You are on page 1of 8

TUGAS 11

INSTRUMEN ELEKTRONIK DAN PENGUKURAN


OSILOSKOP
Dosen pembimbing
Drs.hufri.M.Si

Oleh:
WINDRI SUCI GAITARI
17033170

JURUSAN FISIKA
PRODI PENDIDIKAN FISIKA D
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
DIAGRAM BLOK OSILOSKOP

Osiloskop sinar katoda (cathode ray oscilloscope, selanjutnya disebut CRO)


adalah instrumen laboratorium yang sangat bermanfaat dan terandalkan yang
digunakan untuk pengukuran dan analisa bentuk-bentuk gelombang dan gejala
lain dalam rangkaian-rangkaian elektronik. Pada dasarnya CRO adalah alat
pembuat grafik atau gambar (plotter) X-Y yang sangat cepat yang memperagakan
sebuah sinyal masukan terhadap sinyal lain atau terhadap waktu. Pena ("stylus")
plotter ini adalah sebuah bintik cahayayang bergerak melalui permukaan layar
dalam memberi tanggapan terhadap tegangan-tegangan masukan. Dalam
pemakaian CRO yang biasa, sumbu X atau masukan horizontal adalah tegangan
tanjak (ramp voltage) linear yang dibangkitkan secara internal, atau basis waktu
(time base) yang secara periodik menggerakkan bintik cahaya dari kiri ke kanun
melalui permukaan layar. Tegangan yang akan diperiksa dimasukkan ke sumbu Y
atau masukan vertikal CRO, menggerakkan bintik ke atas dan ke bawah sesuai
dengan nib I sesaat tegangan masukan. Selanjutnya bintik tersebut menghasilkan
jejak berkas gamImi pada layar yang menunjukkan variasi tegangan masukan
sebagai fungsi dari waktu. Illlu tegangan masukan berulang dengan laju yang
cukup cepat, gambar akan kelihatan srfm gai sebuah pola yang diam pada layar.
Dengan demikian CRO melengkapi suatu mm pengamatan tegangan yang berubah
terhadap waktu. Di samping tegangan, CRO dapat menyajikan gambaran visual
dari berbagai ltw-mena dinamik melalui pemakaian transducer yang mengubah
arus, tekanan, rcgim^m, temperatur, percepatan, dan banyak besaran fisis lainnya
menjadi tegangan. CRO digunakan untuk menyelidiki bentuk gelombang,
peristiwa transien itatt besaran lainnya yang berubah terhadap waktu dari
frekuensi yang sangat rendah ke frekuensi yang sangat tinggi. Pencatatan kejadian
ini dapat dilakukan oleh kamera khusus yang ditempelkan ke CRO guna
penafsiran kuantitatif. Prinsip-prinsip pada mana CRO bekerja dibahas lebih
lanjut dalam bab-bab berikut. Subsistem utama dari sebuah CRO untuk
pemakaian umum ditunjukkan pada diagram balok yang disederhanakan pada
Gambar 27. Terdiri dari:
(a) Tabung sinar katoda (Cathode ray tube) atau CRT.
(b) Penguat vertikal (vertical amplifier).
(c) Saluran tunda (delay line).
(d) Generator basis waktu (time base generator).
(e) Penguat horisontal (horizontal amplifier).
(f) Rangkaian pemicu (trigger circuit).
(g) Sumber daya (power supply).

Tabung sinar katoda atau CRT merupakan jantung osiloskop, dengan yang
lainnya dari CRO terdiri dari rangkaian guna mengoperasikan CRT. Pada
dasarnya, CRT meng-hasilkan suatu berkas elektron yang dipusatkan secara tajam
dan dipercepat ke suatu ke-cepatan yang sangat tinggi. Berkas yang dipusatkan
dan dipercepat ini bergerak dari sumbernya (senapan elektron, electron gun) ke
depan CRT, di mana dia mejnbentur bahan fluoresensi yang melekat di permukaan
CRT (layar) bagian dalam dengan energi yang cukup untuk membuat layar
bercahaya dalam sebuah bintik kecil.
Selagi merambat dari sumbernya ke layar, berkas elektron lewat di antara
sepasang pelat defleksi vertikal dan sepasang pelat defleksi horisontal. Tegangan
yang dimasukkan ke pelat defleksi vertikal dapat menggerakkan berkas electron
pada bidang vertikal sehingga bintik CRT bergerak ke atas dan ke bawah.
Tegangan yang dimasukkan ke pelat defleksi horisontal dapat menggerakkan
berkas pada bidang horisontal dan bintik CRT ini dari kiri ke kanan. Gerakan-
gerakan ini saling tidak bergantungan satu sama lain sehingga bintik CRT dapat
ditempatkan di setiap tempat pada layar dengan menghu-bungkan masukan
tegangan vertikal dan horisontal yang sesuai secara bersamaan.

Bentuk gelombang sinyal yang akan diamati pada layar CRT dihubungkan
ke masukan penguat vertikal (vertical amplifier). Penguatan ini disetel melalui
pelemasan masukan (input attenuator) yang telah terkalibrasi, yang biasanya
diberi tanda VOLTS/DIV. Keluaran dorong-tarik (push-pull) dari penguat
dikembalikan ke pelat defleksi vertikal melalui yang disebut saluran tunda (delay
line) dengan daya yang cukup untuk mengen-dalikan bintik CRT dalam arah
vertikal. Generator basis waktu atau generator penyapu (sweep generator)
membangkitkan sebuah gelombang gigi gergaji yang digunakan sebagai tegangan
defleksi horisontal dalam CRT. Bagian gelombang gigi gergaji yang menuju
positif adalah linear, dan laju kenaikan-nya disetel oleh suatu alat kokontrol di
panel dengan yang diberi tanda TIME/DIV. Tegangan gigi gergaji ini
dikembalikan ke penguat horisontal. Penguat ini berisi sebuah pembalik fasa
(phase inverter) dan menghasilkan dua gelombang keluaran simultan yaitu gigi
gergaji yang menuju positif (menaik) dan gigi gergaji yang menuju negatif (menu-
run). Gigi gergaji yang menuju positif dimasukkan ke pelat defleksi horisontal
CRT se-belah kanan dan gigi gergaji yang menuju negatif ke pelat defleksi
sebelah kiri. Tegang-antegangan ini menyebabkan berkas elektron melejang
(menyapu) sepanjang layar CRT dari kiri ke kanan, dalam satuan waktu yang
dikokontrol oleh TIME/DIV. Pemasukan tegangan defleksi ke kedua pasangan
pelat secara bersamaan menyebabkan bintik CRT meninggalkan bekas bayangan
pada layar. Ini ditunjukkan pada Gambar 28, di mana sebuah tegangan gigi gergaji
atau tegangan penyapu (sweep) dimasukkan ke
Gambar 28. Bintik CRO menghasilkan jejak bayangan pada layar

Pelat horisontal dan sinyal gelombang sinus ke pelat vertikal. Karena tegangan
penyapu horisontal bertambah secara linear terhadap waktu, bintik CRT bergerak
sepanjang layar pada suatu kecepatan yang konstan dari kiri ke kanan. Pada akhir
penyapuan, bila tegangan gigi gergaji secara tiba-tiba turun dari harga
maksimalnya ke nol, bintik CRT kembali dengan cepat ke posisi awalnya di
bagian kiri layar dan tetap berada di sana sampai penyapuan baru dimulai. Bila
sebuah sinyal masukan dimasukkan secara bersa-maan dengan tegangan
penyapuan horisontal ke pelat defleksi vertikal, berkas elektron akan dipengaruhi
oleh dua gaya, yaitu satu dalam bidang horisontal menggerakkan bintik CRT
sepanjang layar pada suatu laju yang linear; dan satu dalam bidang vertikal yang
menggerakkan bintik CRT ke atas dari ke bawah sesuai dengan besar dan
polaritas sinyal masukan. Dengan demikian, gerak resultante dari berkas elektron
menghasilkan peragaan sinyal masukan vertikal pada CRT sebagai fungsi waktu.
Jika sinyal masukan mempunyai sifat yang berulang, peragaan CRT yang stabil
dapat dipertahankan dengan cara memulai setiap penyapuan horisontal di titik
yang sama pada gelombang sinyal. Untuk mencapai ini, contoh gelombang
masukan dikemba-likan ke rangkaian pemicu (trigger) yang akan
menghasilkan sebuah pulsa pemicu di suatu titik yang dipilih pada gelombang
masukan. Pulsa pemicu ini digunakan untuk menghidupkan generator basis
waktu, yang pada gilirannya memulai penyapuan bintik CRT secara horisontal
dari kiri ke kanan
layar. Dalam hal yang lazim, transisi gelombang masukan yang terjadi mula-mula
(leading-edge) digunakan untuk mengaktifkan generator pemicu agar
menghasilkan pulsa pemicu dan memulai penyapuan. Kejadian ini berlangsung
sampai suatu selang waktu tertentu (0,15 JUS), sehingga penyapuan tidak
dimulai sampai setelah leading edge sinyal masukan dilewatkan. Ini selanjutnya
mencegah peragaan leading edge gelombang pada layar. Mak-sud dari saluran
tunda adalah memperlambat kedatangan gelombang masukan pada pelat
defleksi vertikal sampai rangkaian pemicu dan rangkaian basis waktu telah
mempunyai kesempatan untuk memulai penyapuan berkas. Saluran tunda ini
menghasilkan keter-lambatan total sebesar sekitar 0,25 jus di dalam saluran
defleksi vertikal; sehingga "leading-edge" gelombang dapat dilihat walaupun dia
digunakan untuk memicu penyapuan. Sumber daya terdiri dari bagian
tegangan tinggi untuk mengoperasikan CRT, dan tegangan rendah untuk mencatu
(mensuplai) rangkaian elektronik osiloskop. Sumber-sumber daya ini adalah dari
buatan yang biasa dan tidak memerlukan uraian selanjutnya.

TABUNG SINAR KATODA


Tabung sinar katoda atau CRT merupakan jantung osiloskop, dengan yang
lainnya dari CRO terdiri dari rangkaian guna mengoperasikan CRT. Pada
dasarnya, CRT meng-hasilkan suatu berkas elektron yang dipusatkan secara tajam
dan dipercepat ke suatu ke-cepatan yang sangat tinggi. Berkas yang dipusatkan
dan dipercepat ini bergerak dari sumbernya (senapan elektron, electron gun) ke
depan CRT, di mana dia mejnbentur bahan fluoresensi yang melekat di permukaan
CRT (layar) bagian dalam dengan energi yang cukup untuk membuat layar
bercahaya dalam sebuah bintik kecil.
Selagi merambat dari sumbernya ke layar, berkas elektron lewat di antara
sepasang pelat defleksi vertikal dan sepasang pelat defleksi horisontal. Tegangan
yang dimasukkan ke pelat defleksi vertikal dapat menggerakkan berkas electron
pada bidang vertikal sehingga bintik CRT bergerak ke atas dan ke bawah.
Tegangan yang dimasukkan ke pelat defleksi horisontal dapat menggerakkan
berkas pada bidang horisontal dan bintik CRT ini dari kiri ke kanan. Gerakan-
gerakan ini saling tidak bergantungan satu sama lain sehingga bintik CRT dapat
ditempatkan di setiap tempat pada layar dengan menghu-bungkan masukan
tegangan vertikal dan horisontal yang sesuai secara bersamaan.

RANGKAIAN CRT
PRINSIP KERJA OSILOSKOP

Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop


terdapat tabung panjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube
(CRT). Secara prinsip kerjanya ada dua tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART -
analog real time oscilloscope) dan tipe digital (DSO-digital storage osciloscope),
masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan. Para insinyur, teknisi
maupun praktisi yang bekerja di laboratorium perlu mencermati karakter masing-
masing agar dapat memilih dengan tepat osiloskop mana yang sebaiknya
digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan dengan rangkaian elektronik
yang sedang diperiksa atau diuji kinerjanya.

1. Osiloskop Analog Osiloskop analog menggunakan tegangan yang


diukur untuk menggerakkan berkas electron dalam tabung sesuai
bentuk gambar yang diukur. Pada layar osiloskop langsung
ditampilkan bentuk gelombang tersebut. Osiloskop tipe waktu nyata
analog (ART) menggambar bentuk-bentuk gelombang listrik dengan
melalui gerakan pancaran elektron (electron beam) dalam sebuah
tabung sinar katoda (CRT -cathode ray tube) dari kiri ke kanan.
Osiloskop analog pada prinsipnya memiliki keunggulan seperti;
harganya relatif lebih murah daripada osiloskop digital, sifatnya
yang realtime dan pengaturannya yang mudah dilakukan karena
tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang dilihat dengan
peragaan di layar, serta mampu meragakan bentuk yang lebih baik
seperti yang diharapkan untuk melihat gelombang-gelombang yang
kompleks, misalnya sinyal video di TV dan sinyal RF yang
dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah tidak dapat
menangkap bagian gelombang sebelum terjadinya event picu serta
adanya kedipan (flicker) pada layar untuk gelombang yang
frekuensinya rendah (sekitar 10-20 Hz). Keterbatasan osiloskop
analog tersebut dapat diatasi oleh osiloskop digital. Sebagai contoh
keseluruhan bidang skala pada Gambar 3 dapat ditutup semua
menjadi daerah yang dapat dilihat oleh mata, misalnya dengan DSO
dari Hewlett-Packard HP 54600. Pada gambar ditunjukkan diagram
blok sederhana suatu osiloskop analog.

2. Osiloskop Digital Osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang yang


diukur dan dengan menggunakan ADC (Analog to Digital Converter)
untuk mengubah besaran tegangan yang dicuplik menjadi besaran digital.
Dalam osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu
disampling (dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian
menyimpan nilai-nilai tegangan ini bersama sama dengan skala waktu
gelombangnya di memori. Pada prinsipnya, osiloskop digital hanya
mencuplik dan menyimpan demikian banyak nilai dan kemudian berhenti.
Ia mengulang proses ini lagi dan lagi sampai dihentikan. Beberapa DSO
memungkinkan untuk memilih jumlah cuplikan yang disimpan dalam
memori per akuisisi (pengambilan) gelombang yang akan diukur.
Osiloskop digital memberikan kemampuan ekstensif, kemudahan tugas-
tugas akuisisi gelombang dan pengukurannya. Penyimpanan gelombang
membantu para insinyur dan teknisi dapat menangkap dan menganalisa
aktivitas sinyal yang penting. Jika kemampuan teknik pemicuannya tinggi
secara efisien dapat menemukan adanya keanehan atau kondisi-kondisi
khusus dari gelombang yang sedang diukur.
DAFTAR PUSTAKA

Branson, Lane K. 1967. Introduction Electronics. Bab 8,9. Englewood Cliffs,N.J :


Prentice-Hall.

Cooper, William David. 1999. Instrumentasi Elektronika dan Teknik Pengukuran. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Rider, John F.,and S.D. 1990. Uslan Encylopedia on Cathode Ray Oscilloscope and Their
Uses, edisi kedua. New York : Hayden Book Company.

Tooley, Michael. 2002 . Prinsip dan Aplikasi Rangkaian Elektronika edisi kedua. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Turner, Rufus P. 1964. Pratical Osciloscope Handbook. New York : Hayden Book
Company.

You might also like