Professional Documents
Culture Documents
NIM : C16013
KELAS : KONVERSI
Asam dan basa (alkali) sudah dikenal sejak zaman dahulu. Hal ini dapat dilihat dari nama
mereka. Istilah asam berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka. Unsur pokok cuka
adalah asam asetat CH3COOH. Istilah alkali diambil dari bahasa Arab untuk abu. Juga sudah
diketahui paling tidak selama tiga abad bahwa hasil reaksi antara asam dan basa (netralisasi)
adalah garam.
Teori-teori yang mencoba menerangkan sifat-sifat asam basa merupakan suatu babak yang
penting didalam sejarah ilmu kimia. Lavoisier (1777) menyatakan bahwa semua asam selalu
mengandung suatu unsur dasar yaitu oksigen. Davy (1810) menunjukkan bahwa asam muriatat
(asam hidroklorida) hanya mengandung hidrogen dan klor, tidak mengandung oksigen dan
dengan itu menetapkan bahwa hidrogenlah dan bukan oksigen yang menjadi unsur dasar didalam
asam.
Svante Arrhenius (1887) mengemukakan bahwa asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan
kedalam air akan menghasilkan ion hidronium (H+ ). Asam umumnya merupakan senyawa
kovalen dan akan menjadi bersifat asam bila sudah larut dalam air. Misalnya, gas hydrogen
klorida bukan merupakan asam, tetapi bila sudah dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion
Reaksi antara asam dan basa, yaitu reaksi netralisasi, dapat ditunjukkan oleh salah satu dari tiga cara sebagai berikut
:
Ketika asam dilarutkan dalam air, sebuah proton (ion hidrogen) ditransferkan ke molekul air
untuk menghasilkan ion hidroksonium dan sebuah ion negatif tergantung pada asam yang
digunakan.
Reaksi tersebut reversibel, tetapi pada beberapa kasus, asam sangat baik pada saat memberikan
ion hidrogen yang dapat kita fikirkan bahwa reaksi berjalan satu arah. Asam 100% terionisasi.
Dalam teori baru yang diusulkan tahun 1923 secara independen oleh Brnsted dan Lowry,
asam didefinisikan sebagai molekul atau ion yang menghasilkan H+ dan molekul atau ion yang
menerima H+merupakan partner asam yakni basa. Basa tidak hanya molekul atau ion yang
menghasilkan OH-, tetapi yang menerima H+. Karena asam HA menghasilkan H+ ke air dalam
larutan dalam air dan menghasilkan ion oksonium, H3O+, air juga merupakan basa menurut
definisi ini.
Di sini H3O+ disebut asam konjugat dan A- adalah basa konjugat. Namun, karena air juga
memberikan H+ ke amonia dan menghasilkan NH4+, air juga merupakan asam, seperti
Jadi air dapat berupa asam atau basa bergantung ko-reaktannya. Walaupun definisi Bronsted
Lowry tidak terlalu berbeda dengan definisi Arrhenius, definisi ini lebih luas manfaatnya karena
Pada tahun 1932 ahli kimia G.N. Lewis mengajukan konsep baru mengenai asam basa,
sehingga dikenal adanya basa Lewis dan asam Lewis. Menurut konsep tersebut yang dimaksud
dengan basa Lewis adalah zat yang dapat mendonorkan pasangan elektron. Sedangkan asam
Lewis didefinisikan sebagai zat yang dapat menerima pasangan elektron bebas. Lewis
Sebagai contoh, pada proses protonasi amonia, NH3 berperan sebagai basa Lewis
(mendonorkan pasangan elektron). Sebaliknya ion H+ berperan sebagai asam Lewis (menerima
pasangan elektron). Ikatan kimia yang terjadi adalah ikatan kovalen koordinasi. Contoh lain
adalah reaksi antara BF3 dengan NH3membentuk senyawa NH3BF3. Dalam reaksi ini,
NH3 bertindak sebagai basa Lewis, sedangkan BF3 sebagai asam Lewis. Teori asam-basa Lewis
berlaku baik di sistem pelarut berair, pelarut bukan air, bahkan tanpa pelarut sekalipun (sistem
gas).
molekul air. Demikian juga dengan basa, kekuatannya diukur berdasarkan ion hidroksida yang
dilepaskan.
Dalam reaksi konjugasi asam basa di atas (dan berlaku untuk semua reaksi konjugasi), air
merupakan basa lemah dibanding dengan HA (asam lebih kuat). Pasangan asam basa
konjugasinya adalah HA dengan A (asam kuat dengan basa lemah), serta H2O dengan
H3O+ (basa lemah dengan asam kuat), total produk bersifat asam. Fenomena ini selalu terjadi,
asam/basa lemah berkonjugasi dengan basa/asam kuat, dan sebaliknya. Itulah mengapa anion
Secara komparatif kekuatan asam basa dapat di lihat pada tabel berikut :
A. Asam Kuat
Asam kuat merupakan asam yang dianggap terionisasi sempurna dalam larutannya.
Bila dalam air terlarut asam kuat, misalnya HCl 0,1 M maka akan dapat mengganggu
kesetimbangan air.
Persamaan ini menunjukkan hidrogen klorida terlarut dalam air yang terpisah untuk
memberikan ion hidrogen dalam larutan dan ion klorida dalam larutan.
Sebagai contoh, ketika hidrogen klorida dilarutkan dalam air untuk menghasilkan
hidrogen klorida, sangat sedikit sekali terjadi reaksi kebalikan yang dapat kita tulis:
Pada tiap saat, sebenarnya 100% hidrogen klorida akan bereaksi untuk
sebagai asam kuat. Asam kuat adalah asam yang terionisasi 100% dalam larutan. Asam
kuat lain yang biasa diperoleh adalah asam sulfat dan asam nitrat.
pH adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. Asam kuat seperti asam
hidroklorida pada konsentrasi seperti yang sering anda gunakan di lab memiliki pH berkisar
antara 0 sampai 1. pH yang lebih rendah, konsentrasi ion hidrogen lebih tinggi dalam
larutan.
B. Asam Lemah
Asam lemah merupakan asam yang hanya sebagian kecil yang dapat terionisasi.
Oleh karena hanya sedikit terionisasi berarti dalam larutan asam lemah terjadi
kesetimbangan reaksi antara ion yang dihasilkan asam tersebut dengan molekul asam yang
Asam etanoat (asam asetat) adalah asam lemah yang khas. Asam etanoat bereaksi
dengan air untuk menghasilkan ion hidroksonium dan ion etanoat, tetapi reaksi
kebalikannya lebih baik dibandingkan dengan reaksi ke arah depan. Ion bereaksi dengan
Pada setiap saat, hanya sekitar 1% molekul asam etanoat yang diubah ke dalam
bentuk ion. Sisanya tetap sebagai molekul asam etanoat yang sederhana. Sebagaian besar
asam organik adalah asam lemah. Hidrogen fluorida (dilarutkan dalam air untuk
C. Basa Kuat
Basa kuat seperti juga halnya dengan asam kuat, yaitu basa yang dalam larutannya
dianggap terionisasi sempurna. Basa kuat akan mengakibatkan kesetimbangan air bergeser
ke kiri karena adanya ion OH- yang berasal dari basa yang terlarut tersebut. Misalnya,
lemah di dalam reaksi asam-basa. Contoh paling umum dari basa kuat adalah hidroksida
dari logam alkali dan logam alkali tanah seperti NaOH dan Ca(OH)2.
Kation dari basa kuat di atas terdapat pada grup pertama dan kedua pada daftar
seperti kalsium hidroksida sangat tidak larut dalam air. Hal itu bukan suatu masalah
kalsium hidroksida tetap terionisasi 100% menjadi ion kalsium dan ion hidroksida.
Kalsium hidroksida tetap dihitung sebagai basa kuat karena kalsium hidroksida 100%
terionisasi.
D. Basa Lemah
Basa lemah. Seperti halnya dengan asam, zatzat basapun akan mengalami disosiasi
jika dilarutkan dalam air. Basa kuat, akan terdisosiasi langsung menjadi kation dan anion
hidroksida (OH), sedangkan basa lemah akan bereaksi dengan air membentuk kation
dengan mengambil proton dari molekul air (OH dihasilkan dari molekul air yang
kehilangan proton atau H+). Secara umum reaksi basa lemah adalah sebagai berikut :
Kb adalah tetapan pengionan basa atau konstanta basa, makin besar nilai Kb maka
semakin kuat sifat kebasaannya dalam air. Sebagai contoh untuk basa ammonia, NH3,
Kb Ketika basa lemah bereaksi dengan air, posisi kesetimbangan bervariasi antara
basa yang satu dengan basa yang lain. Selanjutnya bergeser ke kiri, ke basa yang lebih
kesetimbangan untuk reaksi. Harga tetapan yang lebih rendah, kesetimbangan lebih
Amonia adalah basa lemah yang khas. Sudah sangat jelas amonia tidak
mengandung ion hidroksida, tetapi amonia bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion
amonium dan ion hidroksida. Akan tetapi, reaksi berlangsung reversibel, dan pada setiap
saat sekitar 99% amonia tetap ada sebagai molekul amonia. Hanya sekitar 1% yang
menghasilkan ion hidroksida. Basa lemah adalah salah satu yang tidak berubah seluruhnya