Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
ITS Surabaya
Daftar Isi
CFD vs Eksperiment
3
Teori Dasar
13
2
Metode CFD versus Metode Eksperimental
telah membuat penggunaan CFD sebagai alat untuk mendapatkan solusi dalam
dunia engineering. Penggunaannya telah meliputi area yang luas pada industri
prediksi kualitatif dan terkadang bahkan prediksi kualitatif dalam aliran fluida,
- Perangkat lunak
detail dan akurat yang akan sulit dan mahal, bahkan tidak mungkin dilakukan
dengan menggunakan teknik eksperiment. Salah satu contoh aplikasi yang telah
dilakukan adalah dalam analisa mendapatkan gaya-gaya dan efek dari sebuah
riser yang memiliki sangat panjang dan berada didalam laut dalam [2].
dikurangi dengan adanya CFD. Dalam area penelitian yang berbeda, penerapan
Dalam hal prediksi sebuah fenomena aliran, maka CFD dapat digunakan
untuk setiap bagian dan waktu. Pemanfaatan CFD juga digunakan sebagai
kondisi operasi yang realistis dan tetap pada domain aliran yang aktual.
3
Meskipun demikian error/kesalahan selalu ada dan biasanya terjadi
kuantitas dalam satu waktu dan terbatas dalam jumlah titik pengukuran dan
waktunya. Selain itu skala yang digunakan terbatas pada skala laboratorium dan
meliputi area permasalahan dan kondisi operasi yang terbatas. Dengan demikian
dilakukan dapat berkurang sangat signifikan. Dalam hal ini perbandingan antar
Eksperiment :
- Biaya mahal
- Bersifat sekuensial
4
Namun demikian reliabilitas hasil dari simulasi CFD tidak pernah dapat
matematik yang mungkin tidak sesuai serta akurasi yang terbatas tergantung
terbukti bahwa simulasi CFD memiliki reliabilitas yang tinggi [8,9], yaitu pada :
- Aliran-aliran single-phase
yang banyak dilakukan oleh para peneliti dalam memposisikan CFD dan
untuk melakukan validasi, seperti terlihat pada Gambar 1 dan Gambar 2 [12].
5
Gambar 2. Hubungan Validasi CFD dengan eksperiment
Selain itu, CFD juga digunakan dalam validasi model matematik. Konsep ini
Dengan review diatas maka metode CFD dan ekperiment akan tetap diperlukan
Memang terdapat area dalam eksperiment yang bisa dilakukan dengan lebih
eksperiment. Hal ini karena semua hasil penelitian pada akhirnya adalah
6
Berkembangnya CFD sebenarnya juga memacu berkembangnya metode-metode
eksperiment dengan laju yang tidak sama, sehingga yang terjadi sampai dengan
saat ini adalah pemetaan penggunaan kedua metode tersebut dalam penelitian.
Pembeda yang jelas adalah kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dan hal
7
Aplikasi CFD
8
9
10
11
12
Teori Dasar
material buku fisika dan mekanika fluida. Hal yang menjadi penting adalah
adanya terminology yang konsisten dari mulai awal (properties of fluids) sampai
Dalam banyak tulisan vector dilambangkan dengan huruf tebal (v), pada
sumber yang lain dilambangkan dengan panah kecil diatas simbol ( v ). Kita
akan selalu memakai lambang vector dengan panah kecil dan scalar tanpa panah
13
kecil. Jadi v adalah vector dan vx adalah scalar. Unit vector ke arah x-, y-, dan
z- adalah i , j , and k sehingga velocity vector v dapat dituliskan:
v vxi v y j vz k
Buku mekanika fluida dan banyak artikel selalu merefer komponen velocity pada
Pada artikel ini akan selalu menggunakan symbol vx, vy, and vz sebagai besarnya
nilai scalar dari komponen vector dan vector v x , v y , and v z sebagai
komponen vector itu sendiri. Sebagai tambahan, sdh menjadi hal yang biasa
dalam mekanika fluida untuk merefer pada x-, y- and z- sebagai arah seperti
xx xy xz
ij yx yy yz
zy zz
zx
Akhirnya, untuk alasan yang tidak dapat dijelaskan, sudah umum dalam fisika
14
strain tensor (for elastic solids) dan strain-rate tensor (for fluids). Hal ini
sepertinya menjadi hal yang membingungkan yang sebenarnay tidak perlu ada.
Kita akan selalu merefer pada strain rate dengan simbol (menggunakan
symbol fisika yang umum untuk time-rate of change, tanda titik diatas variabel)
Taylor Series expansion pada sebuah titik: sering terjadi dalam analisa bahwa
kita perlu mengetahui bagaimana sebuah partikel variable tertentu akan berubah
kita tahu nilai dari P pada sebuah titik tertentu dalam sebuah ruang (bisa sebuah
permukaan) tapi ingin mengetahui P pada jarak yang sangat dekat. Karena P,
sebagai contoh, mungkin bias tergantung pada x, y, z dan waktu, kita dapat
mengetahui dan tertarik pada bagaimana perubahan yang terjadi sebagai respon
pada x, y, z and t.
diketahui pada titik x0; P = P0 pada x Saat x bernilai kecil, atau kurva berbentuk lurus dengan
slope yang konstan, maka pressure P diperkirakan secara
= x0. Variasi dalam P disekitar x0 pasti oleh suku pertama deret Taylor Series.
diberikan oleh Taylor Series
expansion:
P P0 P
P 2 P x 2 3 P x 3
P0 x 2 3 . .
x x 2 x 6
15
dimana x adalah kenaikan kecil jarak menjauh dari x0 pada arah x.
Sekarang karena x 0 suku pada orde yang lebih tinggi (x 2 dan x 3) lebih
P
P P0 x
x
Secara geometri, kita bias sampaikan bahwa dengan x 0 kurva P(x) menjadi
garis utama yang lurus tanpa belokan apapun, sehingga slope menjadi konstan
dan berelasi linier antara P = P P0 dan x. Untuk sebuah garis lurus yang
P P ( P P0 )
x x x
P
P P0 x
x
Pada saat x sangat kecil maka semua kurva menjadi sangat lurus (all slopes are
constant) dan kita dapat menggunakan suku pertama Taylor Series expansion
untuk melihat bagaimana P (atau vx, atau apa saja) berubah terhadap x (atau y,
atau t, atau apa saja). Kita akan memakai banyak hubungan ini sehingga hal ini
Force Balance for a Fluid: Mulai dari Newtons 2nd Law: F ma dimana
F adalah penjumlahan vector dari force pada sebuah body/benda;
m = massa body/benda
16
a adalah percepatan body/benda
coordinate system dengan x dan y horisontal dan z diarahkan keatas. Ini artinya
+z mengarah ke atas.
Terdapat 3(tiga) tipe gaya yang dapat terjadi pada elemen fluida ini, yaitu: body
forces (karena beratnya, selalu kearah bawah); pressure gradient forces (yang
bekerja pada permukaan luar permukaan) dan viscous forces (yang juga bekerja
Pressure gradient force dan viscous force ditulis sebagai penjumlahan karena
secara umum akan terdapat lebih dari 1(satu); body force adalah hanya
berdasarkan gravitasi, sehingga hanya ada satu dan selalu beraksi ke bawah,
pada arah z.
Ini adalah persamaan umum kesetimbangan gaya yang berlaku sebagai dasar
yang diaplikasikan pada sebuah paket fluida, dan dapat diaplikasikan pada
Balance of Forces in motionless (static) fluid: jika fluidanya statik maka kita
17
tidak bergerak maka tidak ada percepatan dan tidak ada viscous forces. Sehingga
V V
sistem dg x dan y horisontal dan z kearah vertikal. Kita akan selalu memakai
visualisasi ini.
The Body Force: Body force adalah m a , dimana percepatannya merupakan g ,
yaitu percepatan gravitasi pada permukaan bumi. Percepatan g mengarah
menjadi:
g gk
m
Dimana kita memakai hubungan .
V
The pressure gradient forces: Tinjaulah sebuah kotak kecil fluida dg dimensi x,
18
pressure pada sisi sebelah kiri dan kanan kotak. Dengan menggunakan Taylor
x P
PL P0
2 x
x P
PR P0
2 x
Setelah menentukan pressure pada kedua sisi kotak, sekarang kita perlu
kiri dari element kecil fluida adalah yz jadi force tegak lurus pada arah x
dapat dituliskan:
P x
FL PL yz P0 yz
x 2
dan
P x
FR PR yz P0 yz
x 2
gaya pada sisi sebelah kanan kotak mengarah ke kiri ke arah x. Oleh karena itu
19
P x P x
FL FR P0 yz P0 yz
x 2 x 2
P
xyz
x
P
V
x
Force ini beraksi pada arah x, dan merupakan komponen x dari total force f the
total force yang berkenaan dengan pressure gradients. Hal ini dapat
P
F x , pressure gradient
x
Vi
Cara yang sama dapat dipakai untuk arah y dan z untuk mendapatkan ekspresi
akan didapatkan:
P P P
F pressure gradient
x
V i
y
Vj
z
V k
P P P
V
x i y j z k
Nilai pada tanda diluar kurung diatas disebut gradient of the pressure, dan
gradient dioperasikan pada area scalar (contoh, nilai scalar untuk semua x, y, dan
z) dan menghasilkan sebuah vektor. Gradient dapat dianggap sebagai arah dan
20
Kita dapat menuliskan gradient dari sembarang fungsi scalar; contoh, gradient
temperature:
T T T
T i j k
x y z
Ini dapat diintepretasikan sebagai arah dan besarnya nilai dari perubahan
temperature.
Kembali pada pressure gradient force, kita dapat membaginya dengan V dan
body force dan pressure gradient forces, kita dapat menggunakan mereka dalam
V V
0 gk P
bergerak:
P gk
Perlu dicatat bahwa ini merupakan persamaan vector, karena gradient dari
sebuah scalar selalu sebuah vector. Fakta bahwa komponen i dan j tidak
ditemukan pada sisi sebelah kanan adalah penting, ini karena komponen x dan
y dari gradient adalah nol ! Untuk menunjukkan ini kita dapat menulis kembali
21
P P P
P i j k 0i 0 j gk
x y z
vector:
P
0;
x
P
0;
y
P
g
z
menjadi penyeimbang body force yang kearah bawah, yaitu berat dari fluida.
dan masuk kedalam persamaan gerak, maka persamaan akan menjadi sangat
rumit. Namun demikian, ketika density fluida konstan maka kemudian ada
sebuah batasan penting pada kecepatan yang diijinkan untuk dimiliki. Batasan
tidak dapat di compress oleh stress pada permukaan, jadi volume paket fluida
selalu konstan diseluruh aliran. Namun demikian, ini tidak berarti bahwa
density tidak dapat berubah sebagai hasil dari perubahan komposisi (salinity)
atau temperature.
22
horisontal dan z mengarah ke atas, dan tinjaulah aliran yang masuk dan keluar
dari paket fluida ini. flux massa dm/dt dapat ditulis sebagai penjumlahan dari
dm dm dm dm
dt dt x dt y dt z
Tinjaulah flux massa pada arah x. Massa dapat diekspresikan sebagai produk
dm d ( V ) dV
dt x dt dt x
volume dalam channel dapat ditulis dV = d(Ax) = yz dx. Shaded volume is yz, the area
of the face, times the length width
Dengan kata lain, x. Since the area doesnt change,
.
dm dV d (yzx ) dx
yz yzv x
dt x dt x dt dt
velocity vx diketahui pada pusat dari element kecil fluida namun bisa berubah
disepanjang ruang, jadi nilainya harus dihitung pada muka sebelah kanan dan
x v x x v x
v L v0 and v R v0
2 x 2 x
Dengan mengetahui velocity pada kedua sisi dari element kecil fluida kita
dm v x
yz v 0 x
dt L x 2
dm v x
yz v0 x
dt R x 2
Dan total massa akumulasi dalam element fluida pada arah x adalah:
23
dm dm dm
dt x dt L dt R
v x v x
yz v0 x yz v0 x
x 2 x 2
v
x xyz
x
v
x m
x
Argument yang serupa menunjukkan bahwa akumulasi massa pada arah y dan z
adalah:
dm v y
m
dt y y
dm v
z m
dt z z
dm v v y v z
m x
dt x y z
1 dm v x v y v z
m dt x y z
scalar:
f f y f z
f x
x y z
24
Dengan memakai hukum konservasi massa, bahwa tidak ada massa yang dapat
diciptakan atau dimusnahkan dalam sebuah volume fluida yang sangat kecil,
mengekspresikan nilai bersih dari penarikan massa dari sebuah volume fluida
yang sangat kecil dan seharusnya hasilnya adalah nol. Jadi, kondisi
v v y v z
v x 0
x y z
ini mudah dipahami selama sebuah object bergerak dalam sebuah garis lurus,
tapi ketika dia mulai berubah arah/berbelok-belok dari lintasan lurusnya maka
setiap titik adalah tangential terhadap kurva lintasan, shg ketika mobil bergerak
maka velocity akan berubah arah (tapi tidak besarnya nilai). Saat velocity vector
berubah maka disitu pasti ada percepatan! Dari sudut pandang mobil memang
Dalam fluida terdapat 2(dua) point penting untuk melakukan analisa terhadap
perubahan velocity atau accelerasi pada sebuah titik yang tetap dalam ruang.
Kita dapat menuliskan : v(x,y,z,t); velocity tergantung pada lokasi dan waktu
dimana dilihat. Secara umum paket fluida akan bergerak melewati titik ini
dalam ruang, dan kemudian identitas paket fluida akan berubah dengan adanya
25
tinta merah kedalam aliran.. Dengan tanpa mempertimbangkan difusi dan
dispersi, paket tinta merah ini akan melewati titik observasi dari awal sampai
akhir. Sehingga velocity (atau percepatan) dapat dihitung pada saat yang pasti
ketika berada pada titik tersebut, tidak sebelumnya atau sesudahnya. Sehingga
sudut pandang Eulerian adalah seperti seorang pengamat yang melihat mobil
Kerangka berpikir Lagrangian sangat bermanfaat pada saat kita ingin ikut
bergerak bersama dengan partikel fluida. Dalam kasus ini kita menganalisa
kecepatan sebagai fungsi waktu untuk sebuah paket fluida dan didiidentifikasi
dari posisi awal (x0, y0, z0). Sehingga kita kita menentukan x(x0, y0, z0, t); misalnya:
kita menentukan lokasi paket fluida pada saat mengalir dalam sistem. Sudut
pandang Lagrangian adalah apa yang dilihat oleh seorang pembalap mobil atau
Dalam kerangka berpikir Eulerian, mobil balap yang digambarkan diatas adalah
berpikir Eulerian?
Hal ini akan lebih mudah dipahami jika kita mulai dari fungsi scalar seperti
pendinginan yang terjadi akan meningkat karena udara juga semakin dingin
berhubungan:
T Tt Tx T y Tz
26
T adalah total perubahan temperature yang diobservasi dalam beberapa
waktu. Hal ini diekspresikan sebagai temperature yang berubah karena waktu
T
Tt t
t
T T T
Tx x ; T y y ; Tz z
x y z
Argumen serupa tetap dipakai untuk variasi T dengan x, y, dan z. Sekarang kita
T T T T
T t x y z
t x y z
lim T t T x T y T z T
t 0 t t t t x t y t z
sehingga:
DT T T T T
vx vy vz
Dt t x y z
DT
Ekspresi disebut substantial, material, atau particle derivative, dan ini
Dt
mengekspresikan perubahan total sebuah variable dalam kerangka berpikir
Eulerian. Ini terdiri dari 2 bagian: perubahan lokal dan perubahan convective.
T
t
Dan merupakan perubahan yang akan terjadi dengan adanya gerakan apapun.
27
terjadi dengan cukup dengan berada dipermukaan bumi. Perubahan convective
T T T
vx vy vz
x y z
temperature ke area temperature yang lain yang akan terjadi meskipun jika
Dalam kasus ini kita perlu mengambil turunan substansi dari sebuah vector.
Dv x Dv y Dv z
ax ; ay ; az
Dt Dt Dt
sehingga:
Dv Dv x Dv y Dv z
a i j k
Dt Dt Dt Dt
Dv v x v v v
a v x x v y x v z x i
Dt t x y z
v y v y v y v y
vx vy vz j
t x y z
v z v z v z v z
t v x x v y y v z z k
28
The viscous forces: Ketika fluida berada dalam sebuah gerakan maka internal
friction akan membentuk viscous stresses yang secara umum berlawanan dengan
Tidak seperti pressure force, kita tidak dapat mengasumsikan bahwa viscous
surface stresses adalah tegak lurus pada tiap permukaan. Lebih dari itu, stress
pada permukaan manapun bisa mengarah pada sebuah sudut yang berubah-
ubah, dan dapat dipecahkan dalam 3 komponen: satu tegak lurus pada
permukaan dan 2 yang lainnya parallel dan dalam arah coordinate aksis.
komponen yang bekerja pada permukaan ini sebagai zz, zx, dan zy. Subscript
mengarah.
volumenya menjadi nol, kita dapat melihat bahwa stress pada permukaan yang
berkebalikan akan identik. Dengan demikian terdapat 3 set dari 2 muka yang
berlawanan dimana viscous stress dapat bekerja, dan hal ini menghasilkan total 9
xx xy xz
ij yx yy yz
zx zy zz
29
Sebuah tensor adalah sebuah matrix special dimana komponennya mengikuti
aturan transformasi yang pasti. Simbol ij adalah sebuah bentuk notasi tensor dan
semua komponenya!).
seperti yang telah dilakukan pada pressure. Kemudian lagi, tinjaulah sebuah
gaya-gaya dalam x-direction. Stress dalam x-direction akan terdiri dari tiga tipe:
xx, yx, dan zx. Yang pertama tinjaulah gaya yang bersesuaian dengan stress yang
didifinisikan pada pusatnya sebagai 0 dan kita perlu mengetahui nilainya pada
z
T 0
2 z
z
B 0
2 z
Pada bagian bawah. (catatan: kita tidak menggunakan subscripts pada karena
z
FT T xy 0 xy
z 2
dan
z
FB B xy 0 xy
z 2
30
z z
FT FB 0 xy 0 xy
z 2 x 2
xyz
z
V
z
Gaya ini bekerja dalam x-direction, dan merupakan satu dari komponen x dari
viscous stress. 2 komponen lain adalah dari stress xx dan yx. Penurunan gaya
karena adanya stress-stress ini identik dengan yang ada sebelumnya, jadi todal
xx yx zx
F x , viscous stresses
x
V
y
V
z
V
xx yx zx
V
x y z
F x , viscous stresses
xx yx zx
V x y z
Logika yang sama dipakai untuk y dan z directions, jadi total force vector karena
F viscousstresses
xx
yx zx
xy yy zy
i
xz yz zz
j
j
V x y z x y z x y z
Karena ekspresi ini sulit dipakai maka kita memakai notasi pendek untuk
Divergence bekerja pada sebuah vector dan menghasilkan sebuah scalar, dan
dapat digunakan sebagai ide untuk diterapkan pada 3 kolom viscous stress
31
tensor. Sehingga kita dapat menulis viscous forces sebagai produk dari
divergence operation dan viscous stress tensor. Ini bukan merupakan vector
xx xy xz
yx yy yz
x y x
zx zy zz
xx xy xz
yx yy yz
x y x
zx zy zz
yx zx xy yy zy xy yy zy
xx
x y z x y z x y z
accelerasi, body forces, pressure gradient forces, dan viscous forces dalam
ekspresi Newtons 2nd Law maka kita sampai pada Cauchys Equation of Motion,
Catatan bahwa ini merupakan persamaan yang sangat ringkas. Bentuk utuh
32
v v v v P xx yx zx
x vx x v y x vz x
t x y z x x y z
v y v y v y v y P xy yy zy
vx vy vz
t x y z y x y z
v v v v P xy yy zy
z v x z v y z v z z gk
t x y z z x y z
Hal penting tentang persamaan ini: (a) hanya komponen equation z memiliki
body force, karena gravitasi hanya bekerja pada arah z, (b) persamaan pada x-
and y-komponen adalah sama kecuali untuk subscripts, (c) equations tidak dapat
diselesaikan dalam bentuk mereka hadir karena tekanan belum kembali dari segi
velocities.
Untuk memecahkan rumus ini untuk bahan tertentu, seperti cairan, kita perlu
dapat dijelaskan dalam hal stress dan strain, dan hubungan antara variabel-
harus ditentukan secara eksperimen, dan berbeda untuk setiap jenis bahan
strain tensor ij (untuk rigid solids) atau strain-rate tensor ij (untuk fluids).
Ingat bahwa kita telah membedakan antara keduanya dengan menempatkan titik
kecil diatas simbol pada strain untuk menunjukkan strain rate. Hal ini menjadi
konvensi umum dalam fisika untuk menunjukkan turunan terhadap waktu dari
sebuah variabel, and lebih mudah disbanding menuliskan , terutama dalam 3
t
33
3 tensors yang mengikutinya. Strain-rate tensor memiliki 9 component seperti
xx xy xz
ij yx yy yz
zy zz
zx
Strain rates dalam strain-rate tensor dapat digambarkan dalam terms velocity
gradients. Lebih dari sekedar membuktikan hal ini untuk semua terms dalam
strain-rate tensor, kita akan melihat bagaimana hal ini bekerja dengan sebuah
kasus yang sangat sederhana dari normal strain disepanjang x-axis. Logika yang
sama akan membawa kita pada expresi untuk elongation dalam y- dan z-
dan x merupakan kuantitas differensial yang kecil yang akan mendekati zero.
Namun demikian x adalah perpanjangan yang kecil dari x dan selalu lebih
x
xx
x
Kita telah menulis xx karena strain dihitung pada batas dimana x dan x 0.
34
Terdapat 3 cara untuk menentukan relationship antara strain dan velocity
gradient. Yang pertama adalah secara intuitif, kedua berdasarkan intuitive final
memperhatikan bahwa kecuali kecepatan berubah maka tidaka akan ada strain.
Jika velocity constant maka kemudian bagian kiri dan kanan dari box bergerak
pada rate yang sama dan box tidak berubah setelah waktu t. Satu-satunya cara
box dapat berubah posisi/bentuk (i.e., stretch; i.e., strain) adalah jika sisi bagian
kanan bergerak lebih cepat dibanding sisi sebelah kiri, yang akan terjadi saat
v x v x
>0. Pada kenyataannya rate dari strain akan sama dengan karena ini
x x
merupakan jumlah dari pergerakan sisi sebelah kanan yang bergerak lebih cepat
dari sisi sebelah kiri. Jadi kita dapat ber-intuisi jawaban sebagai:
v
xx
x
Cara yang sedikit lebih detail untuk menunjukkan relationship antara strain dan
x
xx
x
xx x 1 x
t xt x t
Disini kita menggunakan lompatan intuisi yang lain: term dalam tanda kurung
adalah rate dimana increment x bertambah dengan waktu. Ini dapat dipahami
sebagai differential velocity, atau perbedaan dalam velocity antara sisi sebelah kiri
35
x v v
v R v L v L x x v L x x
t x x
v x
sebuah fungsi dari vL dan . Sekarang dengan mudah kita substitusikan
x
expresi ini ke persamaan untuk strain rate untuk mendapatkan jawaban akhir:
xx 1 x 1 v v
e xx x x x
t x t x x x
Akhirnya, dengan cara ketiga akan kita tunjukkan jawaban dengan menghitung
posisi actual dari boundaries x dan menempatkannya dalam definisi dari strain.
dan sebagai:
R v Lt
R v R t
Dimana vL dan vR adalah kevepatan pada sisi kiri dan kanan x. Kita dapat
vL :
v x
v R v L x
x
v
R v L x x t
x
36
v
R vL x x t R vLt
x
v
x xt
x
xx 1 x 1 v x v
xx xt x
t x t xt x x
normal strain rates yy dan zz , diagonal element yang lain dalam strain-rate
tensor, adalah:
v y v z
yy ; zz
y z
Ini adalah contoh bagaimana hanya satu dari 9 component strain-rate tensor
yang sama.
v x 1 v x v y 1 v x v z
x 2 y x 2 z x
xx xy xz
1 v v y v y 1 v y v z
ij yx yy yz x
2 y x y 2 z y
zx zy zz
1 v y v z
1 v x v z
v z
2 z x 2 z y z
simetri diantara element diagonal . Strain-rate tensor ini valid untuk semua
37
material, termasuk fluida. Ini selalu mengekspresikan strain rates sebagai fungsi
Untuk Newtonian fluids, seperti air, constitutive relationship antara stress tensor
ij 2 ij
bahwa shear stress sekecil apapun akan menghasilkan strain. Hal ini menjadi
mudah sekarang (!) untuk menulis stress tensor dalam terms strains, dan
v x 1 v x v y 1 v x v z
x 2 y x 2 z x
xx xy xz
1 v v y v y 1 v y v z
ij 2 yx yy yz 2 x
2 y x y 2 z y
zx zy zz
1 v y v z
1 v x v z
v z
2 z
x 2 z y z
v v v y v v
2 x x x z
x y x z x
v v y v y v z
v x y 2
y x y z y
v
v x v z y v z 2v z
z x
z y z
38
Sekarang kita dapat mensubstitusi ekspresi ini untuk stress tensor kedalam
Tapi kita perlu membawa divergence operator pada stress tensor, dan kita
dapatkan :
v v v y v x v z
2 x x
x y x z x
v v v y v y v z
x
y
2
y x y z y
v
v x v z y v z 2 v z
z x z y z
v x v x v y v x v z
2
x x y y x z z x
v x v y v y v y v z
2
x y x y y z z y
v x v z v y v z v z
x z x y z y z 2 z
Ini dapat diekspansi untuk menghasilkan turunan kedua dan turunan melintang
(cross-derivatives):
39
2vx 2
v 2
v 2v y 2 v z
2 x
x
x 2 y 2 z 2 xy xz
2v vy
2
vy
2
vx
2
2 v z
2 y
y 2 x 2 z 2 xy yz
2v vz
2
vz
2
vx
2
2v y
2 z
2 2
z 2
x y x z y z
Akhirnya, lita pisahkan term pertama dalam tiap baris dan menyusun ulang
menjadi:
Terms terakhir pada tiap baris sekarang dapat diekspresika sebagai turunan
x 2
y 2 z 2 z x y z
Tapi jumlah dalam kurung pada akhir dari setiap baris merupakan perbedaan
velocity,
v v y v z
v x
x y z
40
Yang berharga zero untuk incompressible flow! Oleh karena itu tiga terms
terakhir pada tiap baris dikeluarkan dan kita tutup dengan tiga komponen
2 2y 2y 2y 2y 2y
x y z x y z
vz
2
vz
2
vz vz vz 2vz
2 2 2
2 2 2 2 2 2
x y z x y z
Sebagai contoh, viscous force per unit volume dalam x-direction menjadi:
2v 2v 2v
2x 2x 2x
x y z
Term dalam tanda kurung selalu diekspresikan melalui vector operasi yang lain
2 f 2 f 2 f
2 f 2
x 2 y 2 z
yang lain.
tensor maka kita sampai pada ekspresi akhir yang menunjukkan kesetimbangan
Tiga persamaan ini (satu untuk setiap arah axis) yang dikenal dengan Navier-
41
yang mengikuti hubungan constitutive ij 2 ij . Persamaan ini kemudian
v v v v P 2v 2vx 2vx
x vx x v y x vz x 2x
t x y z x x y 2 z 2
v y v y v y v y P 2v y 2v y 2v y
vx vy vz 2
t x y z y x y 2 z 2
v z v z v z v z P 2vz 2vz 2vz
vx vy vz gk 2
t x y z z x y 2 z 2
forces; viscous forces; dan inertial force. Tiga yang pertama telah kita definisikan
sebenarnya?
Tinjaulah seorang yang berdiri diatas sebuah kereta, memakai roller skates (shg
tidak ada gesekan dengan lantai), bergerak pada kecepatan konstan dalam x-
pengamat yang jauh dari kereta maka tidak ada yang terjadi pada orang itu!
Cerita yang jauh berbeda dirasakan oleh pengamat yang juga berada sama
didalam kereta. Dari sudut pandang dia maka dia merasa tiba-tiba bergerak
dipercepat kearah depan sehingga menabrak bagian kereta yan ada didepannya,
sehingga dia dianggap yang menabrak. Percepatannya memiliki nilai yang sama
dengan perlambatan pengereman kereta tapi dengan arah yang berlawanan ; i.e.,
42
acceleration = a x i . Dengan Newtons 2nd law maka accelerasi akan terjadi
karena adanya gaya, dimana pasti dalam arah +x. Gaya ini yang disebut inertial
force.
Inertial force adalah gaya yang muncul hanya dalam kerangka berpikir
nilainya tapi berlawanan arah dengan accelerasi yang terjadi dalam kerangka
berpikir Eulerian.
Sehingga kita dapat menulis ekspresi Newtons 2 nd law dalam term untuk semua
Finertial
Fbody
F pressure gradient
F
viscous
V V V V
Hampir semua aliran fluida yang kita temui sehari-hari adalah turbulen.
Contoh umum adalah aliran di sekitar mobil, pesawat udara, dan gedung.
Boundary layer dan wakes di sekitar dan setelah benda seperti mobil, pesawat
udara, dan gedung adalah turbulen. Demikian pula aliran dan pembakaran pada
mesin piston, turbin gas, dan pembakar adalah sangat turbulen. Pergerakan
43
terbentuk wall-jets. Sehingga bila kita menghitung aliran fluida nampaknya akan
Pada aliran turbulen kita biasa membagi variable menjadi satu bagian
a. Irregularitas, Aliran turbulen adalah iregular, acak, dan chaotic. Aliran ini
terdiri atas spektrum dengan skala yang berbeda (ukuran eddy) dimana eddy
terbesar adalah pada orde geometri aliran. Pada sisi lain dari spektra kita
memiliki eddy terkecil yang oleh gaya viskos (stress) didisipasikan menjadi
Reynolds yang besar. Sebagai contoh, transisi pada aliran turbulen pada pipa
terjadi pada ReD 2300, dan pada lapisan batas pada Rex 100000.
d. Tiga dimensi. Aliran turbulen selalu tiga dimensi. Namun demikian ketika
e. Disipasi. Aliran turbulen adalah disipatif, yang berarti energi kinetik pada
eddy yang kecil diubah menjadi energi dalam. Eddy yang kecil tersebut
menerima energi dari eddy yang agak besar. Eddy yang agak besar tersebut
menerima energi dari eddy yang lebih besar lagi dan seterusnya. Eddy
44
terbesar mendapatkan energinya dari aliran rata-rata. Proses perpindahan
energi ini dari skala turbulen terbesar ke skala terkeil disebut proses cascade.
f. Kontinum. Walaupun kita memiliki skala turbulen kecil pada aliran namun
itu masih jauh lebih besar daripada skala molekuler dan kita dapat tetap
Seperti telah disebutkan diatas ada banyak skala pada aliran turbulen.
Skala terbesar adalah pada orde geometri aliran, sebagai contoh adalah boundary
layer thickness dengan length scale dan velocity scale . Skala tersebut
mengambil energi kinetik dari aliran yang memiliki skala waktu berbanding
Energi kinetik dari skala yang besar hilang menjadi skala yang lebih kecil
dimana skala yang besar berinteraksi. Melalui cascade process energi kinetik
dipindahkan dari skala terbesar ke skala yang lebih kecil. Pada skala terkecil
gaya gesek (viscous stress) menjadi terlalu besar sehingga energi kinetik
dilambangkan dengan yang merupakan energi tiap unit waktu dan unit massa
( = [m2/s3]). Gaya gesek terdapat pada setiap skala, namun gaya gesek ini
semakin besar setiap semakin kecil skala eddy. Namun juga kurang tepat bila
dikatakan bahwa eddy menerima energi kinetik dari skala yang lebih besar dan
kemudian memberikan seluruhnya pada skala yang lebih kecil tanpa ada
besar energi (katakanlah 90%) yang berasal dari skala yang besar pada akhirnya
memiliki skala kecepatan , skala panjang , dan skala waktu . Kita asumsikan
bahwa skala tersebut ditentukan oleh viskositas dan disipasi . Karena energi
kinetik dihancurkan oleh gaya viskos, maka wajar bila kita asumsikan bahwa
45
viskositas memiliki perasn dalam penentuan skala tersebut; semakin besar
adalah . Semakin banyak energi yang diubah dari energi kinetik menjadi energi
bahwa skala disipasi ditentukan oleh viskositas dan disipasi, kita dapat jabarkan
(2.1)
dan kanan harus sama. Kita akan dapatkan dua persamaan , satu untuk meter
[m]
1 = 2a + 2b (2.2)
-1 = -a 3b (2.3)
Yang menghasilkan a=b=1/4. Dengan cara yang sama kita akan dapatkan
(2.4)
Skala turbulen terdistribusi pada beberapa skala mulai dari skala terbesar
yang berinteaksi dengan aliran rata-rata hingga skala terkecil dimana disipasi
dinyatakan sebagai
(2.5)
anggap bahwa bilangan gelombang sebanding dengan inversi dari jari-jari eddy
46
1/r. total energi kinetik turbulen ditentukan dengan mengintegrasikan
(2.6)
Energi kinetik adalah jumlahan dari energi kinetik dari ketiga komponen
fluktuasi kecepatan.
(2.7)
I. pada daerah ini kita memiliki eddy besar yang membawa sebagian besar
energi. Eddy ini berinteraksi dengan aliran rata-rata dan mengambil energi
II. Daerah inersial. Eksistensi dari daerah ini mensyaratkan bilangan Reynolds
yang tinggi (fully turbulent flow). Eddy pada daerah ini merepresentasikan
47
cascade process. Energi pada tiap unit waktu () berasal dari eddy besar
pada bagian bawah daerah ini dan diberikan pada daerah disipasi pada
bagian yang lebih tinggi. Eddy pada daerah ini independen dari eddy besar
yang mengandung energi dan eddy kecil pada daerah disipasi. Dapat
dikatakan bahwa eddy pada daerah ini memiliki karakteristik aliran energi
III. Daerah disipasi. Eddy pada daerah ini kecil, isotropik dan merupakan
kolmogorov
Ketika suatu aliran adalah turbulen akan lebih mudah jika kita membagi
(2.8)
karena kita mengukur kuantitas aliran. Kita biasanya lebih tertarik pada nilai
rata-rata daripada histori aliran tersebut. Alasan lain adalah bila kita ingin
grid yang sangat halus untuk menyelesaikan seluruh skala turbulen dan juga
akan diperlukan resolusi yang sangat halus pada sampling waktunya (aliran
(2.9)
(2.10)
Dimana (.),j menyatakan turunan terhadap xj. karena kita berbicara pada
48
(2.11)
bukan berarti bahwa density adalah konstan, density juga dapat bergantung
(2.9) dan persamaan Navier-Stokes (2.10) kita akan dapatkan time averaged
(2.12)
(2.13)
yang dinamakan Reynold Stress Tensor. Tensor ini simetrik (contoh: u1u 2 = u 2 u1 ).
pada persamaan 2.13. Ini disebut closure problem. Jumlah yang tidak diketahui
(sepuluh: tiga komponen kecepatan, tekanan, dan enam stress) lebih besar
persamaan Navier-Stokes).
sepanjang plat datar, aliran kanal, aliran pipa, jet, aliran wake, dan semacamnya)
dimana:
(2.14)
(2.15)
49
x = x1 menunjukkan streamwise coordinate, dan y = x2 koordinat normal terhadap
Pada viscous shear stress P x pada sisi kanan dari persamaan 2.15
muncul tambahan turbulen, yaitu shear stress turbulen. Maka total shear stress
adalah:
(2.16)
Pada daerah dinding (viscous sublayer, buffert layer, dan logarithmic layer)
total shear stress mendekati konstan dan sama dengan wall shear stress , lihat
gambar 2.2. Catatan bahwa total shear stress adalah konstan hanya saat dekat
dengan dinding. Menjauhi dinding total shear stress menurun (pada fully
developed flow nilainya menurun secara linear dengan jarak terhadap dinding).
Pada dinding turbulent shear stress lenyap saat u = = 0 dan viscous shear stress
sama. Pada logarithmic layer, viscous stress diabaikan jika dibandingkan dengan
turbulent stress.
Ada level pendekatan yang berbeda yang terlibat untuk menutup sistem
persamaan 2.13
50
Tensor kemudian dihitung menggunakan asumsi yang menghubungkan
Asumsi ini disebut asumsi Boussinesq. Model yang berbasis pada viskositas
3. Model dua persamaan. Model ini termasuk pada kelas eddy viscosity models.
perpindahan dari dua skalar, sebagai contoh energi kinetik turbulen k dan
disipasi digunakan.
51
Gambar. Geometri simulasi Glider
Wall
Input
Glider Output
Wall
Tipe Simulation
52
Pendifinisian kondisi pada boundary
condition(Inlet/Outlet/Wall/outlet/opening/dll)
53
2 1.58999 62.7103 256.869
3 1.58999 138.044 582.801
Visualisasi Hasil
akurasi/kedekatan dengan hasil yang telah dilakukan oleh pihak lain dalam
54
simulasi dengan kasus yang sama atau dengan hasil pengujian. Teori lengkap
validasi /verifikasi dapat dilihat pada menu Help tools yang dipakai.
Pendahuluan
Tutorial ini berisi:
Fitur Tutorial 5 (hal. 109)
Garis Besar Permasalahan yang akan Diselesaikan (hal. 110)
Menentukan Simulasi pada ANSYS CFX-Pre (hal. 111)
Penyelesaian Permasalahan dengan ANSYS CFX-Solver Manager (hal. 115)
Menampilkan Hasil pada ANSYS CFX-Post (hal. 118)
55
File file sampel yang direferensikan tutorial ini meliputi:
BluntBody.pre
BluntBodyDist.cse
BluntBodyMesh.gtm
Fitur Tutorial
Tutorial ini berisi fitur fitur berikut dari ANSYS CFX.
56
Menentukan Simulasi pada ANSYS CFX-Pre
Bagian ini mendeskripsikan pengaturan simulasi pada ANSYS CFX-Pre.
Membuat Simulasi Baru
1. Buka ANSYS CFX-Pre.
2. Klik File > New Simulation.
3. Klik General dan Klik OK.
4. Klik File > Save Simulation As.
5. Pada File name, ketikan BluntBody.
6. Klik Save.
Mengimport Mesh
1. Klik kanan Mesh lalu pilih Import Mesh.
2. Gunakan setting di bawah ini
3. Klik Open.
Membuat Domain
Flow pada domain diharapkan turbulent dan isothermal. Shear Stress Transport
(SST) turbulence model dengan automatic wall function treatment akan digunakan
karena keakuratan prediksi yang tinggi dari flow separation. Untuk
mengoptimalkan keuntungan dari SST model, boundary layer sebaiknya
ditetapkan dengan paling tidak 10 mesh nodes. Untuk mengurangi waktu
komputasi, mesh dalam tutorial ini lebih mudah dibanding mesh tersebut.
Tutorial ini menggunakan gas ideal sebagai fluida dimana pada tutorial
sebelumnya digunakan fluida yang spesifik. Saat memodelkan sebuah
compressible flow menggunakan pendekatan gas ideal untuk menghitung variasi
kerapatan, pressure referensi yang realistis harus diset. Hal ini karena beberapa
fluid properties bergantung pada absolute fluid pressure (dihitung sebagai static
pressure plus reference pressure).
57
3. Klik OK.
4. Pada region list, tahan tombol <Ctrl> dan pilih Free1 dan Free2.
5. Klik OK.
Inlet Boundary
58
4. Klik OK.
Outlet Boundary
1. Buat sebuah boundary condition baru dan beri nama Outlet.
2. Gunakan settingan berikut
3. Klik OK.
Kondisi ini bukanlah ideal boundary condition ini karena flow disekitar body akan
terpengaruh oleh pendekatan pada walls. Jika hal ini adalah modeling sebuah
eksperimen wind tunnel, domain harus membuat model ukuran dan bentuk dari
wind tunnel dan menggunakan no-slip walls. Jika hal ini adalah modeling sebuah
blunt body yang terbuka / bersentuhan dengan atmosphere, sebuah domain yang
lebih besar harus digunakan untuk meminimalisasi efek dari walls.
Anda akan menerapakan sebuah single boundary condition pada kedua walls
dengan menggunakan composite region yang ditentukan sebelumnya.
1. Buat sebuah boundary condition baru dan beri nama FreeWalls.
2. Gunakan settingan berikut:
59
3. Klik OK.
3. Klik OK.
3. Klik OK.
2D regions yang tersisa (dalam hal ini, hanya bidang Z yang bawah) akan ditentukan
menjadi default boundary condition yaitu adiabatic, no-slip wall condition. Dalam
hal ini, nama dari default boundary condition adalah Default Boundary. Walaupun
boundary conditions Body dan Default Boundary sangat mirip (selain letaknya),
Body boundary condition dibuat, selama post-processing, letaknya dapat dengan
mudah dibedakan dari adiabatic lainya, no-slip wall surfaces.
60
3. Klik OK.
3. Klik OK.
61
prosedur berikut.
1. Klik Start Run.
2. Klik Yes untuk memproses hasil pada ANSYS CFX-Post.
3. Jika anda menggunakan Standalone Mode, quit ANSYS CFX-Solver Manager.
62
pada tutorial nanti.
Saat ANSYS CFX-Solver selesai bekerja, output file menunjukan job information
dan sebuah pop-up message yang menunjukan selesainya proses.
Manipulasi Geometry
Anda perlu memanipulasi geometry agar anda dapat mengamati apa yang terjadi
saat anda menggunakan symmetry plane. Fitur ANSYS CFX-Post yang anda
gunakan pada tutorial sebelumnya tidak akan dijelaskan secara detil. Fitur baru
akan dijelaskan secara detil.
1. Klik kanan area kosong pada viewer dan pilih Predefined Camera > View
Towards +X.
63
3. Klik Apply. Langkah ini akan membuat sebuah bidang pada letak yang sama
dengan symmetry plane yang ditentukan pada ANSYS CFX-Pre. Dan sekarang
instance transform dapat dibuat menggunakan bidang ini:
4. Dari main menu, klik Insert > Instance Transform dan gunakan default name.
5. Gunakan settingan berikut:
6. Klik Apply.
2. Klik Apply.
3. Zoom agar geometry tampak memenuhi Viewer.
Anda akan melihat full blunt body.
Membuat Vectors
Sekarang anda akan membuat vector plot untuk menunjukan velocity vectors
dibalik blunt body. Awalnya anda perlu membuat sebuah obyek sebagai locator,
yang mana dalam hal ini, akan menjadi sampling plane. Lalu, buat vector plot itu
sendiri.
64
4. Klik Apply. Anda dapat memperbesar tampilan pada sampling plane untuk
melihat letak sampling points (dimana garis berpotongan). Terdapat 400 (20 * 20)
sampling points pada bidang. Sebuah vector dapat dibuat pada tiap sampling
point.
5. Sembunyikan bidang dengan menghilangkan tanda centang pada visibility check
box disebelah Sample.
3. Klik Apply.
4. Zoom hingga vector plot terlihat kasar dan berukuran sama dengan viewer.
Sebuah region of recirculation akan terlihat dibelakang blunt body.
5. Biarkan vertices pada sampling plane dan besarkan kerapatan dari vectors dengan
menerapkan settingan berikut:
6. Klik Apply.
7. Ganti lokasi Vector plot dengan setting berikut:
8. Klik Apply.
65
1. Gunakan settingan berikut pada boundary condition bernama Body:
2. Klik Apply.
3. Gunakan settingan berikut pada SymP:
4. Klik Apply.
Anda akan dapat melihat mesh disekitar blunt body, dengan mesh length scale
mengecil di dekat body, namun akan tetap sederhana pada region of
recirculation. Dengan memperbesar tampilan, anda akan dapat melihat lapisan
lapisan inflated elements di dekat body.
4. Klik Apply. Bidang akan terlihat pada upstream pada blunt body.
5. Hilangkan tanda centang pada visibility check box pada bidang. Hal ini berguna
untuk menyembunyikan bidang, walaupun sebenarnya bidang tersebut masih
ada.
66
oleh projecting nodes dari bidang pada blunt body.
Memindahkan Objects
Pada ANSYS CFX-Post, anda dapat merubah posisi terhadap beberapa locator
objects secara langsung pada viewer dengan menggunakan mouse.
1. Pilih visibility check box untuk plane bernama Starter.
2. Klik Single Select mouse pointer dari toolbar Selection Tools.
3. Pada viewer, klik Starter plane untuk menseleksi, lalu gunakan klik kiri mouse
untuk menggeser objek sepanjang X axis
Perhatikan streamlines akan tergambar saat plane bergerak.
67
Surface Plot y+
Surface plot salah satu yang mewarnai surface berdasarkan nilai dari variabel:
dalam hal ini,
y+ . Sebuah surface plot dari y+ dapat didapatkan dengan cara berikut:
1. Clear visibility dari semua plot sebelumnya.
2. Pada tab Outline, gunakan settingan berikut pada BluntBodyDefault:
*.Klik icon ellips disebelah kanan menu dropdown Variable untuk melihat
seluruh list variabel, termasuk Yplus.
3. Klik Apply.
4. Pada tab Outline, gunakan settingan berikut pada Body:
*.Klik icon ellips disebelah kanan menu dropdown Variable untuk melihat
seluruh list variabel, termasuk Yplus.
5. Klik Apply.
Modul 2a. Geometri dengan ICEM CFD
Introduction
ANSYS ICEM CFD merupakan salah satu dari sekian banyak tools /
software yang digunakan untuk analisa dengan melibatkan aliran fluida. ANSYS
ICEM CFD sendiri terintegrasi dengan main software yakni ANSYS. ANSYS
(integrated mesh generation) dan alat post processing untuk analisis canggih
yang diperlukan saat ini. Serta menyediakan akuisisi pembuatan geometri yang
geometri selama generasi mesh dan post processing, ANSYS ICEM CFD
68
Tahap mesh ANSYS ICEM CFD merupakan alat generasi yang
geometri dapat dilakukan dengan inputan geometri dengan format apa pun.
Baik itu dari paket desain CAD, paket database universal, scan data atau data
titik. Misalnya geometri dengan format file dwg, iges, sat, dll.
Tahap pembuatan geometri pada ANSYS ICEM CFD dimulai dengan
pembuatan dan modifikasi titik, kurva, dan selanjutnya adalah surface benda. Di
dalam program ANSYS ICEM CFD menawarkan fleksibilitas untuk
menggabungkan informasi geometris dalam berbagai format untuk generasi mesh.
Yang nantinya akan dihasilkan mesh terstruktur atau tidak terstruktur, bentuk
topologi, konektivitas antar - domain dan kondisi batas yang kemudian disimpan
dalam database. Di mana nantinya dapat dengan mudah diterjemahkan ke input
file diformat untuk pemecah tertentu.
69
Gambar. Tahap pembuatan geometri
70
Main Menu
Terdapat beberapa item menu berikut yang dapat diakses sebagai ikon
pada sudut kiri atas tampilan pada program ANSYS ICEM CFD.
Menu utama
1. File
Menu File ini digunakan untuk membuat proyek - proyek baru atau
membuka proyek yang telah dibuat, dan menyimpan file, mengimpor dan
2. Edit
Menu ini berisi Undo / Redo, pilihan untuk membuka sebuah shell
3. View
penjelasannya.
71
4. Info
5. Settings
pengaturan lain yang digunakan lebih dari 90% dari waktu dengan pengguna
tertentu.
6. Help
Function Tabs
Fungsi utama menu ini adalah untuk proses pembuatan grid yang secara
keseluruhan dapat diakses melalui tab fungsi yang meliputi: Geometry, Mesh,
Function
Tab
72
Gambar. Tampilan function tabs program ANSYS ICEM CFD
a. Menu Geometri
memperbaiki geometri benda kerja. Berikut ini adalah item fungsi dan kegunaan
Create Point
Create/Modify Curve
Create/Modify Surface
Create Body
Create Faceted
Repair Geometry
Transform Geometry
Delete Point, Delete Curve, Delete Surface, Delete Body and Delete Any Entity.
Alat ini adalah jantung dari pemodelan dengan ANSYS ICEM CFD. Menu
Mesh ANSYS ICEM CFD berisi langkah langkah tahap meshing. Yang meliputi
tahap penentuan ukuran elemen mesh (parameter), tipe elemen meshing yang
mengakibatkan generasi mesh modul yang berbeda, yang ANSYS ICEM CFD
Define Connectors
73
Mesh Curve
Compute Mesh
NACA 0012
Kita akan membuat geometri untuk profil NACA 0012 secara 3 dimensi
Pertama tama kita set terlebih dahulu sumbu koordinat pada tampilan
lembar kerja ANSYS ICEM CFD. Set up pada tampilan sumbu koordinat X Y.
Untuk pembuatan point / titik pilih menu Geometry Create Point > Explicit
74
Coordinates > Pilih Buat 1 titik. Masukkan nama titik tersebut. Dan
Switch ON Geometry > Poin pada tree window samping kiri tampilan
program. Untuk melihat nama titik, gunakan tombol mouse sebelah kanan dan
pilih Poin > Tampilkan Point Names di tampilan tree window. Pilih Fit Window
dari menu utama untuk menyesuaikan tampilan model dengan lembar kerja.
Gunakan tombol kanan mouse untuk memperkecil jika diperlukan. Nama jalur
75
Tree
window
di bawah ini, dan tekan Apply untuk masing masing koordinat titik yang telah
dimasukkan.
POINT01 (3, 3, 0)
POINT02 (3, -3, 0)
POINT03 (10, 5, 0)
POINT04 (10, -5, 0)
POINT05 (20, 6, 0)
POINT06 (20, -6, 0)
POINT07 (29, 6, 0)
POINT09 (50, 5, 0)
POINT10 (50, -5, 0)
POINT11 (76, 3, 0)
POINT12 (76, -3, 0)
POINT13 (100, 0, 0)
76
Sekarang masukkan koordinat untuk domain fluida seperti yang
ditunjukkan di bawah ini, dan tekan Apply untuk masing masing koordinat
Gambar. Kooordinat titik titik foil NACA 0012 dan domain fluida
Tekan Dismiss untuk menutup jendela. Pergi ke View > Front. Tampilan
lembar kerja sekarang harus menunjukkan titik seperti terlihat pada gambar di
atas. Lokasi poin juga dapat diperiksa dengan mengikuti cara - Buka Ikon Utility
> Klik panah terbalik di bawah ikon ukur > jarak ikon pilihan terakhir
adalah Cari Lokasi Pilih titik di layar. Koordinat - koordinat dari titik
tersebut akan ditampilkan pada layar juga akan terlihat dalam jendela pesan.
77
Line Creation
Geometry > Create/Modify Curve > From Points : pilih the From
Points option .
Untuk memilih Poin, klik pada (icon select point) dan kemudian
pilih titik titik pada foil (mulai dari arah titik pada trailing edge - leading edge
trailing edge) dengan tombol kiri mouse. Tekan tombol tengah mouse / apply
untuk accept titik titik yang dipilih. Switch ON Geometri > Curves di tree
window jika kurva yang dibuat tidak terlihat. Untuk melihat nama - nama kurva,
gunakan tombol mouse sebelah kanan dan pilih Curves > Tampilkan nama kurva
di tree window. Lakukan langkah langkah yang sama untuk pembuatan kurva
78
Gambar. Kurva foil NACA 0012
Surface Creation
79
Gambar. Simple surface window
Pilih opsi metode pembuatan kurva (from curve). Tekan ikon curve
selection dan memilih kurva bentuk penampang foil yang telah dibuat tadi
dengan tombol kiri mouse. Tekan tombol tengah mouse untuk meng apply.
Switch ON Geometri > surfaces di tree window jika surface yang dibuat
tidak terlihat. Untuk melihat nama - nama surfaces, gunakan tombol mouse
sebelah kanan dan pilih surfaces > Tampilkan nama surfaces di tree window.
Untuk tampilan surface dapat diubah ubah yakni dengan menekan tombol
mouse sebelah kanan pada surface > maka terdapat pilihan tampilan surface
80
Gambar. Surface foil NACA 0012
Transform Geometry
Geometry > Transform geometry > Translate Geometry > select entities
, yakni pilih bagian bagian yang akan ditranslasikan. Pada kasus ini pilih
semua titik, kurva dan surface foil yang telah dibuat. Caranya yakni blok
keseluruhan penampang foil. Dan akhiri dengan menekan tombol tengah mouse.
Berikutnya centang kolom copy, dan pilih metode translasi dengan cara explicit.
Masukkan nilai translasi ke arah sumbu Z = 250 > apply. Dan lakukan sekali lagi
81
Gambar. Transform geometry window
Dengan langkah yang sama, untuk domain fluida lakukan translasi pada
bagian titik titik dan kurva domain fluida ke arah sumbu Z = 300 > apply. Dan
82
Gambar. NACA 0012 dan domain fluida
Geometry > Create / Modify Surface > pilih curve driven icon
to open the window shown. Setelah itu pilih kurva memanjang pada foil sebagai
driving curve nya, dan kurva penampang foil yang sebagai driven curve nya.
83
Gambar. Curve driven window
fluida, gunakan simple surface. Geometry > Create / Modify Surface > pilih
84
Gambar. Simple surface window
Pilih opsi metode pembuatan kurva (from curve). Tekan ikon curve
selection dan memilih kurva masing masing rusuk pada domain fluida
yang telah dibuat tadi dengan tombol kiri mouse. Tekan tombol tengah mouse
untuk meng apply. Switch ON Geometri > surfaces di tree window jika surface
yang dibuat tidak terlihat. Lakukan langkah ini untuk pembuatan semua sisi dari
domain fluida.
Gambar. Pandangan wire frame untuk surface foil dan domain fluida
Creat Part
Pada tahap ini adalah tahap pembagian bagian bagian dari model yang
akan di analisa. Yakni model akan dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain
85
Gambar. Create part window
Klik kanan pada part create part beri nama inlet pada
kolom name part klik surface pada domain fluida yang jadi
inletnya. Yakni sisi domain fluida bagian depan dari leading edge
foil.
Klik kanan pada part create part beri nama outlet pada
kolom name part klik surface pada domain fluida yang jadi
edge foil.
Klik kanan pada part create part beri nama bottom pada
domain fluida.
86
Klik kanan pada part create part beri nama top pada
kolom name part klik surface pada bagian atas domain fluida.
Klik kanan pada part create part beri nama wall pada
kolom name part klik surface pada domain fluida yang jadi
wallnya. Yakni sisi domain fluida bagian samping kanan dan kiri
dari foil.
Klik kanan pada part create part beri nama foil pada
87
Creating the Material point
Geometri > Buat Tubuh > Material Point > at specified point : Pilih
(Create Body) > klik pada (icon select point) dan klik di dalam
domain fluida. Isikan terlebih dahulu nama part untuk body yang akan dibuat.
Pastikan posisi titik tersebut terletak di dalam domain fluida. Tekan tombol
88
Gambar. Body di dalam domain fluida
89
Meshing
Meshing, untuk mulai melakukan meshing pada model foil dan fluida,
maka kita terlebih dahulu menentukan ukuran element yang akan kita gunakan.
Namun kita perlu mengingat bahwa semakin kecil elemen yang kita buat, maka
jumlah elemen yang terbentuk semakin banyak sehingga waktu running akan
semakin lama dan menghasilkan kapasitas file yang besar. Terutama untuk
model foil yang akan dianalisa, meshing pada bagian tersebut dibuat serapat
mungkin. Agar diperoleh hasil analisa yang sesuai dengan kondisi nyatanya.
Untuk model foil yang dibuat, dilakukan meshing dengan model elemen
Perintah yang digunakan adalah mesh > global mesh setup > global mesh
size > isi nilai scale factor = 1 > dan max element = 0 > apply.
90
Perintah yang digunakan adalah mesh > global mesh setup > volume
mesh parameter > pilih tipe elemen mesh = tetra/mixed > metode mesh = robust
Perintah yang digunakan adalah mesh > part mesh setup > mengisi
91
Setelah semua meshing set up ditentukan maka langkah selanjutnya
adalah melakukan proses meshing. Perintah yang digunakan adalah mesh >
compute mesh > volume mesh > mesh type (tetra/mixed) > mesh method
92
Gambar. Meshing foil NACA 0012
Setelah kita melakukan meshing pada geometri yang kita buat pada
program ICEM CFD, maka langkah selanjutnya adalah penentuan kondisi batas
yang akan kita lakukan pada program CFX. Sebelumnya kita perlu merubah
bentuk file meshing ICEM CFD ke betuk file CFX. Sehingga file meshing tersebut
dapat dibaca pada program CFX. Perintah yang digunakan adalah Settings >
Product > ANSYS ICEM CFD ANSYS solvers version > apply > restart program.
Buka lagi program ICEM CFD > Output > Output to CFX > done.
93
Modul 2b. Geometri dengan Workbench
1. Menjalankan Ansys-Workbench
Simpan file project dengan nama (foil) dan folder tujuan (latihan1).
94
2. Membuat Geometri
Klik pada toolbar sebelah kiri pada tanda untuk membuat geometri baru.
Klik OK dengan default ukuran yang digunakan mm dan akan muncul layar
berikut :
95
Save nama file yang akan kita buat dengan nama foil pada folder yang
ditentukan.
96
Lalu dibawah tree view klik sketching dan memunculkan tool untuk
menggambar geometri,
Pilih setting dan klik pada Grid dan contreng pada dua isian yang kosong
Klik sumbu ordinat Z pada pojok kanan bawah untuk merubah posisi bidang
97
Untuk memulai membuat sketch klik padaDraw dan muncul tool untuk
membuat sketch. Pada tool drawing pilih construction point, lalu klik satu kali
Lalu klik kanan dan pilih generate untuk konfirmasi titik-titik yang dibuat..
Berikutnya dengan memakai spline dan garis, hubungkan titik-titik yang sudah
dibuat sehingga menjadi sktech sebuah airfoil naca 0012 berikut, jangan lupa
98
Lalu klik padaextrude dan masukkan parameter pada detail view berikut :
99
Berikutnya kita buat box untuk wall-boundary foil yang telah kita buat. Klik
kembali pada XXPlane, lalu klik pada new sketch dan klik kanan untuk
Pada menu Draw klik Rectangle dan klik pada koordinat berikut :
100
Pada tree outline kita expand, kita bias melihat terdapat 2 benda solid, satu
(membuat cetakan foil didalam box). Ini dilakukan dengan klik pada tollbar
101
Klik pada substract, akan muncul permintaan untuk memilih target body (kita
pilih box) dan tool body (kita pilih foil), klik apply bila masing-masing sudah
dipilih.
Lalu kita generate dan geometri akhir untuk kasus simulasi pada satu foil
substract, tetapi bila dilihat pada tree outline maka jumlah body solid tinggal
satu benda, yaitu box yang berongga dengan bentuk foil didalamnya.
102
Meshing dengan cfx
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil / elemen. Pada setiap elemen yang
properti yang harus disesuaikan, yaitu merubah metode meshing. Ini dilakukan
dengan cara klik pada toolbar bagian atas window workbench seperti terlihat
berikut ini,
digunakan seperti :
103
Unutk memulai meshing lakukan klik satu kali pada file desain modeler lalu klik
104
Akan muncul window baru seperti berikut :
Bila kita expand menu Region maka akan ada default 2D region, berikutnya kita
akan membuat nama yagn spesifik untuk setiap region (dipecah) untuk
diberikan kondisi yang berbeda sesuai keperluan simulasi, seperti terihat berikut,
105
Berikutnya kita akan membuat region-region baru, klik kanan pada region dan
Beri nama in sebagai inlet fluida, lalu pilih bidang yang akan dijadikan sisi
Berikutnya lakukan hal yang sama dengan nama dan pilihan sisi berikut :
- free (untuk dinding bebas), sisi yang dipilih adalah sisi kanan-kiri dari
foil
106
- open (untuk dinding opening), yaitu sisa-sisi pada box yang belum
- yang terakhir adalah nama foil untuk airfoil yang berada didalam box.
107
Untuk mengecek bahwa semua bidang 2D telah diinisialisasi dengan nama yang
sesuai kita bisa melihat sudah tidak ada lagi nama default 2D region pada menu
region sebelumnya.
Sebagai praktek awal kita akan memakai default untuk pilihan-pilihan yang lain
Untuk memulai meshing lakukan klik pada generate volume mesh, akan
terdapat permintaan untuk memberi nama file *.gtm, maka beri nama foil1.gtm,
setelah klik ok kita tunggu sampai proses meshing selesai dan menampilkan
File hasil meshing dengan cfx-mesh memiliki ekstension *.gtm, file ini yang akan
108
Modul 3a. Pre-processing & pemilihan solver
Perintah yang digunakan adalah Start menu > All programs > ANSYS >
CFX > ANSYS CFX > CFX-Pre > file > new simulation > general > OK > mesh >
import mesh > select file > ubah file ke ICEM CFD > open.
Kondisi batas yang akan kita gunakan adalah inlet, opening dan wall.
Untuk menentukan kondisi batas inlet, perintah yang kita gunakan adalah insert
> boundary condition > beri nama kondisi batas inlet > OK > penentuan lokasi
inlet > boundary details > flow regime > option > subsonic > mass and
momentum > option > normal speed > 2 m/s > apply. Nilai normal speed tersebut
merupakan nilai resultan dari kecepatan fluida pada kondisi batas inlet.
insert > boundary condition > beri nama kondisi batas open > OK > penentuan
lokasi opening > boundary details > flow regime > option > subsonic > mass and
momentum > option > average static pressure > Relative Pressure 0 (Pa) >
109
Gambar. Kondisi batas di outlet
Untuk menentukan kondisi batas wall, perintah yang kita gunakan insert
> boundary condition > beri nama kondisi batas wall > OK > penentuan lokasi
wall > boundary details > wall influence flow > option > free slip > apply. Peranan
wall pada domain fluida adalah free-slip. Dimana shear stress pada wall adalah
nol dan kecepatan fluida didekat wall tidak mengalami perlambatan akibat efek
gesekan wall.
Untuk menentukan kondisi batas foil, perintah yang kita gunakan insert >
boundary condition > beri nama kondisi batas foil > OK > penentuan lokasi foil
110
> boundary details > wall influence flow > option > no slip > wall roughness >
option > smooth wall > apply. Kondisi no-slip merupakan kondisi kebalikan dari
free slip, dimana kecepatan fluida pada daerah dekat foil akan mengalami
default domain > general options > location > domain type > fluid domain > fluid
list > air at 25 C > turbulence > option > k-Epsilon > initialisation > initial
conditions > velocity type > cartesian > option > automatic with value > u = 2 m/s,
v = 0 m/s, w = 0 m/s > apply. Nilai positif ataupun negative yang dipengaruhi
dengan arah aliran fluida terhadap sumbu koordinat dari model pada CFX.
control > basic settings > advection scheme > option > high resolution > max.
iterations 100 > time scale control automatic > time scale factor 10 > residual type
RMS > residual target 1e-04 > equation class settings > continuity > apply. Sampai
tahap ini semua proses pada tahap pre-processor telah selesai. Untuk
menyimpan file perintah yang digunakan adalah solver > write solver file > save.
111
Modul 3b. Post - processing hasil simulasi CFD
Untuk perhitungan gaya drag dan lift layar Perintah yang digunakan
adalah tools > function calculator > function > force > pilih lokasi > direction >
global > sb x (untuk gaya drag) dan sb y (untuk gaya lift) > calculate.
Hasil perhitungan gaya drag yang dikeluarkan oleh proses CFX tersebut
merupakan resultan kalkulasi dari perhitungan gaya yang bekerja pada layar
searah dengan arah aliran fluida. Hasil perhitungan gaya lift yang dikeluarkan
oleh proses CFX tersebut merupakan resultan kalkulasi dari perhitungan gaya
yang bekerja pada layar tegak lurus dengan arah aliran fluida.
Visualisasi hasil
fluida, bentuk streamline, ataupun particle track, terlebih dahulu perlu dibuat
112
penampang potongan. Dengan perintah yang digunakan Toolbar Location
> plane > masukkan nama plane > ok. Pilih metode penampang > YX
> dengan nilai Z = 0 > Apply. Untuk bentuk penampang yang lain dapat dibuat
113
Untuk menampilkan secara visual terhadap vektor kecepatan, gunakan
perintah toolbar vector > masukkan nama vektor > ok. Pada window details
of vector pilih location > plane 1 > variabel > velocity > Apply.
114
Gambar. Bentuk Streamline
gunakan perintah toolbar vector > masukkan nama streamline > ok. Pada
window details of streamline pilih type > 3D streamline > start from > plane 2 >
variabel > velocity > Apply.
115
Gambar. Bentuk Streamline
116
Referensi
117
B.V. All rights reserved
[12] Dr. William L. Oberkampf, Verification and Validation in
Computational Simulation, 2004 Transport Task Force Meeting Salt
Lake City, Utah April 29, 2004
118