Professional Documents
Culture Documents
ISI
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Cacingan merupakan suatu penyakit yang tidak boleh dianggap remeh. Cacingan
dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, dan kecerdasan
penderitanya sehingga dipandang sangat merugikan, karena menyebabkan
kehilangan karbohidrat dan protein serta kehilangan darah.
Sehingga dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia. Cacingan dapat
dikategorikan sebagai salah satu masalah kesehatan yang cukup
mengkhawatirkan dan memerlukan penanganan yang serius.
II. Saran
a) Biasakan anak untuk membersihkan tangan dengan sabun, sebelum makan,
seusai makan, atau setelah bermain, khususnya di luar rumah.
b) Potong kuku anak secara teratur. Kuku panjang bisa menjadi tempat bermukim
larva cacingan.
c) Ajari anak untuk tidak terbiasa memasukkan tangan ke dalam mulutnya.
d) Selalu pakaikan sandal atau sepatu setiap kali anak bermain di luar rumah.
e) Jaga kebersihan sanitasi lingkungan, misalnya dengan rajin membersihkan
kakus atau septictank.
MASALAH KECACINGAN
Waspadai dan kenali penyakit cacing pada anak. Penyakit yang sering terjadi ini sangat
menganggu tumbuh kembang anak. Sehingga sangat penting untuk mengenali dan mencegah
penyakit cacing pada anak sejak dini. Gagguan yan ditimbulkan mulai dari yang ringan tanpa
gejala hingga sampai yang berat bahkan sampai mengancam jiwa. Secara umum gangguan
nutrisi atau anmeia dapat terjadi pada penderita. Hal ini secara tidak langsung akan
mengakibatkan gangguan kecerdasan pada anak.
Sekitar 60 persen orang Indonesia mengalami infeksi cacing. Kelompok umur terbanyak
adalah pada usia 5-14 tahun. Angka prevalensi 60 persen itu, 21 persen di antaranya
menyerang anak usia SD dan rata-rata kandungan cacing per orang enam ekor. Data tersebut
diperoleh melalui survei dan penelitian yang dilakukan di beberapa provinsi pada tahun 2006.
a. Pajang serta bulat, seperti silinder misalnya yang disebut cacing kalung.
Ukurannya:
b. Ada yang kecil kira-kira 1mm, hingga untuk dapat melihat dengan jelas harus menggunakan
mikroskop
Patogenesis:
Cara memimbulkan penyakit pada manusia dan hewan dengan berbagai macam
kemungkinan. Pada umumnya peranan cacing yang telah dewasa pada tubuh manusia dengan
jalan:
c. Didalam tubuh (usus) menghisap zat-zat makanan manusia hingga kekurangan zat makanan.
d. Karena cacing di dalam usus dapat berkembang biak dengan banyak maka dapat
menimbulkan sumbatan pada saluran pencernaan.
e. Ada cacing berbentuk larva bersarang di dalam pembuluh limfa dan pembuluh darah
sehingga peredaran darah dan limfe terganggu, akibatnya badan atau organ menjadi bengkak.
Perkembangan Cacing
Cacing dapat berkembang melalui perkawinan antara cacing betina dan cacing jantan.
Kemudian cacing betina bertelur. Seekor cacing betina dapat bertelur seharinya sebanyak 200
butir. Bentuk telur cacing itu ada yang bulat dan ada pula yang bulat lonjong ukurannya
berkisar antara 20 dan 100 mikron. Maka untuk dapat melihat dengan nyata kita harus
pergunakan mikroskop.
Setiap orang dari semua usia bisa terkena penyakit cacing, akan tetapi faktor resiko
terbesar terserang penyakit cacingan adalah para balita dan anak-anak. Karena mereka sering
tidak menjaga kebersihan dengan baik, maka dari itu orang tua harus ikut menjaga dan selalu
memperhatikan kebersihan misalnya saja, kuku yang tidak dipotong pendek dan dibiarkan
dalam keadaan kotor, tidak mencuci tangan dengan sabun setelah bermain di tanah,
membiasakan menggigit jari-jari kuku dsb. Cacingan tidak mengenal usia, orang dewasapun
dapat terserang penyakit cacing kremi yang sering disebabkan karena pemakaian handuk
secara bersamaan, mengonsumsi makanan setengah matang, tidak menjaga kebersihan badan
dan lingkungan dsb.
B. Cara Penularan
Cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang tercemar
telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut memilih tinggal di usus halus yang banyak berisi
makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar. Penularan penyakit cacing dapat lewat
berbagai cara, telur cacing bisa masuk dan tinggal dalam tubuh manusia. Ia bisa masuk lewat
makanan atau minuman yang dimasak menggunakan air yang tercemar. Jika air yang telah
tercemar itu dipakai untuk menyirami tanaman, telur-telur itu naik ke darat. Begitu air
mengering, mereka menempel pada butiran debu.
Telur yang menumpang pada debu itu bisa menempel pada makanan dan minuman yang
dijajakan di pinggir jalan atau terbang ke tempat-tempat yang sering dipegang manusia.
Mereka juga bisa berpindah dari satu tangan ke tangan lain.
SIKLUS :
Setelah masuk ke dalam usus manusia, cacing akan berkembang biak, membentuk koloni
dan menyerap habis sari-sari makanan. Cacing mencuri zat gizi, termasuk protein untuk
membangun otak.
Setiap satu cacing gelang memakan 0,14 gram karbohidrat dan 0,035 protein per hari.
Cacing cambuk menghabiskan 0,005 milimeter darah per hari dan cacing tambang minum 0,2
milimeter darah per hari. Kalau jumlahnya ratusan, berapa besar kehilangan zat gizi dan
darah yang digeogotinya. Seekor cacing gelang betina dewasa bisa menghasilkan 200.000
telur setiap hari. Bila di dalam perut ada tiga ekor saja, dalam sehari mereka sanggup
memproduksi 600.000 telur.
Pada kasus infeksi cacing ringan, tanpa gejala atau kadang tidak menimbulkan gejala nyata.
Gejala yang harus dikenali adalah lesu, tak bergairah, suka mengantuk, badan kurus meski
porsi makan melimpah, serta suka menggaruk-garuk anusnya saat tidur karena bisa jadi itu
pertanda cacing kremi sedang beraksi. Gangguan ini menyebabkan, kurang zat gizi, kurang
darah atau anemia. Berkurangnya zat gizi maupun darah, keduanya berdampak pada tingkat
kecerdasan, selain berujung anemia. Anemia akan menurunkan prestasi belajar dan
produktivitas. Menurut penelitian, anak yang kehilangan protein akibat cacing tingkat
kecerdasannya bisa menurun. Anemia kronis bisa mengganggu daya tahan tubuh anak usia di
bawah lima tahun (balita).
Tetapi pada kasus-kasus infeksi berat bisa berakibat fatal. Ascaris pada cacing dapat
bermigrasi ke organ lain yang menyebabkan peritonitis, akibat perforasi usus dan ileus
obstruksi akibat bolus yang dapat berakhir dengan kematian.
Infeksi usus akibat cacingan, juga berakibat menurunnya status gizi penderita yang
menyebabkan daya tahan tubuh menurun, sehingga memudahkan terjadinya infeksi penyakit
lain, termasuk HIV/AIDS, Tuberkulosis dan Malaria. Jenis penyakit parasit ini kecil sekali
perhatiannya dari pemerintah bila dibandingkan dengan HIV/AIDS yang menyedot anggaran
cukup besar, padahal semua bentuk penyakit sama pentingnya dan sikap masyarakat sendiri
juga tak peduli terhadap penyakit jenis ini.
Beberapa jenis cacing sangat potensial untuk menimbulkan infeksi pada anak-anak. Dan
untuk selanjutnya mereka akan menjadi sumber penularan bagi infeksi berikutnya yang
sangat potensial. Keadaan yang demikian inilah yang menyebabkan infeksi akibat parasit
cacing sukar diatasi secara tuntas. Penderita yang tidak mendapatkan pengobatan yang tepat,
merupakan sumber penularan bagi orang-orang dekat di sekitarnya
Cacing gelang ( Ascaris lumbricoidus )
Cacing betinanya yang panjangnya kira-kira 20-30 cm ini mampu bertelur 200.000
telur per harinya. Dalam waktu lebih kurang 3 minggu telur ini akan berisi larva yang bersifat
infektif, yang dapat menjadi sumber penularan jika secara tidak sengaja mencemari
makanan/minuman yang kita konsumsi. Cacing ini hidup sebagai parasit dalam usus halus,
sehingga akan mengambil nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh kita dan menimbulkan
kerusakan pada` lapisan usus tersebut. Akhirnya timbullah diare dan gangguan penyerapan
sari-sari makanan tersebut. Bahkan pada keadaan yang berat, larva dapat masuk ke paru
sehingga membutuhkan tindakan operatif.
Cacing ini hidup di bagian akhir dari usus halus, di dekat usus besar. Cacing ini kecil
sekali, yang betina panjangnya 8-10mm, yang jantan 5mm dengan ekor bengkok. Telurnya
banyak, sampai 10.000. Bentuk telur panjang, sedikit cekung. Besarnya 20-45 mikron.
Cacing ini mirip kelapa parut, kecil-kecil dan berwarna putih. Awalnya, cacing ini akan
bersarang di usus besar. Saat dewasa, cacing kremi betina akan pindah ke anus untuk
bertelur. Telur-telur ini yang menimbulkan rasa gatal. Bila balita menggaruk anus yang gatal,
telur akan pecah dan larva masuk ke dalam dubur. Saat digaruk, telur-telur ini bersembunyi di
jari dan kuku, sebagian lagi menempel di sprei, bantal atau pakaian. Lewat kontak langsung,
telur cacing menular ke orang lain. Lalu siklus cacing dimulai lagi.
Untuk dapat mengatasi infeksi cacing secara tuntas, maka upaya pencegahan dan terapi
merupakan usaha yang sangat bijaksana dalam memutus siklus penyebaran infeksinya.
Pemberian obat anti cacing secara berkala setiap 6 bulan dapat pula dikerjakan. Menjaga
kebersihan diri (Ian lingkungan serta sumber bahan pangan adalah merupakan sebagian dari
usaha pencegahan untuk menghindari dari infeksi cacing. Memasyarakatkan cara-cara hidup
sehat, terutama pada anak-anak usia sekolah dasar, dimana usia ini merupakan usia yang
sangat peka untuk menanamkan dan memperkenalkan kebiasaan-kebiasaan baru. Kebiasaan
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala merupakan salah satu contohnya.
Budayakan kebiasaan dan perilaku pada diri sendiri, anak dan keluarga untuk mencuci
tangan sebelum makan. Kebiasaan akan terpupuk dengan baik apabila orangtua meneladani.
Dengan mencuci tangan makan akan mengeliminir masuknya telur cacing ke mulut sebagai
jalan masuk pertama ke tempat berkembang biak cacing di perut kita.
Pakailah alas kaki jika menginjak tanah. Jenis cacing ada macamnya. Cara masuknya pun
beragam macam, salah satunya adalah cacing tambang (Necator americanus ataupun
Ankylostoma duodenale). Kedua jenis cacing ini masuk melalui larva cacing yang menembus
kulit di kaki, yang kemudian jalan-jalan sampai ke usus melalui trayek saluran getah bening.
Kejadian ini sering disebut sebagai Cutaneus Larva Migran (dari namanya ini kita sudah tahu
lah apa artinya; cutaneus: kulit, larva: larva, migrant: berpindah). Setelah larva cacing sampai
ke usus, larva ini tumbuh dewasa dan terus berkembang biak dan menghisap darah manusia.
Oleh sebab itu Anda akan mengalami anemia.
Gunting dan bersihkan kuku secara teratur. Kadang telur cacing yang terselip di antara kuku
Anda kemudian masuk ke usus Anda dan mendirikan koloni di sana.
Jangan buang air besar sembarangan dan cuci tangan saat membasuh. Setiap kotoran baiknya
dikelola dengan baik, termasuk kotoran manusia. Di negara kita masih banyak warga yang
memanfaatkan sungai untuk buang hajat. Dengan perilaku ini maka kotoran-kotoran dapat
mencemari lingkungannya. Jika lingkungan sudah tercemar, penularan sering terjadi pada
semua orang. Orang yang sudah menjaga diri sebersih apapun terkadang masih dapat
terjangkit parasit cacing ini.
Peduli lah dengan lingkungan, maka akan dapat memanfaatkan hasil yang baik. Jika air yang
digunakan terkontaminasi dengan tinja manusia, memungkinkan telur cacing bertahan pada
kelopak-kelopak tanaman yang ditanam dan terbawa oleh angin sehingga dapat
memungkinkan menempel pada makanan yang kita konsumsi.
Cucilah sayur dengan baik sebelum diolah. Cucilah sayur di bawah air yang mengalir. Agar
kotoran yang melekat akan terbawa air yang mengalir, di samping itu nilai gizi sayuran tidak
hilang jika dicuci di bawah air yang mengalir.
Berhati-hati terhadap makanan mentah atau setengah matang, terutama di daerah yang
sanitasinya buruk. Perlu dicermati juga, makanan mentah tidak selamanya buruk. Yang harus
diperhatikan adalah kebersihan bahan makanan agar makanan dapat kita makan sesegar
mungkin sehingga enzim yang terkandung dalam makanan dapat kita rasakan manfaatnya.
Buanglah kotoran hewan peliharaan seperti kucing atau anjing pada tempat pembuangan
khusus.
Pencegahan dengan meminum obat anti cacing setiap 6 bulan, terutama bagi Anda yang
risiko tinggi terkena infestasi cacing ini, seperti petani, anak-anak yang sering bermain pasir,
pekerja kebun, dan pekerja tambang (orang-orang yang terlalu sering berhubungan dengan
tanah.
F. Penanggulangan
Penanganan untuk mengatasi infeksi cacing dengan obat-obatan merupakan pilihan yang
dianjurkan. Obat anti cacing Golongan Pirantel Pamoat (Combantrin dan lain-lain)
merupakan anti cacing yang efektif untuk mengatasi sebagian besar infeksi yang disebabkan
parasit cacing.
Intervensi berupa pemberian obat cacing ( obat pirantel pamoat 10 mg / kg BB dan
albendazole 10 mg/kg BB ) dosis tunggal diberikan tiap 6 bulan pada anak SD dapat
mengurangi angka kejadian infeksi ini pada suatu daerah
Paduan yang serasi antara upaya prevensi dan terapi akan memberikan tingkat keberhasilan
yang memuaskan, sehingga infeksi cacing secara perlahan dapat diatasi secara maksimal,
tuntas dan paripur