Professional Documents
Culture Documents
SISTEM RUJUKAN
PUSKESMAS SAMBAS
KABUPATEN SAMBAS
KECAMATAN SAMBAS
TAHUN 2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya sehingga laporan manajemen puskesmas ini dapat diselesaikan.
Laporan ini disusun untuk pedoman atau acuan pelayanan Puskesmas Sambas.
Penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
2
HALAMAN JUDUL.........................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................2
KATA PENGANTAR.......................................................................................4
DAFTAR ISI.....................................................................................................5
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................6
A. LATAR BELAKANG......................................................
B. TUJUAN......................................................................
C. DASAR KEBIJAKAN........................................................
D. RUANG LINGKUP..............................................................
E. METODOLOGI...............................................................
A. KERANGKA ACUAN........................................................
B. CARA KERJA............................................................
A. DASAR PEMIKIRAN
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
3
A. LATAR BELAKANG
Upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan akses pelayanan kesehatan,
sediaan farmasi, dan alat kesehatan secara nasional memang telah mengalami
peningkatan, namun di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, pulau-pulau kecil
terdepan dan terluar masih belum cukup terpenuhi. Kebutuhan akan Sumber Daya
Manusia (SDM) Kesehatan pun belum cukup memadai, baik jumlah, jenis, kualitas
tenaga kesehatan yang dibutuhkan, serta distribusinya yang belum merata. Jumlah
dokter di Indonesia masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara lain di
ASEAN, yaitu 19 orang dokter per 100.000 orang penduduk.
Sesuai dengan dasar Sistem Kesehatan Nasional tahun 2009, upaya
penyelenggaraan kesehatan perlu mengacu pada dasar-dasar:
1. Hak asasi manusia.
2. Sinergisme dan Kemitraan yang Dinamis.
3. Komitmen dan Tata Kepemerintahan yang Baik.
4. Dukungan Regulasi.
5. Antisipatif dan Pro Aktif.
6. Responsif Gender.
7. Kearifan Lokal.
Akan tetapi pembangunan kesehatan yang belum merata terutama dalam hal
pemerataan prasarana dan fasilitas penunjang bagi stakeholder kesehatan yang ada di
daerah maka diperlukan tindakan rujukan dari stakeholder kesehatan yang memiliki
fasilitas kurang ke stakeholder yang memiliki sarana lebih maju.
Rujukan adalah sarana dan prasarana yang digunakan sebagai alat untuk
memberikan informasi, untuk menyokong atau memperkuat pernyataan dengan tegas.
Rujukan dapat berwujud alat bukti, nilai-nilai, dan/atau kredibilitas. Sumber materi
rujukan adalah tempat materi tersebut ditemukan.
4
Untuk dapat mewujudkannya dan demi terselenggaranya pembangunan
kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah
secara sinergis, maka diperlukan suatu sistem rujukan yang tepat sehingga dapat
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
B. TUJUAN
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
a. Mengetahui tentang pelaksanaan rujukan yang ada di Pukesmas Sambas,
Kecamatan Sambas , Kanbupaten Sambas.
b. Mengetahui tentang prosedur sistem rujukan yang berlangsung di Pukesmas
Sambas , Kecamatan Sambas, Kanbupaten Sambas.
c. Mengetahui tentang kelengkapan sarana prasarana dalam kaitan pelaksanaan
rujukan yang berlangsung di Pukesmas Sambas , Kecamatan Sambas,
Kabupaten Sambas.
d. Mengetahui tentang pemanfaatan sumber daya yang terdapat di Puskesmas
dalam kaitan pelaksanaan rujukan yang berlangsung di Pukesmas Sambas,
Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas.
C. MANFAAT
1.Puskesmas
BAB II
METODOLOGI
A. KERANGKA ACUAN
Dalam membuat kerangka acuan, digunakan cara pendekatan sistem yaitu sebagai
berikut:
INPUT
6
1. Man
2. Money
3. Material
4. Metode
5. Machine
PROSES
1. Perencanaan (P1)
7
b. Pengambilan data-data material yang diperlukan berupa laporan Manajemen dan
Kinerja Puskesmas Batealit Jepara.
OUTPUT
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. DASAR PEMIKIRAN
8
Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk.
Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan
unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yaitu Puskesmas Pembantu dan Puskesmas
Keliling.
Pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan
yang meliputi pelayanan pengobatan (kuratif), upaya pencegahan (preventif), peningkatan
kesehatan (promotif) dan pemullihan kesehatan (rehabilitatif) yang ditujukan kepada
semua penduduk dan tidak dibedakan jenis kelamin dan golongn umur, sejak pembuahan
dalam kandungan sampai tutup usia.
Rujukan adalah sarana dan prasarana yang digunakan sebagai alat untuk
memberikan informasi, untuk menyokong atau memperkuat pernyataan dengan tegas.
Rujukan dapat berwujud alat bukti, nilai-nilai, dan/atau kredibilitas. Sumber materi rujukan
adalah tempat materi tersebut ditemukan.
Jenis Rujukan
11
Gambar 1. Skema pelaksanaan azas rujukan menurut Kepmenkes No. 128 Tahun 2004
.
1. Rujukan Terencana, rujukan ke rumah sakit yang telah disiapkan dan direncanakan
jauh-jauh hari bagi ibu risiko tinggi. Ada 2 macam rujukan terencana yaitu :
a. Rujukan Dini Berencana (RDB), untuk ibu dengan resiko tinggi yang masih
sehat dan belum inpartu, belum ada komplikasi persalinan, ibu masih dapat
berjalan sendiri atau naik kendaraan umum, dan tidak membutuhkan alat
ataupun obat.
b. Rujukan Dalam Rahim (RDR), meliputi rujukan In Utero bagi janin dengan
masalah dan janin risiko tinggi yang masih sehat (misalnya kehamilan dengan
riwayat obstetrik jelek pada ibu diabetes mellitus, partus prematurus iminens).
Bagi janin, selama pengiriman rahim ibu merupakan alat transportasi dan
inkubator alami yang aman, nyaman, hangat, steril, murah, mudah, memberi
nutrisi dan O2, tetap pada hubungan fisik dan psikis dalam lindungan ibunya.
Pada jam-jam krisis pertama bayi langsung mendapatkan perawatan
12
spesialistik dari dokter spesialis anak. Manfaat RDB/RDR: pratindakan diberi
KIE, tidak membutuhkan stabilisasi, menggunakan prosedur, alat, obat
standar (obat generik), lama rawat inap pendek dengan biaya efisien dan
efektif terkendali, pasca tindakan perawatan dilanjutkan di puskesmas.
2. Rujukan Tepat Waktu (RTW), rujukan untuk ibu dengan gawat darurat obstetrik,
perdarahan antepartum, preeklampsi berat/eklampsia, dan ibu dengan komplikasi
persalinan dini yang dapat terjadi pada semua ibu hamil dengan atau tanpa faktor
resiko.
1. Rujukan Internal, adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di
dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu)
ke puskesmas induk.
2. Rujukan Eksternal, adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang
pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas
rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).
1. Rujukan Medis:
Konsultasi penderita, untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
operatif dan lain-lain.
Pengiriman bahan (spesiemen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih
lengkap.
Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk
meningkatkan mutu pelayanan pengobatan setempat.
2. Rujukan Kesehatan:
Rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang bersifat
preventif dan promotif, yang antara lain meliputi bantuan.
Survey epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar biasa
atau berjangkitnya penyakit menular.
Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah.
Penyidikan sebab keracunan, bantuan tekhnologi penanggulangan
keracunan dan bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan massal.
13
Pemberian makanan, tempat tinggal dan obat-obatan untuk pengungsi atas
terjadinya bencana alam.
Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah kekurangan
air bersih bagi masyarakat umum.
Pemeriksaan spesiemen air di Laboratorium Kesehatan dan sebagainya.
Jalur Rujukan
14
1. Rujukan upaya kesehatan perorangan:
1) Antara masyarakat dengan puskesmas.
2) Antara puskesmas pembantu atau bidan di desa dengan puskesmas.
3) Intern petugas puskesmas atau puskesmas rawat inap.
4) Antar puskesmas atau puskesmas dengan rumah sakit atau fasilitas pelayanan
lainnya.
Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk dirujuk. Adapun
kriteria pasien yang dirujuk adalah bila memenuhi salah satu dari:
1. Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi.
2. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata tidak mampu
diatasi.
3. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap, tetapi pemeriksaan
harus disertai pasien yang bersangkutan.
4. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan perawatan di sarana kesehatan yang lebih mampu.
TATA CARA PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN
15
Dalam prosedur merujuk dan menerima rujukan pasien ada dua pihak yang terlibat
yaitu pihak yang merujuk dan pihak yang menerima rujukan dengan rincian beberapa
prosedur sebagai berikut :
1. Prosedur standar merujuk pasien.
2. Prosedur standar menerima rujukan pasien.
3. Prosedur standar memberi rujukan balik pasien.
4. Prosedur standar menerima rujukan balik pasien.
16
a. Prosedur Klinis:
1. Segera menerima dan melakukan stabilisasi pasien rujukan.
2. Setelah stabil, meneruskan pasien ke ruang perawatan elektif untuk perawatan
selanjutnya atau meneruskan ke sarana kesehatan yang lebih mampu untuk dirujuk
lanjut.
3. Melakukan monitoring dan evaluasi kemajuan klinis pasien.
b. Prosedur Administratif:
1. Menerima, meneliti dan menandatangani surat rujukan pasien yang telah diterima untuk
ditempelkan di kartu status pasien.
2. Apabila pasien tersebut dapat diterima kemudian membuat tanda terima pasien sesuai
aturan masing-masing sarana.
3. Mengisi hasil pemeriksaan dan pengobatan serta perawatan pada kartu catatan medis
dan diteruskan ke tempat perawatan selanjutnya sesuai kondisi pasien.
4. Membuat informed consent (persetujuan tindakan, persetujuan rawat inap atau pulang
paksa).
5. Segera memberikan informasi tentang keputusan tindakan/perawatan yang akan
dilakukan kepada petugas/keluarga pasien yang mengantar.
6. Apabila tidak sanggup menangani (sesuai perlengkapan Puskesmas/RSUD yang
bersangkutan), maka harus merujuk ke RSU yang lebih mampu dengan membuat surat
rujukan pasien rangkap 2, kemudian surat rujukan yang asli dibawa bersama pasien,
prosedur selanjutnya sama seperti merujuk pasien.
7. Mencatat identitas pasien di buku register yg ditentukan.
17
2. Melakukan pemeriksaan fisik dan mendiagnosa bahwa kondisi pasien sudah
memungkinkan untuk keluar dari perawatan Rumah Sakit / Puskesmas tersebut dalam
keadaan:
a. Sehat atau Sembuh.
b. Sudah ada kemajuan klinis dan boleh rawat jalan.
c. Belum ada kemajuan klinis dan harus dirujuk ke tempat lain.
d. Pasien sudah meninggal.
3. Rumah Sakit / Puskesmas yang menerima rujukan pasien harus memberikan
laporan/informasi medis/balasan rujukan kepada Rumah
Sakit/Puskesmas/Polindes/Poskesdes pengirim pasien mengenai kondisi klinis terahir
pasien apabila pasien keluar dari Rumah Sakit / Puskesmas.
b. Prosedur Administratif:
1. Puskesmas yang merawat pasien berkewajiban memberi surat balasan rujukan untuk
setiap pasien rujukan yang pernah diterimanya kepada Rumah
Sakit/Puskesmas/Polindes/Poskesdes yang mengirim pasien yang bersangkutan.
2. Surat balasan rujukan boleh dititip melalui keluarga pasien yang bersangkutan dan untuk
memastikan informasi balik tersebut diterima petugas kesehatan yang dituju, dianjurkan
berkabar lagi melalui sarana komunikasi yang memungkinkan seperti telepon,
handphone, faksimili dan sebagainya.
18
Persiapan Rujukan
2. Persiapan Keluarga, beritahu pasien dan keluarga pasien tentang kondisi terakhir
pasien, serta alasan mengapa perlu dirujuk. Anggota keluarga yang lain harus ikut
mengantar pasien ke tempat rujukan.
3. Persiapan Surat, beri surat pengantar ke tempat rujukan, berisi identitas pasien,
alasan rujukan, tindakan dan obatobatan yang telah diberikan pada pasien.
7. Persiapan Uang, ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup
untuk membeli obat-obatan dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempat
rujukan.
8. Persiapan Donor Darah, siapkan kantung darah sesuai golongan darah pasien atau
calon pendonor darah dari keluarga untuk berjagajaga dari kemungkinan kasus
yang memerlukan donor darah.
Mekanisme Rujukan
21
Sebagian besar pasien dirujuk ke RS Kartini Jepara dan RS Islam Jepara, atas
saran dan penjelasan dari perawat, bidan, atau dokter jaga, dengan persetujuan
pasien dan keluarga.
3. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga.
Memberikan informasi mengenai alasan pasien dirujuk kepada pasien dan
keluarga pasien.
Instalasi gawat darurat: dilakukan oleh perawat dan dokter jaga UGD.
Rawat inap: dilakukan oleh perawat dan dokter jaga UGD.
Rawat jalan: dilakukan oleh perawat dan dokter jaga BP.
PONED: dilakukan oleh bidan.
4. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju:
Tidak dilakukan pemberitahuan terlebih dahulu bahwa akan ada
penderita yang dirujuk.
5. Melakukan persiapan rujukan.
a. Persiapan Tenaga Kesehatan, tidak terdapat ketentuan jumlah tenaga medis
yang harus ikut mendampingi pasien dan keluarga pasien hingga sampai di
tempat rujukan.
b. Persiapan Keluarga, pasien dan keluarga pasien diberikan informasi
22
Gambar 1. Surat rujukan Puskesmas Batealit
.
Isi surat rujukan Puskesmas Sambas terdiri atas kop surat, nomor surat,
perihal, tempat dan tanggal penulisan surat, tempat rujukan yang dituju,
identitas pasien (nama, umur, dan alamat pasien), diagnosa/diagnosa
sementara, gejala, tindakan dan pengobatan yang telah dilakukan, serta
tempat untuk tanda tangan Kepala Puskesmas Batealit. Surat
ditandatangani oleh Dokter, dapat ditandatangani oleh Perawat.
d. Persiapan alat, obat, dan kendaraan.
Kendaraan yang digunakan sebagai ambulance Puskesmas adalah
Toyota Kijang F60 standard tahun pembuatan 2004 dengan kapasitas
silinder 1781cc bernomor polisi K 9597 C atas nama pemilik
Pemerintah Kabupaten Jepara. Kondisi ambulance dirasa kurang
nyaman untuk pasien, keluarga pasien, dan tenaga medis yang ikut
mengantar karena AC tidak dingin yang mungkin dikarenakan
adanya gangguan pada freon AC tersebut. Ketersediaan oksigen
pada saat mengantar juga harus menjadi perhatian serius,oksigen
sebaiknya harus selalu berada dalam kondisi penuh dan air oksigen
yang selalu terisi. Lampu sirine berwarna biru menyala kurang
terang dan pengeras sirine perlu diadakan servis agar suara yang
23
dihasilkan lebih keras. Berikut beberapa hal yang dapat dijadikan
perhatian untuk perbaikan ambulance ke depannya:
Tidak terdapat Tas PP
Tidak terdapat alat pelindung diri
Tidak terdapat perlengkapan medis di dalam mobil ambulance,
tenaga medis menyiapkan sendiri perlengkapan medis yang
diperlukan saat itu
Tidak terdapat airway dan breathing set
Tidak terdapat circulation set
Tidak terdapat trauma set
Alat angkut berupa stretcher beroda
Tidak terdapat infus set, kantung muntah, kantung sampah, dan
perlengkapan tambahan lain di dalam mobil ambulance. Obat-
obatan, infus set, dan perlengkapan lain yang dibutuhkan saat
itu disiapkan sendiri oleh tenaga medis sesaat sebelum merujuk
pasien.
Tidak terdapat alat komunikasi di dalam mobil ambulance. Untuk
berkomunikasi digunakan alat komunikasi pribadi milik keluarga
pasien atau tenaga medis yang ikut mengantar.
24
Gambar 3. Mobil ambulance tampak belakang.
25
Gambar 5. Kelengkapan mobil ambulance berupa tabung oksigen.
6. Pengiriman penderita.
Dilakukan dengan mobil ambulance milik puskesmas, kelengkapan
mobil ambulance kurang, tidak memiliki sopir ambulance tetap.
Tidak ada ketentuan jumlah tenaga medis yang harus ikut mengantar dan
mendampingi pasien dan keluarga ke tempat rujukan.
26
BAB IV
27
Semoga kekurangan tersebut dapat diatasi demi peningkatan pelayanan kesehatan
di Puskesmas Sambas.
Saran-saran:
a. Perlunya dibuat suatu susunan form tertulis yang tetap setiap melakukan tindakan
rujukan.
b. Diperlukan pencatatan dan pelaporan untuk kepentingan evaluasi seusai merujuk
apakah sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional.
e. Perlunya komunikasi yang intensuif antara puskesmas dengan pihak yang merujuk
dan pihak tempat rujukan, terkait persiapan sebelum merujuk maupun pada saat
penerimaan pasien di tempat rujukan (pentingnya pemberitahuan melalui telepon
terlebih dahulu pada tempat rujukan)
DAFTAR PUSTAKA
28
http://sehatuntuksemua.wordpress.com/2008/07/14/sistem-rujukankesehatan-di-
indonesia. Konsultasi tanggal 24 Januari 2011.
5. Nasution, Abdul Bari., Adriaansz, George., Wiknjosastro, Hanifa. 2006. Buku Acuan
7. www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/
8. www.scribd.com/poedji-rochjati
29
LAMPIRAN
30
Puskesmas :
Kecamatan :
Nomor :
Nama :
Alamat :
31
KASUS MATERNAL
1. Anamnesis a. Obat
a. Gravida ( ), Para ( ), Abortus ( ) belum diberi ( ), sudah diberi ( )
b. Anak hidup ( ) Bila sudah diberi, yaitu :
c. Persalinan yang lalu :
Normal ( ), ada kelainan ( ) b. Tindakan yang telah dilakukan
d. Bila ada kelainan, sebutkan : :................................................
e. Saat ini hamil( )minggu 4. Diagnosis sementara
2. Pemeriksaan fisik
a. Tekanan darah : / mmHg
b. Tinggi fundus uteri : cm
c. His : Kuat ( ), Lemah ( )
Frekuensi ..........kali/menit
d. Denyut jantung janin :
kali/menit
e. Teratur ( ), tidak teratur ( )
f. Pembukaan serviks : cm Tanggal merujuk......./......./.......
g. Ketuban : utuh ( ), pecah ( )
Bila pecah, air ketuban : jernih ( ), Yang menerima rujukan
keruh ( )
h. Faktor risiko yang ditemukan
3. Obat dan tindakan yang diberikan
Kepada :
Yth.
RSUD
Di
Kecamatan :
KASUS PERINATAL
32
kepala ( ), sungsang ( ), lintang ( )
2. Pemeriksaan fisik
a. Asfiksia :
1. tidak asfiksia( ),
2. Ringan ( ),
3. Sedang ( ),
4.berat ( )
b. Berat badan
1. saat lahir ........ gram,
2. Saat rujuk........gram
c. Gejala yang ditremukan
(beri tanda yang sesuai)
Panas ( ), sesak ( ), kebiruan ( ),
krjang ( ), memar/luka/bengkak ( ),
kelainan kongenital ( ), lain-
lain.......
d. Faktor resiko yang ditemukan
3. Obat dan tindakan yang diberikan
a. obat :
belum diberi ( ),
sudah diberi ( ),
bila sudah diberi yaitu
yaitu :...............................................
.........
b. tindakan resusitasi yang dilakukan :
.........................................................
4. Diagnosis sementara
Yang merujuk
33