mai. sekolah keperawatan ini
merekrut siswa dari keluarga borju kota.
Pada tahun 1970 kementerian kesehatan Thailand sudah mencanangkan untuk
mempersiapkan perawat yang terampil untuk dijadikan guru, pembuat rencana,
penindak dan evaluator bagi kesehatan masyarakat Thailand. Dan pada 1971
universitas swastsa yang ada di Thailand mulai melirik keperawatan sebagai fakultas
yang dapat di kembangkan secara massive dengan tingginya minat dari warga
Thailand.
Sekolah bagi sarjana keperawatan di Thailand pertama beroperasi pada tahun
1956, untuk master pada 1973 sedangkan untuk kedoktoran pada 1999. Pemerintah
Thailand mempunyai daya tarik khusus kepada profesi perawat dikarenakan Ratu
mereka adalah seorang perawat.

19

You might also like