Professional Documents
Culture Documents
Politeknik Negeri
Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (ac) yang paling luas
digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini
bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi
sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan
putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.
Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga
fasa akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan
sinkron (ns=120f/2p). Medan putar pada stator tersebut akan memotong
konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus, dan sesuai dengan
hukum lentz, rotor pun akan turut berputar mengikuti medan putar rotor.
Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya
beban akan memperbesar kopel motor, yang oleh karenanya akan
memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar
stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi bila beban motor
bertambah, putaran rotor cenderung menurun. (Zuhal, 1995:101).
Motor induksi banyak digunakan dikalangan industri, ini berkaitan
dengan beberapa keuntungan dan kerugian.
Keuntungan :
1. Sangat sederhana dan daya tahan kuat (konstruksi hampir tidak pernah
terjadi kerusakan, khususnya tipe squirrel cage).
2. Harga relatif murah dan perawatan mudah.
3. Efisiensi tinggi. Pada kondisi berputar normal, tidak dibutuhkan sikat dan
karenanya rugi daya yang diakibatkannya dapat dikurangi.
4. Tidak memerlukan starting tambahan dan tidak harus sinkron.
6
Politeknik Negeri
Sriwijaya
Kerugian :
1. Kecepatan tidak dapat berubah tanpa pengorbanan efesiensi.
2. Tidak seperti motor DC atau motor shunt, motor induksi tiga fasa
kecepatannya akan menurun seiring dengan tambahan beban.
3. Kopel awal mutunya rendah dibandingkan dengan motor DC shunt.
(Drs. Yon Rijono, 1997:310-311).
.............................................................. (2.1)
Ns = kecepatan stator
f = frekuensi jala-jala
P = jumlah kutub
2. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
3. Akibatnya pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi (ggl)
sebesar (Zuhal, 1995: 105) :
E2S = 4.44. f2. N2. .................................................(2.2)
E2S = tegangan induksi
f2 = frekuensi jala-jala
N2 = banyaknya lilitan
= fluks magnet
4. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup maka E2S akan
menghasilkan arus (I).
5. Adanya arus (I) dalam medan magnet akan menimbulkan gaya (F) pada
rotor.
6. Bila kopel awal yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor sudah cukup
besar untuk menggerakkan beban, maka rotor akan berputar searah
dengan putar stator.
7. Tegangan induksi terjadi karena terpotongnya konduktor rotor oleh
medan putar, artinya agar terjadi tegangan induksi maka diperlukan
7
Politeknik Negeri
Sriwijaya
.................................................. (2.3)
9. Bila Nr = Ns maka tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan
mengalir, dengan demikian kopel tidak akan ada dan motor tidak
berputar, kopel motor akan ditimbulkan apabila ada perbedaan antara Nr
dengan Ns (Nr < Ns).
10. Kesimpulannya yaitu jenis motor ini termasuk jenis motor asinkron (tak
serempak).
3. Sekering (Fuse)
Fuse adalah alat pengaman kelistrikan yang berfungsi sebagai pengaman
terhadap arus hubung singkat.
1. Tail pulley
Tail pulley merupakan pulley terakhir (ujung) belt conveyor pada
gambar 2.5 dan bergerak mengikuti head pulley yang berfungsi sebagai
tempat berputarnya belt conveyor menuju return idler. Tail pulley
(Gambar 2.6) biasanya merupakan titik ujung dari pemindahan material.
Berikut ini adalah foto dari tail pulley.
Gambar 2.6 Tail Pulley
2. Return idler
Return Idler berfungsi sebagai idler penumpu belt agar tidak
melendut saat berputar kembali tanpa muatan menuju ke head pulley. Pada
penggunaannya Return Idler selalu digunakan satu buah pada satu titik
tumpuan dengan panjang yang hampir sama dengan lebar belt. Return
Idler dapat dilihat pada Gambar 2.7
9. Belt/Sabuk
Belt terbuat dari bahan tekstil, baja lembaran atau jalinan kawat
baja. Belt yang terbuat dari tekstil berlapis karet paling banyak ditemukan
dilapangan.
Gambar 2.14 Belt Conveyor
Syarat-syarat belt :
1. Tahan terhadap beban tarik
2. Tahan beban kejut
3. Harus fleksibel
4. Tidak menyerap air
5. Ringan
Belt yang digunakan pada belt conveyor terdiri dari beberapa tipe
seperti bulu unta, katun dan beberapa jenis belt tekstil berlapis karet. Belt
harus memenuhi persyaratan, yaitu kemampuan menyerap air rendah,
kekuatan tinggi, ringan, lentur, regangan kecil, ketahanan pemisahan
lapisan yang tinggi dan umur pakai panjang. Untuk persyaratan tersebut,
belt berlapis karet adalah yang terbaik. Belt tekstil berlapis karet terbuat
dari beberapa lapisan yang dikenal dengan plies.
Lapisan-lapisan tersebut dihubungkan dengan menggunakan
(vulkanisasi) atau dengan karet alam maupun sintetis. Belt dilengkapi
dengan cover karet untuk melindungi tekstil dari kerusakan-kerusakan.
Karena beberapa jenis material yang dibawa mempunyai sifat abrasif.
Granural or
lumpy material
having irregular
shape and
surface.
Materials such
as coal, earth, 30 to 36 Average 20
clay, cotton-
seeds meal,
cracked, grains,
certain
minerals, ores,
stones, etc.
Granural or
lumpy material
having irregular
shape and
surface with
more internal 37 to 41 Average 25
friction.
Material such
as coal, certain,
ores, minerals,
stones, etc.
Irregulars,
stringy, fibrous
and
interlocking
material such 42 and
as tempered upwards Sluggish 30
foundry sand
shredded canes,
baggasse, wood
chips, shredded
rubber, etc
2
A = Luas penampang (m )
...................................................................................... (2.9)
Tabel 2.5 Berat belt yang bergerak dilihat dari lebar belt
............................................................................ (2.11)
Fk = Gaya tarik kerja (N/mm)
.................................................................................. (2.12)
Dimana :
Gaya tarik efektif dari suatu belt juga merupakan selisih gaya tarik
dari belt pada sisi kencang dan sisi kendur belt conveyor. Dalam
menghitung kapasitas daya motor yang terpakai secara keseluruhan
menggunakan toleransi yang terdapat pada motor, agar memiliki
ketahanan motor yang lebih lama. Dimana dayanya dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
..................................................................................... (2.13)
Dimana :