You are on page 1of 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang
sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu
lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang
sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama
(Riyadi, 2007).
Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan
perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri
adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat
dan perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam
upaya kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan
dukungan masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian
dalam memecahkan masalah kesehatan.
Oleh karena itu layanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan alat
untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2010 sebagai tujuan pembangunan
kesehatan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Dalam Indonesia Sehat
2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan
sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi
lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan
kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang
saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa. Selain
lingkungan, perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang
bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko
terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif
dalam gerakan kesehatan masyarakat (Yuddi,2008). Selanjutnya kemampuan
masyarakat yang diharapkan pada masa depan adalah yang mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa adanya hambatan, baik yang bersifat
ekonomi, maupun non ekonomi (Yuddi,2008). Diharapkan dengan terwujudnya
lingkungan dan perilaku sehat serta meningkatnya kemampuan masyarakat tersebut
diatas, derajat kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat dapat ditingkatkan
secara optimal (Yuddi,2008).
Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga ,
kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Riyadi, 2007).
B. Tujuan Umum dan Khusus
Menerapkan konsep keperawatan komunitas guna meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat di Desa Sukagalih Kecamatan Megamendung Kab Bogor.

C. Metodologi Pengumpulan Data


Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang
harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,
psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhi (Mubarak, 2005). Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
1) Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab
antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal
yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan
dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah
dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara
atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
2) Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik,
psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa keperawatan.
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat
dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).

3) Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan yang
diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang
dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan
cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).
b. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data denga cara
sebagai berikut :
1) Klasifikasi data atau kategori data
2) Penghitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
c. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan
data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah
kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).
d. Penentuanmasalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan
yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya
dilakukan intervensi. Namun demikian

masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu
diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005).
e. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan
perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah
(Mubarak, 2005):
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumberdaya masyarakat
6) Aspek politis
Dalam menyusun atau mengurut masalah atau diagnosis komunitas sesuai
dengan prioritas (penapisan) yang digunakan dalam keperawatan komunitas
adalah format penapisan menurut Stanhope , Lancaster, 1988 :
No Kriteria Bobot kriteria 1-10 Masalah Bobot
1 - 10 Rasional Makna masalah
1 Kesadaran masyarakat
terhadap masalah
2 Motivasi komuniti untuk
mengatasi masalah
3 Kemampuan perawat untuk

mengatasi masalah
4 Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi
5 Bertanya akibat jika masih tetap
6 Cepat masalah teratasi
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas


Komunitas adalah sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu,
memiliki nilai nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta berinteraksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan ( Mubarak dan Cayatin 2009 : 2 ). Berikut juga
dijelaskan menurut WHO tahu 1974 mendefinisikan komunitas sebagai suatu
kelompok social yang ditentukan oleh batas bataswilayah, nilai nilai keyakinan
dan minat yang sama serta ada rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota
masyarakat yang satu dan yang lainnya.
Keperawatan komunitas adalah suatu sintesis dari praktik keperawatan dan
preaktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara
kesehatan penduduk (American Nurses Association, 1973 ). Menurut WHO 1974
Keperawatan Komunitas mencakup perawatan kesehatan keluarga juga kesehatan
kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah
kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan
kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta batuan kepada orang
lain.
Asuhan keperawatan komunitas adalah lapangan perawatan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan
guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan
fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih bersar yang ditujukan
kepada individu, keluarga yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi
masyarakat secara keseluruhan ( WHO, 1999).
Keperawatan kesehatan komunitas mendefinisikan keperawatan kesehatan
komunitas sebagai tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dari
populasi dengan mengintegrasikan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan
keperawatan dan kcsehatan masyarakat (American Nursing Assosiasion, 2004).
Definisi keperawatan kesehatan komunitas, yaitu sintesis dari ilmu kesehatan
masyarakat dan teori keperawatan profesional yang bertujuan meningkatkan derajat
kesehatan pada keseluruhan komunitas.menurut American Public Health Association
(2004).
Keperawatan kesehatan komunitas adalah suatu upaya pelaksanan
keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan
masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu,
keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 1986).
Keperawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) adalah suatu bidang dalam
keperawatan kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan
masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan
pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu. Pelayanan tersebut
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat sebagai suatu
kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal sehingga dapat mandiri dalam upaya kesehatannya
(Depkes, 2006).
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok
resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Pradley, 1985: Logan
dan Dawkin, 1987).
Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif
dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan
untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri
dalam upaya kesehatan (Ruth B. Freeman, 1961)

B. Konsep Dasar Masalah Keperawatan Komunitas yang menjadi pokok permasalahan


Model keperawatan komunitas disusun mengacu pada model atau teori
keperawatan dan teori yang terkait dengan kesehatan masyarakat, diantaranya ;
menurut Chang (1982) perawatan komunitas adalah menyeluruh, mampu berfungsi
sebagai tim dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat, mampu
berkomunikasi dan memotivasi masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan
pada masyarakat tersebut.
Sedangkan Ruth B Freeman (1981) mendefinisikan perawatan komunitas
adalah kesatuan yang unik dari praktek keperawatan dan kesehatan masyarakat yang
ditujukan kepada pengembangan dan peningkatan kemampuan kesehatan baik sendiri
sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau
masyarakat, pelayanan ini tercakup dalam spektrum pelayanan kesehatan untuk
masyarakat.
Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan utama
yang ditujukan pada masyarakat, prakteknya memerlukan acuan atau landasan teoritis
untuk menyelesaikan penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas. Banyak
konseptual model keperawatan dikembangkan oleh para ahli, salah satunya adalah
konsep model dari Betty Neuman (1972), yang menekankan pada pendekatan sistem
untuk mengatasi masalah kesehatan.
Model teori Neuman didasari oleh teori sistem dimana terdiri dari individu,
keluarga atau kelompok dan komunitas yang merupakan terget pelayanan kesehatan.
Kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interaksi yang dinamis antara komunitas
dan lingkungan serta tenaga kesehatan untuk melakukan tiga tingkatan pencegahan,
yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau diaplikasikan
ke populasi yang sehat pada umumnya. Pencegahan primer ini mencakup kegiatan
mengidentifikasikan faktor resiko terjadinya penyakit, mengkaji kegiatan-kegiatn
promosi kesehatan dan pendidikan dalam komunitas. Pencegahan ini mencakup
peningkatan kesehatan pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap
penyakit.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyrakat dan ditemukannya masalah kesehatan.
Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa dini, intervensi yang tepat,
memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan atau keseriusan penyakit.
3. Pencegahan Tersier
Fokus pada tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan
setelah terjadi gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi sebagai tujuan
pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat proses penyakitnya, tetapi juga
mengendalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari
ketidakmampuannya.
Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah sistem
terbuka yang mempunyai lima variabel yang saling mempengaruhi satu dengan
yang lainnya dalam komunitas yaitu biologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual.
Sumber energi infrastruktur dikelilingi oleh tiga lapisan sistem pertahanan
stressor yaitu garis resisten, garis pertahanan normal, garis pertahanan fleksibel.
Ketiga lapisan pertahanan tersebut bertujuan untuk melindungi infra struktur atau
sumber energi dari stressor yang dapat mempengaruhi komunitas
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Data Umum (Sekunder)


1. Gambaran Umum (Winshield Survey)
RT.04 Kelurahan Sungai Andai Kecamatan Banjarmasin Utara
a. Wilayah Kelurahan Sungai Andai Kecamatan Banjarmasin Utara dibatasi
oleh:

Utara : Sungai dan RT.02


Selatan : RT.06
Barat : RT.03
Timur : RT.37
b. Lingkungan padat, rumah-rumah berdempetan disepanjang kanan dan kiri
jalan. Bentuk rumah beragam, ada yang terbuat dari kayu namun ada juga
yang terbuat dari gabungan kayu dan tembok semen. Kebersihan lingkungan
juga beragam, ada yang bersih dengan sampah dibuang pada tempatnya dan
ada pula sampah-sampah yang berserakan dilingkungan rumah.
c. Jalan masuk RT.04 cukup bersih, jalannya sudah menggunakan n tumpukan
batu dsemen/batako, ada tanah rawa berair disebelah kiri jalan namun tidak
begitu difungsikan dan kurang bersih.
d. Tidak ada tempat sampah umum.
e. RT.04 berseberangan dengan pasar.
f. Ada sebuah sungai kecil dipinggir jalan masuk gang, digunakan untuk
keperluan sehari-hari, untuk mandi dan mencuci serta masih digunakan
sebagai sarana transportasi.
g. Tidak ada polusi udara yang langsung dari pabrik, hanya kadang-kadang
debu jalan.
h. Ada tempat ibadah yaitu langgar/musholla dipinggir jalan utama, di dalam
gang kecil juga terdapat sebuah Mesjid dan TPA.
i. Ada terdapat beberapa warung kecil-kecilan.
j. Ada pula beberapa tanaman/pohon sebagai penghijauan.
k. Kegiatan rutin yang dilakukan:
a. Kegiatan ibadah yaitu yasinan satu kali dalam seminggu dan Majelis Talim
b. Posyandu Balita satu kali dalam sebulan
Posyandu Lansia satu kali dalam sebulan.
2. Demografi RT/Desa/Dusun
a. Jumlah Kepala Keluarga : 92 KK
b. Jumlah Bumil : 6 Jiwa
c. Jumlah Bayi/Balita : 41 Jiwa
d. Jumlah PUS : 66 KK
e. Jumlah Jiwa : 345 Jiwa
1) Laki-laki : 176 Jiwa
2) Perempuan : 169 Jiwa
B. Data Khusus (Primer)
TABEL 1
KOMPOSISI KELUARGA BERDASARKAN
TIPE KELUARGA
No Tipe Keluarga Jumlah %
1 nuclear family 57
2 extended family 26
3 janda/duda 7
4 Single 2
JUMLAH 92
Analisa data :

TABEL 2
KOMPOSISI KELUARGA BERDASARKAN
TINGKAT KESEJAHTERAAN
No Tingkat Jumlah %
1 Prasejahtera 1
2 sejahtera I 19
3 sejahtera II 52
4 sejahtera III 20
JUMLAH 92
Analisa data :

TABEL 3
KOMPOSISI KELUARGA BERDASARKAN AGAMA
No Agama Jumlah %
1 Islam 58
2 Katolik 12
3 Kristen 15
4 Hindu 5
5 Budha 2
JUMLAH 92
Intrepretasi data :

TABEL 4
KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN
PRODUKTIVITAS

No Umur Jumlah %
1 0 - 5 tahun 41 11.88%
2 6 -16 tahun 90 26.09%
3 17 - 64 tahun 210 60.87%
4 > 65 tahun 4 1.16%
JUMLAH 345 100.00%
Analisa data:

TABEL 5

KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN USIA SEKOLAH (6-17 TAHUN)

No Komposisi Jumlah %
1 sekolah 81 81.82%
2 tidak sekolah 18 18.18%
jumlah 99 100.00%
Analisa data:

TABEL 6
KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN RATA-RATA TINGKAT PENDIDIKAN

No Pendidikan Jumlah %
1 belum sekolah 0 0.00%
2 TK 0 0.00%
3 SD 86 41.95%
4 SMP 46 22.44%
5 SMA 49 23.90%
6 PT 17 8.29%
7 SLB 0 0.00%
8 tidak sekolah 7 3.41%
JUMLAH 205 100.00%
1. Analisa data: Tingkat pendidikan dikelurahan A yang bersekolah tamatan SD 41,92%,
tamatan SMP 22,44%, tamatan SMA 23,9%, tamatan pergruan tinggi 8,29% dan yang
tidak bersekolah 3,14%. Dan tingkat pendidikan yang paling tinggi di kelurahan A
ialah tingkatan SD 41,95% dari 205 orang.
Tingkat pendidikan tertinggi dikelurahan A ialah tingkat SD. Dengan kita mengetahui
tingkat pendidkan , kita dapat engetahui strategi atau cara pendekatan yang tempat
dan mudah dimengerti oleh masyarakat. Misalnya pada saat kita menyampaikan suatu
informasi kepada masyarakat, cara penyampaian atau meteri yang kita sampaiakn
dapat di pahami baik oleh masyarakat yang berpendidikan rendah dan yang
berpendidikan tinggi, agar informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik
dan benar.

TABEL 7
KOMPOSISI KELUARGA BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN

No Pekerjaan Jumlah %
151 71.90%
1 Swasta
2 PNS 17 8.10%
3 Tidak bekerja 42 20.00%
JUMLAH 210 100%
1. Analisa data: Jenis pekerjaan yang paling banyak dikelurahan A ialah swasta
berjumlah 71,90%, PNS 8,10%, tidak bekerja 20,00% dari jumlah penduduk
dikelurahan A 210 orang. Sehingga dapat disumpulkan bahwa di kelurahan A tingat
kesejahteraan keluarga ada di tingkat II. Masyarakat dengan tingkat kesejahteraan II
mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti makan, tetapi mereka
tidak bisa memberikan jaminan seperti menabung atau menyimpan uang untuk
kesehatan, dan diketahui dari data yang sudah didapat jenis pekerjaan yang paling
banyak adalah swasta.
TABEL 8

KOMPOSISI BALITA YANG MEMILIKI KMS

No KMS Jumlah %
1 ya 41
2 tidak 0
jumlah
1. Analisa data: Balita yang memiliki KMS di kelurahan A ada 41 balita dan dari data
yang diperoleh semua balita mempunyai KMS, sehingga kita dapat memantau dengan
mudah perkembangan balita yang ada di kelurahan A.

TABEL 9
KOMPOSISI BALITA YANG DIIMUNISASI

No Imunisasi jumlah %
1 Lengkap 34
2 Belum Lengkap (Belum cukup umur) 3
3 Tidak Lengkap 4
jumlah 41 100.00%
1. Analisa data: Dari data yang didapat balita yang di imunisasi lengkap sebanyak
82,92%, belum cukup umur 7,31%, tidak lengkap 9,75%, jadi lebih banyak balita
yang mendapatkan imunisasi lengkap, dengan begitu tingkat kesadaran akan
pentingnya imunisasi untuk balita sangat baik, dan tingkat kesehatan balita di
kelurahan A akan lebih baik.

TABEL 11
KOMPOSISI BAYI/BALITA YANG DI SAPIH

No balita yang mulai di sapih Jumlah %


1 < 2 tahun 28 68.29%
2 >2 tahun 9 21.95%
3 belum di sapih 4 9.76%
jumlah 41 100.00%
Analisa data : menyapih atau menghentikan bayi menyusu dari payudara dapat menjadi masa yang
emosional tidak hanya bagi bayi tapi juga bagi ibu. Tanda bayi mulai dapat disapih adalah sudah dpat
duduk dengan kepala tegak dalam waktu yang lama, koordinasi mata, mulut dan tangannya mulai
bekerja dengan baik sehingga bayi daat mengambil makanan dan memasukkan makanan padat ke
mulut. Jika bayi sudah dapat disapih maka bayi tersebut sudah dapat menerima atau berhenti
menyusu dari payudara ibunya dengan cara mulailah dengan perlahan mengajarkan dengan cara yang
bertahap dan akan lebih mudah untuk memulai menyapih disiang hari.

TABEL 12
KOMPOSISI BAYI/ BALITA YANG DI BERI MAKANAN TAMBAHAN

No diberikan makanan tambahan pada usia jumlah %


1 < 6 bulan 22 53.66%
2 > 6 bulan 15 36.59%
3 belum dapat (< 6 bulan) 4 9.76%
jumlah 41 100.00%
Analisa data: bayi direkomendasikan untuk makanan tambahan adalah pada saat umur 6 bulan bia
MPASI diberikan sebelum sistem pencernaan bayi siap, maka makanan tersebut tidak dapat dicerna
dengan baik dan bisa menimbulkan berbagai reaksi seperti diare.

TABEL 13
KOMPOSISI BALITA YANG MENDAPAT ASI

No balita yang mendapat ASI Jumlah %


1 ASI 38 46.34%
2 PASI 3 58.54%
jumlah 41 100.00%
Analisa data: bayi yang berumur di baah 6 bulan harus diberika ASI terlebih dahulu, karena pada saat
umur 6 bulan kebawah sistem imun pada bayi masih sangat rentan terjangkit berbagai penyakit baik
menular atau tidak, jika ASI diberikan pada umur <6bulan maka akan sangat baik untuk
pertumbuhannya sehingga pertahanan sistem imn bayi jga akan terlindungi.

TABEL 14

KOMPOSISI BALITA YANG MENDAPAT VITAMIN A

No kapsul vitamin A Jumlah %


1 usia 6-11 bulan 12 54.55%
2 1-5 tahun 10 45.45%
jumlah 22 100.00%
Analisa data :
TABEL 15

KOMPOSISI KEPEMILIKAN RUMAH

No Kepemilikan Rumah Jumlah %


1 milik sendiri 71 77,17%
2 Kontrak 0 0,00%
3 Sewa 18 19,57%
4 Menumpang 3 3,26%
5 Dinas 0 0,00%
jumlah 92 100,00%
Analisa data :

TABEL 16
KOMPOSISI BERDASARKAN JENIS RUMAH
No Jenis Rumah Jumlah %
1 Permanen 17 18,48%
2 semi permanen 14 15,22%
3 Kayu 61 66,30%
4 Gedek 0 0,00%
Jumlah 92 100,00%
Analisa data :

TABEL 17
KOMPOSISI KELUARGA BERDASARKAN
JENIS LANTAI RUMAH YANG DIGUNAKAN
No lantai rumah Jumlah %
1 Semen 8 8,70%
2 Tanah 0 0,00%
3 Papan 70 76,09%
4 Keramik 14 15,22%
jumlah 92 100,00%
Analisa data :

TABEL 18
KOMPOSISI KELUARGA BERDASARKAN
JENIS PENERANGAN YANG DIGUNAKAN
No penerangan Jumlah %
1 Listrik 92 100,00%
2 minyak tanah 0 0,00%
92 100,00%
Analisa data :

TABEL 19

KOMPOSISI KELUARGA BERDASARKAN ADANYA VENTILASI

No Ventilasi/jendela Jumlah %
1 Ada 81 88,04%
2 tidak ada 11 11,96%
jumlah 92 100,00%
Analisa data:

TABEL 20
KOMPOSISI KELUARGA BERDASARKAN KEBERSIHAN RUMAH

No Kebersihan rumah Jumlah %


1 Baik 34 36,96%
2 Sedang 48 52,17%
3 Kurang 10 10,87%
jumlah 92 100,00%
Analisa data:

TABEL 21
KOMPOSISI KELUARGA BERDASARKAN
PERALATAN MASAK YANG DIGUNAKAN

No Peralatan memasak Jumlah %


1 kompor minyak tanah 40 43,48%
2 kompor gas 50 54,35%
3 kompor listrik 1 1,09%
4 kayu bakar 1 1,09%
jumlah 92 100,00%
Analisa data:

TABEL 22
KOMPOSISI KELUARGA BERDASARKAN
JENIS PEMBUANGAN AIR LIMBAH

No Pembuangan air limbah Jumlah %


1 terbuka 5 5,43%
2 Tertutup 0 0,00%
3 selokan/got terbuka 0 0,00%
4 selokan/got tertutup 0 0,00%
5 kolong rumah 36 39,13%
6 Sawah 0 0,00%
7 Sungai 51 55,43%
jumlah 92 100,00%
Analisa data:

TABEL 23
KOMPOSISI KELUARGA BERDASARKAN
SUMBER AIR MINUM

No Sumber air minum Jumlah %


1 Ledeng 86 93,48%
2 sumur gali 0 0,00%
3 air mineral/isi ulang 6 6,52%
4 sungai 0 0,00%
5 air hujan 0 0,00%
6 mata air 0 0,00%
jumlah 92 100,00%
Analisa data:

TABEL 24
KOMPOSISI KELUARGA BERDASARKAN
JENIS PENGOLAHAN AIR MINUM

No sumber air minum Jumlah %


1 Direbus/dimasak sampai mendidih 86 93,48%
2 Kadang-kadang (Air minum isi ulang atau gallon) 6 6,52%
3 Tidak dimasak 0 0%
jumlah 92 100,00%
Analisa data:

TABEL 25
KOMPOSISI KELUARGA BERDASARKAN
AIR YANG DIGUNAKAN UNTUK KEPERLUAN SEHARI-HARI/MENCUCI

No sumber air keperluan sehari-hari Jumlah %


1 Ledeng 42 45,65%
2 sumur gali 8 8,70%
3 sungai 42 45,65%
4 air hujan 0 0,00%
5 mata air 0 0,00%
6 sumur pompa 0 0,00%
jumlah 92 100,00%
Analisa data:

TABEL 26
KOMPOSISI KELUARGA BERDASARKAN
LATERIN TERBUKA DAN SEPTIK TANK

No jenis WC nya Jumlah %


1 laterin terbuka 42 45,65%
2 septik tank 50 54,35%
jumlah 92 100,00%
Analisa data:

TABEL 27
KOMPOSISI KELUARGA BERDASARKAN
JARAK SUMBER AIR DARI JAMBAN

No Jarak sumber air dengan jamban Jumlah %


1 <10 meter 8 16.00%
2 >10 meter 42 84.00%
jumlah 50 100,00%
Analisa data

TABEL 28
KOMPOSISI KELUARGA BERDASARKAN KEBERSIHAN JAMBAN

No Kebersihan WC/Jamban Jumlah %


1 Bersih 14 15,22%
2 Cukup 49 53,26%
3 tidak bersih 29 31,52%
jumlah 92 100,00%
Analisa data

TABEL 29
KOMPOSISI KELUARGA BERDASARKAN PEMBUANGAN SAMPAH
No Pembuangan sampah Jumlah %
1 Tong sampah 55 59,78%
2 Sungai 6 6,52%
3 selokan/got 0 0,00%
4 Dikubur 0 0,00%
5 Dibakar 29 31,52%
6 Berserakan 2 2,17%
jumlah 92 100,00%
Analisa data: Berdasarkan tabel diatas sebagian besar masyarakat memiliki kesadaran
pentingnya membuang sampah pada tempatnya, namun masih saja senagian kecil keluarga yang
masih membuang sampah di sungai, dibakar,dan berserakan. Dengan keadaan ini masyarakat perlu
diberi penyuluhan mengenai resiko terjadinya penyakit-penyakit seperti penyakit kulit, kanker, dan
penyakit lainnya, sehingga masyarakat di harapkan untukmenjaga lingkungan yang bersih dengan
membuang sampah pada tempat yang sudah di sediakan oleh pemerintah setempat.

TABEL 30
KOMPOSISI KELUARGA BERDASARKAN LETAK KANDANG PELIHARAAN
HEWAN

No Letak kandang Jumlah 100%


1 di dalam rumah 3 16,6%
2 di luar rumah 14 77,7%
3 menempel di rumah 1 5,5%
4 di kolong rumah 0 0%
Jumlah 18 100%
Analisa data: Dari data di atas diketahui 77,7% keluarga meletakkan kandang peliharan
berada di luar rumah, 16,6% keluarga meletakan kandang peliharaan berada di dalam rumah,
5,5% keluarga meletakan kandang peliharaan menempel di rumah, dengan keadaan ini
petugas kesehatan perlu menjeaskan kepada masyarakat tentang akibat bilamana kandang
berada di dalam rumah, dan menempel di rumah, seperti udara kotor dan kebersihan rumah
yang tidak terjamin.
.
TABEL 31
KOMPOSISI KELUARGA BERDASARKAN PEMBUANGAN
LIMBAH KANDANG
No Pembuangan limbah kandang Jumlah 100%
1 Di alirkan ke sungai 5 27,7%
2 Kolong rumah 0 0%
3 Di biarkan saja 13 72,2%
Jumlah 18 100%
Analisa data: Pembuangan sampah yang dilakukan masyarakat 72,2% dibiarkan begitu saja
dan 27,7% di alirkan kesungai.
Sampah merupakan limbah yang sudah tidak terpakai lagi, apabila dibiarkan atau di alirkan ke
sungai maka akan muncul masalah seperti pencemaran lingkungan

TABEL 32
KOMPOSISI KELUARGA BERDASARKAN KEBERSIHAN KANDANG

No Kebersihan kandang Jumlah %


1 Bersih 0
2 Cukup 2
3 Kotor 16
jumlah 18
Analisa data:

TABEL 33
KOMPOSISI KELUARGA BERDASARKAN PERNAH MENDENGAR KB

No Pernah mendengar KB Jumlah %


1 ya 66 100%
2 tidak 0 0%
jumlah 66 100
Analisa data: Pemerintah mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda
kelahiran salah satunya adalah penggunaan alat kontrasepsi atau KB (Sulistyawati,2013). KB
merupakan usaha untuk mengukur jumlah dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Berdasarkan
tabel diatas disimpulkan 100% keluaga pernah mendengar tentang KB.

TABEL 36
KOMPOSISI PUS BERDASARKAN PERNAH MENDENGAR KB

No Sumber Jumlah %
1 Radio 0 0%
2 TV 0 0%
3 Tetangga 2 3,03%
4 Petugas Kesehatan 64 96,96%
jumlah 66 100%
Analisa data: PUS adalah pasangan suami istri berumur 15-4 tahun dari secara operasiona termasuk
pula pasangan suami istri yang istrinya beumur kurang dari 15 tahun dan telah haid atau istrinya telah
berumur 50 tahun tetapi masih hamil (Hartomo,2004). Dari data yang diperoleh disimpulkan bahwa
100 % keluarga pernah mendengar KB, dengan komposisi 96% keluarga mendengar dari petugas
kesehatan sedangkan 3,03% keluarga pernah mendengar dari tetangga, artinya 3,03% belum
mendapatkan informasi yang cukup mengenai KB, yaitu:
1. Efektivitas atau daya guna suatu cara kontrasepsi (Wijaknjaksastro,200)
2. Pemilihan kontrasepsi sesuai faktor pasangan dan kesehatan (Hartanto,2002)
3. Dan macam-macam kontrasepsi (Handayani,2010 dan Hartanto,2002)

TABEL 37
KOMPOSISI PUS BERDASARKAN
PERSETUJUAN TERHADAP KB

No persetujuan KB Jumlah %
1 ya 66 100 %
2 tidak 0 0%
jumlah 66
Analisa data: KB merupakan program yang dilaksanakan oleh pemerintah. Dimana program KB itu
sendiri adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi
keahiran. Dalam artian perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan
penggunaan alat-alat kontrasepsi. Jumlah anak daam sebuah keluarga yang dianggap ideal adalah dua.
Adapun tujuan dari program KB adalah meningkatkan kesejahteraan ibu, anak salam rangka
mewujudkan NKKBS yang menjadi dasar erwujudnya keluarga sejahtera.
Berdasarkan data diatas, banyak dan hampir semua Pasangan Usia Subur telah menyetujui
program KB yang diberikan oleh pemerintah. Dapat diartikan bahwa mereka mengerti dan memahami
tujuan maupum manfaat dari program KB serta dampaknya bagi kesehatan..

TABEL 38
KOMPOSISI PUS BERDASARKAN
YANG MENGGUNAKAN KB

No PUS yang menggunakan KB Jumlah %


1 ya 58 87 %
2 tidak 8 13 %
jumlah 66
Analisa data: Beberapa dampak jika tidak melakukan program KB adalah dapat dikaitkan
hubungan antara banyaknya jumlah anak dan beban ekonomi. Jika jumlah anak meningkat,
maka beban ekonomipun semakin berat.
Berdasarkan data diatas banyak dari Pasangan Usia Subur yang menggunakan KB,
namun masih ada beberapa pasangan yang tidak mneggunakan atau tidak melakukan program
tersebut. Dari data didapatkan jumlah ibu hamil terdapat 6 orang dan sudah pasti mereka tidak
melakukan program KB, jadi dapat disimpulkan bahwa hanya ada 2 PUS yang tidak melakukan
program KB. Jadi, masih dapat disimpulkan baik.
Namun tetap disarankan kepada ibu yag tidak melakukan program KB agar tetap
melakukan program KB serta jelaskan manfaatnya.

TABEL 39
KOMPOSISI PUS BERDASARKAN
ALAT KONTRASEPSI YANG DIGUNAKAN
No program KB yang diikuti Jumlah %
1 pil 39 67 %
2 Iud 2 3%
3 Kondom 0 0%
4 tradisional 0 0%
5 suntikan 16 28 %
6 susuk/implan 1 1%
7 panjang berkala/kalender 0 0%
8 operasi/sterilisasi 0 0%
jumlah 58
Analisa data : Pil KB mengandung versi sintesis dua hormon yang diproduksi secara alami
dalam tubuh wanita, yaitu estrogen dan progestin. Hormon yang terkandung bekerja mencegah
kehamian dengan cara mencegah indung telur untuk melepas sel telur agar tdak terjadi pembuahan
dia juga mengubah ketebalan lendir leher rahim sehingg menyulitkan sperma bergerak masuk
kedalam lahir untuk mencari telur. Terakhir, mengubah lapisan dinding rahim sehingga tidak mungkin
untuk sel telur yang dibuahi tertanam didalam rahim. Sedangkan untuk alat kontrasepsi yang
disuntikan juga paling umum digunakan, yaitu suntik KB 1 bulan dan suntik KB 3 bulan.
Berdasarkan data diatas dilihat dari alat kontrasepsi yang digunakan lebih banyak PUS yang
menggunakan pil KB dan suntikan dibandingkan alat kontrasepsi lainnya. Mungkin karena
penggunaannya lebih mudah dan praktis.
TABEL 40
KOMPOSISI IBU HAMIL BERDASARKAN
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
No Pemeriksaan Jumlah %
1 tidak pernah 0
2 1 kali (usia kehamilan trimester 1) 1
3 2-3 kali (usia kehamilan trimester 2) 3
4 4 kali (usia kehamilan trimester 3) 2
Jumlah 6
Analisa data : Pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali. Pada trimester I (Umur kehamilan 1-12
minggu) cukup satu kali. Trimester II (13-28 minggu) cukup satu kali dan Trimester III(29-40
minggu) dua kali pemeriksaan.
Berdasarkan data diatas semua ibu hamil telah melakukan pemeriksaan kehamilan
dapat diartikan mereka mengerti akan pentingnya pemeriksaan kehamilan pada saat hamil.

TABEL 41

KOMPOSISI IBU HAMIL BERDASARKAN


YANG PERNAH KEGUGURAN

No mengalami abortus/keguguran Jumlah %


1 ya 1 1%
2 tidak 5 99 %
jumlah 6 100 %
Analisa data : berdasarkan data diatas dari jumlah ibu hamil terdapat satu ibu yang pernah
mengalami keguguran dan sisanya tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa tingkat resiko ibu
yang pernah mengalami abortus beresiko untuk mengalami abortus selanjunya dibandingkan
yang belum pernah abortus. Namun tidak menutup kemungkinan pada bumil lainnya
mengalami abortus jika tidak menjaga kesehatan dengan baik serta harus rutin memeriksakan
kehamilannya.

TABEL 42
KOMPOSISI IBU HAMIL BERDASARKAN YANG MENGKONSUMSI TABLET Fe
No Tablet Fe Jumlah %
1 1x 3
2 2x 1
3 3x 1
4 tidak pernah 1
Jumlah 6
Analisa data :

TABEL 43
KOMPOSISI IBU HAMIL BERDASARKAN YANG MENERIMA
SUNTIK TT SELAMA KEHAMILAN
No imunisasi TT Jumlah %
1 1x 3
2 2x 3
3 3x 0
4 tidak pernah 0
Jumlah 6
Analisa data :

TABEL 44
KOMPOSISI KELUARGA BERDASARKAN PERTOLONGAN SAAT PERSALINAN
No pertolongan persalinan Jumlah %
1 dukun 12
2 dokter 4
3 puskesmas 1
4 bidan 74
5 poskesdes 0
6 klinik bersalin 1
jumlah 92
Analisa data :

TABEL 45
KOMPOSISI BERDASARKAN
LIMA PENYAKIT TERBANYAK
No penyakit terbanyak Jumlakh %
1 hipertensi 42
2 ISPA 29
3 stroke 3
4 kulit 3
5 DM 4
6 Diare 11
JUMLAH 92
Analisa data:

C. Analisa Masalah Keperawatan Komunitas dan Diagnosa Keperawatan Komunitas


NO DATA MASALAH
1. DS:

DO :
Score
Keterangan
:
Diagnosa Keperawatan Komunitas

: 0 : paling rendah
D. Prioritas Masalah Keperawatan Komunitas

Sesuai dengan peran perawat


dan bidang komunitas

1 : Rendah
Jumlah yang berisiko

Baanyak resiko
Kemungkinan untuk
2 : Cukup rendah pendidikan kesehatan

Minat Masyarakat

Kemungkinan untuk di atasi

Sesuai dengan program pemerintah


3 : Sedang

Sumber daya tempat


Kriteria Penapisan

Sumber daya waktu


Tersedianya Sumber

4 : Tinggi

Sumber daya dana

Sumber daya peralatan


5 : Paling Tinggi

Sumber daya orang

Jumlah Skor
E. Perencanaan Keperawatan Komunitas
Diagnosa
Tujuan Tujuan Rencana Sumber
No Keperawat Strategi Tempat Waktu Kriteria Standar Evaluator
Umum Khusus Kegiatan Dana
an
1 Resiko Setelah Setelah 1. Penyebaran Health Dari Sungai 6 Juni 1. Respon 1. 80 % Mahasiswa
peningkatan dilakukan dilakukan lealet Promotio Masyarak Andai 2017 Verbal masyarak
at sungai
penyebaran kegiatan kegiatan tentang n at dan
andai
penyakit. selama selama1 pemeiharaa Mahasisw mampu
1minggu minggu n kesehatan FGD a menyebut
kan
diharapka diharapkan lingkungan (Focus 2. Respon
bentuk
n masalah 1. Meningkat : group afektif dan pemeihar
resiko kan a. Pentingnya disscusio psikomoto aan
kesehatan
peningkat pengetahua menjaga n) dari
yang ada
an n kebersihan. proses di
penyebara masyarakat b. Perilaku kelompo 3. Respon masyarak
n penyakit dan membuang k. afektif dan at.
2. 80 %
tidak keluarga sampah psikomotor lealet
terjadi. mengenai sembarang tersebar
pemelihara an di
masyarak
an c. Dampak 4. Respon
at.
kesehatan yang afektif dan 3. 80 %
tentang ditimbulka psikomotor tokoh
masyarak
kesehatan n dari
at dan
Diagnosa
Tujuan Tujuan Rencana Sumber
No Keperawat Strategi Tempat Waktu Kriteria Standar Evaluator
Umum Khusus Kegiatan Dana
an
lingkungan lingkungan Partneshi 5. Respon kader
dan yang tidak p afektif dan yang ada
mampu
penyakit- bersih. psikomotor
menyebut
penyakit 2. Pembentuka Intervens kan
yang akan n kelompok i masalah
emelihara
berpotensi kerja keperawa 6. Respon
an
timbul kesehatan tan afektif dan kesehatan
2. Meningk bersama profesion psikomotor yang
terjadi di
atkankes tokoh al
masyarak
adaran masyarakat at.
dan : 4. 80 %
motivasi a. penentua masyrakat
mampu
keluarga n jadwa menyebut
dan dan kan
masyara lokasi tindakan
apa yang
kat untuk gotong
harus
berperiak royong. dilakukan
u hidup b. alat-alat ketika
saah satu
sehat. yang
anggota
perlu keluarga
mengala
Diagnosa
Tujuan Tujuan Rencana Sumber
No Keperawat Strategi Tempat Waktu Kriteria Standar Evaluator
Umum Khusus Kegiatan Dana
an
dibawa mi
dalam masalah
kesehatan
kegiatan
5. 80 %
gotong masyarak
royong. at ikut
bergotong
royong.
3. Fasilitasi
keluarga
atau
masyarakat
untuk
membawa
anggota
keluarga
dengan
masalah
kesehatan
ke
pelayanan
kesehatan
Diagnosa
Tujuan Tujuan Rencana Sumber
No Keperawat Strategi Tempat Waktu Kriteria Standar Evaluator
Umum Khusus Kegiatan Dana
an
dasar
terdekat.
4. Adakan
kerja bakti
sekali dalam
sebulan.

Pengetahuan
Diagnosa
Tujuan Tujuan Rencana Sumber
No Keperawat Strategi Tempat Waktu Kriteria Standar Evaluator
Umum Khusus Kegiatan Dana
an
Ketidakefek Setelah 1. Setelah 1. Penyuluhan Penyebar Dari Sungai 6 Juni ibu tentang
imunisasi 1. Minimal
tifan dilakukan dilakukan tentang an Masyarak andai 2017 meningkat 70% materi
pemeliharaa tindakan tindakan imunisasi informasi at dan dapat
dimengerti
n kesehatan keperawat keperawata pada bayi dan Mahasisw oleh peserta
bayi dan an selama n 1x45 leaflet a
balita 5 mgg menit
diharapka diharapkan 2. Penyuluhan Penyebar
n resiko pengetahua tentang an Pengetahuan 2. Minimal
ibu tentang 70% materi
infeksi n ibu nutrisi informasi nutrisi untuk dapat
bayi dan balita dimengerti
tidak tentang untuk bayi dan meningkat oleh peserta
terjadi imunisasi atau balita leaflet
pada bayi meningka
dan balita 2. Setelah 3. Pemberian Pergerak
dilakukan makanan an masal Minimal
70% bayi
tindakan tambahan Nutrisi pada dan balita
keperawata bayi dan balita mendapatkan
terpenuhi makanan
n 1x45 tambahan
menit
diharapkan
pengetahua
Diagnosa
Tujuan Tujuan Rencana Sumber
No Keperawat Strategi Tempat Waktu Kriteria Standar Evaluator
Umum Khusus Kegiatan Dana
an
n ibu
tentang
nutrisi
untuk bayi
dan balita.
3. Setelah
dilakukan
tindakan
keperawata
n 1x45
menit
diharapkan
kebutuhan
nutrisi bayi
dan balita
terpenuhi

F. Implementasi Keperawatan Komunitas


No Diagnosis Tanggal Implementasi Evaluasi
1
G.

You might also like