Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Pengkajian Keperawatan
Banyak hal yang dapat menjadi hambatan klien untuk mengirim atau
memberikan informasi, menerima, dan memahami pesan yang diterima klien.
Hambatan klien dalam berkomunikasi yang harus diperhatikan oleh perawat
antara lain:
1. Language deficits
Perawat perlu menentukan bahasa yang dipahami oleh klien dalam
berkomunikasi karena penguasaan bahasa akan sangat mempengaruhi
persepsi dan interpretasi klien dalam menerima pesan secara adekuat
2. Sensory deficits
Kemampuan mendengar, melihat, merasa dan membau merupakan
faktor penting dalam komunikasi, sebab pesan komunikasi akan dapat
diterima dengan baik apabila kemampuan sensori klien berfungsi dengan
baik. Untuk klien yang mengalami kelemahan mendengar, maka ada
tahapan yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengkajian, yaitu
mencari kepastian medik yang mengindikasikan adanya kelemahan
mendengar, memperhatikan apakah klien menggunakan alat bantu dengar
yang masih berfungsi, memperhatikan apakah klien mampu melihat muka
4
dan bibir kita saat berbicara, dan memperhatikan apakah klien mampu
menggunakan tangannya sebagai bebtuk komunikasi nonverbal.
3. Cognitive impairrnents
Adalah suatu kerusakan yang melemahakan fungsi kognitif
(misalnya pada klien CVA, Alzheimer`s, tumor otak) dpat mempengaruhi
kemampuan klien dalam menggungkapkan dan memahami bahasa. Dalam
mengkaji pada klien yang mengalami gangguan kognitif ini, perawat dapat
menilai apakah klien merespon (baik respon verbal maupun nonverbal)
ketika ditanya ?. Apakah klien dapat mengucapkan kata atau kalimat
dengan benar?. Apakah klien dapat mengingat dengan baik ? dan sebagai.
4. Structural deficits
Adanya gangguan pada struktur tubuh terutana pada struktur yang
berhubungan langsung dengan tenpat keluernya suara, misalnya mulut dan
hidung akan dapat mempengaruhi terjadinya komunikasi.
5. Paralysis
Kelemahan yang terjadi pada klien terutama pada ekstremitas atas akan
menghambat kemampuan komunikasi klien baik melalui lisan maupun
tulisan. Perawat perlu memperhatikan apakah ada kemampuan nonverbal
klien yang bisa ditunjukkan alam rangka memberikan informasi kepada
perawat.
Menurut Purwanto, (1994) Prinsip dan teknik komunikasi pada tahap pengkajian
diantaranya adalah:
5
6. Menentukan apakah pasien memperlihatkan sikap verbal dan nonverbal
yang sesuai.
Menurut Potter & Perry, (1999) Prinsip dan teknik komunikasi pada tahap
Diagnosa keperawatan terdiri dari:
4. Membuat rujukan.
6
1. Cemas berhubungan degan kelemahan komunikasi verbal
2. Ganggauan komunikasi verbal berhubungan dengan kelemahan (fisik
/anatomis )
3. Hargadiri rendah berhubugan dengan kelemahan komunikasi verbal
4. Isolasi sosial berhubungan dengan kelemahan komunikasi verbal
5. Ganguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan budaya.
7
2.5 Tindakan keperawatan/implementasi
1. Menunjukkan muka yang jujur dengan klien. Hal ini penting agar tercipta
suasana saling percaya saat berkomunikasi.
2. Mempertahankan kontak mata dengan baik. Kesungguhan dan perhatian
perawat dapat dilihat dari kontak mata saat berkomunikasi dengan klien.
3. Fokus kepada klien. Agar komunikasi dapat terarah dan mencapai tujuan
yang diinginkan dalam melaksanakan tindakan keperawatan.
4. Mempertahankan postur yang terbuka. Sikap terbuka dari perawat dapat
menumbuhkan keberanian dan kepercayaan klien dalam mengikuti
tindakan keperawatan yang dilaksanakan.
5. Aktif mendengarkan eksplorasi perasaan klien sebagai bentuk perhatian,
menghargai dan menghormati klien. mengingatkan bahwa manusia
mempunyai dua telinga dan satu mulut. Dalam berkomunikasi dia
menyarankan agar tindakan komunikasi dilaksanakan dengan
perbandingan 2:1, lebih banyak mendengar daripada bicara. Sikap ini akan
mengingatkan kepercayaan klien kepada perawat.
6. Relatif rilek saat bersama klien. Sikap terlalu tegang atau terlalu santai
juga tidak membawa pengaruh yang baik dalam hubungan perawat - klien.
8
Pada tahap ini petugas kesehatan (perawat, bidan dll) juga harus
meningkatkan kemampuan non verbalnya dengan SOLER yang merupakan
kependekatan dari :
S Sit (duduk) menghadap klien.postur ini memberi kesan bahwa perawat ada
disana untuk mendengarkan dan tertarik dengan apa yang sedang dikatakan klien.
O Observe (mengamati) suatu postur terbuka (yaitu menahan tangan dan lengan
tidak menyilang). Postur ini menyatakan perawat terbuka terhadap apa yang
dikatakan klien. Suatu posisi yang tertutup dapat menghambat klien untuk
menyampaikan perasaannya.
9
f. Memahami kode etik dan aspek hukum yang berlaku dalam
pelayanan keperawatan.
g. Memahami standar praktik klinik keperawatan untuk mengukur
keberhasilan.
h. Memahami efek samping dan komplikasi yang mungkin muncul.
i. Penampilan perawat harus menyakinkan.
2. Pada tahap pelaksanaan.
a. Mengkomunikasikan/ menginformasikan kepada klien tentang
keputusan tindakan keperawatan yang akan dilakukan oleh
perawat.
b. Beri kesempatan kepada klien untuk mengekspresikan perasaannya
terhadap penjelasan yang telah diberikan oleh perawat.
c. Menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar
manusia dan kemampuan teknis keperawatan dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan yang diberikan oleh perawat.
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan tindakan
adalah energi klien, pencegahan kecelakaan dan komplikasi, rasa
aman, privacy, kondisi klien, respon klien terhadap tindakan yang
telah diberikan.
3. Pada tahap terminasi.
a. Terus memperhatikan respons klien terhadap tindakan keperawatan
yang telah diberikan.
b. Tinjau kemajuan klien dari tindakan keperawatan yang telah
diberikan.
c. Rapikan peralatan dan lingkungan klien dan lakukan terminasi.
d. Lakukan pendokumentasian.
2.6 Evaluasi
Komunikasi antara perawat dan klien pada tahap ini adalah untuk
mengevaluasi apakah tindakan yang telah dilakukan perawat atau tenaga
kesehatan lain membawa pengaruh atau hasil yang positif bagi klien, sebagaimana
10
kriteria hasil yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya. Evaluasi yang
dilaksanakan meliputi aspek kognitif, sikap dan ketrampilan yang dapat
diungkapkan klien secara verbal maupun nonverbal. Pada tahap ini juga memberi
kesempatan bagi perawat untuk melihat kembali tentang efektifitas rencana
tindakan yang telah dilakukan.
11
2.7 Teknik Komunikasi dalam Keperawatan
Stuart dan Sundeen (1998 ) menyebutkan metode atau teknik yang digunakan
dalam komunikasi terapeutik dalam bidang keperawatan antara lain:
12
14. Menempatkan kejadian secara berurutan, untuk membantu perawat juga
pasien melihatnya dalam suatu perspektif.
15. Memberikan pasien kesempatan untuk menguraikan persepsinya.
16. Refleksi: memberikan pasien kesempatan untuk mengemukakan dan
menerima ide dan perasaannya sebagai bagian dari dirinya.
13
BAB III
PENUTUP
2.8 Kesimpulan
Komunikasi merupakan suatu dasar dan kunci seseorang dalam
menjalankan tugasnya, komunikasi merupakan suatu proses dalam
perawatan untuk menjalankan dan menciptakan hubungan dengan pasien,
komunikasi tampaknya sederhana tetapi untuk menjadikan suatu
komunikasi berguna dan efektif membutuhkan usaha dan keterampilan
serta kemampuan dalam bidang itu. Kemampuan komunikasi yang baik
dari perawat merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam
melaksanakan proses keperawatan yang meliputi : Tahap pengkajian,
perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Teknik
yang bisa digunakan perawat yaitu mendengarkan dengan penuh
perhatian,menunjukan penerimaan, menanyakan pertanyaan yang
berkaitan, mengulangi ucapan klien dengan kata-kata sendiri,
mengklarifikasi, memfokuskan, menyatakan hasil observasi, menawarkan
informasi, diam, meringkas dan refleksi.
14
DAFTAR PUSTAKA
15