You are on page 1of 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan nonbank yang mempunyai


peranan yang tidak jauh berbeda dari bank, yaitu bergerak dalam bidang layanan jasa
yang diberikan kepada masyarakat dalam mengatasi resiko yang akan terjadi di masa
yang akan datang. Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karaketeristik dengan
perusahaan nonasuransi. Dalam dunia bisnis, banyak sekali resiko yang tidak dapat
diprediksi. Secara rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk
mengurangi risiko yang dihadapi.

Salah satu metode untuk mengatasi resiko-resiko tersebut adalah pembelian polis
Asuransi. Suatu perusahaan yang mengalihkan risikonya melalui perjanjian asuransi
akan dapat meningkatkan usahanya dan berani menggalang tujuan yang lebih besar.
Demikian pula premi-premi yang terkumpul dalam suatu perusahaan asuransi dapat
diusahakan dan digunakan sebagai dana untuk usaha pembangunan.

Terdapat beberapa jenis asuransi diantaranya, asuransi jiwa, asuransi kecelakaan


diri, asuransi tenaga kerja, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan penumpang, asuransi
kebakaran dan asuransi kredit . dalam makalah ini akan jelaskan tentang asuransi
kreditAsuransi kredit yaitu proteksi yang diberikan oleh asuransi kepada bank
umum/lembaga pembiayaan keuangan atas risiko kegagalan debitur di dalam melunasi
fasilitas kredit atau pinjaman tunai (cash loan) seperti kredit modal kerja, kredit
perdagangan, dan lain-lain yang diberikan oleh bank umum/lembaga pembiayaan
keuangan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Asuransi

Menurut Ketentuan Pasal 246 KUHD, Asuransi atau Pertanggungan adalah


Perjanjian dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan
menerima premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin dideritanya akibat dari
suatu evenemen (peristiwa tidak pasti).

Menurut Ketentuan Undangundang No.2 tahun 1992 tertanggal 11 Pebruari 1992


tentang Usaha Perasuransian (UU Asuransi), Asuransi atau pertanggungan adalah
perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian
kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.

2.2. Kredit

Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan
usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka
waktu yang ditentukan. UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan dikenakan bunga tagihan.

Pengertian Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau


mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji, pembayaran akan dilaksanakan pada jangka
waktu yang telah disepakati . (Astiko, Manajemen Perkreditan ( Yogyakarta : andi Offset, 1996 )
Dalam kata kredit mengandung berbagai maksud atau unsur-unsur yang
direkatkan menjadi satu, sehingga jika berbicara kredit maka termasuk membicarakan
unsur-unsur yang terkandung didalamnya. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam
pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagi berikut (Kasmir, 2004:103):

a. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa
kredit yang diberikan (baik berupa uang, barang atas jasa) benar-benar
diterima kembali di masa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit.
b. Kesepakatan
Didalam kredit mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit
dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian
di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya
masing-masing. Kesepakatan ini kemudian dituangkan dalam akad kredit dan
ditandatangani kedua belah pihak sebelum kredit dikucurkan.
c. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka
waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah
disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini dapat
diperpanjang sesuai kebutuhan.
d. Risiko
Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan
memungkinkan suatu risiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu
kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besarnya
risikonya, demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank,
baik risiko yang disengaja oleh nasabah, maupun oleh risiko yang tidak
disengaja.
e. Balas Jasa
Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas
pemberian suatu kredit. Dalam bank jenis konvensional balas jasa kita kenal
dengan nama bunga, sedangkan untuk bank yang berdasarkan prinsip syariah
balas jasanya ditentukan dengan sistim bagi hasil.
2.3. Bank
Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 memberi definisi bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut segi terminologi kata bank berasal
dari bahasa Italy yaitu banca, yang berarti bence, yaitu suatu bangku tempat duduk.
Sebab, pada zaman pertengahan, pihak bankir Italy yang memberikan pinjaman-
pinjaman melakukan usahanya tersebut dengan duduk di bangku-bangku di halaman
pasar (Munir Fuady, 2003:13).

Menurut Syarif Arbi, bank adalah lembaga keuangan yang usahanya menyerap
dana dari kelompok masyarakat yang berlebihan dana dan menyalurkan kepada
kelompok masyarakat yang kekurangan dan membutuhkan dana tersebut serta
memenuhi persyaratan tertentu untuk diberikan bantuan dana tersebut (Syarif Arbi,
2003: 5-6), sedangkan menurut A. Abdurrahman, bank adalah suatu jenis lembaga
keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa seperti memberikan pinjaman,
mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat
penyimpanan barang-barang berharga, membiayai usaha perusahaan-perusahaan lain
(Munir Fuady, 2003:13).
BAB III

KAJIAN PUSTAKA

3.1. Asuransi Kredit

Asuransi kredit adalah proteksi yang diberikan oleh Asuransi kepada


BankUmum/Lembaga Pembiayaan Keuangan atas risiko kegagalan Debitur di dalam
melunasi fasilitas kredit atau pinjaman tunai (cash loan) seperti kredit modal kerja,
kredit perdagangan dan lain-lain yang diberikan oleh BankUmum/Lembaga Pembiayaan
Keuangan.

Asuransi kredit mempunyai kaitan erat dengan jasa perbankan terutama di bidang
perkreditan yang selalu dikaitkan dengan jaminan kredit berupa barang-barang bergerak
dan barang-barang tidak bergerak yang sewaktu-waktu dapat tertimpa resiko yang dapat
mengakibatkan kerugian bagi pemilik barang dan bank sebagai pemberi kredit.

Kredit adalah pinjaman uang yang akan diberikan oleh pemberi kredit
(Bank,Lembaga Keuangan) kepada nasabahnya. Sejak kredit diberikan kepada nasabah,
pemberi kredit oleh nasabah atau tidak diperolehnya kembali kredit tersebut dari
nasabah, sehingga pemberi kredit menderita kerugian.Untuk melindungi diri dari
kemungkinan kerugian tersebut, pemberi kredit menutup asuransi atas kredit yang
diberikannya kepada nasabah. Dalam asuransi kreit, tertanggung adalah pemberi kredit
( Bank atau lembaga keuangan ) dan yang ditanggung oleh penanggung adalah resiko
kredit dimana tidak diperolehnya kembali kredit kepada para nasabahnya .

Asuransi kredit bertujuan :

Melindungi pemberi kredit dari kemungkinan tidak diperolehnya kembali kredit


yang diberikan kepada nasabahnya.
Membantu kegiatan, pengarahan, dan keamanan perkreditan baik kredit perbankan
maupun kredit lainnya di luar perbankan.

Pada asuransi kredit yang menjadi tertanggung adalah BankUmum/Lembaga


Pembiayaan Keuangan yang mengajukan permintaan asuransi kredit bukan debitur yang
meminjam dana dari BankUmum/Lembaga Pembiayaan Keuangan tersebut. Dengan
demikian asuransi kredit adalah merupakan bi-party agreement dimana hanya ada dua
pihak yang terlibat yaitu perusahaan asuransi sebagai penanggung dan bank umum atau
lembaga pembiayaan sebagai tertanggung.

Objek pertanggungan pada asuransi kredit adalah resiko timbulnya kerugian


yang dialami oleh BankUmum/Lembaga Pembiayaan Keuangan karena adanya kredit
macet dari debitur. Asuransi yang dapat melakukan penjaminan adalah asuransi
yang mempunyai izin untuk melakukan penjaminan asuransi kredit dari Departemen
Keuangan.

Kriteria kredit yang dapat dijamin pada asuransi kredit adalah kredit yang
diberikan :

Berdasarkan norma-norma perkreditan yang sehat, wajar dan berlaku umum


Sesuai dengan Manual Pemberian Kredit yang sesuai SE Bank Indonesia
Ke debitur yang memiliki izin usaha yang ditentukan oleh pihak yang berwenang
dan tidak bertentangan dengan hukum.
Ke debitur yang tidak sedang dalam proses kepailitan atau telah dinyatakan pailit
atau bubar demi hukum
Ke debitur yang tidak memiliki tunggakan kredit yang digolongkan kualitas kredit
diragukan.

Dokumen yang harus dipenuhi oleh calon tertanggung dalam pengajuan asuransi
kredit :

BankUmum/Lembaga Pembiayaan Keuangan yang mengajukan asuransi kredit


harus menyerahkan dokumen-dokumen berikut ke calon penanggung:
Perjanjian Kerja Sama atau Surat Kesepakatan Bersama antara Perusahaan
Asuransi sebagai penanggung dan BankUmum/Lembaga Pembiayaan Keuangan
sebagai tertanggung.
Manual Pemberian Kredit yang diterbitkan oleh BankUmum/Lembaga Pembiayaan
Keuangan tersebut
Akte perusahaan debitur, company profile debitur, laporan keuangan debitur 3
tahun terakhir
Copy/tembusan permohonan kredit dari debitur ke bank umum/lembaga
pembiayaan, memorandum persetujuan kredit dari bank umum/lembaga
pembiayaan ke debitur

Resiko yang dapat dijamin pada asuransi kredit adalah resiko yang timbul
karena debitur tidak melunasi kredit pada saat kredit yang bersangkutan jatuh tempo
dengan ketentuan usaha debitur sudah tidak ada / tidak berjalan lagi.

Hak klaim dari tertanggung muncul :

Setelah 3 (tiga) bulan terhitung dari tanggal jatuh tempo Kredit


Debitur telah dilaporkan menunggak pada periode Laporan Debitur Menunggak,
minimal 3 (tiga) bulan sebelum timbulnya hak klaim
Khusus untuk pengajuan klaim sebelum jatuh tempo, klaim mulai timbul pada saat
setelah kredit dikategorikan Macet sebagaimana ketentuan SE Bank Indonesia

Prosedur pelaksanaan hak subrogasi oleh penanggung

Dalam hal pelaksanaan hak subrogasi, setelah penanggung membayar klaim ke


tertanggung, penanggung akan bekerja sama dengan tertanggung untuk menyelesaikan
penjualan asset-aset milik debitur yang menjadi jaminan kredit. Penanggung
memperoleh hasil penjualan jaminan sebesar nilai klaim yang dibayarkannya ke
tertanggung.

Asuransi Kredit Bank

Merupakan produk jasa Askrindo untuk memberikan penjaminan kepada


perbankan maupun non perbankan atas kredit yang diberikan kepada UMKM. Fungsi
Askrindo dalam hal ini adalah memberikan jaminan/ganti rugi atas kemacetan yang
disalurkan perbankan maupun non perbankan kepada UMKM. Jenis Asuransi Kredit
Bank yaitu Penjaminan Kredit Menengah dan Penjaminan Kredit Kecil
Manfaat Asuransi Kredit.

Memperbesar akses UMKM terhadap sumber pembiayaan


Mengurangi risiko yang dihadapi Bank atas pemberian kredit kepada UMKM
Bank Pemerintah/Swasta Nasional termasuk BPR
Bank Pembangunan Daerah
Bank Syariah
Lembaga Keuangan non Bank (Pegadaian)

Pengguna Jasa Asuransi Kredit.

Bank Pemerintah/Swasta Nasional termasuk BPR


Bank Pembangunan Daerah
Bank Syariah
Lembaga Keuangan non Bank (Pegadaian)

Asuransi Kredit Perdagangan.

Produk ini diperlukan untuk mellindungi pembayaran secara kredit yang


dilakukan oleh pelaku usaha dalam transaksi perdagangan barang, misalnya antara
produsen dengan distributornya, distributor dengan pengecer. Fungsi lain dari produk
ini adalah memberikan akses bagi sektor riil untuk meningkatkan volume transaksi
penjualan melalui kebijakan kredit (credit policy) yang fleksibel sesuai dengan fluktuasi
permintaan pasar. Produk ini telah dikemas dalam bentuk jasa layanan manajemen
kredit dengan memberikan bentuk-bentuk layanan credit advice, credit
control daninsurance protection.

Manfaat Asuransi Kredit Perdagangan.

Mempermudah pelaksanaan kebijakan kredit perusahaan (credit policy).


Mengurangi cadangan piutang ragu-ragu akibat kemacetan kredit
Meningkatkan volume penjualan
Memberikan akses kepada pedagang/distrbutor untuk memperoleh barang
dagangannya.
Pengguna Asuransi Kredit Perdagangan.

Produsen/supplier dari barang-barang industry


Produsen/supplier dari jenis barang yang habis dalam jangka pendek

Perusahaan yang Memberikan Asuransi Kredit

PT. (Persero) Asuransi Kredit Indonesia atau PT. Askrindo (Persero) merupakan
salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha
asuransi, tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi Bangsa dan Negara
Republik Indonesia.
BAB III

KAJIAN PUSTAKA

Kesipulan

Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau
bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa,
properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-
kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan,
kerusakan atau sakit, dimana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka
waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut.

You might also like