You are on page 1of 17

ASUHAN KEPERAWATAN TB PARU

A. DEFINISI
TB Paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikobakterium tuberkulosa
tipe humanus ( jarang oleh tipe M. Bovinus). TB paru merupakan penyakit infeksi penting
saluran napas bagian bawah. Basil mikobakterium tuberculosa tersebut masuk kedalam
jaringan paru melalui saluran napas (droplet infeksion) sampai alveoli, terjadilah infeksi primer
(ghon). Selanjutnya menyebar ke kelenjar getah bening setempat dan terbentuklah primer
kompleks (ranke). (ilmu penyakit paru, muhammad Amin).
Tb paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis dengan
gejala yang sangat bervariasi.

B. ETIOLOGI
Penyebabnya adalah kuman mycobacterium tuberculosa. Sejenis kuman yang berbentuk batang
denagn ukuran panjang 1-4 /mm dan tebal 0,3-0,6 /mm. sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak
(lipid). Lipid ini adalah yang membuat kuman lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik
Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat bertahan-
tahan dalam lemari es

C. Tanda dan Gejala


1. Gejala respiratorik, meliputi:
a. Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan.
Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila suda
ada kerusakan jaringan.
b. Batuk darah.
Darah yang dikeluarkan tampak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau
bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak.
Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah
tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.
c. Sesak napas
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal
yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain.
d. Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila
sistem persarafan di pleura terkena.
2. Gejala sistemik, meliputi:
a. Demam
Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip
demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang
masa bebas serangan makin pendek.
b. Gejala sistemik lain
Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta
malaise.
Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi
penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbul
menyerupai gejala pneumonia..
Gejala klinis Haemoptoe:
Kita harus memastikan bahwa perdarahan dari nasofaring dengan cara membedakan ciriciri
sebagai berikut :
1. Batuk darah
a. Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokan
b. Darah berbuih bercampur udara
c. Darah segar berwarna merah muda
d. Darah bersifat alkalis
e. Anemia kadang-kadang terjadi
f. Benzidin test negatif
2. Muntah darah
a. Darah dimuntahkan dengan rasa mual
b. Darah bercampur sisa makanan
c. Darah berwarna hitam karena bercampur asam lambung
d. Darah bersifat asam
e. Anemia seriang terjadi
f. Benzidin test positif
3. Epistaksis
a. Darah menetes dari hidung
b. Batuk pelan kadang keluar
c. Darah berwarna merah segar
d. Darah bersifat alkalis
e. Anemia jarang terjadi

D. KLASIFIKASI PENYAKIT TBC


Penyakit tuberkulosis ( TBC ) terdiri atas 2 golongan besar,yaitu :
1. TB paru ( TB pada organ patu-paru )
2. TB ekstra paru (TB pada organ tubuh selain paru )
Tuberkulosis milier
Tuberkulosis sistem saraf pusat ( TB neningitis )
Tuberkulosis empyem dan Bronchopleural fistula
Tuberkulosis Pericarditis
Tuberkulosis Skelet / Tulang
Tuberkulosis Benitourinary / Saluran Kemih
Tuberkulosis Peritonitis
Tuberkulosis Gastriontestinal (Organ Cerna)Tuberkulosis Iymphadenitis
Tuberkulosis Catan / Kulit
Tuberkulosis Laringitis
Tuberkulosis Otitis

E. PATOFISIOLOGI
Port deentri kuman microbakterium tuberculosis adalah saluran pernapasan, saluran
pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melalui udara
(air borne), yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang
berasal dari orang yang terinfeksi.
Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi terdiri dari satu
sampai tiga gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan disaluran hidung dan cabang
besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus biasanya
dibagian bawah lobus atau paru-paru atau dibagian atas lobus bawah atau paru-paru tau
dibagian bawah atas lobus bawah. Basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan.
Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bacteria namun tidak
membunuh organisme tersebut. Sesudah hari-hari pertama maka leukosit diganti oleh
makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia
akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh denagn sendirinya sehingga tidak ada sisa yang
tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang
biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening regional. Makrofag yang
mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel
epitolit yang dikelilingi leh fosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 1 sampai 10 hari
F. MANIFESTASI KLINIS
a. Batuk disertai dahak lebih dari 3 minggu
b. Sesak napas dan nyeri dada
c. Badan lemah, kurang enak badan
d. Berkeringat pada malam hari walau tanpa kegiatan berat badan menurun (Penyakit infeksi
TB paru dan ekstra paru, Misnadiarly)
G. KOMPLIKASI
1. Pembesaran kelenjar sevikalis yang superfisial
2. Pleuritis tuberkulosa
3. Efusi pleura
4. Tuberkulosa milier
5. Meningitis tuberkulosa
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kultur Sputum adalah Mikobakterium Tuberkulosis Positif pada tahap akhir penyakit
2. Tes Tuberkalin adalah Mantolix test reaksi positif indurasi 10-15 mm terjadi 48-72 jam
3. Poto Thorak adalah Infiltrasi lesi awal pada area paru atas : pada tahap dini tampak
gambaran bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas : pada kavitas bayangan, berupa
cincin : pada klasifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.
4. Bronchografi adalah untuk melihat kerusakan bronkus atau kerusakan paru karena Tb paru
5. Darah adalah peningkatan leukosit dan laju Endap darah (LED)
6. Spirometri adalah Penurunan fungsi paru dengan kapasitas vital menurun

I. PENATALAKSANAAN
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu : Fase Intensif (2-3 bulan) dan Fase
Lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan.
Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH,
Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedangkan jenis obat tambahan adalah Kanamisin,
Kulnolon, Makvolide, dan Amoksilin ditambah dengan asam klavulanat, derivat rifampisin /
INH.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
TB PARU

IDENTITAS
Nama : Ny. S
Umur : 34Tahun
Alamat : Purwodadi
Diagnosa medis : Tb Paru

A.RIWAYAT KESEHATAN
1. Alasan Utama Datang Ke RS.
Px mengatakan batuk berdahak selama 3 bulan, sesak nafas.
2. Keluhan Utama .
Px mengatakan sesak
3. Riwayat Kesehatan Sekarang.
Px mengatakan sesak nafas, batuk disertai sputum, keluar keringat dingin pada malam hari,
nafsu makan menurun dan panas, kemudian pasien masuk ke rs di IRD pada tanggal 27-04-
2010 dan di tempatkan di ruangan dahlia dengan tangan sebelah kiri di pasang infus d 5 drip
amiono 2 tetes.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu .
Px mengatakan 3 bulan batuk disertai sesak dan pernah menjalani pengobatan di puskesmas
jenu kemudian di bawah ke rsud dr. Koesma dan sebelumnya sudah pernah menderita
penyakit seperti yang di deritanya saat ini.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Px mengatakan tidak ada keluaraga px yang menderita penyakit seperti yang di deritanya
seperti sekarang.

B. POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Riwayat psikologi dan spiritual
Psikologi.
- Rumah : Hubungan px dengan keluarga, tetangga dan masyarakat sekitarnya baik.
- RS : Px berhubungan baik dengan keluargany
Spiritual
- Rumah : Px beragama islam, rutin menjalankan sholat 5 waktu.
- RS : Px tidak melaksanakn sholat 5 waktu karena badannya masih lemah
2. Pola aktivitas sehari-hari.
Pola Nutrisi
Rumah : Px makan 3x sehari dan habis 1 porsi dengan menu sayur, nasi, dan lauk-pauk
serta tidak ada pantangan, pasien minum 5-6 gelas air dalam 24 jam/hari 1200 liter.
RS : Px menghabiskan porsi makan dari jatah rumah sakit karena nafsu makan
menurun dan px merasa sesak, px minim habis 4 gelas/hari 800 liter dan mendapat terapi
infus D5 drip amino 21 tetes.
Aktifitas kerja dan Latihan
- Rumah : Px mengatakan pernah menjadi TKW dan pulang kerumah sebagai IRT,
biasanya px di rumah melakukan aktivitas seperti memasak, mencuci dan membersihkan
rumah sebelum akhirnya masuk rumah sakit.
- RS :
ADL 0 1 2 3 4 Keterangan
Makan/Minum 0 : mandiri
Toileting 1 : dengan alat Bantu
Berpakaian 2 : dibantu orang lain
Mobilisasi Dari Tempat Tidur 3 : dibantu orang lain dengan alat
Berpindah 4 : tergantung total
Ambulasi

Pola Istirahat
Rumah : Px tidur 7-8 jam/hari dari jam 21.00-05.00 WIB dan sebelum tidur px
mempunyai kebiasaan menonton TV dan minum susu.
RS : Px tidur 5-6 jam/hari dari jam 23.00-05.00 WIB, terbangun jika px merasa haus
Pola Eliminasi
Rumah : Px mengatakan BAB 2x sehari, dan BAK 3-4x sehari.
RS : Px mengatakan BAB 1x sehari, BAK 3x sehari.
Pola kebersihan diri
Rumah : Px mandi gosok gigi 2x/hari dan kramas 3 hari sekali.
- RS : Px hanya disibin 1x/hari pagi mengganti pakaian 2 hari sekali, belum kramas
dan gosok gigi
Pola Seksualitas
- Rumah : Px biasanya melakukan hubungan seksual 2x dalam seminggu dan tidak pernah
mengalami gangguan seksual.
- RS : Px tidak pernah melakukan hubungan seksual, karena keadaan yang tidak
memungkinkan.
9. Pola Nilai Keyakinan
Px dan keluarga mengatakan menganut agama islam dan mempunyai keyakinan bahwa
penyakitnya adalah cobaan dari tuhan.
10. Manajemen Koping
- Rumah : Px biasanya menyelesaikan masalah dengan anak &
istrinya dengan musyawarah
- RS : masalah diselesaikan oleh keluarga.
11. Kognitif Perceptual
- Rumah : Px menganggap sembuh atau tidak nya penyakit sudah ada yang mengatur
- RS : Px cemas terhadap penyakitnya yang tidak sembuh-sembuh.

C. PEMERIKSAAN FISK
1. Umum
KU : Px tampak lemah, gelisah, tegang.
Kesadaran : Compos metis. GCS : 4-5-6
BB : 42 kg TB : 165 cm
TD : 110/60 mmhg. N : 110 x/mnt RR : 32 x/mnt t : 38,4o C
2. Kepala
Inspeksi : pertumbuhan rambut merata, bentuk kepala simetris, rambut tidak beruban, kulit
kepala kotor.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada daerah kepala.
3. Mata
Inspeksi : kedua mata tampak simetris, konjungtiva merah muda, anemis(-), pupil dapat
merangsang cahaya, sklera putih jernih, kulit di sekitar mata kehitaman.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada daerah mata, bulu mata bersih dan tidak mudah rontok.
4. Hidung
Inspeksi : kebersihan (+), tidak ada selaput lendir, terpasang O2 kanul sebanyak 2
liter/menit, tampak simetris, mukosa hidung kemerahan, tidak ada tanda peradangan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
5. Telinga
Inspeksi : tidak terdapat serumen, kedua telinga tampak simetris.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
6. Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir kering, lidah tidak kotor, ada gigi yang berlubang, tidak ada
pembesaran tonsil.
7. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tulang leher tampak simetris.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada leher, tidak ada keluhan nyeri telan.
8. Thorax
Paru Paru
Inspeksi : bentuk dada simetris, terdapat penariakan interkosta saat inspirasi, jumlah
32x/menit.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Terdapat suara sonor
Auskultasi : Terdengar suara tambahan seperti ronchi dan wheezing pada setiap lobus
Jantung
Inspeksi : teraba pulsas(denyutan) pada daerah iktus cordis pada ICS 4 dan 5.
Palpasi : terasa getaran apke jantung dengan menggunakan 4 telapak jari.
Perkusi : batas jantung : kanan ICS II LS (dextra), jantung kiri atas intra klavikula sternum
II LS (sinistra), jantung kanan bawah ICS IV (sinistra), jantung kiri bawah ICS V
midklavikula sinistra.
Auskultasi : terdengar suara lup dup
9. Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi, dinding perut lebih datar.
Auskultasi : terdengar peristaltik usus 15x/menit.
Perkusi : terdengar suara timpany.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, turgor baik.
10. Integumen
Inspeksi : kulit tampak kotor, tidak ada lesi, tidak sianosis, ikteres.
Palpasi : turgor kulit baik, teraba panas.
11. Muskuloskeletal : tidak terdapat fraktur di bagian tubuh manapun
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
- Pada pemeriksaan mikroskopis dahak ditemukan BTA +.
2. Pemeriksaan Radiologi
- Ditemukan tanda-tanda lendir di bagian atas paru ( infiltrat ).
- Corakan vaskuler meningkat disekitar bronchus.
- Kadang-kadang ditemukan rongga pada alveolus paru ( cavitas ).
3. Terapi Medik

Dosis obat antituberkulosis

Obat Dosis harian Dosis 2x/minggu Dosis 3x/minggu


(mg/kgbb/hari) (mg/kgbb/hari) (mg/kgbb/hari)

INH 5-15 (maks 300 mg) 15-40 (maks. 900 mg) 15-40 (maks. 900 mg)

Rifampisin 10-20 (maks. 600 mg) 10-20 (maks. 600 mg) 15-20 (maks. 600 mg)

Pirazinamid 15-40 (maks. 2 g) 50-70 (maks. 4 g) 15-30 (maks. 3 g)

Etambutol 15-25 (maks. 2,5 g) 50 (maks. 2,5 g) 15-25 (maks. 2,5 g)

Streptomisin 15-40 (maks. 1 g) 25-40 (maks. 1,5 g) 25-40 (maks. 1,5 g)


ANALISA DATA

No Data Subjektif/Data Objektif Penyebab Masalah


1 Ds : Pasien mengatakan sesak Mycobacterium TB Bersihan jalan nafas tidak
Do : Terdengar suara tambahan efektif
whezing px tampak lemas
terdapat penarikan intercosta. Infeksi saluran nafas
TTV:
TD : 110/60 mmHg
RR : 32x/menit Filtrasi sel radang
S : 38,4oC
N : 120x/menit Penumpukan sputum pada
saluran nafas

Penyempitan lumen indo


bronkus

wheezing
2 Ds : Pasien mengatakan badan Infeksi saluran nafas Peningkatan suhu tubuh
terasa panas
Do : pasien tampak lemah, kulit
teraba panas, mukosa kering.
TTV: Filtrasi sel radang
TD : 110/60 mmHg
RR : 32x/menit
S : 38,4oC Gangguan termoregulasi
N : 120x/menit

Panas
3 Ds : Pasien mengatakan nafsu Sesak Gangguan pemenuhan
makan menurun. nutrisi
Do : pasien tampak lemah, bibir
tampak kering. Perubahan status kesehatan

Ancaman kematian

Ansietas

Cemas

Peningkatan asam lambung

Mual/muntah

Anoreksia

Intake in adekuat
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny.S


Umur : 34 th

No Dx. Kep Hari/tanggal Diagnosa Keperawatan


1 I .Rabu Gangguan bersihan jalan nafas tidak efektif b/d
28/04/2010 penumpukan sputum yang ditandai dengan:
- Pasien mengatakan sesak.
- Terdengar suara tambahan wheezing.
- Pasien tampak lemas.
- Terdapat penarikan intercosta.
- Pasien terpasang kanul O2
- TTV : - TD = 110/60 mmHg
- RR = 32x/menit
- S = 38o C
- N = 120x/menit

2 II Rabu Gangguan Peningkatan suhu tubuh b/d eksotoksin


28/04/2010 kuman pada saluran nafas dan paru yang ditandai
dengan:
- pasien mengatakan badan terasa panas
- pasien tampak lemas,
- kulit teraba panas
- mukosa kering
- TTV : - TD = 110/60 mmHg
- RR = 32x/menit
- S = 38,4o C
- N = 120x/menit
3 III Rabu Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
28/04/2010 tubuh b/d intake in adekuat yang ditandai dengan:
- pasien mengatakan nafsu makan menurun
- Pasien tampak lemah
- Bibir tampak kering
- Pasien habis porsi makan
- TTV : - TD = 110/60 mmHg
- RR = 32x/menit
- S = 38,4o C
- N = 120x/menit

RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S


Umur : 34 th

No No Tujuan Intervensi Rasional


Dx
1 I Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi fungsi 1. Penurunan bunyi nafas
keperawatan selama 1-2 jam pernafasan pasien. dapat menunjukan
bersihan nafas pasien menjadi 2. Atur posisi pasien atelektasis.
efektif. dengan semi fowler. 2. Mengurangi
KH : 3. Kaji suara nafas. penekanan pada
- Tidak terpasang kanul O2 4. Kolaborasi dengan tim difragma.
- Tidak terdapat otot intercosta medis dalam pemberian 3. Wheezing menunjukan
obat : adanya penyempitan
- Bronkodilator jalan nafas.
- Antitusif 4. Untuk menentukan
- kostikosterid obat-obat sesuai dengan
5. Ajarkan pasien untuk kondisi pasien.
batuk efektif dengan 5. Membantu untuk
teknik clumbing. mengeluarkan
sputum/sekret.
II Selama dilakukan tindakan 1. Observasi TTV. 1. Mengetahui
2 keperawatan 2 jam suhu tubuh2. Anjurkan pasien perkeembangan pasien.
dapat kembali normal. banyak minum air putih.2. Agar dapat berkeringat
KH : 3. Kurangi aktivitas fisik. dan penguapan lebih
- Pasien tampak segar. 4. Kompres dingin pada cepat.
- Kulit teraba hangat. daerah lipatan 3. Aktivitas berlebih
- Mukosa lembab. paha/ketiak. dapat meningkatkan suhu
- S : 36,5 37,5 5. Kolaborasi dengan tim tubuh.
medik pemberian 4. Pada daerah tersebut
antipiretik. akan mempercepat
penurunan suhu.
5. Membantu terapi yang
tepat.
3 III Setelah dilakukan tindakan 1. Beri penjelasan pasien1. Agar pasien mengerti
keperawatan 2x24 jam tentang kebutuhan nutrisi kebutuhan nutrisi bagi
gangguan pemenuhan nutrisi bagi tubuh. tubuh.
tubuh dapat terpenuhi. 2. Hidangkan makanan 2. Merangsang nafsu
KH : selagi hangat. makan.
- Pasien habis 1 porsi makan 3. Dorong makan sedikit3. Memaksimalkan
makanan yang disediakan RS. tapi sering. masukan nutrisi bagi
- Pasien tampak segar. 4. Selidiki tubuh.
- BB bertambah. anoreksia/mual-muntah. 4. Dapat mempengaruhi
- Nafsu makan meningkat. pilihan diet.
- TTV : - TD = 120/80
mmHg

- S = 36,5o C-37,5oC

- N = 80x/menit
TINDAKAN KEPERAWATAN

No Hari/tanggal Jam Implementasi Respon pasien


1 Rabu 08.001. Mengobservasi fungsi pernafasan Pasien kooperatif
28-04-2010 pasien Pasien kooperatif
2. Mengatur posisi pasien dengan semi
fowler Pasien kooperatif
3. Mengkaji suara nafas Pasien mengerti jenis dan dosis
4. Memberikan hasil kolaborasi dengan obat
tim medis dalam pemberian obat :
- Bronkodilator
- Antitusif
- kortikosteroid Pasien menerima dengan baik
5. Menciptakan lingkungan aman dan
nyaman
2 Rabu 08.001. Mengobservasi TTV Pasien kooperatif
28-04-2010 2. Menganjurkan pasien banyak minum Pasien menerima dengan baik
air putih
3. Mengurangi aktivitas fisik Pasien menerima dengan baik
4. Mengkompres dingin pada lipatan Pasien kooperatif
paha dan ketiak
5. Memberikan hasil kolaborasi dengan Pasien mengerti jenis dan dosis
tim medis untuk pemberian antipiretik obat

3 Rabu 08.001. Menjelaskan pada pasien tentang Pasien mengerti penjelasan


28-04-2010 kebutuhan nutrisi bagi tubuh perawat
2. Menghidangkan makanan selagi Pasien menerima dengan baik
hangat Pasien menerima dengan baik
3. Mendorong makan sedikit tapi sering Pasien
4. Menyelidiki anoreksia atau mual- kooperatif
muntah
CATATAN PERKEMBANGAN
No Dx. Kep Hari/Tanggal EVALUASI
1 I Rabu S : pasien mengatakan sesak berkurang
28-04-2010 O : batuk jarang dengan sputum encer
A : masalah belum teratasi
P : rencana dilakukan no. 1,3,4
2 II Rabu S : pasien mengatakan suhu tubuh menurun.
28-04-2010 O : suhu tubuh pasien 36,5O C
A : masalah teratasi sebagian
P : rencana dihentikan
3 III Rabu S : pasien mengatakan nafsu makan bertambah, pasien masih
28-04-2010 tampak lemah, BB : 42 KG
O : pasien menghabiskan porsi makan
A : masalah teratasi sebagian
P : rencana dilanjutkan no. 2,3,4,6, dan 7
4 I Kamis S : Pasien mengatakan sesak (-)
29-04-2010 O : batuk jarang, tidak ada sputum
A : masalah teratasi sebagian
P : rencana dilanjutkan no, 1 dan 4
5 III Kamis S : pasien mengatakan nafsu makan bertambah, pasien tampak
29-04-2010 lemas dan BB : 42 KG
O : pasien habis 1 porsi makan
A : masalah belum teratasi.
P : renncana dilanjutkan no 2,3,5,dan 7.
6 I Kamis S : pasien mengatakan sudah tidak sesak
29-04-2010 O : pasien sudah tidak batuk, tidak ada sputum
A : masalah teratasi
P : rencana dihentikan
7 III Kamis S : pasien mengatakan nafsu makan bertambah, pasien tampak
29-04-2010 lemas dan BB : 42 Kg
O : pasien habis 1 porsi makan
A : masalah teratasi sebagian
P : rencana dilanjutkan
EVALUASI HASIL

No Dx. Kep Hari/Tanggal EVALUASI


1 I Kamis Bersihan jalan nafas pasien menjadi efektif yang
29-04-2010 ditandai dengan tidak batuk, wheezing (-), sputum (-
),masalah teratasi, rencana dihentikan.
2 II Kamis Peningkatan suhu tubuh sudah kembali normal yang
29-04-2010 ditandai dengan suhu tubuh pasien 36,5oC. Masalah
teratasi , rencana dihentikan.
3 II Kamis Kebutuhan nutrisi pasien belum tercukupi ditandai
29-04-2010 dengan pasien tampak lemas, BB: 42 Kg. Masalah
teratasi sebagian, rencana di lanjutkan.

You might also like