You are on page 1of 13

DISUSUN OLEH

NAMA : KELLY BELKINOL KORA

NIM : E1714401021

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STELLA MARIS MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa, karena atas izin
dan kuasanya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tanpa
halangan apapun

saya sadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak sedikit masalah yang
dihadapi, namun berkat kerja keras serta bantuan dari pihak, semua masalah tadi
bisa teratasi dengan baik. Oleh karena itu, saya banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan dalam


penulisan makalah ini, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah
ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG..
B. TUJUAN

BAB II: PEMBAHASAN

A. DEFINISI.
B. ETIOLOGI
C. PATOFISIOLOGI
D. MANIFESTASI KLINIS.
E. KLARIFIKASI.
F. KOPLIKASI.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG..
H. PENATALAKSANAAN MEDIS.
I. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

BAB III: PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Asam urat (AU) telah diidentifikasi lebih dari 2 abad yang lalu,
namun beberapa aspek patofisiologi dari hiperurisemia tetap belum
dipahami dengan baik. Selama beberapa tahun hiperurisemia telah
diidentifikasi bersama-sama atau dianggap sama dengan gout, namun
sekarang AU telah diidentifikasi sebagai marker untuk sejumlah kelainan
metabolik dan hemodinamik.
Salah satu masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi di
Indonesia adalah penyakit asam urat. Asam Urat sering dialami oleh banyak
orang sekarang ini. Bahkan, orang yang masih tergolong muda juga sering
ditimpa penyakit ini. Sebenarnya, seperti apa penyakit ini? Apa saja definisi,
etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, penatalaksanaa medis, penatalaksanaan
keperawatan dan komplikasi. Berikut kita akan membahasnya.

B. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Pengertian
2. Untuk mengetahui Etiologi
3. Mengetahui Klasifikasi
4. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis
5. Mengetahui Patofisiologi
6. Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang
7. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Medis
8. Untuk mengetahui Penatalaksanaan keperawatan
9. Untuk mengetahui Komplikasi
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Gout Artritis adalah :
1. Suatu sindrom yang mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut
yang banyak pada pria dari pada wanita (Helmi, 2011).
2. Gout merupakan terjadinya penumpukan asam urat dalam tubuh
dan terjadi kelainan metabolisme purin. Gout merupakan kelompok
keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek genetik pada
metabolisme purin (hiperurisemia) (Brunner dan Suddarth, 2012).
3. Suatu penyakit metabolik yang merupakan salah satu jenis penyakit
reumatik dimana pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan /
penurunan ekskresi asam urat (Arif, 2010).
Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan
mendadak dan berulang dari arthritis yang terasa sangat nyeri karena adanya
endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai
akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia).

B. ETIOLOGI
Gejala artritis akut disebabkan karena inflamasi jaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Dilihat dari
penyebabnya penyakit ini termasuk dalam golongan kelainan metabolik.
Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat yaitu
Hiperurisemia. Hiperurisemia pada penyakit ini terjadi karena:
1. Pembentukan asam urat yang berlebihan
a. Gout primer metabolik disebabkan sintesis langsung yang
bertambah.
b. Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat
berlebihan karena penyakit lain seperti leukemia terutama bila
diobati dengan sitostatika; psoriasis; polisitemia vera,
mielofibrosis.
2. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal
a. Gout primer renal terjadi karena gangguanekskresi asam urat
ditubuli disital ginjal yang sehat, penyebabnya tidak diketahui.
b. Gout sekunder renal disebabkan oleh kerusakan ginjal misalnya
pada glomerulonefritis kronik /gagal ginjal kronik.
c. Perombakan dalam usus yang berkurang.

C. PATOFISIOLOGI
Goat akut biasanya monoatikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-
tanda awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan
lokal. Pasien juga menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat.
Serangan akut biasanya didahului oleh tindakan pembedahan, obat, alkohol
dan stress emosional. Meskipun yang paling sering terserang pertama
adalah ibu jari kaki (Sendi metatarsofa longeal) tetapi sendi lainnya dapat
juga terserang, semakin lama penyakit makan sendi jari, lutut, pergelangan
tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout. Serangan akut akan
berkurang setelah 10-14 hari walapun tanpa pengobatan. Produk buangan
termasuk asam urat dan garam-garam anorganik dibuang melalui saluran
ginjal, kandung kemih, dan saluran kemih dalam bentuk urin. Kegagalan
ginjal dalam proses pembuangan asam urat dalam jumlah yang cukup
banyak dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Hal tersebut juga
dapat, menimbulkan komplikasi yaitu pengendapan asam urat dalam ginjal
yang akhirnya terjadi pembentukan batu ginjal dari kristal asam urat.

D. MANIFESTASI KLINIS
1. Stadium Arthritis Gout Akut
a. Sangat akut, timbul sangat cepat dalam waktu singkat.
b. Keluhan utama: nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan
gejala sistemik berupa demam, menggigil dan merasa lelah.
c. Faktor pencetus: trauma lokal, diet tinggi purin (kacang-
kacangan, rempelo dll), kelelahan fisik, stres, diuretic.
d. Penurunan asam urat secara mendadak dengan allopurinol atau
obat urikosurik dapat menyebabkan kekambuhan.
2. Stadium Interkritikal
Stadium ini merupakan kelanjutan dari stadium akut dimana terjadi
periode interkritikal asimptomatik.
3. Stadium Arthritis Gout Menahun
Stadium ini umumnya pada pasien yang mengobati sendiri
sehingga dalam waktu lama tidak berobat secara teratur pada dokter.
Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang
sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan
keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari
kristal monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan
pada sendi dan tulang di sekitarnya. Tofus pada kaki bila ukurannya
besar dan banyak akan mengakibatkan penderita tidak dapat
menggunakan sepatu lagi.

E. KLARIFIKASI
Gout mempunyai empat peringkat yang nyata, yaitu:
1. Asimptomatik
2. Akut
3. Interkritikal
4. Kronik
Dalam peringkat pertama (Asimptomatik), aras asid uric plasma
bertambah, tetapi tanpa sebarang gejala. Serangan gout menandakan
peringkat kedua (Akut). Serangan- serangan yang tidak parah biasanya
hilang dengan cepat, manakala serangan- serangan yang pernah berlangsung
beberapa hari atau juga beberapa minggu.
Selepas serangan pertama, pesakit itu masuk peringkat interkritikal
atau jarak waktu yang bebas dari pada gejala. Periode ini mungkin
berlangsung selama beberapa bulan atau juga tahun. Kebanyakan pesakit
gout mengalami serangan kedua dalam enam bulan hingga 2 tahun serangan
pertama.
Pada tingkat terakhir (kronis), seranagn- serangan gout menjadi sering
dan poliartikular, yaitu serangan itu melibatkan banyak sendi pada tiap
waktu. Tofus- tofus juga tersedia didalam banyak sendi. Dalam kasus gout
kronis yang sudah parah, kerusakan ginjal, hypertensi dan karang ginjal
dapat juga terjadi.

F. KOMPLIKASI
1. Radang sendi akibat asam urat (gouty arthritis)
Komplikasi hiperurisemia yang paling dikenal adalah radang
sendi (gout). Telah dijelaskan sebelumnya bahwa, sifat kimia asam
urat cenderung berkumpul di cairan sendi ataupun jaringan ikat
longgar. Meskipun hiperurisemia merupakan faktor resiko
timbulnya gout, namun, hubungan secara ilmiah antara
hiperurisemia dengan serangan gout akut masih belum jelas. Atritis
gout akut dapat terjadi pada keadaan konsentrasi asam urat serum
yang normal. Akan tetapi, banyak pasien dengan hiperurisemia tidak
mendapat serangan atritis gout.
Gejala klinis dari Gout bermacam-macam, yaitu,
hiperurisemia tak bergejala, serangan akut gout, gejala
antara(intercritical), serangan gout berulang, gout menahun disertai
tofus.
Keluhan utama serangan akut dari gout adalah nyeri sendi
yang amat sangat yang disertai tanda peradangan (bengkak,
memerah, hangat dan nyeri tekan). Adanya peradangan juga dapat
disertai demam yang ringan. Serangan akut biasanya puncaknya 1-2
hari sejak serangan pertama kali. Namun pada mereka yang tidak
diobati, serangan dapat berakhir setelah 7-10 hari. Serangan
biasanya berawal dari malam hari. Awalnya terasa nyeri yang
sedang pada persendian. Selanjutnya nyerinya makin bertambah dan
terasa terus menerus sehingga sangat mengganggu.
Biasanya persendian ibu jari kaki dan bagian lain dari
ekstremitas bawah merupakan persendian yang pertama kali
terkena. Persendian ini merupakan bagian yang umumnya terkena
karena temperaturnya lebih rendah dari suhu tubuh dan kelarutan
monosodium uratnya yang berkurang. Trauma pada ekstremitas
bawah juga dapat memicu serangan. Trauma pada persendian yang
menerima beban berat tubuh sebagai hasil dari aktivitas rutin
menyebabkan cairan masuk ke sinovial pada siang hari. Pada malam
hari, air direabsobsi dari celah sendi dan meninggalkan sejumlah
MSU.

2. tofi pada kedua tangan


Serangan gout akut berikutnya biasanya makin bertambah
sesuai dengan waktu. Sekitar 60% pasien mengalami serangan akut
kedua dalam tahun pertama, sekitar 78% mengalami serangan kedua
dalam 2 tahun. Hanya sekitar 7% pasien yang tidak mengalami
serangan akut kedua dalam 10 tahun.
Pada gout yang menahun dapat terjadi pembentuk tofi. Tofi
adalah benjolan dari kristal monosodium urat yang menumpuk di
jaringan lunak tubuh. Tofi merupakan komplikasi lambat dari
hiperurisemia. Komplikasi dari tofi berupa nyeri, kerusakan dan
kelainan bentuk jaringan lunak, kerusakan sendi dan sindrom
penekanan saraf.
3. Komplikasi Hiperurisemia pada Ginjal
Tiga komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu
ginjal, gangguan ginjal akut dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal
terjadi sekitar 10-25% pasien dengan gout primer. Kelarutan kristal
asam urat meningkat pada suasana pH urin yang basa. Sebaliknya,
pada suasana urin yang asam, kristal asam urat akan mengendap dan
terbentuk batu.
Gout dapat merusak ginjal, sehingga pembuangan asam urat
akan bertambah buruk. Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai
hasil dari penghancuran yang berlebihan dari sel ganas saat
kemoterapi tumor. Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat
pengendapan asam urat pada duktus koledokus dan ureter dapat
menyebabkan gagal ginjal akut. Penumpukan jangka panjang dari
kristal pada ginjal dapat menyebabkan gangguan ginjal kronik.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan lab yang dilakukan pada penderita gout
didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah ( >6 mg% ). Kadar
asam urat normal dalam serum pria 8 mg% dan pada wanita 7mg%. Sampai
saat ini, pemeriksaan kadar asam urat terbaik dilakukan dengan cara
enzimatik. Kadang-kadang didapatkan leukositosis ringan dan LED yang
meninggi sedikit. Kadar asam urat dalam urin juga tinggi (500mg%/liter per
24jam). Pemeriksaan radiografi pada serangan artritis gout pertama adalah
non spesifik. Kelainan utama radiografi pada long standing adalah inflamasi
asimetri, arthritis erosive yang kadang-kadang disertai nodul jaringan lunak.

H. PENETALAKSANAAN MEDIS
1. Fase akut.
Obat yang digunakan :
a. Colchicine (0,6 mg)
Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya
dipakai untuk mengobati serangangout akut, dan unluk
mencegah serangan gout Akut di kemudian hari. Obat ini
jugadapat digunakan sebagai sarana diagnosis.Pengobatan
serangan akut biasanya tablet 0,5mg setiap jam, sampai
gejala-gejala serangan Akut dapat dikurangi atau kalau
ternyata dari berat pasien bersangkutan. Beberapa pasien
mengalami rasa mual yang hebat,muntah-muntah dan
diarhea, dan pada keadaan ini pemberian obat harus
dihentikan.
b. Fenilbutazon.
Fenilbutazon, suatu agen anti radang, dapat juga
digunakan unluk mengobati artritis gout akut. Tetapi, karena
fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka kolkisin
digunakan sebagai terapi pencegahan. Indometasin juga
cukup efektif.
c. Indometasin ( 50 mg 3 X sehari selama 4-7 hari)
2. Pengobatan jangka panjang terhadap hyperuricemia untuk
mencegah komplikasi.
a. Golongan urikosurik
Probenasid, adalah jenis obat yang berfungsi
menurunkan asam urat dalam serum.
Sulfinpirazon, merupakan dirivat pirazolon dosis
200-400 mg perhari.
Azapropazon, dosisi sehari 4 X 300 mg.
Benzbromaron.
b. Inhibitor xantin (alopurinol).
Adalah suatu inhibitor oksidase poten, bekerja mencegah
konversi hipoxantin menjadi xantin, dan konversi xantin
menjadi asam urat.
Dilakukan pembedahan
jika ada tofi yang sudah mengganggu gerakan
sendi,karena tofi tersebut sudah terlalu besar.
Obat lain yang berguna untuk terapi penunjang atau
terapi pencegahan seperti:
Alopurinol dapat mengurangi pembentukan
asamb urat. Dosis 100-400 mg per hari dapat
menurunkan kadar asam urat serum. Probenesid dan
Sulfinpirazin merupakan agen urikosurik, artinya
mereka dapat menghambat proses reabsorpsi urat
oleh tubulus ginjal dan dengan dernikian
meningkatkan ekskresi asam urat. Pemeriksaan kadar
asam urat serum berguna untuk menentukan
etektivitas suatu terapi.

I. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Diet rendah purin.
Hindarkan alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal,
ikan sarden, daging kambing) serta banyak minum.
2. Tirah baring.
Merupakan suatu keharusan dan di teruskan sampai 24 jam
setelah serangan menghilang. Gout dapat kambuh bila terlalu cepat
bergerak.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) purin.
Purin adalah salah satu kelompok struktur kimia pembentuk DNA.
2. Asam urat dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin,
tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada
menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat
meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak
mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin.
Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada
persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
3. Gejala Asam Urat seperti ; kesemutan dan linu, nyeri terutama
malam hari atau pagi hari saat bangun tidur, sendi yang terkena asam
urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada
malam dan pagi.

B. SARAN
Demikianlah makalah ini dibuat agar para pembaca dapat
memahami bagaimana konsep keperawatan pada pasien asam urat.

You might also like