You are on page 1of 7

Contoh 6.

Seorang manajer pemasaran ingin menyusun strategi harga, penjualan,


distribusi, dan iklan untuk produknya. Dengan hal tersebut dalam pikirannya, ia
mencari informasi mengenai para pesaing, yang berkaitan dengan :

1. Persentase perusahaan yang memasang harga lebih tinggi dan lebih rendah
dibanding industri pada umunya, profil kondisi penjualan dan presentase
dimana harga dikendalikan secara regional dan bukan dari kantor pusat
perusahaan.
2. Presentase pesaing yang memperkerjakan staf in;house untuk menangani
penjualan dan mereka yang menggunakan agensi independen.
3. Presentase kelompok penjualan menurut lini produk, laba dan wilayah.
4. Jenis saluran distribusi yang digunakan dan presentase konsumen yang
menggunakan masing-masing.
5. Presentase pesaing yang menghabiskan lebih banyak atau lebih sedikit dana
pada iklan/promosi dibanding perusahaan, penggolongan audiensil target
mereka, dan jenis media yang paling sering digunakan. Tahap eksploratif
studi, sedangkan data
6. Persentase penting yang menggunakan Web (dot com) untuk menjual
produk.

Dengan demikian, studi deskriptif menjdi sangat penting dalam banyak situasi.
Data kualitatif yang diperoleh dengan mewawancarai orang mungkin membantu
memahami fenomena pada kuantitatif dalam hal frekuensi, atau mean dan standar
deviasi, adalah penting untuk studi deskriptif.

Pengujian Hipotesis

Studi yang termasuk dalam pengujian hipotesis biasanya menjelaskan sifat


hubungan tertentu, atau menentukan perbedaan antara kelompok atau kebebasan
(independensi) dua atau lebih faktor dalam suatu situasi. Contoh studi semacam
tersebut ditampilkan dibawah ini. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menelaah
varians dalam variabel terikat atau untuk memperkirakan keluaran organisasi.
Cntoh 6.5

Seorang manajer pemasaran ingin mengetahui apakah penjualkatan


perusahaan akan meningkat jika ia menggandakan dana iklan. Dalam hal ini,
manajer akan mengetahui sifat hubunga n yang ada antara iklan dan penjualan
dengan menguji hipotesis: Jika iklan meningkat, maka penjualan juga naik.

Contoh 6.6

Diberikan subjek mengenai pembelian senapan dalam masa kekerasan


dikota besar dan kecil, seorang peneliti pemasaran tertarik memprediksi faktor-
faktor yang akan berpengaruh secara signifikan pada varians dalam keputusan
orang untuk membeli senapan. Dalam hal ini, peneliti akan membuat teori
mengenai faktor yang akan mempengaruhi keputusan orang untuk memiliki
senapan (melalui studi literatur dan wawancara) dan kemudian menguji hipotesis
bahwa empat variabel spesifik akan secara signifikan mempengaruhi varians dalam
keinginan orang untuk membeli senjata. Sekali lagi dalam hal ini, peneliti tertarik
untuk memahami dan menentukanvarians dalam variabel terikat-pembelian
senjata-melalui pengujian hipotesis.

Contoh 6.7

Pengujian hipotesis , seperti : Lebih banyak pria yang menjadi pembocor


rahasia (whistleblower) dibanding wanita, menetapkan perbedaan antara dua
kelompok proa dan wanita-berkaitan dengan perilaku pembocoran rahasia (whistle-
blowing) mereka.

Contoh 6.8

Independensi antara dua variabel yang bersifat kualitatif juga dapat


dilakukan melalui pengujian hipotesis. Perhatikan hipotesis ini: Bekerja pada
giliran malam (sebagi kebalikan giliran siang) berkaitan dengan apakah seseorng
telah menikah atau belum. Uji chi-square mengenai indenpendensi akan dengan
mudah menyedikan jawaban atas pertanyaan tadi.
Seperti diketahui dalam pengujian hipotesis penguji peneliti bergerak
melampaui deskripsi variabel salam suatu situasi ke pamahaman terhadap
hubungan antar faktor yang diteliti.

Analisis Studi Kasus

Sebagaimana dibahas dalam Bab 2, studi kasus studi kasus meliputi analisis
konteksual dan mendalam terhadap hal yang berkaitran dengan situasi serupa dalam
organisasi lain. Kita belajar sebelumnya bahwa studi kasus, sebagai sebuah teknik
pemecahan masalah, tidak sering dilakukan dalam organisasi karena penemuan
jenis masalah yang sama dalam konteks perbandingan dengan yang lainnya adalah
sulit, mengingat keengganan perusahaan untuk menyingkapkan permasalahan
mereka. Tetapi, studi kasus yang bersifat kualitatif adalah berguna dalam
menerapkan solusi pada masalah terkini berdasarkan pengalaman pemecahan
masalah dimasa lalu. Hal tersebut juga berguna dalam memahami fenomena
tertentu, dan menghasilkan teori lebih lanjut untuk pengujian empiris.

Tinjauan Tujuan Studi

Tidak sulit untuk melihat bahwa dalam studi eksploratif, peneliti pada
dasarnya berminat untuk menyelidiki faktor-faktor situsional untuk memperoleh
pengertian mengenai karakteristik fenomena yang diteliti. Demikian pula, studi
awal pada skala kecil, dengan mewawancarai orang-orang atau mendapatkan
informasi dari dari jumlah kejadian yang terbatas, adalah tidak umum dalam
penelitian eksploratif.

Studi deskriptif tidak dilakukan jika karakteristik atau fenomena yang


tampak dalam situasi diketahui eksis, dan seseorang ingin mampu menjelaskannya
secara lebih baik dengan memberikan riwayat mengenai faktor terkait. Pengujian
hipotesis menawarkan pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan yang eksis
antar variabel. Hal tersebut juga dapat menentukan hubungan sebab-akibat, seperti
akan kita lihat dalam bab selanjutnya. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan
data kualitatif dan kuantitatif. Studi kasus umumnya bersifat kualitatif dan kadang-
kadang digunakan sebagai alat dalam pengambilan keputusan manajerial.
Keketatan metodologi menungkat saat kita bergerak secara progresif dari
studi eksploratif ke studi pengujian hipotesis, dan dengan itu, biaya penelitian juga
meningkat. Seperti akan kita lihat dalam bab-bab selanjutnya dalam buku ini,
peningkatan ukuran sampel, banyak metode pengumpulan data, pengembangan alat
ukur yang canggih, dan sebagainya, menambah biaya penelitian, meskipun hal
tersebut berkontribusi besar bagi keterujian, keakuratan, ketetapan, dan
kemampuan untuk generalisasi.

JENIS INVESTIGASI : Kausal Versus Korelasional

Manajer harus menentukan apakah yang diperlukan adalah studi kasual


(casual study) atau korelasional (correlational) untuk menentukan jawaban atas
persoalan yang dihadapi. Yang pertama dilakukan adalah menentukan hubungan
siubah sebab-akibat yang denitif. Tetapi, jika yang diinginkan manajer adalah
sekedar identifikasi faktor-faktor penting yang berkaitan dengan masalah, maka
studi korelasional dipilih. Dengan kata lain, maksud peneliti mengadakan studi
kausal adalah agar mampu menyatakan bahwa variabel X menyebabkan variabel
Y. Jadi, jika variabel X dihilangkan atau diubah dalam cara tertentu, masalah Y
terpecahkan. Tetapi cukup sering tidak hanya satu atau lebih variabel yang
menyebabkan masalah dalam organisasi. Berdasarkan fakta bahwa sangat sering
terdapat faktor yang memengaruhi satu sama lain dan masalah dalam cara yang
berurutan, peneliti mungkin diminta untuk mengidentifikasi faktor-faktor penting
yang berkaitan dengan masalah, dan bukannya menentukan hubungan sebab
akibat.

Studi dimana peneliti ingin menentukan penyebab dari satu atau lebih
masalah disebut studi kausal (causal study). Jika peneliti berminat untuk
menentukan variabel penting yang berkaitan dengan masalah, studi tersebut disebut
studi kolerasional (correlational study).

Contoh 6.10

Ketakutan terhadap gempa bumi yang diprediksi baru-baru ini didaerah


potensial gempa New Madrid menyebabkan (yaitu kausal) peningkatan yang belum
pernah terjadi sebelumnya dalam jumlah pemilik rumah di wilayah Midwest yang
mengambil polis asuransi gempa bumi.

TINGKAT INTERVENSI PENELITI TERHADAP STUDI

Tingkat intervensi peneliti terhadap arus kerja normal ditempat kerja


mempunyai keterkaitan langsung dengan apakah studi yang dilakukan adalah
kausal atau korelasional. Studi kolerasional dilakukan dalam lingkungan alami
organisasi dengan intervensi minimum oleh peneliti dan arus kerja yang normal.
Misalnya, jika seorang peneliti ingin mempelajari faktor yang memengaruhi
efektivitas pelatihan (studi korelasional), yang harus dilakukan adalah menyusun
kerangka teoritis, mengumpulkan data relevan, dan menganalisisnya untuk
menghasilkan temuan. Meskipun ada sejumlah gangguan pada arus kerja normal
dalam sistem saat peneliti mewawancarai karyawan dan menyebarkan kuesioner
ditempat kerja, intervensi peneliti dalam fungsi rutin sistem adalah minimal jika
dibandingkan dengan yang disebabkan selama studi kausal.

Dalam studi yang dilakukan untuk menentukan hubungan sebab-akibat,


peneliti mencoba untuk memanipulasi variabel tertentu untuk mempelajari akibat
manipulasi tersebut pada variabel terikat yang diteliti. Dengan kata lain, peneliti
dengan sengaja mengubah variabel tertentu dalam konteks dan mengintervensi
peristiwa sejauh peristiwa tersebut terjadi secara normal dalam organisasi. Sebagai
contoh, seorang peniliti ingin mempelajari pengaruh kondisi penerangan ruangan
pada kinerja buruh, oleh karen itu memanipulasi penerangan dalam situasi kerja
untuk bermacam-macam intensitas. Dalam hal ini, terdapat intervensi cukup besar
antara peniliti dengan situasi yang alami dan normal. Dalam kasus lain, peneliti
bahkan mungkin ingin menciptakan sebuah situasi buatan yang sama sekali baru,
dimana hubungan sebab-akibat dapat dipelajari dengan memanipulasi variabel
tertentu dan dengan ketat mengendalikan variabel lainnya, seoerti dalam sebuah
laboratorium. Dengan demikian, terdapat bermacam-macam intervensi peneliti
dalam manipulasi dan kontrol variabel dalam studi penelitian, entah dalam situasi
alami atau dalam situasi lab artifisial. Mari kita melihat contoh penelitian dengan
beragam tingkat intervensi-minimal,sedang, dan berlebih.
Contoh 6.12

INTERVENSI MINIMAL

Seorang administrator rumah sakit ingin menelaah hubungan antara


dukungan emosi yang dirasakan dalam sistem dan stres yang dialami oleh staf
perawat. Dengan kata lain, ia ingin melakukan sebuah studi korelasional.

Disini, administrator/peneliti tersebut ingin mengumpulkan data dari para


perawat (mungkin lewat kuesioner) untuk menentukan berapa besar dukungan
emosi yang mereka peroleh dalam rumah sakit dan sampai tingkat mana mereka
mengalami stres. (Kita akan mempelajari pada bab selanjutnya dalam buku ini cara
mengukur variabel tersebut). Dengan mengorelasikan dua variabel tersebut,
jawaban yang dicari dapat ditemukan. Dalam kasus ini, disamping menyebarkan
kuesioner kepada para perawat, peneliti tidak mengintervensi aktivitas normal
dalam rumah sakit. Dengan kata lain, intervensi peniliti adalah minimal.

SITUASI STUDI : DIATUR DAN TIDAK DIATUR

Studi korelasional yang dilakukan dalam organisasi disebut studi lapangan


(field study). Studi yang dilakukan untuk menentukan hubungan sebab-akibat
menggunakan lingkungan alami yang sama, dimana karyawan berfungsi secara
normal disebut eksperimen lapangan (field experiment). Disini, seperti kita lihat
sebelumnya, peneliti melakukan intervensi terhadap peristiwa alami karena variabel
bebas dimanipulasi. Misalnya, seorang manajer yang ingin mengetahui pengaruh
gaji pada kinerja akan menaikkan gaji karyawan dalam satu unit, menurunkan gaji
karyawan dalam unit lain, dan membiarkan gaji karyawan diunit ketiga tanpa
perubahan apa pun. Dalam hal ini terjadi manipulasi terhadap sistem gaji untuk
menentukan hubungan sebab-akibat antara gaji dan kinerja, namin studi tetap
dilakukan dalam situasi alami dan karena itu disebiut eksperimen lapangan.

Eksperimen yang dilakukan untuk menentukan hubungan sebab-akibat


yang melampaui kemungkinan dari setidaknya keraguan memerlukan pembuatan
sebuah lingkungan yang artifisial dan teratur, dimana semua faktor asing dikontrol
dengan ketat. Subjek yang sama dipilih secara saksama untuk merespons stimuli
tertentu yang dimanipulasi. Studi tersebut dianggap sebagai eksperimen lab (lab
experiment). Mari kita melihat contoh lain untuk memahami perbedaan antar studi
lapangan (situasi tidak diatur dengan intervensi minimal peniliti), eksperimen
lapangan (situasi tidak diatur, tetapi dengan intetrvensi peneliti pada tahap
moderat/sedang), dan eksperminen lab (situasi diatur dengan intervensi peniliti
pada tingkat yang lebih)

Contoh 6.15

STUDI LAPANGAN

Seorang manajer bank ingin menganalisis hubungan antara tingkat suku


bunga dan pola deposito bank nasabah. Ia mencoba menghubungkan keduanya
dengan membagi deposito ke dalam jenis rekening yang berbeda (seperti tabungan,
sertifikat deposito, golden passbooks, dan rekening pemeriksaan terkait suku
bunga) saat suku bunga berubah.

Ini merupakan studi lapangan dimana manajer bank hanya melihat saldo
dalam berbagai jenis rekening dan mengaitkannya dengan perubahan suku bunga.
Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang tidak diatur tanpa intervensi terhadap
rutinitas kerja yang rutin.

You might also like