You are on page 1of 7

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.

S
DENGAN SANITASI LINGKUNGAN DI PEJERUK KARANG BARU AMPENAN
TAHUN 2017

A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Kepala Keluarga (KK) : Tn. S
b. Alamat dan telepon : Pejeruk Karang Baru Ampenan
c. Pekerjaan KK : PNS
d. Pendidikan KK : S1
e. Komposisi Keluarga : Ayah, istri dan 2 orang anak

Genogram :

Ket :
: laki-laki

: Wanita

: Laki-laki meninggal
f. Tipe Keluarga : Keluarga inti
g. Suku Bangsa : Sasak
h. Agama : Islam
i. Status sosial ekonomi keluarga :
Pendapatan Tn. S sebagai PNS adalah Rp. +_ 3.800.000/bulan, penghasilan Tn. S
dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
j. Aktivitas rekreasi keluarga :
Keluarga sesekali pergi rekreasi atau jalan-jalan.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Pada saat ini keluarga Tn. S sedang berada pada tahap perkembangan keluarga yaitu
pada tahap keluarga dengan anak dewasa (pelepasan).
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Tidak ada
c. Riwayat kesehatan keluarga inti :
Tn. S tidak mempunyai penyakit keturunan. Anak Tn. S memiliki masalah
kesehatan
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Tn. S tidak mempunyai masalah dengan istirahat, makan maupun kebutuhan dasar
yang lain, tidak mempunyai penyakit menurun (hipertensi) dan penyakit menular (TBC
dan kusta). Ny. B tidak mempunyai masalah kesehatan dan ke 2 anaknya.

3. Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah :
Luas rumah kira-kira 3,5 are tipe rumah permanen dengan dinding rumah dari beton,
jumlah ruangan tidur 4 kamar, kamar mandi 2, dapur kotor dan dapur bersih, garasi motor,
ruang tamu, ruang keluarga, dan taman.
b. Karakteristik tetangga dan komunitasnya :
Hubungan antar tetangga Tn. S baik saling membantu dengan membersihkan selokan
bergotong-royong.
c. Mobilitas geografis keluarga :
Tn. S sebagai penduduk lama di Pejeruk Karang Baru Ampenan. Keluarga jarang
bepergian ke tempat-tempat jauh, kegiatan rutin Tn. S adalah bekerja di kantor.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Tn. S mulai bekerja pukul 07.00-17.00 Wita yaitu bekerja di kanto terkadang pukul
13. 00 Tn. S pulang kerumah untuk istirahat dan pada malam hari digunakan untuk
berkumpul bersama seluruh keluarganya.
e. Sistem pendukung keluarga :
Rumah keluarga Tn. S tidak jauh dari Puskesmas dapat ditempuh dalam waktu 10
menit. Jika ingin ke Puskesmas Tn. S dapat menggunakan sepeda motor atau mobil.
Semua anggota kelurga Tn. S memiliki Askes/BPJS.

4. Struktrur keluarga
a. Struktur peran :
1. Formal : Tn. S sebagai KK, Ny. B sebagai IRT, Nn. T sebagai anak perempuan, Nn. Y
sebagai anak perempuan
2. Informal : Tn. S sebagai pencari nafkah.
b. Nilai atau norma keluarga :
Keluarga percaya bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur yaitu Allah SWT
demikian pula dengan sehat sakit. Keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada obatnya,
bila ada keluarga yang sakit dibawah ke klinik atau Rumah Sakit.
c. Pola komunikasi keluarga :
Anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan Indonesia.
d. Struktur kekuatan keluarga :
Dalam keluarga Tn. S adalah penentu keputusan terhadap suatu masalah.

5. Struktrur Keluarga
a. Fungsi ekonomi :
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan 3 kali sehari, pakaian untuk anak dan
biaya sekolah.
b. Fungsi mendapatkan status sosial :
Keluarga tercatat sebagai warga Pejeruk Karang Baru Ampenan.
c. Fungsi pendidikan :
Tn. S selalu memikirkan agar kedua anaknya tetap melanjutkan pendidikan sampai
perguruan tinggi.
d. Fungsi sosialisasi :
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga baik dan
selalu mentaati norma yang ada.
e. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan :
Tn. S mengatakan bahwa dirinya terkena penyakit Nefrolitiasis dan sudah
melakukan pengobatan ke beberapa Rumah Sakit besar di kota Mataram.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan :
Bila salah satu anggota keluarganya sakit atau bahkan dirinya sendiri Tn. S
langsung membawah anak dan dirinya ke klinik jika diberi rujukan maka akan pergi ke
Rumah Sakit.
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit :
Tn. S memberikan makanan yang bervariasi setiap harinya, pola tidur sudah
teratur meski durasinya kurang lama dan sering terbangun di malam hari, namun selalu
memberikan obat yang di kasi oleh dokter.
d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat :
Keluarga membersihkan rumahnya setiap hari
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan :
Keluarga selalu memeriksakan diri ke klinik atau Rumah sakit bila ada masalah
kesehatan yang di alami.
f. Fungsi religius :
Keluarga jarang melaksanakan shalat 5 waktu dan terkadang solat sunnah.
g. Fungsi rekreasi :
Tidak ada kebiasaan (jarang) rekreasi dalam keluarga. Keluarga berkumpul
waktu malam hari
h. Fungsi reproduksi :
Jumlah anak 2 orang, anak pertama masih kuliah, anak ke kedua kuliah. Dan
Ny. B pernah memakai KB dan sudah sekian lama berhenti.
i. Fungsi afeksi :
Keluarga Tn. S mengatakan berusaha memelihara keharmonisan antar anggota
keluarga, saling menyayangi, dan menghormati. Keluarga Tn. S sangat harmonis,
rukun dan tentram. Apabila ada anggota yang membutuhkan atau sakit maka keluarga
yang lain berusaha membantu.

6. Stres dan Koping Keluarga


a. Stresor jangka pendek dan panjang :
Keluarga Tn. S berharap agar tetap dalam keadaan sehat. Tn. S juga selalu
berharap yang terbaik untuk anaknya.
b. Kemampuan keluarga berespons terhadap stresor :
Keluarga Tn. S jika menghadapi suatu masalah, Tn. S dan istri serta anak-anaknya
menghadapi masalah tersebut dengan bermusyawarah, sabar, berdoa dan bertawakal
kepada Allah SWT agar masalahnya dapat terselesaikan dengan baik.
c. Strategi koping yang digunakan :
Apabila ada permasalahan dalam keluarga, biasanya Tn. S meminta bantuan
istri dan anak-anaknya untuk memutuskan dan menyelesaikan, walaupun sebelumnya
dimusyawarahkan terlebih dahulu.
d. Strategi adaptasi fungsional :
Dalam menghadapi suatu permasalahan keluarga Tn. S biasanya
mengkonsentrasikan pada bagaimana cara pemecahan masalah tersebut. Sehingga
keluarga tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan keseharian.

7. Harapan Keluarga
Keluarga Tn. S sangat berharap agar petugas kesehatan lebih peduli pada orang yang
tidak mampu serta tidak membeda-bedakan golongan.

B. Diagnosa Keperawatan Keluarga


1. Analisa Data
No. Data Masalah/ Diagnosa Keperawatan

1. DS : 2
1. Keluarga mengatakan bahwa selokan 1. Reiko terjadinya Banjir dan
selalu macet dikarenakan warga RT 2 Ketidaksanggupan memelihara
selalu membuang sampah diselokan lingkungan rumah
2. Keluarga mengatakan air selokan menjadi 2. Resiko timbulnya penyakit diare dan
tergenang sehingga nyamuk menjadi DBD berhubungan dengan
banyak ketidaksanggupan memelihara
3. lingkungan rumah.
DO :
1. Selokan menjadi bau dan kotor
2. Terdapat banyak sekali jentik-jentik
nyamuk
3. Air sumur menjadi keruh
2. Perumusan Diagnosa Keperawatan
No. Diagnosis Keperawatan (PES)
1 Resiko timbulnya penyakit diare dan DBD, berhubungan dengan ketidaksanggupan
memelihara lingkungan rumah.
Resiko terjadinya banjir dan ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat
3 mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anggota keluarga berhubungan dengan
ketidak tahuan pentingnya sanitasi lingkungan.

3. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga


DX 1 : Resiko timbulnya penyakit diare dan DBD, berhubungan dengan ketidaksanggupan
memelihara lingkungan rumah.

Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Intervensi

Umum Khusus Kriteria Standar


Setelah Setelah Respon 1. Keluarga mampu 1. Berikan penyuluhan
memberikan dilakukan verbal memelihara lingkungan kesehatan kepada
penyuluhan kunjungan yang aman dan sehat keluarga tentang
kesehatan di harapkan 2. Keluarga dapat pentingnya
lingkungan keluarga membuat pemeliharaan kesehatan, yaitu
diharapkan mampu terhadap pembuangan PHBS
dapat memahami limbah 2. Berikan informasi
memelihara tentang 3. Keluarga dapat berbagi mengenai bahaya DBD
lingkungan. kesehatan informasi mengenai dan kejadian diare
lingkungan kebersihan lingkungan akibat sanitasi
. kepada warga yang yang buruk
lainnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula.
Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan, pembuangan
kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air
limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah penderita serta semakin luas
penyebaranya. Kondisi lingkungan yang buruk, genangan air yang tertampung dalam suatu wadah,
tempat pemukiman yang padat khususnya daerah perkotaan, kurangnya kesadaran masyarakat
akan kebersihan khususnya untuk menguras bak mandi dan gerakan pemberantasan sarang
nyamuk, adalah merupakan faktor pencetus berkembang biaknya nyamuk Ae. aegypti sebagai
penyebab penyakit Demam Berdarah.

You might also like