Professional Documents
Culture Documents
OBSTRUKSI SERUMEN
Disusun Oleh :
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun artikel yang berjudul Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Obstruksi Serumen
Dalam proses penyusunan, tim penyusun mengalami banyak permasalahan.
Namun, berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, dengan segala
kerendahan hati, penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing
Keperawatan Medikal Bedah yang telah membimbing kami dalam proses
penyusunan.
Penyusun menyadari penyusunan masih belum sempurna, baik dari isi
maupun sistematika penulisannya. Maka dari itu, penyusun berterima kasih
apabila ada kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan rekan-
rekan seperjuangan, khususnya rekan-rekan Program Studi DIV Keperawatan
Gawat Darurat.
Penyusun
LAPORAN PENDAHULUAN OBSTRUKSI SERUMEN
Obstruksi Serumen
(Penumpukan serumen)
Ansietas
Gangguan sensori
Stigma berkenaan dengan persepsi (auditori)
kondisi
Gangguan harga
diri rendah
5. Pemeriksaan diagnostic
a. CT Scan tulang tengkorak
b. Scan Gallum 67
c. Scan Tekhnetium 99
d. MRI
e. Tes Laboratorium
f. Kelenjar auditorius
g. Uji Weber
h. Uji Rinne
6. Therapy dan Penatalaksanaan
PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Meliputi identitas klien yaitu : nama lengkap, tempat tanggal lahir, jenis
kelamin, agama, pendidikan, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, No.
RM, diagnose medis, alamat dan rencana terapi.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit Dahulu
Apakah pasien pernah mengalami riwayat kesehatan masa lalu yang
berhubungan degan gangguan pendengaran karena sumbatan
serumen,biasanya kebiasaan dan kecerobohan membersihkan telinga
yang tidak benar atau klien suka berenang dapat mempengaruhi
penyakit ini
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien biasanya mengeluh nyeri, klien biasanya mengeluhkan
pendengarannya mulai menurun, rasa tidak enak ditelinga. Serta pusing
dimana klien akan merasakan lingkungan disekitar berputar (vertigo) .
c. Riwayat Penyakit Keluarga.
Apakah ada keluarga klien yang menderita penyakit obstruksi serumen
dalam telinga seperti klien saat ini atau apakah ada riwayat
pendengaran atau riwayat keluarga.
3. Pemeriksaan Fisik
Kaji keadaaan umum:kaji tingkat kesadaran,berat badan dan tinggi badan
klien. Dan kaji tanda-tanda vital klien.
1) Kepala
Amati bentuk kepala apakah ada oedema,dan amti apakah ada kondisi
luka(jahitan)
a. Rambut
Biasanya rambut klien tidak bersih, rontok dan dikepala tidak ada
pembengkakan.
b. Wajah
Biasanya wajah pasien kelihatan pucat karna adanya nyeri
c. Mata
Biasanya kedua mata klien simetris,reflek cahaya baik, dan
konjungtiva biasanya anemis,biasanya palpebra klien tidak
odema,skelera tidak ikterik,pupil isokor
d. Telinga
Biasanya telinga klien terjadi penyumbatan Karena terdapat benda
asing yang masuk kedalam liang telinga, Pendengaran terganggu,
Rasa nyeri telinga / otalgia
e. Hidung
Biasanya klien tidak ada mengeluh dengan masalah hidung.
f. Bibir
Biasanya bibir pasien tampak pucat dan kering.
g. Gigi
Biasanya kelengkapan gigi, kondisi gigi klien tampak normal dan
biasanya kebersihan gigi kurang.
h. Lidah
Biasanya tampak normal tidak kotor dan tidak hiperik
2) Leher
Biasanya leher pada klien penyakit benda asing dalam telinga ini
tampak normal saja
3) Dada
a. Inspeksi
Biasanya bentuk dan kesemetrisan rongga dada tampak normal.
Biasanya klien tampak susah bernafas / mengatur jalannya nafas
dada,frekuensi nafas 12 sampai 20 X permeni,tidak dyspnea.
b. Palpasi
Biasanya normal,biasanya dgn menggunakan getaran vocal yg
disebut vocal primitus
c. Perkusi
Biasanya bunyi ketukan pada dinding dada dan bunyi dada normal
jaringan sonor
d. Auskultasi
Biasanya tidak ada terdengar bunyi tambahan pada saat klien
melakukan insipirasi dan ekspirasi.
4) Jantung
a. Inspeksi
Terdapat ictus cordis tampak normal terlihat pada ICS -5
b. Palpasi
Terdapat lokasi ictus cordis teraba normal tidak lebih dri 1cm
c. Perkusi
Terdapat batas-batas jantung klien pada penyakit ini normal
d. Auskultasi
Terdapat irama denyutan jantung terdengar normal
5) Abdomen
a. Inspeksi
Terdapat tidak adanya pembesaran rongga abdomen
b. Auskultasi
Terdapat bunyi bising usus terdengar frekuensinya tidak normal
karna klien mengalami penurunan nafsu makan
c. Palpasi
Teraba normal saja
d. Perkusi
Terdapat bunyi ketukannya terdengar normal
6) Ekstremitas
Biasanya kekuatan otot kurang dari normal akibat klien terasa letih
menahan nyeri dan biasanya ekstremitas atas terpasang infus untuk
menambah cairan dalam tubuh klien karna nafsu makan klien berkurang
dan biasanya kekuatan otot klien ini menurun.
7) Sistem Integumen
Biasanya warna kulit klien tampak pucat dan biasanya suhu kulit
meningkat.
8) Sistem Neurologi
Biasanya sistem neuro pada klien penyakit ini normal saja
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan proses peradangan pada
telinga tengah
2. Gangguan berkomunikasi berhubungan dengan efek
kehilangan pendengaran.
3. Cemas berhubuangan dengan nyeri yang semakin memberat
4. Gangguan persepsi dan sensori (auditori) berhubungan dengan perubahan
sensori persepsi,
5. Gangguan harga diri berhubungan dengan stigma berkenaan dengan kondisi,
6. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan
INTERVENSI KEPERAWATAN
Kriteria hasil : Nyeri yang dirasakan kien berkurang dengan skala 2-0 darirentang
skala 0-10
Intervensi Keperawatan :
analgetik.
R : Untuk mengetahui keefektifan pemberian analgetik
Beri informasi kepada klien dan keluarga tentang penyebab nyeri yang
dirasa.
R : Informasi yang cukup dapat mengurangi kecemasan yang dirasa
oleh klien dan keluarga.
Kriteria hasil :
Dapatkan apa metode komunikasi yang dinginkan dan catat pada rencana
perawatan metode yang digunakan oleh staf dan klien, eperti : tulisan,
berbicara, ataupun bahasa isyarat.
Kaji kemampuan untuk menerima pesan secara verbal.- Jika ia dapat
mendegar pada satu telinga, berbicara dengan perlahan dan dengan jelas
langsung ke telinga yang baik (hal ini lebih baik dari pada berbicara
dengan keras).
Tempatkan klien dengan telinga yang baik berhada pandengan pintu.
Dekati klien dari sisi telinga yang baik.-
Jika klien dapat membaca ucapan ,Lihat langsung pada klien dan bicaralah
lambat dan jelas.
Hindari berdiri di depan cahaya karena dapat menyebabkan klien tidak
dapat membaca bibir anda.-
Perkecil distraksi yang dapat menghambat konsentrasi klien.
Minimalkan percakapan jika klien kelelahan atau gunakankomunikasi
tertulis.
Tegaskan komunikasi penting dengan menuliskannya.-
Jika ia hanya mampu bahasa isyarat, sediakan penerjemah.Alamatkan
semua komunikasi pada klien, tidak kepadapenerjemah. Jadi seolah-olah
perawat sendiri yang langsungberbicara kepada klien dnegan
mengabaikan keberadaanpenerjemah.
Gunakan faktor-faktor yang meningkatkan pendengaran danpemahaman
Bicara dengan jelas, menghadap individu.
Ulangi jika klien tidak memahami seluruh isi pembicaraan.
Gunakan rabaan dan isyarat untuk meningkatkan komunikasi.
Validasi pemahaman individu dengan mengajukan pertanyaanyang
memerlukan jawaban lebih dari ya dan tidak.
Rasional :
Kriteria hasil :
Rasional :
Intervensi :
Ditandai dengan:
Intervensi :
4. Anjurkan pasien untuk ikut serta dalam setaip tindakan keperawatan atau
tindakan pengobatan dan sesuaikan dengan kemampuan pasien.
5. Berikan respon positif terhadap segala tindakan yang dapat dilakukan oleh
pasien secara mandiri dan kemajuan perkembangan kesehatannya
ditandai dengan:
Intervensi :
1. Evaluasi tingkat ansietas pasien dan keluarganya, catat respon verbal dan
non-verbal.
R : untuk mengetahui tingkat ansietas pasien dan keluarganya
2. Berikan informasi kepada pasien dan keluarganya mengenai penyakit dan
proses penyakit yang diderita oleh pasien.
R : informasi yang diberikan dapat mengurangi ansietas yang dirasakan
oleh pasien dan keluraganya, dan dapat pula meningkatkan kepahaman
pasien dan keluarganya tentang penyakit yang diderita oleh pasien
3. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya mengenai setiap
tindakan keperawatan yang akan diberikan
R : dapat mengurangi ansietas pasien dan keluarganya, serta dapat
menciptakan rasa saling percaya
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
EVALUASI
Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dan alat ukur keberhasilan pemberian
asuhan keperawatan. Diharapkan pada tahap evaluasi pasien akan :
1. Pasien mengambarkan nyeri dalam keadan minimal atau tidak ada nyeri
2. Klien memperlihatkan persepsi pendengaran yang baik
3. Klien dapat melakukan aktivitas dengan baik
4. Pola koping klien adekuat
5. Klien dapat mengeti dengan penyakitnya
6. Klien memperlihatkan ekspresi wajah yang ceria
DAFTAR PUSTAKA