Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat berasal dari bahasa yunani philos yang artinya cinta dan sophie
yang artinya kebijaksanaan / kearifan. Jadi secara bahasa, filsafat berarti cinta
kebijaksanaan. Filsafat merupakan suatu ilmu yang pertama kali muncul dan
menjadi induk dari segala ilmu pengetahuan. Filsafat muncul sebagai bentuk
protes terhadap kaum sophist, kaum terpelajar pada waktu itu yang
menamakan dirinya bijaksana, padahal kebijaksanaan mereka itu hanyalah
semu bijaksana saja. Filsafat merupakan analisa kritis terhadap suatu masalah
dengan berfikir radikal (fundamental/ mendasar) secara sistematisdan menjadi
dasar dalam mengambil suatu tindakan. Jadi dapat dikatakan bahwa filsafat
adalah ilmu yang mempelajari hakikat suatu kebenaran dan pemikiran
manusia secara kritis.
Ada banyak filusuf (ahli filsafat) terkenal dengan pemikirannya masing-
masing, diantaranya adalah Immanuel Kant dengan filsafatnya yang disebut
kritisisme. Ia mengatakan bahwa filsafatnya merupakan penggabungan dari
dua filsafat sebelumnya yang saling bertentangan, yaitu rasionalisme dan
empirisme. Sebelum kita masuk lebih dalam tentang filsafat kritisisme,
alangkah lebih baiknya kita mengetahui Immanuel Kant terlebih dahulu, baik
tentang sejarah hidupnya, juga pemikirannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Riwayat Hidup Immanuel Kant?
2. Bagaimana Filsafat Kant ( Kritisisme )?
3. Apa saja Macam Macam Kritik Menurut Immanuel Kant?
4. Apa Tujuan Filsafat Immanuel Kant?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Riwayat Hidup Immanuel Kant
2. Untuk mengetahui Filsafat Kant ( Kritisisme )
3. Untuk mengetahui Macam Macam Kritik Menurut Immanuel Kant
4. Untuk mengetahui Filsafat Immanuel Kant
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Setelah karya Hume diterjemahkan dalam bahasa jerman ( 1756 ), ia
sangat dipengaruhi Hume dengan filsafatnya bernama empirisme. Ia
berorientasi skeptis tentang pengetahuan filosofis.
3. Sekitar 1770 mulailah periode kritis. Ia mendapat penerangan besar
tentang nila hukum-hukum ilmyah, dengan konsekuensinya. Kant
meninggal pada usia 80 tahun pada 12 Februari 1804 di Konisberg.
4
aliran rasionalisme, akan tetapi terletak pada pengertian dan analisa kritis
penilaian manusia, pada pemahaman Kant yang baru, dan sering disebut
revolusi Kopernikus yang kedua.
Isi utama dalam kritisisme yaitu gagasan Immanuel Kant tentang teori
pengetahuan, etika, dan estetika. Gagasan tersebut muncul karena ada
pertanyaan-pertanyaan yang mendasar yang timbul pada pemikiran Immanuel
Kant. Pertanyaan-pertanyaan tersebut yaitu: Ciri-ciri Kritisisme Immanuel
Kant dapat disimpulkan menjadi tiga hal yaitu:
1. Menganggap objek pengenalan berpusat pada subjek dan bukan pada
objek.
2. Menegaskan keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk menetahui
realitas atau hakikat sesuatu, rasio hanya mampu menjangkau gejalanya
atau fenomenanya saja.
3. Menjelaskan bahwa pengenalan manusia atas sesuatu itu diperoleh atas
perpaduan antara peranan unsure a priori (sebelum di buktikan tapi kita
sudah percaya) yang berasal dari rasio serta berupa ruang dan waktu dan
peranan unsur aposteoriori (setelah di buktikan baru percaya) yang
berasal dari pengalaman yang berupa materi. Bukan hanya berasal dari
salah satu dari keduanya.
5
indrawi, karena dinyatakan setelah (=post, bhs latin) mempunyai
pengalaman dengan aneka ragam meja yang pernah diketahui.
c. Putusan sintesis apriori; disini dipakai sebagai suatu sumber
pengetahuan yang kendati bersifat sintetis, namun bersifat apriori juga.
Manusia mempunyai tiga tingkatan pengetahuan, yaitu:
a. Taraf indra
Pendirian tentang pengenalan inderawi ini mempunyai implikasi
yang penting. Memang ada suatu realitas, terlepas dari subjek, Kant
berkata: memang ada das ding an sich (benda dalam dirinya; the thing
itself). Tetapi das ding an sich selalu tinggal suatu X yang tidak
dikenal. Kita hanya mengenal gejala-gejala (Erscheinungen), yang
selalu merupakan sintesa antara hal-hal yang datang dari luar dengan
bentuk ruang dan waktu.
b. Taraf akal budi
Kant membedakan akal budi Vesrtand dengan Vernunft. Tugas
akal budi ialah menciptakan orde antara data-data inderawi. Dengan
lain perkataan, akal budi menciptakan putusan-putusan. Pengenalan
akal budi juga merupakan sintesa antara bentuk dengan materi. Materi
adalah data-data inderawi dan bentuk adalah apriori, yang terdapat
pada akal budi. Bentuk apriori ini dinamakan Kant dengan istilah
Kategori. Akal budi memiliki struktur sedemikian rupa, sehingga
terpaksa saya mesti memikirkan data-data inderawi sebagai subtansi
atau menurut ikatan sebab akibat atau menurut kategori lainnya.
Dengan demikian, Kant sudah menjelaskan Shahihnya ilmu
pengetahuan alam. Sekarang kita mengerti juga bahwa Kant betul-
betul mengadakan suatu revolusi Kopernikan.
c. Taraf Rasio
Tugas rasio ialah menarik kesimpulan dari keputusan-keputusan.
Dengan kata lain, rasio mengadakan argumentasi-argumentasi. Seperti
akal budi menggabungkan data-data inderawi dengan mengadakan
putusan-putusan. Kant memperlihatkan bahwa rasio membentuk
6
argumentasi-argumentasi itu dipimpin oleh tiga ide : jiwa, dunia, dan
Allah. Karena kategori akal budi hanya berlaku untuk pengalaman,
kategori-kategori itu tidak dapat diterapkan pada ide-ide. Tetapi justru
itulah yang di usahakan oleh metafisika. Uraian yang panjang lebar
dikemukakan oleh kant untuk memperlihatkan kepada kita bahwa
bukti-bukti untuk adanya Allah yang diberikan dalam filsafat bersifat
kontradiktoris.
Walaupun Kant sangat menagumi empirisme Hume, empirisme yang
bersifat radikal dan yang konsekuen, ia tidak dapat menyetujui skeptisime
yang dianut Hume dengan kesimpulannya bahwa dalam ilmu pengetahuan,
kita tidak mampu mencapai kepastian. Pada waktu Kant hidup, sudah jelas
bahwa ilmu pengetahuan dirumuskan Newton memperoleh sukses.
Hukum-hukum ilmu pengetahuan berlaku selalu dan dimana-mana.
Misalnya air mendidih pada 100 C selalu begitu dan begitu dan begitulah
dimana-mana. Yang menjadi soal adalah, bagaimana hal itu mungkin
terjadi? Syarat-syarat manakah yang harus terpenuhi untuk menjadikan
ilmu pengetahuan alam dapat menghasilkan pengetahuan yang begitu
mutlak dan perlu pasti? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, kant
mengadakan suatu revolusi filsafat. Ia berkata bahwa ia mau
mengusahakan suatu Revolusi Kopernikan, berarti suatu revolusi yang
dapat dibandingkan dengan perubahan revolusioner yang dijadikan
Copernicus dalam bidang astronomi.
Dahulu para filsuf telah mencoba memahami pengenalan dengan
mengandaikan bahwa si subjek mengarahkan diri kepada objek. Kant
mengerti pengenalan dengan berpangkal dari anggapan bahwa objek
mengarahkan diri kepada subjek. Sebagaimana Copernicus menetapkan
bahwa bumi berputar sekitar matahari dan bukan sebaliknya, demikian pun
kant memperlihatkan bahwa pengenalan berpusat pada subjek bukan
objek. Mula-mula sains itu dibuktikan absolute bila dasarnya a priori; ia
berhasil disini. Kemudian ia membatasi keabsolutan sains tersebut dengan
mengatakan bawa sains itu naf. Sains hanya mengetahui penampakan
7
obyek. Bila sains maju selangkah lagi, ia akan terjerumus ke dalam
antinomy. Jadi sains dapat dipegang, tetapi sebatas penampakan obyek.
Dengan demikian, sains telah diselamatkan. Argumennya adalah bahwa
sains dan akal tidak mampu menembus noumena, tidak mampu juga
menembus obyek-obyek keyakinan. Obyek-obyek ini, yaitu obyek
keyakinan, temasuk noumena yang lain, hanya diketahui dengan kala
praktis. Jadi agama telah di selamatkan.
Adapun Inti dari isi buku yang berjudul Kritik atas Rasio Murni
adalah sebagai berikut:
a. Kritik atas akal murni menghasilkan sketisisme yang beralasan.
b. Tuhan yang sesungguhnya adalah kemerdekaan dalam pengabdian
pada yang di cita-citakan. Akal praktis adalah berkuasa dan lebih
tinggi dari pada akal teoritis.
c. Agama dalam ikatan akal terdiri dari moralitas. Kristianitas adalah
moralitas yang abad
2. Kritik Atas Rasio Praktis
Rasio praktis adalah rasio yang mengatakan apa yang harus kita
lakukan, atau dengan kata lain, rasio yang memberi perintah kepada
kehendak kita. Kant memperlihatkan bahwa rasio praktis memberi
perintah yang mutlak yang disebutnya sebagai imperatif kategori. Kant
beranggapan bahwa ada tiga hal yang harus disadari sebaik-baiknya bahwa
ketiga hal itu dibuktikan, hanya dituntut. Itulah sebabnya Kant
menyebutnya ketiga postulat dari rasio praktis. Ketga postulat dimaksud
itu ialah:
a. Kebebasan kehendak
b. Inmoralitas jiwa, dan
c. Adanya Allah
Yang tidak dapat ditemui atas dasar rasio teoritis harus diandaikan
atas dasar rasio praktis. Akan tetapi tentang kebebasan kehendak,
immoralitas jiwa, dan adanya Allah, kita semua tidak mempunyai
pengetahuan teoritas. Menerima ketiga postulat tersebut dinamakan Kant
8
sebagai Glaube alias kepercayaan. Dengan demikian, Kant berusaha untuk
memperteguh keyakinannya atas Yesus Kristus dengan penemuan
filsafatnya.
Serupa dengan filsuf islam seperti ibn Rusyd yang berupaya
menjadikan filsafat sebagai alat penguat keimanan sebagaimana yang
tampak dalam kitabnya Fasl al-maqal fi masyarakat bayn al-hikmat wa al-
shariat min al-ittisal.
3. Kritik Atas Daya Pertimbangan
Kritik atas daya pertimbangan, dimaksudkan oleh Kant adalah
mengerti persesuaian kedua kawasan itu. Hal itu terjadi dengan
menggunakan konsep finalitas (tujuan). Finalitas bisa bersifat subjektif
dan objektif. Kalau finalitas bersifat subjektif, manusia mengarahkan
objek pada diri manusia sendiri. Inilah yang terjadi dalam pengalaman
estetis (kesenian). Dengan finalitas yang bersifat objektif dimaksudkan
keselarasan satu sama lain dari benda-benda alam.
Finalitas dalam alam itu diselidiki dalam bagian kedua, yaitu Der
Theologischen Unteilskraft. Adapun Inti dari Critique of Judgment (Kritik
atas pertimbangan) adalah sebagai berikut:
a. Kritik atas pertimbangan menghubungkan diantara kehendak dan
pemahaman.
b. Kehendak cernderung menuju yang baik, kebenaran adalah objek dari
pemahaman.
b. Pertimbangan yang terlibat terletak diantara yang benar dan yang baik
c. Estetika adalah cirinya tidak teoritis maupun praktis, ini adalah gejala
yang ada pada dasar subjektif.
d. Teologi adalah teori tentang fenomena, ini adalah bertujuan: (a)
subjektif (menciptakan kesenangan dan keselarasan) dan (b) objektif
(menciptakan yang cocok melalui akibat-akibat dari pengalaman).
Kritisisme Immanuel Kant sebenarya telah memadukan dua
pendekatan alam pencarian keberadaan sesuatu yang juga tentang
kebenaran substanstial dari sesuatu itu. Kant seolah-olah mempertegas
9
bahwa rasio tidak mutlak dapat menemukan kebenaran, karena rasio tidak
membuktikan, demikian pula pengalaman, tidak dapat dijadikan tolok
ukur, karena tidak semua pengalaman benar-benar nyata dan rasional,
sebagaimana mimpi yang nyata tetapi tidak real, yang demikian sukar
untuk dinyatakan sebagai kebenaran.
Dengan pemahaman tersebut, rasionalisme dan empirisme harusnya
bergabung agar melahirkan suatu paradigma baru bahwa kebenaran
empiris harus rasional, sebagaimana kebenaran rasional harus empiris. Jika
demikian, kemungkinan lahir aliran baru yakni rasionalisme empiris.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat Immanuel Kant ( kritisisme ) merupakan aliran filsafat yang
menggabungkan antara dua filsafat sebelumnya yaitu Rasionalisme yang
dipelopori oleh Rene Descartes dan Empirisme yang dipelopori oleh David
Hume. Kant mempunyai beberapa karya yang sangat penting yaitu kritik atas
rasio murni, kritik atas rasio praktis, kritik atas pertimbangan. Beberapa
karyanya inilah yang sangat mempengaruhi pemikiran filosof sesudahnya,
yang mau tak mau menggunakan pemikiran kant. Karena pemikiran kritisisme
mengandung pedoman-pedoman berfikir yang rasional dan empiris.
B. Saran
Demikianlah dalam hal ini penulis akhiri makalah ini tak lupa mohon
maaf kepada semua pihak, kritik dan saran penulis harapkan demi kebaikan
penulis.
11
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati sejak Thales sampai
Capra, (Bandung: Rosda, 1990)
12
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah
memberi motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
Penyusun
i
13
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Riwayat Hidup Immanuel Kant .................................................. 3
B. Filsafat Kant ( Kritisisme ) .......................................................... 4
C. Macam Macam Kritik Menurut Immanuel Kant ........................ 5
D. Tujuan Filsafat Immanuel Kant .................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
ii 14
MAKALAH
FLSAFAT
Filsafat Immanuel Kant
Disusun Oleh :
Qariah Cheribach Aznah
Ani Pratiwi
Yozi Prasetyo Putra
Dosen Pengampu :
Edi Sumanto
15