You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan, salah satu
diantaranya ialah penyakit cacing yang ditularkan melalui tanah. Cacingan ini dapat
mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas
penderitanya sehingga secara ekonomi banyak menyebabkan kerugian, karena menyebabkan
kehilangan karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga menurunkan kualitas
sumber daya manusia. Prevalensi cacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi,
terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu mempunyai risiko tinggi terjangkit
penyakit ini. ( Kepmenkes No: 424/MENKES/SK/VI, 2006:1 ).
Prevalensi angka kecacingan di Indonesia masih cukup tinggi, antara 45 65%,
bahkan pada daerah daerah tertentu yang kondisi lingkungannya buruk bisa mencapai 80%,
angka tersebut tergolong tinggi. Di beberapa daerah di Indonesia terutama di daerah pedalam
belum semua
mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak, kasus infeksi cacing yang kronik banyak
ditemukan di daerah pedalaman yang secara latar belakang pengetahuan kesehatan dan
pendidikan rendah.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingginya angka kecacingan pada
masyarakat Indonesia selain karena kondisi lingkungan geografis, juga karena factor
kersadaran untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat, rendahnya pengetahuan kesehatan,
dan kurangnya penyuluhan kepada masyarakat terutama di daerah terpencil memberi
kontribusi tingginya angka kecacingan di Indonesia.
Apabila dicermati lebih lanjut, infeksi cacing ini sepele, tetapi pengaruhnya bisa
sangat mengganggu terutama pada anak-anak yang dalam masa pertumbuhan, infeksi ringan
mengakhibatkan anemia dengan berbagai manifestasi kilinis, baik yang terlihat secara nyata
maupun yang tidak terlihat. Kasus infeksi yang sedang sampai berat bisa mengakhibatkan
adanya gangguan penyerapan pada usus dan gangguan beberapa fungsi organ dalam. Apabila
hal ini terjadi pada masa anak-anak terutama disekolah, maka akan sangat mengganggu
proses belajar mengajar, secara nyata anak bisa mengalami kemunduran prestasi, yang
disadari atau tidak hal tersebut mempengaruhi masa depan mereka. Kasus infeksi pada orang
dewasa biasanya tidak disadari, contoh kasus pada infeksi filaria, membutuhkan waktu yang
cukup panjang dari infeksi sampai terjadinya elephantiasis (Kaki gajah) beberapa kasus
menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi mengetahui bahwa dirinya terkena elephantiasis
setelah kakinya membesar.
Fenomena infeksi cacing ini seperti gunging es, yang muncul ke permukaan kecil,
tetapi sebenarnya banyak kasus dan kejadian infeksi cacing yang tidak terekspos. Kita
sebagai warga masyarakat kesehatan yang mengetahui tentang hal ini idealnya turut memberi
sumbangan terhadap peningkatan derajat kesehatan, dalam hal ini adalah menekan kejadian
infeksi cacing.

Penyakit yang sering terjadi ini sangat menganggu tumbuh kembang anak. Sehingga
sangat penting untuk mengenali dan mencegah penyakit cacing pada anak sejak dini.
Gagguan yang ditimbulkan mulai dari yang ringan tanpa gejala hingga sampai yang berat
bahkan sampai mengancam jiwa. Secara umum gangguan nutrisi atau anmeia dapat terjadi
pada penderita. Hal ini secara tidak langsung akan mengakibatkan gangguan kecerdasan pada
anak.
Sekitar 60 persen orang Indonesia mengalami infeksi cacing. Kelompok umur
terbanyak adalah pada usia 5-14 tahun. Angka prevalensi 60 persen itu, 21 persen di
antaranya menyerang anak usia SD dan rata-rata kandungan cacing per orang enam ekor.
Data tersebut diperoleh melalui survei dan penelitian yang dilakukan di beberapa provinsi
pada tahun 2006.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan kami bahas pada makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian cacingan ?

2. Cacing-cacing apa sajakah yang menyebabkan cacingan ?

3. Bagaimana gejala-gejala jika manusia mengalami cacingan ?

4. Bagaimana dampak dari cacingan ?

5. Bagaimana cara penularan cacingan ?

6. Bagaimana cara pencegahan agar terhindar dari penyakit cacingan

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah

1. Pembaca dapat memahami dan mengerti apa yang dimaksud dengan penyakit cacingan.

2. Pembaca dapat mengetahui dan memahami jenis-jenis cacing yang menyebabkan cacingan.

3. Dapat mengetahui gejala-gejala pada manusia jika mengidap penyakit cacingan.

4. Mengetahui dampak dari penyakit cacingan.

5. Mengetahui cara pencegahan untuk menghindari penyakit cacingan.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Infeksi cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam infeksi
yang di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya dengan cara
menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan mengambil nutrisi daritubuh
inangnya. Pada kasus cacingan, maka cacing tersebut bahkan dapat melemahkantubuh inangnya
dan menyebabkan gangguan kesehatan.
Cacingan biasanya terjadi karena kurangnya kesadaran akan kebersihan baik terhadap diri
sendiri ataupun terhadap lingkungannya. Cacingan dapat menular melalui larva/telur yang
tertelan & masuk ke dalam tubuh. Cacing merupakan hewan tidak bertulang yang berbentuk
lonjong & panjang yang berawaldari telur/larva hingga berubah menjadi bentuk cacing dewasa. Cacing
dapat menginfeksi bagian tubuh manapun yang ditinggalinya seperti pada kulit, otot, paru-paru,
ataupun usus/saluran pencernaan Penyakit cacingan, khususnya pada anak sering dianggap
sebagai penyakit yang sepeleoleh sebagian besar kalangan masyarakat. Padahal penyakit ini
bisa menurunkan tingkat kesehatan anak. Di antaranya, menyebabkan anemia, IQ menurun,
lemas tak bergairah,ngantuk, malas beraktivitas serta berat badan rendah.
2.2 Jenis-Jenis Cacing

Berikut jenis-jenis cacing :


1. CACING GELANG (Ascaris lumbricoides)
Manusia merupakan satu-satunya hospes (tempat hidup) cacing ini. Cacing jantan
berukuran 10 30 cm, sedangkan betina 22 35 cm, pada stadium dewasa hidup di
rongga usus halus, cacing betina dapat bertelur sampai 100.000 200.000 butir sehari,
terdiri dari telur yang dibuahi dan telur yang tidak dibuahi. Dalam lingkungan yang
sesuai, telur yang dibuahi tumbuh menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3
minggu. Bentuk infektif ini bila tertelan manusia, akan menetas menjadi larva di usus
halus, larva tersebut menembus dinding usus menuju pembuluh darah atau saluran
limfa dan dialirkan ke jantung lalu mengikuti aliran darah ke paru-paru menembus
dinding pembuluh darah, lalu melalui dinding alveolus masuk rongga alveolus,
kemudian naik ke trachea melalui bronchiolus dan broncus. Dari trachea larva menuju
ke faring, sehingga menimbulkan rangsangan batuk, kemudian tertelan masuk ke
dalam esofagus lalu menuju ke usus halus, tumbuh menjadi cacing dewasa. Proses
tersebut memerlukan waktu kurang lebih 2 bulan sejak tertelan sampai menjadi cacing
dewasa

Warna : Merah muda atau putih


Besarnya : 20 - 30 cm
Hidup di : Usus kecil
Cara Penularannya:
Telur cacing masuk melalui mulut
Menetas di usus kecil menjadi larva
Larva dibawa oleh aliran darah ke paru-paru melalui hati
Bila larva ini sampai ke tenggorokan dan tertelan, mereka masuk ke dalam usus kecil
danmenjadi dewasa di sana.
Cacing gelang dapat mengisap 0,14 gr karbohidrat setiap hari
2. CACING CAMBUK(Tric uris Trichiura)

Manusia merupakan hospes cacing ini. Cacing betina panjangnya sekitar 5 cm dan yang
jantan sekitar 4 cm. Cacing dewasa hidup di kolon asendens dengan bagian anteriornya
masuk ke dalam mukosa usus. Satu ekor cacing betina diperkirakan menghasilkan telur sehari
sekitar 3.000 5.000 butir. Telur yang dibuahi dikelurkan dari hospes bersama tinja, telur
menjadi matang (berisi larva dan infektif) dalam waktu 3 6 minggu di dalam tanah yang
lembab dan teduh. Cara infeksi langsung terjadi bila telur yang matang tertelan oleh manusia
(hospes), kemudian larva akan keluar dari telur dan masuk ke dalam usus halus sesudah
menjadi dewasa cacing turun ke usus bagian distal dan masuk ke kolon asendens dan sekum.
Masa pertumbuhan mulai tertelan sampai menjadi cacing dewasa betina dan siap bertelur
sekitar 30 90 hari.

Warna : Merah muda atau abu-abu


Besarnya : 3 - 5 cm
Hidup di : Usus besar
Cara Penularannya:
Telur cacing tertelan bersama dengan air atau makanan
Menetas di usus kecil dan tinggal di usus besar
Telur cacing keluar melalui kotoran dan jika telur ini tertelan, terulanglah siklus ini.
3 . C A C I N G T A M B A N G ( A n c yl o s t o m i a s i s )
Cacing dewasa ini tinggal di usus halus bahagian atas, sedangkan telurnya akan
dikeluarkan bersama dengan kotoran manusia. Telur akan menetas menjadi larva di
luar tubuh manusia, yang kemudian masuk kembali ke tubuh mangsa menembus kulit
telapak kaki bagi mereka yang berjalan tanpa alas kaki. Larva akan berjalan jalan di
dalam tubuh melalui peredaran darah yang akhirnya tiba di paru paru lalu dibatukan
dan ditelan kembali.

Warna : MerahBesarnya : 8 - 13 mm
Hidup di : Usus keciL
Cara Penularannya:
Larva menembus kulit kaki
Melalui saluran darah larva dibawa ke paru-paru yang menyebabkan batuk
Larva yang ditelan menjadi dewasa pada usus kecil dimana mereka menancapkan dirinya untuk mengisap
darah.
Cacing tambang merupakan infeksi cacing yang paling merugikan kesehatan
anak-anak.Infeksi cacing tambang dapat menyebabkan anemia (kurang darah). Cacing
tambang dapatmengisap darah 10 - 12 mililiter setiap hari.
4. CACING KREMI (Enterobius Vermicularis)

Cacing ini adalah dari jenis Enterobius vermikularis yang sering menyerang kanak-
kanak kecil. Cacing dewasa akan tinggal di usus besar. Cacing betina yang akan
bertelur meninggalkan usus besar menuju anus yang merupakan tempat bertelur yang
paling ideal. Keitka inilah kanak-kanak akan menangis kerana lubang anusnya gatal.
Secara kasat mata, cacing ini akan terlihat sebesar parutan kelapa disekitar lubang
anus. Transmisi cacing ini seperti halnya cacing perut masuk secara langsung melalui
mulut baik dengan perantara makanan mahupun dimasukkan secara tidak sengaja oleh
penderita yang habis menggaru lubang anusnya yang gatal. Sehingga pada kanak-
kanak sering terjadi reinfeksi akibat tindakan itu.

Warna : PutihBesarnya : 1 cm
Hidup di : Usus besar
Cara Penularannya:
Cacing betina bertelur pada malam hari di anus
Anus menjadi gatal, garukan pada anus membawa telur cacing ini menyebar.
Melaluikontak dengan tempat tidur, bantal, sprei, pakaian, telur cacing kremi dibawa ke
tempatlain.
Jika telur-telur ini termakan, terunglah siklus ini.
2.3 Gejala Gejala Cacingan

Secara khususnya :

C a c i n g k r e m i : Telur cacing ini masuk ke dalam tubuh melalui mulut, lalu bersarang di
usus besar. Setelah dewasa, cacing berpindah ke anus. Dalam jumlah banyak, cacing ini bisa
menimbulkan gatal-gatal di malam hari. Tidak heran bila si kecil nampak rewel akibat gatal-
gatal yang tidak dapat ditahan. Olesi daerah anusnya dengan baby oil dan pisahkan semua
peralatan yang bisa menjadi media penyebar, seperti handuk, celana, pakaian.

Cacing gelang : Sering kembung, mual, dan muntah-muntah. Kehilangan nafsu makan
dibarengi diare, akibat ketidakberesan di saluran pencernaan. Pada kasus yang berat,
penderita mengalami kekurangan gizi. Cacing gelang yang jumlahnya banyak, akan
menggumpal dan berbentuk seperti bola, sehingga menyebabkan terjadinya sumbatan di
saluran pencernaan.

Cacing Tambang : Cacing tambang menetas di luar tubuh manusia, larvanya masuk kedalam
tubuh melalui kulit. Cacing tambang yang hidup menempel di usus halus menghisap darah si
penderita. Gejala yang biasa muncul adalah lesu, pucat, dan anemia berat.

Cacing Cambuk : Dapat menimbulkan peradangan di sekitar tempat hidup si cacing,


misalnya di membrane usus besar. Pada kondisi ringan, gejala tidak terlalu tampak. Tapi bila
sudah parah dapat mengakibatkan diare berkepanjangan. Jika dibiarkan akan mengakibatkan
pendarahan usus dan anemia. Peradangan bisa menimbulkan gangguan perut yang hebat,
yang menyebabkan mual, muntah, dan perut kembung.

Secara Umum :

. Perut buncit
Rasa mual
Lemas
Hilangnya nafsu makan
Rasa sakit di bagian perut
Diare
Turunnya berat badan karena penyerapan nutrisi yang tidak mencukupi dari makanan.
Pada infeksi yang lebih lanjut apabila cacing sudah berpindah tempat dari usus ke organlain,
sehingga menimbulkan kerusakan organ & jaringan, dapat timbul gejala :
Demam
Adanya benjolan di organ/jaringan tersebut
Dapat timbul reaksi alergi terhadap larva cacing
Infeksi bakteri
Kejang atau gejala gangguan syaraf apabila organ otak sudah terkena.

2.4 Dampak

Anak-anak akan mengalami berbagai dampak psikologis bila mereka terkena


penyakit cacingan. Dampak psikologis yang terjadi pada si anak bila menderita
penyakit cacing kremi, si anak akan merasakan gatal di anusnya pada malam hari sehingga
si anak akan menagis dan terganggu waktu tidurnya. Pada anak yag menderita penyakit
karena cacing tambang, Cacing tambang ini merupakan infeksi cacing yang paling merugikan
kesehatan anak-anak. Infeksi cacing tambang dapat menyebabkan anemia (kurang darah),
sehingga sianak akan lemas untuk beraktivitas jadi terganggu aktivitas sehari-harinya,
Konsetrasi dan daya ingat anak yang menurun sehingga anak sulit mencerna pelajaran di
sekolah.
Penderita cacingan di kalangan anak sekolah juga cukup tinggi. Menurut
survei yang pernah dilakukan di Jakarta, terutama pada anak Sekolah Dasar (SD)
menyebutkan sekitar 49,5 persen dari 3.160 siswa di 13 SD ternyata menderita cacingan.
Siswa perempuan memiliki prevalensi lebih tinggi, yaitu 51,5 persen dibandingkan dengan
siswa laki-laki yang hanya 48,5 persen. Biasanya seorang siswa yang terinfeksi cacing akan
mengalami kekurangan hemoglobin (Hb) hingga 12 gr persen, dan akan berdampak
terhadapkemampuan darah membawa oksigen ke berbagai jaringan tubuh, termasuk ke otak.
Akibatnya, penderita cacingan terserang penurunan daya tahan tubuh serta
metabolisme jaringan otak. Bahkan, dalam jangka panjang, penderita akan mengalami
kelemahan fisik dan intelektualitas. Kategori infeksi cacing ditentukan dari jumlah cacing
yang dikandungnya. Jika anak-anak itu sudah terinfeksi cacing, biasanya akan menunjukkan
gejala keterlambatan fisik, mental dan seksual.
Infeksi usus akibat cacingan, juga berakibat menurunnya status gizi penderita yang
menyebabkan daya tahan tubuh menurun, sehingga memudahkan terjadinya infeksi penyakit
lain, termasuk HIV/AIDS, Tuberkulosis dan Malaria. Jenis penyakit parasit ini kecil sekali
perhatiannya dari pemerintah bila dibandingkan dengan HIV/AIDS yang menyedot anggaran
cukup besar, padahal semua bentuk penyakit sama pentingnya dan sikap masyarakat sendiri
juga tak peduli terhadap penyakit jenis ini.

2.5 Cara Penularan

Cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang tercemar
telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut memilih tinggal di usus halus yang banyak berisi
makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar. Penularan penyakit cacing dapat lewat
berbagai cara, telur cacing bisa masuk dan tinggal dalam tubuh manusia. Ia bisa masuk lewat
makanan atau minuman yang dimasak menggunakan air yang tercemar. Jika air yang telah
tercemar itu dipakai untuk menyirami tanaman, telur-telur itu naik ke darat. Begitu air
mengering, mereka menempel pada butiran debu. Telur yang menumpang pada debu itu bisa
menempel pada makanan dan minuman yang dijajakan di pinggir jalan atau terbang ke
tempat-tempat yang sering dipegang manusia. Mereka juga bisa berpindah dari satu tangan ke
tangan lain. Setelah masuk ke dalam usus manusia, cacing akan berkembang biak,
membentuk koloni dan menyerap habis sari-sari makanan. Cacing mencuri zat gizi, termasuk
protein untuk membangun otak.
Setiap satu cacing gelang memakan 0,14 gram karbohidrat dan 0,035 protein per
hari. Cacing cambuk menghabiskan 0,005 milimeter darah per hari dan cacing tambang
minum 0,2 milimeter darah per hari. Kalau jumlahnya ratusan, berapa besar kehilangan zat
gizi dan darah yang digeogotinya. Seekor cacing gelang betina dewasa bisa menghasilkan
200.000 telur setiap hari. Bila di dalam perut ada tiga ekor saja, dalam sehari mereka sanggup
memproduksi 600.000 telur.
2.6 Pencegahan

Cucilah tangan sebelum makan.


Budayakan kebiasaan dan perilaku pada diri sendiri, anak dan keluarga untuk mencuci tangan
sebelum makan. Kebiasaan akan terpupuk dengan baik apabila orangtua meneladani. Dengan
mencuci tangan makan akan mengeliminir masuknya telur cacing ke mulut sebagai jalan
masuk pertama ke tempat berkembang biak cacing di perut kita.
Pakailah alas kaki jika menginjak tanah. Jenis cacing ada macamnya. Cara masuknya pun
beragam macam, salah satunya adalah cacing tambang (Necator americanus ataupun
Ankylostoma duodenale). Kedua jenis cacing ini masuk melalui larva cacing yang menembus
kulit di kaki, yang kemudian jalan-jalan sampai ke usus melalui trayek saluran getah bening.
Kejadian ini sering disebut sebagai Cutaneus Larva Migran (dari namanya ini kita sudah tahu
lah apa artinya; cutaneus: kulit, larva: larva, migrant: berpindah). Nah, setelah larva cacing
sampai ke usus, larva ini tumbuh dewasa dan terus berkembang biak dan menghisap darah
manusia. Oleh sebab itu Anda akan anemia. *Lha wong berbagi darah dan hidup dengan
cacing
Gunting dan bersihkan kuku secara teratur. Kadang telur cacing yang terselip di antara kuku
Anda dan selamat masuk ke usus Anda dan mendirikan koloni di sana.
Jangan buang air besar sembarangan dan cuci tangan saat membasuh. Setiap kotoran baiknya
dikelola dengan baik, termasuk kotoran manusia. Di negara kita masih banyak warga yang
memanfaatkan sungai untuk buang hajat. Dengan perilaku ini maka kotoran-kotoran ini akan
liar tidak terjaga, sehingga mencemari lingkungannya. Dan, jika lingkungan sudah cemar,
penularan sering tidak pandang bulu. Orang yang sudah menjaga diri sebersih mungkin
sekalipun masih dapat dihinggapi parasit cacing ini.
Bertanam atau Berkebunlah dengan baik. Ambillah air yang masih baik untuk menyiram
tanaman. Agar air ini senantiasa baik maka usahakan lingkungan sebaik mungkin. Menjaga
alam ini termasuk bagian dalam merawat kesehatan.
Peduli lah dengan lingkungan, maka akan dapat memanfaatkan hasil yang baik. Jika air yang
digunakan terkontaminasi dengan tinja manusia, bukan tidak mungkin telur cacing bertahan
pada kelopak-kelopak tanaman yang ditanam dan terbawa hingga ke meja makan.
Cucilah sayur dengan baik sebelum diolah. Cucilah sayur di bawah air yang mengalir.
Hati-hatilah makan makanan mentah atau setengah matang, terutama di daerah yang
sanitasinya buruk.
Buanglah kotoran hewan hewan peliharaan kesayangan Anda seperti kucing atau anjing pada
tempat pembuangan khusus
Pencegahan dengan meminum obat anti cacing setiap 6 bulan, terutama bagi Anda yang
risiko tinggi terkena infestasi cacing ini, seperti petani, anak-anak yang sering bermain pasir,
pekerja kebun, dan pekerja tambang (orang-orang yang terlalu sering berhubungan dengan
tanah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Infeksi cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam infeksi yang di
sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya dengan cara
menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan mengambil nutrisi daritubuh
inangnya.
Jenis-jenis cacing yang dapat menginfeksi adalah
CACING GELANG: (Ascaris lumbricoides)
CACING CAMBUK: (Tricuris Trichiura)
CACING TAMBANG: (Ancylostomiasis)
CACING KREMI: (Enterobius Vermicularis)
Gejala umum jika terinfeksi cacing adalah timbulnya rasa mual, lemas, hilangnya nafsu makan, rasa sakit
di bagian perut, diare, dan turunnya berat badan karena penyerapan nutrisi yang tidak
mencukupi dari makanan. Pada infeksi yang lebih lanjut apabila cacing sudah berpindah
tempat dari usus ke organlain, sehingga menimbulkan kerusakan organ & jaringan, dapat
timbul gejala demam, adanya benjolan di organ/jaringan tersebut, dapat timbul reaksi alergi
terhadap larva cacing, infeksi bakteri, kejang atau gejala gangguan syaraf apabila organ otak sudah
terkena.
Penderita cacingan akan mengalami penurunan daya tahan tubuh serta metabolisme jaringan
otak. Bahkan, dalam jangka panjang, penderita akan mengalami kelemahan fisik dan
intelektualitas. Kategori infeksi cacing ditentukan dari jumlah cacing yang dikandungnya.
Infeksi usus akibat cacingan, juga berakibat menurunnya status gizi penderita yang
menyebabkan daya tahan tubuh menurun, sehingga memudahkan terjadinya infeksi penyakit
lain, termasuk HIV/AIDS, Tuberkulosis dan Malaria.
Penularan cacing : cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang
tercemar telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut memilih tinggal di usus halus yang
banyak berisi makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar.
Pencegahan infeksi ini relative mudah, yaitu dengan pola hidup bersih dan sehat, menjaga
kesehatan diri dan lingkungan, mengkonsumsi obat cacing setiap 6 bulan sekali.
3.2 Saran

Sebaiknya pengobatan diberikan kepada seluruh anggota keluarga untuk mencegah atau

mewaspadai terjadinya cacingan tersebut. Selama masa pengobatan hindari penularan

cacingan ke anggota keluarga lain dengan cara mencuci tangan dengan sabun setiap habis ke

toilet atau sebelum menyentuh makanan, hindari juga untuk menutup mulut

dengan tangan yang belum dicuci. Menjaga kebersihan diri adalah salah satu kunci

untuk mencegah timbulnya cacingan kembali.


DAFTAR PUSTAKA

Aivi. 2012. Penyakit Kecacingan. http://aivi-blogger-remaja.blogspot.com/, diakses pada tanggal 09


April 2013.

Judarwanto, Widodo. 2013. Permasalahan Penyakit Cacing Pada Anak.


http://clinicforchild.wordpress.com/, diakses pada 13 April 2013.

NN. 2011. Kecacingan. http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/, diakses pada tanggal 13 April 2013.

NN. 2011. Kecacingan. http://id.wikipedia.org/, diakses pada tanggal 09 April 2013.

Wahyudi, Didik. 2012. Pencegahan Infeksi Cacing. http://aaknasional.wordpress.com/, diakses pada


tanggal 13 Appril 2013.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang penyakit cacing pada manusia dapat
memberikan manfaat .

Banjar, 1 November 2015


MAKALAH
PENYAKIT CACING PADA MANUSIA
(Tugas Mata Kuliah Penyakit Tropis Dosen Dr. Bayu Hanggara Utami )

NAMA KELOMPOK :

DWITA IRIYANI

YULIA PRITA SAPUTRI

INDRA PERMANA.S

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTRA BANJAR

PRODI KEPERAWATAN SEMESTER V

TAHUN AJARAN 2015

You might also like