You are on page 1of 6

NAMA KELOMPOK

1. Bayu Fajar Ardika


2. Hany Suryani
3. Ikhwanuddin
4. Mega Sari
5. Restu Andani Hikmawati

KASUS 1 SOAL NOMOR 1-4


Seorang pasien laki-laki usia 65 tahun menderita kanker kolon terminal
dengan metastase yang telah resisten terhadap tindakan kemoterapi dan
radiasi dibawa ke IGD karena jatuh dari kamar mandi dan menyebabkan robekan
di kepala. laki-laki tersebut mengalami nyeri abdomen dan tulang dan nyeri
kepala yang hebat dimana sudah tidak dapat lagi diatasi dengan pemberian dosis
morphin intravena. Hal itu ditunjukkan dengan adanya rintihan ketika istirahat
dan nyeri bertambah hebat saat laki-laki itu mengubah posisinya. Walapun klien
tampak bisa tidur namun ia sering meminta diberikan obat analgesik. Kondisi
klien semakin melemah dan mengalami sesak yang tersengal-sengal sehingga
mutlak membutuhkan bantuan oksigen dan berdasar diagnosa dokter, klien
maksimal hanya dapat bertahan beberapa hari saja.
Melihat penderitaan pasien yang terlihat kesakitan dan mendengar informasi
dari dokter, keluarga memutuskan untuk mempercepat proses kematian pasien
melalui euthanasia pasif dengan pelepasan alat-alat kedokteran yaitu oksigen dan
obat obatan lain dan dengan keinginan agar dosis analgesik ditambah. Dr
spesilalist onkologi yang ditelp pada saat itu memberikan advist dosis morfin
yang rendah dan tidak bersedia menaikan dosis yang ada karena sudah maksimal
dan dapat bertentangan dengan UU yang ada. Apa yang seharusnya dilakukan
oleh anda selaku perawat yang berdinas di IGD saat itu menghadapi desakan
keluarga yang terus dilakukan?.
1. Jika anda sebagai perawat di IGD tersebut bagaimana sikap anda terhadap
keputusan yang keluarga dalam hal ini untuk memutuskan dan
mempercepat kematian klien tersebut . . . .?
a. Mendukung keluarga klien untuk melepas oksigen dan alat-alat
kedokteran/keperawatan
b. Mendiskusikan kembali ke keluarga agar mencari jalan keluar yang
lain
c. Memberikan dan menandatangani inform consent atau surat
persetujuan kepada keluarga dalam tindakan pelepasan alat
dan oksigen
d. Menolak usulan keluarga karena melanggar hak asasi manusia
e. Tidak menuruti permintaan keluarga dalam menambah dosis obat
2. Jika di tinjau dari hak dan kewajiban perawat maka kewajiban apa yang
yang paling tepat di berikan oleh perawat kepada klien dengan kondisi
klien yang menjelang terminal seperti pada kasus di atas. . . .?
a. Memfasilitasi sistem berduka keluarga dengan memberikan
support
b. Membantu Keluarga untuk menemukan mekanisme koping yang
adaptif terhadap masalah yang sedang dihadapi
c. Memfasilitasi klien dalam manajemen nyeri yang sesuai
d. Membantu proses adaptasi klien terhadap nyeri / meningkatkan
ambang nyeri
e. Membantu klien untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
Yang Maha Esa sesuai dengan keyakinannya
3. Jika seorang perawat Tidak memberikan Oksigen dan penambahan dosis
pemberian morphin dapat mempercepat kematian klien yang berarti
melanggar prinsip etik . . . .?
a. Beneficence
b. Justice
c. Otonomi
d. Feracity
e. Fedality
4. Jika di lihat dari bioetis keperawatan, siapa yang lebih tepat dalam
pengambilan keputusan tentang penambahan dosis obat . . . ?
a. Keluarga
b. Perawat
c. Klien
d. Dokter
e. Ahli bedah

KASUS II SOAL NOMOR 5-7

Tn. P adalah seorang sopir bus antar provinsi. Ia telah bekerja selama 20
tahun sebagai seorang sopir. Akhir-akhir ini Tn. P sering demam, diare, dan
menderita sariawan yang tidak sembuh-sembuh sudah hampir 2 bulan, berat
badan turun lebih dari 5 Kg. Tn P tidak menganggap serius penyakitnya sehingga
dia hanya berusaha minum obat warung dan belum sembuh juga akhirnya
keluarganya membawa Tn. P ke RS. Tn. P meminta kepada Ners Ratna untuk
segera memberitahu hasil pemeriksaannya. Dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan Tn. P positif menderita HIV. Ners Ratna yang merawat Tn.P kebetulan
sudah bekerja selama 10 tahun di bangsal B20 ini. Keluarga meminta Ners Ratna
untuk tidak memberitahukan mengenai penyakit ini kepada pasien ataupun kepada
para pembesuknya. Keluarga takut kalau pasien di beritahu keluarga takut Tn.P
akan frustasi, tidak bisa menerima kondisinya, dan akan dikucilkan oleh
masyarakat. Ners Ratna mengalami dilema etik dimana di satu sisi dia harus
memenuhi permintaan keluarga namun di sisi lain Ners Ratna harus
memberitahukan kondisi yang dialami oleh Tn. P.

5. Jika anda sebagai perawat yang diberikan wewenang untuk menyampaikan


informasi yang sejujurnya bahwa pasien tersebut mengalami penyakit
HIV/AIDS dan keluarga meminta anda untuk tidak menyampaikan ke
pasien maka apa yang seharusnya anda lakukan jika berada di posisi
tersebut karena bertentangan dengan dilema etik yang mana pasien berhak
menerima informasi tentang penyakitnya . . . ?
a. Menolak permintaan keluarga dan tetap menyampaikan informasi
tentang penyakit nyakarena takut melanggar kode etik
b. Memberikan hak pasien yang mana pasien harus mengetahui
penyakit yang di derita nya
c. Berdiskusi dengan dokter dan menyarankan dokter yang
memberikan informasi penyakit tentang pasien tersebut
d. Perawat harus memilih waktu yang tepat ketika kondisi pasien
dan situasi yang mendukung untuk menyampaikan informasi
tentang penyakitnya
e. Tidak memberi tahu kepada pasien tentang penyakitnya
6. Agar keputusan perawat tersebut nantinya tidak akan menimbulkan
kerugian pada pasien tersebut baik secara fisik maupun secara kronis yang
nantinya menyebabkan pasien menjadi frustasi dan takut dikucilkan di
masyarakat yang sesuai dengan prinsip prinsip moral pada kode etik
adalah . . . .?
a. Otonomi
b. Kejujuran
c. Kemurahan hati
d. Tidak merugikan
e. Keadilan
7. Berdasarkan kasus dan analisa situasi di atas maka dapat menimbulkan
permasalahan etik moral jika perawat tersebut tidak memberikan informasi
kepada pasien terkait dengan penyakit nya yaitu hak pasien untuk
mendapatkan informasi tentang kondisi penyakitnya, maka yang dilakukan
seorang perawat adalah . . . ?
a. Menuruti permintaan keluarga
b. Menolak permintaan keluarga
c. Berkata jujur kepada pasien tentang penyakitnya
d. Menyuruh dokter yang menyampaikan
e. Semua benar

KASUS III NOMOR 8-10

Seorang wanita berusia 40 tahun menderita tumor dia menolak


untuk di obati di karenakan biaya yang kurang mencukupi, namun dia
pernah mendatangi puskesmas terdekat untuk berobat dan konsultasi untuk
menyelamatkan hidup nya, maka di perlukan suatu operasi dengan segera.
Tetapi dia tetap saja menolak untuk dioperasi dengan alas an tidak adanya
biaya, tidak inggin orang lain (anak-anak nya) susah akan keberadaannya
seperti itu dan membiarkan tumor itu menjadi besar hingga ia meninggal.

Anak-anak nya pun tidak bisa berbuat apa-apa, dan mereka


menghargai keputusan ibunya walaupun dengan berat hati. Begitu pula
suaminya dia bekerja hanya sebagai kuli yang hanya cukup untuk
keperluan sehari-hari saja.

8. Untuk memutuskan apakah operasi dilakukan pada wanita tersebut,


perawat dihadapkan pada konflik tidak menghormati otonomi klien
Apabila tindakan operasi tidak di lakukan perawat dihadapkan pada
konflik, kecuali. . . . ?
a. tidak melaksanakan sumpah profesi
b. tidak melaksanakan kode etik profesi dan prinsip-prinsip moral :
advokasi,benefesience, justice, avoiding, killing
c. tidak melaksanakan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan
d. perasaan bersalah (quilty) akibat tidak melaksanakan tindakan
operasi yang memungkinkan timbulnya kematian.
e. Merasa kasihan dengan pasien dan keluarga
9. Keputusan yang dapat diambil sesuai dengan hak otonomi klien dan dari
pertimbangan tim kesehatan, sebagai seorang perawat, keputusan yang
terbaik adalah . . . .?
a. Dilakukan operasi walaupun berhasil atau tidak merupakan
kehendak tuhan yang maha esa
b. Membiarka pasien tanpa harus di operasi
c. Menyarankan ke keluarga agar dibawa pulang kerumah
d. Semua salah
e. Semua benar
10. Jika pasien tetapa menolak untuk di operasi maka perawat harus
memberikan dukungan agar pasien tetap semangat dalam menjalani sisa
hidup nya dengan . . . .?
a. Hiburan
b. Menyuruh pasien pulang demi mengirit biaya
c. Menganjurkan keluarga agar memberi dukungan fisik,
motivasi maupun spiritual
d. Meyakinkan pasien agar dapat sembuh
e. Semua benar

You might also like