You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebuah teori dan komponen paradigma dalam keperawatan sangatlah
penting bagi seorang perawat karena menjadi dasar atau acuan untuk
melakukan asuhan keperawatan. Teori keperawatan sendiri terus mengalami
perkembangan dari tahun ke tahun, hal tersebut dibuktikan dengan hadirnya
begitu banyak teori keperawatan dari para ahli. Teori keperawatan sama halnya
dengan teori-teori lain yang terdiri dari kumpulan konsep, definisi, dan asumsi
yang ketiganya menjelaskan fenomena. Perbedaannya hanya terletak pada
fenomena yang diangkat oleh bidang ilmu keperawatan, yaitu seputar konsep
manusia, sehat-sakit, lingkungan, dan keperawatan itu sendiri. Paradigma atau
fenomena keperawatan yang mencakup empat komponen yang telah dijelaskan
sebelumnya mengandung pengertian suatu cara pandang yang mendasar atau
cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih
tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. (Kusnanto,
2004) Dalam hal ini, seorang perawat profesional harus benar-benar dapat
memandang secara utuh, memahami, dan mengaplikasikan berbagai teori
keperawatan yang menjelaskan paradigma. Salah satu bagian yang penting
dalam paradigma keperawatan adalah manusia yang merupakan titik sentral
dalam pelayanan keperawatan.
Manusia yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sering disebut
sebagai makhluk yang paling sempurna karena memiliki akal. Dalam
keperawatan, manusia adalah sentral penerima asuhan keperawatan, karena
manusia memiliki kebutuhan yang kompleks, termasuk klien, keluarga, dan
komunitas. (Potter dan Perry, 2009).
Manusia dipandang sebagai individu yang bersifat holistik dan
humanistik yang dalam kehidupannya selalu berinteraksi dengan lingkungan,
baik internal maupun eksternal yang akan berpengaruh terhadap status
kesehatannya, asuhan/pelayanan keperawatan. Asuhan/pelayanan keperawatan
merupakan praktik/tindakan keperawatan mandiri yang diberikan karena
adanya ketidak mampuan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia

1
merupakan makhluk bio-psiko-sosio-spiritual yang unik dan utuh dalam arti
merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani dan unik karena
mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai dengan tingkatan
perkembangannya. Profesi keperawatan juga mempunyai konsep tentang
manusia yang memandang dan meyakini manusia sebagaI sebagai sistem,
adaptif dan sebagai makhluk yang holistik.
Untuk dapat memberikan pelayanan keperawatan tersebut, perawat
perlu memahami konsep manusia sebagai individu yang holistik, konsep
homeostatis, berbagai pandangan teoritis tentang manusia serta konsep
konsep kebutuhan manusia. Oleh karena itu, kami membuat makalah ini
dengan tujuan agar para pembaca yang bergelut di bidang keperawatan dapat
mengetahui secara lebih mendalam mengenai teori-teori keperawatan dalam
hal ini kami berfokus pada konsep manusia. Setelah mengetahui dengan baik
konsep manusia tersebut, seorang perawat haruslah dapat mengaplikasikan
ilmunya dalam dunia kerja sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan
yang baik kepada klien.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apa itu Konsep Manusia ?
2. Apa itu Homeostatis Dan Homeodinamik?
3. Apa itu konsep kebutuhan dasar Manusia?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami
dan mengetahui tentang Konsep Manusia.
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang :
a. Konsep Manusia
b. Homeostatis Dan Homeodinamik
c. Konsep Kebutuhan dasar manusia

2
D. Manfaat Penulisan
1. Menambah pengetahuan dan informasi mengenai Konsep manusia.
2. Mengetahui tentang homeostatis dan homeodinamik
3. Mengetahui bagaimana konsep asuhan kebutuhan dasar manusia

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Manusia
Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan
dengan makhluk hidup yang lain. Konsep tentang manusia bermacam-macam,
dan manusia adalah makhluk misterius (masalah manusia multikompleks,
manusia pada umumnya tidak mampu mengetahui hakikat manusia secara
utuh. Konsep seseorang tentang manusia di pengaruhi oleh beberapa hal
berikut:

1. Filsafat hidup individu/bangsa. Sebagai contoh, seorang komunis tentu


mempunyai konsep yang dipengaruhi oleh falsafah negaranya berasaskan
komunis yang tidak meyakini adanya tuhan, sedangkan Indonesia yang
mempunyai asas pancasila dan percaya terhadap tuhan.
2. Pengalaman hidup seseorang. Seseorang yang hidup dan berinteraksi
dengan orang-orang yang ramah, baik, sopan akan berpendapat bahwa
manusia adalah makhluk yang baik, ramah.
3. Pengetahuan manusia tentang dirinya. Pengetahuan manusia tentang
dirinya sangat terbatas, salah satunya karena manusia cendrung
memikirkan hal-hal di luar dirinya.

Walaupun konsep tentang manusia masih beragam dan belum tercapai


kesamaan presepsi, profesi keperawatan mempunyai konsep tentang manusia
yang memandang dan meyakini manusia sebagai makhluk yang unik, sebagai
system, adaptif, dan sebagai makhluk holistic (asmadi,2008).

1. Manusia Sebagai Mahluk Yang Unik


Manusia sebagai makhluk yang unik mengandung pengertian bahwa
manusia sebagai makhluk yang mempunyai sifat dan karakteristik yang
berbeda antara satu dengan yang lain. Sebagai contoh, ada dua orang yang
sama- sama merasa lapar karena sejak pagi belum mendapat makan. Orang
pertama berespon dengan menahan/ menganjal perutnya. Sedangkan orang
kedua berteriak meminta makan, contoh ini membuktikan bahwa dari

4
stimulus yang sama dihasilkan respon yang berbeda, menunjukkan adanya
keunikan manusia. Keunikan menjadi pertimbangan utama bagi perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan.

2. Manusia Sebagai Sistem


Manusia ditinjau sebagai sistem, artinya manusia terdiri dari
beberapa unsur/sistem yang membentuk suatutotalitas yakni system adaptif,
sistem personal, system interpersonal, dansistem social.
a. Manusia sebagai sistem adaptif (terbuka)
Manusia sebagai sistem adaptif/terbuka adalah memandang
manusia sebagai sistem terbuka yang dinamis yang memerlukan berbagai
masukan dari subsistem maupun suprasistem.
Subsistem terdiri atas komponen sel, organ, dan sistem organ
(misalnya sistem pernapasan dan sistem kardiovaskuler). Suprasistem
meliputi keluarga, komunitas, masyarakat, dan sosial budaya didalam
mempertahankan suatu keadaan seimbang. Manusia sebagai sistem
terbuka memiliki tujuan utama yaitu sebagai berikut:
1) Tahap bertahan serta berusaha untuk mencapai kebahagiaan
lahir/batin.
2) Dapat memilihara/menampilkan dirinya dalam situasi apapun agar
tetap sehat.
3) Derajat kesehatan manusia ditentukan oleh kemampuannya
beradptasi dengan segala pengaruh, baik yang berasal dari dalam
maupun dari luar diri.
b. Manusia sebagai sistem personal (individu)
Disebabkan setiap manusia memiliki proses persepsi, pola
kepribadian dan tumbuh kembang yang tidak sama maka seorang
perawat harus mengerti tentang konsep self, persepsi, dan tumbuh
kembang dalam masalah atau tugas kesehatan.

5
c. Manusia sebagai sistem inter personal(keluarga)
Setiap manusia juga memiliki kemampuan interaksi, peran dan
komunikasi yang berbeda, serta memiliki kemampuan dalam kehidupan
bermasyarakat khususnya dalam pengambilan keputusan dan otoritas
dalam masalah atau tugas kesehatan.
d. Manusia sebagai sistem sosial (masyarakat)
Setiap individu memiliki kekuatan dan wewenang dalam
pengambilan keputusan dalam lingkungannya; keluarga, masyarakat, dan
tempat kerja.
3. Manusia Sebagai Adaptif
Adaptasi adalah proses perubahan yang menyertai individu dalam
berespon terhadap perubahan lingkungan mempengaruhi integritas atau
keutuhan. Lingkungan seluruh kondisi keadaan sekitar yang mempengaruhi
perkembangan organisme atau kelompok organisme.
Model konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Suster
Callista Roy (1969). Konsep inidikembangkan dari konsep individu dan
proses adaptasi seperti diuraikan di bawah ini.
Terdapat tingkatan dan respon fisiologik untuk memudahkan
adaptasi:
1) Respon takut (mekanisme bertarung).
2) Respon inflamasi.
3) Respon stress dan
4) Respon sensori
Menurut Roy Prilaku adaptif merupakan perilaku individu secara
utuh. Beradaptasi dan menangani rangsang lingkungan. Asumsi dasar
model adaptasi Roy adalah :
1) Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang
terus-menerus berinteraksi dengan lingkungan.
2) Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk
mengatasi perubahan-perubahan biopsikososial.
3) Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas
kemampuan untuk beradaptasi. Pada dasarnya manusia

6
memberikan respon terhadap semua rangsangan baik positif
maupun negatif.
Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya,jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan maka ia
mempunyai kemampuan untuk menghadapi rangsangan baik positif maupun
negatif. Sehat dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat
dihindari dari kehidupan manusia.
Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy (1984) sebagai penerima
asuhan keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang
dipandang sebagai Holistic adaptif systemdalam segala aspek yang
merupakan satu kesatuan. System adalah Suatu kesatuan yang di hubungkan
karena fungsinya sebagai kesatuan untuk beberapa tujuan dan adanya saling
ketergantungan dari setiap bagian-bagiannya. System terdiri dari proses
input, output, kontrol dan umpan balik ( Roy, 1991 ) Dalam memahami
konsep model ini, Callista Roy mengemukakan konsep keperawatan dengan
model adaptasi yang memiliki beberapa pandangan atau keyakinan serta
nilai yang dimilikinya diantaranya:
1) Manusia sebagai makhluk biologi, psikologi dan social yang selalu
berinteraksi dengan lingkungannya.
2) Untuk mencapai suatu homeostatis atau terintegrasi, seseorang harus
beradaptasi sesuai dengan perubahan yang terjadi.
3) Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada manusia yang dikemukakan
oleh roy, diantaranya:
(a) Focal stimulasi yaitu stimulus yang langsung beradaptasi
dengan seseorang dan akan mempunyai pengaruh kuat
terhadap seseorang individu.
(b) Kontekstual stimulus, merupakan stimulus lain yang dialami
seseorang, dan baik stimulus internal maupun eksternal, yang
dapat mempengaruhi, kemudian dapat dilakukan observasi,
diukur secara subjektif.
(c) Residual stimulus, merupakan stimulus lain yang merupakan
ciri tambahan yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses

7
penyesuaian dengan lingkungan yang sukar dilakukan
observasi.
(d) System adaptasi memiliki empat mode adaptasi diantaranya:
a. fungsi fisiologis, komponen system adaptasi ini yang
adaptasi fisiologis diantaranya oksigenasi, nutrisi,
eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas kulit, indera,
cairan dan elektrolit, fungsi neurologis dan fungsi
endokrin.
b. konsep diri yang mempunyai pengertian bagaimana
seseorang mengenal pola-pola interaksi social dalam
berhubungan dengan orang lain.
c. fungsi peran merupakan proses penyesuaian yang
berhubungan dengan bagaimana peran seseorang dalam
mengenal pola-pola interaksi social dalam berhubungan
dengan orang lain.
d. interdependent merupakan kemampuan seseorang
mengenal pola-pola tentang kasih sayang, cinta yang
dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada
tingkat individu maupun kelompok.
e. Dalam proses penyesuaian diri individu harus
meningkatkan energi agar mampu melaksanakan tujuan
untuk kelangsungan kehidupan,perkembangan, reproduksi
dan keunggulan sehingga proses ini memiliki tujuan
meningkatkan respon adaptasi.

Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif.


Sebagai sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistik sebagai
satu kesatuan yang mempunyai input, kontrol, out put dan proses umpan
balik. Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan
dengan cara- cara adaptasi. Lebih spesifik manusia didefenisikan sebagai
sebuah sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk

8
mempertahankan adaptasi dalam empat cara-cara adaptasi yaitu : fungsi
fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi
Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan sebagai suatu
sistem yang hidup, terbuka dan adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan
zat dengan perubahan lingkungan. Sebagai sistem adaptif manusia dapat
digambarkan dalam istilah karakteristik sistem, jadi manusia dilihat sebagai
satu-kesatuan yang saling berhubungan antara unit fungsional secara
keseluruhan atau beberapa unit fungsional untuk beberapa tujuan. Input
pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima
masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu
sendiri. Input atau stimulus termasuk variabel standar yang berlawanan yang
umpan baliknya dapat dibandingkan. Variabel standar ini adalah stimulus
internal yang mempunyai tingkat adaptasi dan mewakili dari rentang
stimulus manusia yang dapat ditoleransi dengan usaha-usaha yang biasa
dilakukan.
Proses kontrol manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah
mekanisme koping. Dua mekanisme koping yang telah diidentifikasi yaitu :
subsistem regulator dan subsistem kognator. Regulator dan kognator
digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya terhadap empat efektor atau
cara-cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan
interdependen.

4. Manusia Sebagai Holistik


Manusia sebagai makhluk holistik mengandung pengertian, manusia
makhluk yang terdiridari unsur biologis, psikologis, sosial dan spritual, atau
sering disebut juga sebagai makhluk biopsikososialspritual. Hal itu berarti
bahwa sebagai perawat harus memperhatikan aspek tersebut dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap klien. Sebagai makhluk holistik,
manusia dilihat dari aspek jasmani dan rohani, unik, serta berusaha untuk
memenuhi kebutuhannya, dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya,
dan terus menerus menghadapi perubahan lingkungan serta berusaha untuk
beradaptasi dengan lingkungan. Dimana, keempat unsur ini tidak dapat

9
terpisahkan, gangguan terhadap salah satu aspek merupakan ancaman
terhadap aspek atau unsur yang lain.

Gambar 1.1
1. Manusia sebagai makhluk biologis, disebabkan karena:
1. Terdiri atas sekumpulan organ tubuh yang semuanya yang
mempunyai fungsi yang terintegrasi. Dalam hal ini, setiap
organ tubuh mempunyai tugas masing, tetapi tetap bergantung
pada orang lain dalam menjalan tugasnny.
2. Berkembang biak melalui jalan pembuahan sperma dari laki-
laki dan ovum dari wanita sehingga wanita dapat hamil dan
melahirkan bayi yang kemudian tumbuh dan berkembang
menjadi remaja, dewasa, menua dan akhirnya meninggal.
3. Untuk mempertahankan kelangsungan hidup, manusia
mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Kebutuhan
dasar yang peling utama adaalah keyakinan pada tuhan, sedang
kebutuhan dasar biologis adalah kebutuhan fisiologis seperti
oksigen, air, makanan, eliminasi, dll.
2. Manusia sebagai makhluk psikologis, karena:
a. setiap individu memiliki kepribadian yang unik (sanguin,
melankholik,dll).
b. setiap individu memiliki tingkah laku yang merupakan
manifestasi dari kejiwaan.
c. setiap individu memiliki kecerdasan dan daya pikir.

10
Menurut Sigmund Freud, sebagai makhluk psiko, manusia
mempunyai kepribadian, adapun struktur kepribadian manusia yang
dikemukakan Freud adalah sebagai berikut:

1. ID. Id adalah bagian dari kepribadian yang paling dasar yang


merupakan pusat dari semua proses biologis atau jasmani. Sifat
ide adalah inpulsif, refleksi, atau bisa dikatakan sebagai bentuk
ekspresi yang sangat alamiah. Nilai etika dan moral tidak
dikenal oleh Id. Sebab id adalah penganut prinsip kesenangan,
artinya ide adalah segala dorongan dasar atau naluri yang
memerlukan pemuasan segera, tidak mengenal penundaan
kesenangan dan lebih merupakan pelampiasan dari ketegangan
yang ada.
2. EGO. Ego merupakan hasil pengembangan id lebih lanjut. Ego
lebih teroganisasi dan tugasnnya adalah menghindari
ketidaksenangan dengan melawan atau mengatur pelepepasan
dorongan naluri agar sesuai dengan tuntutan dunia luar.
Perbedaan utama antara ide dan ego adalah ego bekerja sesuai
dengan prinsip kenyataan dan mekanisme pembelaan,
sedangkan id hanya mementingkan diri sendiri untuk memenuhi
kesenagan.
3. Super Ego. Supe Ego merupakan pengemnbangan ide dalam
tingkatan yang lebih tinggi dari pada ego. Jika ego masih dekat
hubunganya dengan ide dan lebih bersandarkan pada prinsip
kenyataan, super ego tidak begitu dekat dengan ide bahkan
dapat bertentangan dengan ide. Super Ego berlandaskan pada
aspek etis atau tidak etis, pantas atau tidak pantas, salah atau
benar. Pada prinsip super ego, pemenuhan kebutuhan harus
selalu di sesuaikan dengan nilai/ norma yang berlaku dalam
masyarakat. Dengan kata lain super ego mencerminkan norma
masyarakat yang berada dalam diri seseorang yakni keharusan
yang di tuntut oleh lingkungan terhadap dirinyya melalui
perkembangan sejak masa kanak- kanak.

11
Id, Ego dan super ego hendaknya jangan dilihat sebagai 3 aspek
yang terpisah. Id, Ego dan super ego lebih diartikan sebagi nama
dari proses psikis yang tunduk pada system prinsip yang berbeda
Dalam diri seseorang yang jiwanya sehat, prisip yang berbeda tersebut
saling melengkapi. Ketiganya berfungsi sebagai suatu kesatuan
komponen kepribadian manusia yang bersatu dan harmonis. Secara
umum, sering disebutkan id merupakan komponen biologis dari
kepribadian, ego sebagai komponen psikologis dan super ego sebagai
komponen sosiologisnnya.

3. Manusia sebagai Makluk sosial, karena:


a. setiap individu hidup bersama dengan orang lain.
b. setiap individu dipengaruhi oleh kebudayaan.
c. setiap individu terikat oleh norma yang berlaku dimasyarakat.
d. setiap individu dipengaruhi dan beradaptasi dengan
lingkungan sosial.
e. setiap individu tidak dapat hidup sendiri perlu bantuam orang
lain.

Gambar 1.2 Manusia makhluk sosial


4. Manusia sebagai makhluk Spritual karena:
a. Setiap individu memiliki keyakinan sendiri tentang adanya
Tuhan.
b. Setiap individu memiliki pandangan hidup, dan dorongan
sejalan dengan keyakinan yang dipegangnya
5. Manusia sebagai makhluk cultural
a. Manusia mempunyai nilai dan kebudayaan yang membentuk
jati dirinya.

12
b. Sebagai pembeda dan pembatas dalam hidup social.
c. Kultur dalam diri manusia bisa diubah dan berubah
tergantung lingkungan manusia hidup.

B. Homeostatis Dan Homeodinamik


1. Homeostatis
Homeostatis ialah Pengaturan stabilitas dan adaptasi secara alamiah
terhadap konsisi lingkungan sekitarnya secara terus menerus. Homeostatis
terdiri dari homeostatis fisiologis dan psikologis.
Homeostatis fisiologis dikendalikan oleh sistem endokrin dan saraf
otonom. Homeostatis fisiologis terjadi melalui proses pengaturan diri,
kompensasi, umpan balik negatif, umpan balik ketidakseimbangan
fisiologis.
a. Sisten Pengaturan diri: pengaturan fungsi tubuh secara otomatis
yang terjadi pada orang sehat, contohnya pada sitem pencernaan.
b. Sistem kompensasi: reaksi tubuh terhadap ketidaknormalan yang
terjadi didalamnya, misalnya saat lampu tiba-tiba mati maka mata
akan dilatasi atau membesar untuk meningkatkan kemampuan
visual terhadap gelap.
c. Sistem umpan balik negatif: makanisme penyimpangan tubuh dari
keadaan normal.
d. Sistem umpan balik ketidakseimbangan fisiologis: Misalnya pada
saat kita lari, maka jantung akan memompa / berdenyut lebih cepat
untuk mengimbangi metabolisme yang lebih cepat.
Homeostasis psikologis berperan dalam keseimbangan emosional
dan kesejahteraan mental yang didapat dari pengalaman hidup sehari-hari
dan interaksi dengan orang lain, dan dipengaruhi oleh norma dan adat
istiadat masyarakat. contohnya ialah menangis ketika orang lain kedukaan,
tertawa ketika orang lain sedang bercerita sesuatu yang lucu. Proses
homeostatis dapat digambarkan sebagai berikut:

13
Gambar 1.3

2. Homeodinamik
Homeodinamik ialah proses pertukaran energi secara terus menerus
antara manusia dan tempat tinggalnya. Pada proses ini manusia berinteraksi
dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk bertahan hidup.
Homeodinamik mengikuti prinsip integralitas, resonansi, dan helicy:
1. Prinsip integralitas, prinsip dasar hubungan antara manusia dan
lingkungannya yang tidak dapat dipisahkan. Perubahan proses
kehidupan ini terjadi secara kontinu karena adanya interaksi yang
saling mempengaruhi antara manusia dengan lingkungannya.
2. Prinsip resonansi, yaitu prinsip bahwa proses kehidupan manusia
selalu berirama dan frekuensinya bervariasi, mengingat manusia
memiliki pengalaman beradaptasi dengan lingkungan
3. Prinsip helicy, yaitu prinsip bahwa setiap perubahan dalam proses
kehidupan manusia berlangsung bertahap dan terdapat hubungan
antara manusia dan lingkungan.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Membantu perawat untuk memahami dirinya sendiri sehingga mereka bisa
mencapai kebutuhan personal di luar situasi klien.
2. Dengan memahami konsep manusia, perawat dapat memahami perilaku
orang lain dengan lebih baik.
3. Pengetahuan tentang kebutuhan dasar dapat memberikan kerangka kerja
untuk dapat diaplikasikan dallam proses keperawatan pada tingkat individu
dan keluarga.
4. Perawat dapat mengaplikasikan pengetahuan tentang konsep manusia
untuk mengurangi stres.
5. Perawat dapat menggunakan pengetahuan kebutuhan manusia untuk
membantu seseorang untuk tumbuh dan berkembang. Kadang manusia
tidak menyadari tentang kebutuhannya. Perawat dapat membantu klien ke
arah aktualisasi diri dengan ccara membantu mereka menemukan arti
dalam pengalaman sakit mereka.
B. Saran
Bagi mahasiswa calon perawat diharapkan dapat memahami konsep
manusia agar bisa mengaplikasikannya pada saat bertemu dengan pasien/klien
yang memiliki karakter berbeda-beda di rumah sakit nanti.

15
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. ( 2008 ), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC


Suara, Mahyar. ( 2010 ). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : TM
Mubarak, Wahid Iqbal, et al. (2012). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta
: Salemba Medika
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Swansburg, A.C. (1996). Management and Leadership for Nurse
Managers. Jones and Bartlett Publishers International, London England

16

You might also like