Professional Documents
Culture Documents
Pengkajian
Pengkajian tentang pola tidur klien meliputi riwayat tidur, catatan tidur, pemeriksaan fisik, dan tinjauan
pemeriksaan diagnostic.
Riwayat Tidur
Pengkajian riwayat tidur secara umum dilakukan segera setelah klien memasuki fasilitas perawat. Ini
memungkinkan perawat menggabungkan kebutuhan klien dan hal_hal yang ia
Lingkungan tidur
Selain itu, riwayat ini juga harusmencakup berbagai masalah yang ditemui pada pola tidur, tersebut
muncul, penyebabnya, kapan pertama kali masalah tersebut muncul, frekuensinya, pengaruhnya
terhadap keseharian klien, dan bagaimana klien berkoping dengan masalah tersebut.
Catatan Tidur
Catatan tidur sangatlah bermanfaat, khususnya untuk klien yang memiliki masalah tidur sebab catatan
ini berisi berbagai informasi penting terkait pola tidur klien. Catatan tidur dapat mencakup keseluruhan
atau sebagian dari informasi berikut.
Aktivitas yang dilakukan 2-3 jam sebelum tidur (jenis, durasi, dan tidur)
Waktu (a) pergi tidur ,(b) mencoba tidur, (c) tertidut, (d) terjaga dimalam hari dan durasinya, serta
,(e) bangun tidur di pagi hari
Factor yang klien yakini member pengaruh positif atau negative pada tidurnya
Kemudian, perawat dapat mengembangkan data tersebut menjadi bagan atau grafik yang berguna
untuk mengidentifikasi masalah tidur yang klien alami.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi observasi penampilan, perilaku, dan tingkat energy klien. Penampilan yang
mendadak klien mengalami masalah tidur antara lain adanya lingkaran hitam disekitar mata, konjungtiva
kemarahan, kelopak mata bengkak, dll. Sedangkan indikasi perilaku dapat meliputi iritabilitas,gelisah,
tidak perhatian, bicara lambat, menguap, dll. Disamping itu, klien yang mengalami masalah tidur juga
dapat terlihat lemah, letargi atau lelah akibat kekurangan energy.
Pemeriksaan Diagnostic
Tidur dapat diukur secara objektif dengan menggunakan alat Yang disebut polisomnografi. Alat ini
dapat merekam elektroensefalogram (EEG), elektromiogram (EMG), dan elektro-okulogram (EOG)
sekaligus. Dengan alat ini, kita dapat mengkaji aktivitas klien selama tidur. Aktifitas yang klien lakukan
tanpa sadar tersebut bisa jadi merupakan penyebab seringyaklien terjaga di malam hari.
Penetapan Diagnosis
Menurut NANDA, diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan untuk klien dengan masalah tidur
adalah masalah gangguan pola tidur. Etiologi untuk label ini dapat bervariasi dan spesifik untuk masing-
masing individu. Hal ini meliputi ketidaknyaman fisik atau nyeri, ansietas, perubahan waktu tidur yang
sering, serta perubahan lingkungan tidur atau lingkungan sebelum tidur.
Selain sebagai label diagnosis, gangguan pola tidur juga bisa menjadi etiologi untuk diagnosis yang lain,
seperti risiko cedera, kelelahan, ketidkefektifan koping, ansietas, intoleransi aktifitas,.
Tujuan utama asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan tidur adalah untuk mempertahankan
(atau membentuk) pola tidur yang memberikan energy yang cukup untuk menjalani aktifitas sehari-hari.
Sedangkan tujuan lainnya dapat terkait dengan upaya meningkatkan perasaan sejahtera klien atau
meningkatka kualitas tidurnya.
Sering terjaga di malam hari, sekunder akibat (gangguan transport aksigen, gangguan eliminasi,
gangguan metabolisme).
Tidur berlebihan di siang hari, sekunder akibat medikasi (mis : sedative, hipnotik, antidepresen,
amfetamin, barbiturate, dll).
Depresi
Nyeri
Takut
2. Criteria hasil
3. Indicator
4. Intervensi umum
Identifikasi factor yang menyebabkan (nyeri, takut, stress, ansietas, imobilitas, sering berkemih,
lingkungan yang asing, temperature, aktiitas yang tidak adekuat).
v Bising
Nyalakan bunyi-bunyi yang lembut (mis : kipas angin, music yang tenang, suara hujan, angin )
v Gangguan
Batasi penginjung selama periode istirahat yang optimal (mis : setelah makan).
Apabila berkemih malam hari dapat mengganggu tidur,minta klien untuk membatasi asupan cairan
pada malam hari dan berkemih sebelum tidur.
Buat jadwal program aktivitas untuk siang hari bersama klien (jalan kaki, terapi fisik).
Anjurkan orang lain untuk berkomunikasi dengan klien dan rangsang ia untuk tetap terjaga.
Bantu upaya tidur
Kaji rutinitas tidur yang biasa dilakukan klien, keluarga, atau orang tua, praktik hygiene, ritual
(membaca, bermin) dan aptuhi semaksimal mungkin.
Anjurkan atau berikan perawatan pada petang hari (mis : hygiene personal, linen dan baju tidur yang
bersih).
Gunakan alat bantu tidur (mis : air hangat untuk mandi, bahan bacaan, pijatan dipunggung, susu,
music yang lembut).
Pastikan klien tidur tanpa gangguan selama sedikitnya 4 atau 5 periode, masing-masing 90 menit,
setiap 24 jam.
Pertahanan jadwal harian yang konsisten untuk bangun, tidur, dan istirahat (hari biasa, akhir pekan)
Bangunlah diwaktu yang biasa, bahkan jika tidur anda tidak nywnyak, hindari berada di tempat tidur
setelah terjaga
Gunakan tempat tidur hanya untuk aktifitas yang terkait dengan tempat tidur.
Apabila anda terjaga dan tidak dapat tidur kembali, beranjaklah dari tempat tidur dan membacalah di
ruangan lain selama 30 menit.
Hindari makanan dan minuman yang mengandung kafein (coklat, teh, kopi) saat siag dan petang hari
Upayakan mengkonsumsi kudapan yang kaya L-tritofan (mis : susu, kacang) menjelang tidur.
Jelaskan pentingya olahraga secara teratur (jalan kaki, lari, senam aerobic dan latihan) fisik selam
sedikitnya satu setengah jam tiga kali seminggu (jika tidak dikontraindikasikan) untuk menurunkan stress
dan memudahkan tidur.
Jelaskan bahwa obat-obatan hipnotik tidak boleh digunakan untuk waktu yang lama karena
beresiko menyebabkan toleransi dan mengganggu pada siang hari
Jelaskan pada klien dan orang terdekat klien mengenai penyebab gangguan tidur/istirahat, berikut
cara-cara yang mungkin dilakukan untuk menghindari atau meminimlakan penyebab tersebut.
5. Rasional
Tidur akan sulit dilakukan tanpa relaksasi. Lingkungan rumah sakit yang asing dapat menghambat
relaksasi
Agar merasa segar, individu biasanya harus menyelesaikan keseluruhan siklus tidur (70-100 menit)
sebanyak 4 atau 5 kali semalam
Kefektifan obat-obatan sedative dan hipnotik mulai berkurang setelah satu minggu penggunaan.
Kondisi ini menuntut pemberian dosis yyang tinggi dan beresiko menyebabkan ketergantungan
Ritual atau kebiasaan tidur yang biasa dilakukan dapat meningkatkan relaksasi dan membantu
tidur
Kafein dan nikotin adalah stimulant SSP yang dapat memperpanjang masa laten dan meningkatkan
frekuensi terjaga
Tidur saat dini hari menghasilkan lebih banyak tidur REM dibandingkan tidur pada siang hari. Tidur
siang lebih dari 90 menit mengurangi stimulus untuk siklus tidur yang lebih panjang, yang di dalamnya
terdapat tidur REM.
Para peneliti menyebutkan, penghalang utama untuk tidur pada klien yang menjalani perawatan
kritis adalah aktifitas, kebisingan, nyeri, kondisi fisik, prosedur keperawatan, cahaya dan hipotermia
Kebisisngan lingkungan yang tidak dapat di hilangkan dan dikurangi dapat ditutupi dengan bunyi-
bunyi yang lembut (mis : kipas angin, music yang lembut, suara rekaman)
Pola tidur yang tidak teratur dapat mengganggu irama sirkardian normal kemungkinan
menyebabkan sulit tidu