You are on page 1of 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Farmasetika. Dalam makalah ini saya
membahas tentang OBESITAS .

Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis membuka diri
untuk menerima berbagai masukan dan kritikan dari semua pihak.Penulis berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca khususnya.

Slawi, 17 juni 2016


DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL.............................................................................................

KATA PENGANTAR...........................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................

BAB 1

PENDAHULUAN................................................................................................

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................


B. Rumusan Masalah................................................................................
C. Tujuan Penulisan..................................................................................

BAB II

PEMBAHASAN....................................................................................................

A. Pengertian Obesitas...................................................................................
B. Etiologi.....................................................................................................
C. Manifestasi klinis.........................................................................................
D. Patofisiologi pada obesitas........................................................................
E. Pathway.....................................................................................................
F. Penatalaksanaan...............................................................................................
G. Pemeriksaan Diagnostik........................................................................................

BAB III

KONSEP ASUHAN PERAWATAN...........................................................................................

A. Pengkajian.....................................................................................................................
B. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul............................................................
C. Perencanaan.................................................................................................................
BAB IV

PENUTUP.................................................................................................................................

1.Kesimpulan................................................................................................................

2.Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai tanda
kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan seseorang hidup
berkecukupn. Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah yang serius karena
memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit yang menyertainya. Masalah obesitas
kini telah menjadi perhatian khusus badan kesehatan dunia.

Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga
kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan
wanita cenderung berbeda.Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan
bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir.Sedangkan pada pria biasanya
lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel.

Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam asuhan keperawatan dengan


obesitas menjadi sangat menarik untuk di angkat dan di pelajari kelompok kami, semoga
apa yang kami tulis dalam karya kami dapat menjadi sesuatu yang berguba bagi kami
mahasiswa keperawatan khususnya dan khalayak ramai pada umunya.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana pengertian dari obesitas?

2. Bagaimana klasifikasi dari obesitas?

3. Bagaimana komplikasi dari obesitas?

4. Bagaimana etiologi dari obesitas?

5. Bagaimana manifestasi klinis dari obesitas?

6. Bagaimana patofisiologi dariobesitas?


7. Bagaimana pathway dariobesitas?

8. Bagaimana penata laksanaan dari obesitas?

9. Bagaimana pemeriksaan Diagnostik dari obesitas?

10.Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan obesitas?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas farmasetika
yang berjudul Obesitas.Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah menjawab
pertanyaan yang telah dijabarkan pada rumusan masalah agar penulis ataupun pembaca
tentang konsep skoliosis serta proses keperawatan dan pengkajiannya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Obesitas
1. Pengertian Obesitas
Obesitas atau kegemukan didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak
tubuh sedikitnya 20 % dari berat rata-rata untuk usia, jenis kelamin dan tinggi
badan. Prognosis umum untuk peningkatan dan mempertahankan penurunan berat
badan buruk.Namun keinginan untuk pola hidup lebih sehat dan penurunan faktor
resiko sehubungan dengan ancaman penyakit terhadap hidup memotivasi beberapa
orang mengikuti diet dan program penurunan berat badan.

2. Klasifikasi

Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:

1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%

2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%

3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan


sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).

Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)

BMI Klasifikasi
< 18.5 berat badan di bawah normal
18.524.9Normal
25.029.9normal tinggi
30.034.9Obesitas tingkat 1
35.039.9Obesitas tingkat 2
40.0 Obesitas tingkat 3
BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat
badan dengan tinggi badan.

Dengan Rumus:

Satuan Metrik menurut sistem satuan internasional : BMI = kilogram / meter2

Rumus :BMI = b / t2

Dimana b adalah berat badan dalam satuan metrik kilogram dan t adalah tinggi badan
dalam meter.

3. Komplikasi

Seorang obesitas menghadapi risiko masalah kesehatan yang berat, antara lain:

1. Hipertensi.

Penambahan jaringan lemak meningkatkan aliran darah. Peningkatan kadar insulin


berkaitan dengan retensi garam dan air yang meningkatkan volum darah. Laju jantung
meningkat dan kapasitas pembuluh darah mengangkut darah berkurang.Semuanya
dapat menungkatkan tekanan darah.

2. Diabetes.

Obesitas merupakan penyebab utama DM t2.Lemak berlebih menyebabkan


resistensi insulin, dan hiperglikemia berpengaruh negatif terhadap kesehatan.

3. Dislipidemia.

Terdapat peningkatan kadar low-density lipoprotein cholesterol (jahat), penurunan


kadar high-density lipoprotein cholesterol (baik) dan peningkatan kadar trigliserida.
Dispilidemia berisiko terbentunya aterosklerosis.

4. Penyakit jantung koroner dan Stroke

Penyakit-penyakit ini merupakan penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis.


5. Osteoartritis.

Morbid obesity memperberat beban pada sendi-sendi.

6. Apnea tidur.

Obesitas menyebabkan saluran napas yang menyempit yang selanjutnya


menyebabkan henti napas sesaat sewaktu tidur dan mendengkur berat.

7. Asthma

Anak dengan BBL atau obes cenderung lebih banyak mengalami serangan asma
atau pembatasan keaktifan fisik.

8. Kanker

Banyak jenis kanker yang berkaitan dengan BBL misalnya pada perempuan
kanker payudara, uterus, serviks, ovarium dan kandung empedu, pada lelaki kanker
kolon, rektum dan prostat.

9. Penyakit perlemakan hati

Baik peminum alkohol maupun bukan dapat mengidap penyakit perlemakan hati
(non alcoholic fatty liver disease = NAFLD) atau non alcoholic steatohepatitis
(NASH) yang dapat berkembang menjadi sirosis.

10. Penyakit kandung empadu

Orang dengan BBL dapat menghasilkan banyak kolesterol yang berisiko batu
kandung empedu.
B. Etiologi

Obesitas dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain , keturunan,pola makan,
obat-obatan,psikososial ekonomi, aktivitas, pola pikir dan konsentrasi intake makanan.

C. Manifestasi klinis

Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak biasanya
timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak wanita, selain berat
badan meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat
(ternyata jika periksa usia tulangnya), sehingga pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh
dan matang itu akan mempunyai tinggi badan yang relative rendah dibandingkan dengan
anak yang sebayanya.

Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas :

a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil dengan jari
jari yang berbentuk runcing.

b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan dagu
yang berbentuk ganda.

c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah
tumbuh pada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang kurang
menyenangkan.

d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul lonceng,


kadang kadang terdapat strie putih atau ungu.

e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya pada
biseb dan trisebnya.

Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin


merupakan penyebab atau keadaan dari obesitas.

Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding


dada bisa menekan paru paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak
nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan.Gangguan
pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk
sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa
ngantuk.

Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri


punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut
dan pergelangan kaki).Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.Seseorang yang
menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan
dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan
mengeluarkan keringat yang lebih banyak.Sering ditemukan edema (pembengkakan
akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.

D. Patofisiologi pada obesitas

Makanan yang adekuat, yang di sertai dengan ketidak seimbangan antara intake
dan out put yang keluar masuk dalam tubuh akan menyebabkan akumulasi timbunan
lemak pada jaringan adiposa khususnya jaringan subkutan. Apabila hal ini terjadi akan
timbul berbagai masalah, diantaranya Timbunan lemak pada area abdomen yang
emnyebabkan tekanan pada otot-otot diagfragma meningkat sehingga menggagu jalan
nafas , BB yang berlebihan menyebabkan aktifitas yang terganggu sehingga mobilitas
gerak terbatasi dan timbul perasaan tidak nyaman, obat-obatan golongan steroid yang
memicu nafsu makan tidak terkontrol mengakibatkan perubahan nutrisi yang berlebih,
dan krisis kepercayaan diri karena timbunan lemak pada tubuh telah mengubah bentuk
badannya.
E. Pathway

1. Genetik

2. Pola fungsi kesehatan

3. Obat obatan

4. Aktifitas

5. Pola fikir konsentrasi intake makanan :

Makanan yang adekuat


Intek yang berlebih out put yang kurang
Non balace intake and out put
Akumulasi lemak pada seluruh jaringan adiposa (subkutan)
Timbul Lemak :
- pada darah abdomen

Menekan diagfragma

Pola nafas tidak efektif b.d akumulasi lemak pada area abdomen

BB yang berlebih :

- Mobilitas terbatas

-Intoleransi aktivitas b.d BB yang berlebihan

-Hambatan interaksi social b.d tamapak tidak nyaman

Obat-obatan steroid krisis :

-Nafsu makan meningkat

-perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan y.b.d intake yang berlebih


Kepercayaan diri :

- Karna sangat gemuk

- Gangguan pencitraan b.d pandangan pasien terhadap psikososial dalam situasi


social.

F. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Obesitas dianjurkan agar melalui banyak cara secara bersama-


sama. Terdapat banyak pilihan antara lain:

1. Gaya hidup

Perubahan perilaku dan pengaturan makan.Prinsipnya mengurangi asupan


kalori dan meningkatkan keaktifan fisik, dikombinasikan dengan perubahan
perilaku.Kata pepatah Cina kuno makan malam sedikit akan membuat Anda hidup
sampai sembilan puluh sembilan tahun.Pertama usahakan mencapai dan
mempertahankan BB yang sehat.

Konsumsi kalori kurang adalah faktor penting untuk keberhasilan penurunan


BB. Pengaturan makan disesuaikan dengan banyak faktor antara lain usia, keaktifan
fisik. Makan jumlah sedang makanan kaya nutrien, lemak rendah dan kalori
rendah.Pilih jenis makanan dengan kepadatan energi rendah seperti sayur-sayuran dan
buah-buahan, jenis makanan sehat, jenis karbohidrat yang berserat tinggi, hindari
manis-manisan, kurangi lemak. Awasi ukuran porsi, dan hitung kalori misalnya
makanan yang diproses mengandung lebih banyak kalori daripada yang segar.
Perbanyak kerja fisik, olahraga teratur, dan kurangi waktu nonton TV.

2. Bedah bariatrik

Di Amerika Serikat cara ini dianjurkan bagi mereka dengan IMT 40 kg/m2
atau IMT 35,0-39,9 kg/m2 disertai penyakit kardiopulmonar, DM t2, atau gangguan
gaya hidup dan telah gagal mencapai penurunan BB yang cukup dengan cara non-
bedah. (NIH Consensus Development Panel pada tahun 1991). Kemudian pada tahun
2004 ASBS Consensus menganjurkan juga cara ini untuk mereka dengan IMT 30,0
34,9 kg/m2 dengan keadaan komorbid yang dapat disembuhkan atau diperbaiki secara
nyata. Dapat diharapkan penurunan BB maksimal 2138%.

3. Obat-obat anti obesitas

Ada obat yang mempunyai kerja anoreksian (meningkatkan satiation,


menurunkan selera makan, atau satiety, meningkatkan rasa kenyang, atau keduanya),
contohnya Phentermin.Obat ini hanya dibolehkan untuk jangka pendek.Orlistat
menghambat enzim lipase usus sehingga menurunkan pencernaan lemak makanan dan
meningkatkan ekskresi lemak dalam tinja dengan sedikit kalori yang diserap.
Sibutramine meningkatkan statiation dengan cara menghambat ambilan kembali
monoamine neurotransmitters (serotonin, noradrenalin dan sedikit dopamin),
menyebabkan peningkatan senyawa-senyawa tersebut di hipotalamus. Rimonabant
termasuk kelompok antagonuis CB1, yang menghambat ikatan cannabinoid endogen
pada reseptor CB1 neuronal, sehingga menurunkan selera makan dan menurunkan
BB.Orlistat, sibutramin dan rimonabant dapat dipergunakan untuk jangka lama
dengan memperhatikan efek sampingnya; rimonabant masih ditunda di Amerika
Serikat.Sayangnya obat-obatan tersebut tiada yang dapat memenuhi harapan dan
kebutuhan orang.Oleh karena itu industri farmasi masih mengembangkan banyak
calon obat baru.

4. Balon Intragastrik

Balon Intragastrik adalah kantung poliuretan lunak yang dipasang ke dalam


lambung untuk mengurangi ruang yang tersedia untuk makanan.

5. Pintasan Usus

Pintasan usus meliputi penurunan berat badan dengan cara malabsorbsi. Tindakan
ini kadang-kadang dilakukan dengan diversi biliopankreatik, yang memerlukan
reseksi parsial lambung dan eksisi kandung empedu dengan transeksi jejunum
.jejunum proksimal dianastomosiskan (dihubungkan melalui pembedahan) ke ilium
distal, dan jejunum distal dianastomosiskan ke bagian sisa dari lambung.
G. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan metabolik atau endorin

Dapat menyatakan ketidaknormalan misalnya hipotiroidisme, hipogonadisme,


peningkatan pada insulin, hiperglikemi.Dapat juga menyebabkan gangguan
neuroendokrin dalam hipotalamus yang mengakibatkan berbagai gangguan kimia.

2. Pemeriksaan antropometrik

Dapat memperkirakan rasio lemak dan otot.


BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN OBESITAS

A. Pengkajian

1. Identitas Pasien

Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.

2. Riwayat kesehatan

Riwayat Kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini

Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien yang pernah
menderita obesitas

Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga yang
mengalami penyakit serupa atau memicu

Riwayat psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial, ketaatan beribadah,


kepercayaan.

3. Pemerikasaan fisik :

Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya


distensi vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung.

Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan


napas.

Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit


yang merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan, mimisan.
Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan
sakit pinggang.

Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam


pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak.

Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar


getah bening

4. Pemeriksaan penunjang :

Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal :


hipotiroidisme, hipopituitarisme, hipogonadisme, sindrom cushing (peningkatan kadar
insulin).

5. Pola fungsi kesehatan

a) Aktivitas istirahat

Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan / kurang keinginan


untuk beraktifitas.

b) Sirkulasi

Pola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan dapat


menghilangkan perasaan tidak senang : frustasi

c) Makanan / cairan

Mencerna makanan berlebihan.

d) Kenyamanan

Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam


menopang berat badan atau tulang belakang.
e) Pernafasan

Pasien obesitas biasanya mengalami dipsnea.

f) Seksualitas

Pasien dengan obesitas biasanya mengalami gangguan menstruasi dan


amenouria

B. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake
makanan yang lebih.

2. Gangguan pencitraan diri yang berhubungan dengan biofisika atau psikosial


pandangan px tehadap diri.

3. Hambatan interaksi sosial yang berhubungan dengan ungkapan atau tampak tidak
nyaman dalam situasi sosial

4. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, nyeri,
ansietas , kelemahan dan obstruksi trakeobronkial

C. Perencanaan

Setelah pengumpulan data, megelompokkan dan menentukan diagnosa keoerawatan


yang mungkin muncul, maka tahapan selanjutnya adalah menentukkan prioritas, tujuan
dan rencana tindakkan keperawatan.
Diagnosa 1

1. Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake
makanan yang lebih.

Tujuan :

Kebutuhan nutrisi kembali normal

Kriteria hasil :

Perubahan pola makan dan keterlibatan individu dalam program latihan

Menunjukan penurunan berat badan

Intervensi :

1. Kaji penyebab kegemukan dan buat rencana makan dengan pasien


2. Timbang berat badan secara periodik
3. Tentukan tingkat aktivitas dan rencana program latihan diet
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentujan keb kalori dan nutrisi untuk penurunan
berat badan
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat penekan nafsu makan
(ex.dietilpropinion)

Rasional :
1. Mengidentifikasi / mempengaruhi penentuan intervensi
2. Memberikan informasi tentang keefektifan program
3. Mendorong px untuk menyusun tujuan lebih nyata dan sesuai dengan rencana
4. Kalori dan nurtisi terpenuhi secara normal
5. Penurunan berat badan
Diagnosa 2

2. Gangguan pencitraan diri b.d biofisika atau psikosial pandangan px tehadap diri

Tujuan :

Menyatakan gambaran diri lebih nyata

Kriterian hasil :

Menunjukkan beberapa penerimaan diri dari pandangan idealisme

Mengakui indiviu yang mempunyai tanggung jawab sendiri

Intervensi :
1. Beri privasi kepada px selama perawatan
2. Diskusikan dengan px tentang pandangan menjadi gemuk dan apa artinya bagi px tersebut
waspadai mitos px / orang terdekat
3. Tingkatkan komunikasi terbuka dengan px untuk menghondari kritik
4. Waspadai makan berlebih
5. Kolaborasi dengan kelompok terapi

Rasional :

1. Individu biasanya sensitif terhadap tubuhnya sendiri


2. Pasien mengungkapkan beban psikologisnya
3. Keyakinan tentang seperti apa tubuh yang ideal atau motifasi dapat menjadi upaya
penurunan berat badan
4. Meningkatkan rasa kontrol dan meningkatkan rasa ingin menyelesaikan masalahnya
Pola makan terjaga
5. Kelompok terapi dapat memberikan teman dan motifasi
Diagnosa 3

3. Hambatan interaksi sosial b.d ungkapan atau tampak tidak nyaman dalam situasi
sosial

Tujuan :

Mengungkapkan kesadaran adanya perasaan yang menyebabkan interaksi sosial yang buruk

Kriteria hasil :

Menunjikan peningkatan perubahan positif dalam perilaku sosial dan interpersonal

Intervensi :

1. Kaji perilaku hubungan keluarga dan perilaku sosial


2. Kaji penggunaan ketrampilan koping pasien
3. Rujuk untuk terapi keluarga atau individu sesuai dengan indikas.

Rasional :

1. Keluarga dapat membantu merubah perilaku sosial pasien


2. Mekanisme koping yang baik dapat melindungi pasien dari perasaan kesepian isolasi
3. Pasien mendapat keuntungan dari keterlibatan orang terdekat untuk memberi
dukungan

Diagnosa 4

4. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, nyeri ,
ansietas , kelemahan dan obstruksi trakeobronkial

Tujuan :

Mengembalikan pola napas normal

Kriteria hasil :
1. Mempertahankan ventilasi yang adekuat
2. Tidak mengalami sianosis atau tanda hipoksia lain

Intervensi :

1. Awasi , auskultasi bunyi napas


2. Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat
3. Bantu lakukan napas dalam, batuk menekan insisi
4. Ubah posisi secara periodik
5. Berikan O2 tambahan / alat pernapasan lain

Rasional :
1. Peranapasan mengorok/ pengaruh anastesi menurunkan ventilasi, potensial atelektasis,
hipoksia.
2. Mendorong pengembangan diafragma sehingga ekspansi paru optimal, pasien lebih
nyaman.
3. Ekspansi paru maksimal, pembersihan jalan napas, resiko atelektasis minimal.
4. Memaksimalkan sediaan O2 untuk pertukaran dan penurunan kerja napas.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegemukan ( obesitas ) didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak tubuh


sedikitnya 25% dari berat rata-rata untuk usia., jenis kelamin, dan tinggi badan. Prognosis
umum untuk peningkatan dan mempertahankan penurunan berat badan buruk. Namun,
keinginan pola hidup lebih sehat Dan penurunan factor risiko sehubungan dengan ancaman
penyakit terhadap hidup memotivasi beberapa orang untuk mengikuti diet dan program
penurunan berat badan. Obesitas juga merupakan suatu keadaan patologis dengan terdapatnya
penimbunan lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh. Masalah
gizi karena kelebihan kalori biasanya disertai kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan
serat dan mikro nutrien.

Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk
jaringan lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor eksogen
(obesitas primer) sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder)
akibat adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik (meliputi 10%).

Faktor yang menentukan antara lain :

Faktor Genetik
a. Faktor Psikologis (gangguan emosi)
b. Faktor Neurogenik ( gangguan hormon)
c. Faktor Nutrisi
d. Aktivitas fisik
B. Saran

Saran saya sebagai penyusun makalah ini :

1. Di dalam menentukan intervensi keperawatan telebih mengenai program diet, harus lebih
banyak berdiskusi dengan klien.

2. Untuk klien dengan obesitas, harus lebih mengutamakan pengaturan pola makan yang
baik untuk menghindari kemungkinan buruk yang bisa terjadi.

3. Dalam perawatan klien, sebaiknya banyak melibatkan orang terdekat klien, mulai dari
keluarga,kerabat samapi teman akrab klien.
DAFTAR PUSTAKA

NANDA, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2005-2006

Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media
Aescullapius

Barbara C long.(1996). Perawatan Medical Bedah. Pajajaran Bandung

Guytion & Hall, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC

Kapita Selekta Kedokteran Edisi Jilid Kedua, Media Aesculapius, FKUI 2000

http://id.wikipedia.org/wiki/Obesitas

You might also like