You are on page 1of 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

INFERTILITAS
MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS
KEPERAWATAN MATERNITAS
DOSEN: Devi Permatasari.,S.Kep.,Ns.,MAN.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. Aditya Wisnu Pradana (1502090)
2. Galuh Dwi Pitasari (1502104)
3. Riski Agustina (1502120)

PRODI D-III KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN
TAHUN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada saya, dan tak lupa syalawat serta salam kita hanturkan kepada Nabi
besar Muhammad SAW, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah
Keperawatan Maternitas ini tepat waktu.

Makalah dengan judul Asuhan Keperewatan Pada Infertilitas ini kami susun untuk
memenuhi nilai tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas yang di berikan oleh Ibu Devi
Permatasari, S.Kep.,Ns.,MAN. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Devi
Permatasari, S.Kep.,Ns.,MAN selaku dosen Keperawatan Maternitas, serta pihak-pihak yang
telah banyak membantu dalam menyusun makalah ini.

Saya menyadari masih banyak kekurangan dari makalah ini, dengan kerendahan hati
saya memohon maaf.

Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Klaten, Oktober 2016

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infertilitas merupakan suatu permasalahan yang cukup lama dalam dunia


kedokteran. Namun sampai saat ini ilmu kedokteran baru berhasil menolong 50%
pasangan infertililitas untuk memperoleh anak. Di masyarakat kadang infertilitas di
salah artikan sebagai ketidakmampuan mutlak untuk memiliki anak atau
kemandulan pada kenyataannya dibidang reproduksi, infertilitas diartikan sebagai
kekurangmampuan pasangan untuk menghasilkan keturunan, jadi bukanlah
ketidakmampuan mutlak untuk memiliki keturunan.

Menurut catatan WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan di


antaranya, adalah: faktor Tuba fallopii (saluran telur) 36%, gangguan ovulasi 33%,
endometriosis 30%, dan hal lain yang tidak diketahui sekitar 26%.Hal ini berarti
sebagian besar masalah infertilitas pada perempuan disebabkan oleh gangguan pada
organ reproduksi atau karena gangguan proses ovulasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian atau latar belakang di atas dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Apakah pengertian infertilitas ?
2. Apakah etiologi infertilitas ?
3. Bagaimana klasifikasi infertilitas ?
4. Apakah patofisiologi infertilitas ?
5. Bagaimana tanda dan gejala infertilitas ?
6. Bagaimana pemeriksaan diasnostik infertilitas?
7. Bagaimana penatalaksanaan infertilitas ?
8. Bagaimana pathways infertilitas ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan infertilitas ?

C. Tujuan
Berdasarkan uraian atau latar belakang di atas dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Pembaca dapat mengetahui pengertian dari infertilitas
2. Pembaca dapat mengetahui etiologi dari infertilitas
3. Pembaca dapat mengetahui klasifikasi dari infertilitas
4. Pembaca dapat mengetahui patofisiologi dari infertilitas
5. Pembaca dapat mengetahui tanda dan gejala dari infertilitas
6. Pembaca dapat mengetahui diagnostik dari infertilitas
7. Pembaca dapat mengetahui penatalaksanaan pada infertilitas
8. Pembaca dapat mengetahui pathways dari infertilitas
9. Pembaca dapat mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan infertilitas

D. Manfaat
Berdasarkan uraian atau latar belakang di atas dapat diuraikan sebagai berikut.
Dari penulisan ini diharapkan mendatangkan manfaat berupa penambahan
pengetahuan serta wawasan kepada para pembaca tentang Asuhan Keperawatan Pada
Infertilitas dalam kehidupan kita sehari-hari.
BAB II
KONSEP DASAR

A. Pengertian Infertilitas
Infertilitas di defenisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk mencapai
kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung (Keperawatan Medikal
Bedah). Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah
selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat
kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak. (Sarwono, 2000).
Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha
selama satu tahun tetapi belum hamil. (Manuaba, 1998).
Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu satu tahun.
Infertilitas primer bila pasutri tidak pernah hamil dan infertilitas sekunder bila istri
pernah hamil. (Siswandi, 2006).
Infertilitas adalah suatu kondidi dimana pasangan suami istri belum mampu
memiliki anak walaupun telak melakukan hubungan seksual dalam kurun waktu satu
tahun.

B. Etiologi Infertilitas
Infertilitas dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik itu dari istri (40% - 55%),
dari suami (25% - 40%), maupun dari keduanya (10%), dan indiopatik (10%).
1. Faktor dari laki-laki dapat berupa :
a. Kelainan pada alat kelamin
1) Hipospadia yaitu muara saluran kencing letaknya abnormal, anatar lain pada
permukaan testis.
2) Ejakulasi retrokgrad yaitu ejakulasi dimana air mani masuk kedalam
kandung kemih.
3) Varikokel yaitu suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju buah zakar
terlalu besar, sehingga jumlah dan kemampuan gerak spermatozoa berkurang
yang berarti mengurangi kemampuannya untuk menimbulkan kehamilan.
4) Testis tidak turun dapat terjadi karena testis atrofi sehingga tidak turun.
b. Kegagalan fungsional
1) Kemampuan ereksi kurang
2) Kelainan pembentukan spermatozoa
3) Gangguan pada sperma

c. Gangguan didaerah sebelum testis (pretesticulkar).


Gangguan biasanya terjadi pada bagian otak, yaitu hipofisis yang
bertugas mengeluarkan hormon FSH dan LH. Kedua hormone tersebut
mempengaruhi testis dalam menghasilkan hormone testosteron, akibatnya
produksi sperma dapat terganggu serta mempengaruhi spermatogenesis dan
keabnormalan semen terapi yang bisa dilakukan untuk meningkatakan
testosterone adalah terapi hormon.

2. Faktor dari wanita dapat berupa :


Gangguan ovulasi, cedera tuba, hambatan atau perlengketan tuba,
endometriosis, gangguan interaksi sperma-sekret servix, kelainan yang jarang seperti
kelainan uterus, infeksi pelvic (infeksi pelvic dapat menghambat atau menghalangi
satu atau kedua tuba palopii yangmencegah akses sperma menuju ovum). Dapat juga
disebabkan karena tumor, kista ataupun karena gangguan mens amenorhoe.

3. Faktor lainnya :
a. Faktor hormonal atau lokal dapat menggagalkan ovulsi atau mencegah fertilisasi
telur dari implantasi.
b. Terganggunya traktus reproduksi
c. Rentang hidup sperma dan ovum pendek
d. Ovum tetap hidup selama kurang lebih 24 jam. Tetapi waktu optimal untuk
fertilisasitidak lebih dari 1-2 jam.
(Djuwantono, 2008,2)

C. Klasifikasi Infertilitas
Infertilitas terdiri dari 2 macam, yaitu:
1. Infertilitas Primer
Yaitu jika perempuan belum berhasil hamil walaupun berseggama teratur dan
dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut.
2. Infertilitas sekunder
Disebut infertililtas sekunder jika perempuan pernah hamil, akan tetapi
kemudian tidak berhasil hamil lagi walaupun berseggama teratur dan dihadapkan
kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut.

D. Patofisiologi Infertilitas
1. Patofisiologi pada wanita
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya
gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan
LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium.
Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yang mengakibatkan gangguan pada ovulasi.
Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari infertilitas,
diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan
tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma.
Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak berkembang normal
walapun sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas ovarium, mempengaruhi
pembentukan folikel. Abnormalitas servik mempegaruhi proses pemasukan sperma.
Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik yang
menyebabkan kromosom seks tidak lengkap sehingga organ genitalia tidak
berkembang dengan baik. Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan
melibatkan reaksi imun sehingga terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma
tidak bisa bertahan, infeksi juga menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang
pada akhirnya menimbulkan gangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus.

2. Patofisiologi pada pria


Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus
dan hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya hidup
memberikan peran yang besar dalam mempengaruhi infertilitas dinataranya merokok,
penggunaan obat-obatan dan zat adiktif yang berdampak pada abnormalitas sperma
dan penurunan libido. Konsumsi alkohol mempengaruhi masalah ereksi yang
mengakibatkan berkurangnya pancaran sperma. Suhu disekitar areal testis juga
mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis. Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya
akibat pembedahan sehingga menyebebkan sperma masuk ke vesika urinaria yang
mengakibatkan komposisi sperma terganggu.
E. Tanda dan Gejala Infertilitas
1. Tanda dan gejala pada wanita
Pada wanita perubahan siklus menstruasi dan ovulasi dapat merupakan suatu
gejala penyakit yang dihubungkan infertilitas. Gejala-gejala infertilitas pada wanita di
antaranya :

a. Siklus haid tidak normal, dengan haid yang lebih banyak atau lebih sedikit dari
haid yang normal
b. Periode haid yang tidak teratur, dengan lamanya haid bervariasi di antara setiap
periode haid.
c. Tidak ada siklus haid. Seorang wanita mungkin pernah haid, atau siklus haid
tiba-tiba berhenti.
d. Nyeri hebat saat haid. Nyeri punggung, nyeri panggul dan rasa kram pada perut
dapat terjadi disebabkan karena adanya infeksi endometrium.

2. Tanda dan gejala pada pria


Gejala-gejala infertilitas pada pria tidak terlalu jelas. Gejala-gejala tersebut
tidak terlalu mendapatkan perhatian sampai seorang pria berusaha mempunyai anak.
Gejala infertilitas tergantung pada penyebab infertilitas, di antaranya:

a. Perubahan pada pola pertumbuhan rambut


b. Perubahan pada hasrat seksual
c. Rasa nyeri, baal dan pembengkakan pada testis
d. Gangguan ereksi dan ejakulasi
e. Testis mengecil dan mengeras.

F. Pemeriksaan Diagnostik Infertilitas


1. Pemeriksaan fisik
a. Hirsutisme diukur dengan skala Ferriman dan Gallway
b. Pembesaran kelenjar tiroid
c. Galaktorea
d. Inspeksi lendir serviks ditunjukkan dengan kualitas mucus
e. PDV untuk menunjukkan adanya tumor uterus atau adneksa
2. Pemeriksaan penunjang
a. Analisis Sperma :
1) Jumlah > 20 juta/ml
2) Morfologi > 40 %
3) Motilitas > 60 %

b. Deteksi ovulasi :
1) Anamnesis siklus menstruasi, 90 % siklus menstrusi teratur :siklus ovulatoar
2) Peningkatan suhu badan basal, meningkat 0,6 - 1C setelah ovulasi : Bifasik
3) Uji benang lendir serviks dan uji pakis, sesaat sebelum ovulasi : lendir
serviks encer, daya membenang lebih panjang, pembentukan gambaran daun
pakis dan terjadi Estradiol meningkat

c. Biopsi endometrium
Beberapa hari menjelang haid, Endometrium fase sekresi : siklus ovulatoar,
Endometrium fase proliferasi atau gambaran, Hiperplasia : siklus Anovulatoar

d. USG transvaginal
Secara serial : adanya ovulasi dan perkiraan saat ovulasi
Ovulasi : ukuran folikel 18 - 24 m

e. Pemeriksaan pelvis ultrasound


Untuk memvisualisasi jaringan pelvis, misalnya untuk identifikasi kelainan,
perkembangan dan maturitas folikuler, serta informasi kehamilan intra uterin.

f. Laparoskopi
Gambaran visualisasi genitalia interna secara internal menyuluruh. Menilai
faktor
1) Peritoneum atau endometriosis
2) Perlengketan genitalia Interna
3) Tuba : patensi, dinding, fimbria
4) Uterus : mioma
5) Ovulasi : Stigma pada ovarium dan korpus luteum
G. Penatalaksanaan Infertilitas
1. Wanita
a. Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan waktu
yang tepat untuk coital
b. Pemberian terapi obat, seperti;
1) Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi
hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian
2) Terapi penggantian hormon
3) Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
4) Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan
infeksi dini yang adekuat
a) GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
b) Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara
luas
c) Bedah plastik misalnya penyatuan uterus bikonuate,
d) Pengangkatan tumor atau fibroid
e) Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi

2. Pria
a. Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun,
diharapkan kualitas sperma meningkat
b. Agen antimikroba
c. Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan
d. HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
e. FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
f. Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
g. Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
h. Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
i. Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan
nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat
j. Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung
spermatisida.
H. Pathway Infertilitas
Pathway Infertilitas

Pada Wanita Pada Pria

Gg. Hipotalamus dan Hipofisis Disfungsi hipotalamus dan hipofisis


Terhadap radiasi, Gaya hidup Gaya hidup, Alkohol, Rokok,dll

Mempengaruhi hormon dalam tubuh


Ketidak seimbangan
(Produksi hormon tidak seimbang)
hormonal

Pembentukan FSH dan Abstruksi duktus Ketidak mampuan


LH yang tidak adekuat dan tubulus ejakulasi/koitus/ereksi

Terjadi gangguan pada pembentukan Inflamasi Mempengaruhi


folikel diovarium faktor psikologis

Reaksi Ansietas
Abnormal servik Gg.bentuk Abnormal servik infeksi
anatomi
sistem
reproduks Mempengaruhi
Menghalangi
i proses
jalannya sel
pemasukan
telur dari
sperma
ovarium ke Bentuk tuba tidak sesuai
rahim Akibat cedera atau infeksi

Sperma tidak dapat lewat


dan tidak terjadi fertilisasi
dari ovum dan sperma

Hasil konsepsi tidak


berkembang normal

Tidak kunjung hamil Timbul rasa malu


dan tidak berguna
Ansietas
Gg.Harga diri
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Data Demografis meliputi : identitas klien termasuk data etnis, budaya dan agama.
1. Pengkajian Anamnesa
a. Pengkajian Anamnesa pada Wanita
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
a) Riwayat infeksi genitorurinaria
b) Hipertiroidisme dan hipotiroid, hirsutisme
c) Infeksi bakteri dan virus, contoh: toksoplasama
d) Tumor hipofisis atau prolaktinoma
e) Riwayat penyakit menular seksual
f) Riwayat kista

2) Riwayat Kesehatan Sekarang


a) Endometriosis dan endometrits
b) Vaginismus (kejang pada otot vagina)
c) Gangguan ovulasi
d) Abnormalitas tuba falopi, ovarium, uterus, dan servik
e) Autoimun

3) Riwayat Kesehatan Keluarga


Meliputi riwayat saudara atau keluarga dengan aberasi genetik

4) Riwayat Obstetri
a) Tidak hamil dan melahirkan selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi
b) Mengalami aborsi berulang
c) Sudah pernah melahirkan tapi tidak hamil selama satu tahun tanpa
alat kontrasepsi
b. Pengkajian pada Pria
1) Riwayat Kesehatan Dahulu meliputi : riwayat terpajan benda - benda
mutan yang membahayakan reproduksi (panas, radiasi, rokok, narkotik,
alkohol, infeksi)
2) Riwayat infeksi genitorurinaria, Hipertiroidisme dan hipotiroid, Tumor
hipofisis atau Prolactinoma
3) Riwayat trauma, kecelakan sehinga testis rusak
4) Konsumsi obat-obatan yang mengganggu spermatogenesis
5) Pernah menjalani operasi yang berefek menganggu organ reproduksi
contoh : operasi prostat, operasi tumor saluran kemih
6) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Disfungsi ereksi berat
b) Ejakulasi retrograt
c) Hypo atau epispadia
d) Mikropenis
e) Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha)
f) Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas
sperma)
g) Saluran sperma yang tersumbat
h) Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
i) Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
j) Abnormalitas cairan semen
7) Riwayat Kesehatan Keluarga
Memiliki riwayat saudara atau keluarga dengan aberasi genetic

2. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Penunjang Pada Wanita
1) Deteksi Ovulasi
2) Analisa hormone
3) Sitologi vagina
4) Uji pasca senggama
5) Biopsy endometrium terjadwal
6) Histerosalpinografi
7) Laparoskopi
8) Pemeriksaan pelvis ultrasound

b) Pemeriksaan Penunjang Pada Pria


Analisa Semen:
Parameter
1) Warna Putih keruh
2) Bau Bunga akasia
3) PH 7,2 - 7,8
4) Volume 2 - 5 ml
5) Viskositas 1,6 -6,6 centipose
6) Jumlah sperma 20 juta / ml
7) Sperma motil > 50% 8.
8) Bentuk normal > 60%
9) Kecepatan gerak sperma 0,18-1,2 detik
10) Persentase gerak sperma motil > 60%
11) Aglutinasi Tidak ada
12) Sel sel Sedikit,tidak ada
13) Uji fruktosa 150-650 mg/dl
14) Pemeriksaan endokrin
15) USG
16) Biopsi testis
17) Uji penetrasi sperma
18) Uji hemizona

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status kesehatan, fungsi peran, dan
konsep diri
2. Gangguan konsep diri; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan
fungsional
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit
4. Resiko ketidakberdayaan berhubungan dengan infertilitas
C. Intervensi
1. Diagnosa 1
NOC : Anxiety control
NIC : Anxiety control
a. Gunakan pendekatan yang menyenangkan
b. Jelaskan semua prosedur dan apa yang di rasakan selama prosedur
c. Bantu pasien untuk mengenal situasi ayng meimbulkan kecemasan
d. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
e. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
2. Diagnosa 2
NOC : Body image, disiturbed
Coping, ineffective
NIC : Body image, disiturbed
a. Menggunakan proses pertolongan interaktif yang berfokus pada kebutuhan
masalah, atau perasaan pasien dan orang terdekat untuk meningkatkan atau
mendukung koping, pemecahan masalah
NIC : Coping, ineffective
a. Tunjukkan rasa percaya diri terhadap kemampun pasien untuk menguasai
situasi
b. Ajarkan keterampilan prilaku yang positif melalui bermain peran, model dan
diskusi
c. buat statement positive terhadap pasien

3. Diangnosa 3
NOC : anxietyFear leavel
NIC : anxiety Reduction
a. Gunakan pendekatan yang menyenangkan
b. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
c. Identifikasi tingkat kenyamanan
d. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
e. Intruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
4. Diagnosa 4
NOC : Self esteem situational low life style , sedentary
NIC : Self esteem situational low
a. Bantu pasien untuk menidentifikasi faktor-faktor yang dapat menimbulkan
ketidakberdayaan
b. Diskusikan dengan pasien tentang pilihan yang relistis dalam perawatan
c. Libatkan pasien dalam pengambilan keputusan tentang perawatan
d. Beri penjelasan kepada pasien tentang proses penyakit
NIC : Life style , sedentary
a. Tunjukkan rasa percaya diri terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
b. Dorong pasien mengidentifikasi kekuatan dirinya
c. Monitor frekuensi komunikasi verbal pasien yang negative
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Infertilitas di defenisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk mencapai
kehamilan setelah satu tahun hubungan seksual tanpa pelindungatau suatu kesatuan
hasil interaksi biologik yang tidak menghasilkan kehamilan dan kelahiran bayi hidup.
Dan klasifikasi dari infertilitas ada dua yaitu primer dan sekunder. Penyebab dari
infertilitas ini bisa dipandang dari pihak perempuan dal laki-lakinya. Jika dari wanita
bisa dilihat dari faktor penyakit dan fungsional.
Sedangkan dari segi laki-laki bisa dilihat dari kelainan alat kelamin dan
kegagalan fungsional. Akan tetapi bisa dilihat juga penyebabnya dari pasangan suami
istri tersebut misalnya gangguan pada hubungan seksual dan psikologisnya.
DAFTAR PUSTAKA

NANDA., 2013. Diagnosa Keperawatan Nanda. Jakarta: Prima Medika. 2008,


Diagnosa Nanda NIC & NOC, Jilid 2 , Jakarta: Prima Medika.
Djiwantoro,Tono.DKK.2008. Hanya 7 hari Memahami Infertilitas.Bandung:Refika
Aditama.
Wiknjosastro, Hanifa.2008.Ilmu Kandungan.Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

You might also like