You are on page 1of 15

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Hidrokel adalah sesuatu yang tidak nyeri bila ditekan, massa berisi cairan yang dihasilkan
dari gangguan drainase limfatik dari skrotum dan pembengkakan tunika vaginalis yang
mengelilingi testis (Lewis, 2014).
Hidrokel adalah penyebab umum dari pembengkakan skrotum dan dikarenakan oleh
ruang paten di tunika vaginalis. Hidrokel terjadi ketika ada akumulasi abnormal cairan serosa
antara lapisan parietal dan visceral dari tunika vaginalis yang mengelilingi testis (Parks & Leung,
2013).
Hidrokel adalah pelebaran kantong buah zakar karena terkumpulnya cairan limfe di
dalam tunica vaginalis testis. Hidrokel dapat terjadi pada satu atau dua kantung buah zakar
(Kemenkes RI, 2013).
Hidrokel adalah kumpulan cairan di antara lapisan viseralis dan parietal tunika vaginalis
testis atau di sepanjang funikulus spermatikus. (Kowalak dkk, 2011).
Hidrokel adalah penumpukan cairan berlebihan di antara cairan lapisan parietalis dan

viseralis tunika vaginalis, yang dalam keadaan normal cairan ini berada dalam keseimbangan

antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya (Purnomo, 2010).

B. Etiologi
1. Belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis dan atau belum sempurnanya sistem
limfatik di daerah skrotum dalam melakukan resorbsi cairan hidrokel (Purnomo, 2010).
2. Ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan cairan dalam membran serosa dari
tunika vaginalis (Borgmann, 2014; Parks & Leung, 2013).
3. Bisa juga karena trauma, infeksi, atau proses neoplastik (Parks & Leung, 2013).

C. Klasifikasi
Menurut (Jenkins, 2008) dalam Mahayani dan Darmajaya (2012) dikatakan bahwa
hidrokel diklasifikan menjadi lima yaitu hidrokel komunikan, hidrokel nonkomunikan, hidrokel
reaktif, hidrokel pada cord, hidrokel pada canal of nuck, dan hidrokel abdominoskrotal.
Sedangkan menurut (Borgmann, 2014), hidrokel dapat dikategorikan menjadi dua yakni
hidrokel komunikan dan nonkomunikan. Hidrokel nonkomunikan dikategorikan lagi menurut
lokasinya yakni hidrokel testis, hidrokel cord dan hidrokel abdominoscroctal.
1. Hidrokel komunikan
Melibatkan PPV yang memanjang hingga ke dalam skrotum. Pada masalah ini PPV
bersambung dengan tunika vaginalis yang mengelilingi testis. Defek pada hidrokel ini lebih
kecil sehingga hanya terjadi akumulasi cairan (Jenkins, 2008 dalam Mahayani dan
Darmajaya, 2012).
Terjadi karena adanya prosesus vaginalis yang terbuka yang mengarah ke berbagai jumlah
cairan serosa dalam testis cavum vaginalis. Risiko jangka panjang hidrokel berkomunikasi
adalah pengembangan hernia inguinalis. (Borgmann, 2014)
2. Hidrokel nonkomunikan
Berisi cairan yang terperangkap dalam tunika vaginalis pada skrotum. Prosesus
vaginalisnya tertutup sehingga cairan tidak dapat terhubung dengan ruang abdomen.
Hidrokel ini umum terjadi pada bayi, dan biasanya cairan akan direabsorbsi sebelum umur 1
tahun.
3. Hidrokel reaktif
Hidrokel nonkomunikan yang berkembang dari kondisi inflamasi pada skrotum.
4. Hidrokel pada cord
Terjadi bila prosesus vaginalis menutup di atas testis, tetapi tetap ada hubungan kecil
dengan peritoneum. Pada hidrokel ini, terdapat sebuah daerah seperti kantung pada inguinal
canal yang terisi oleh cairan. Cairan ini tidak sampai masuk ke dalam skrotum.
5. Hidrokel pada canal of nuck
Terjadi pada wanita saat cairan terakumulasi di dalam prosesus vaginalis pada
saluran inguinal (Hata, dkk, 2004 dalam Mahayani dan Darmajaya, 2012; Jagdale, dkk,
2012).
Hal ini dapat terjadi karena adanya rembesan fisiologis cairan intraperitoneal atau
hipersekresi atau bisa juga penyerapan dalam lapisan epitel pada segmen distal. Secara
klinis, hidrokel ini tanpa rasa sakit, tembus cahaya, berfluktuasi (berubah-ubah),
pembengkakan tidak dapat mengecil di daerah inguinalis dan labio mayora (Jagdale, dkk,
2012).
6. Hidrokel abdominoscrotal
Hidrokel abdominoscrotal terjadi karena pembukaan kecil pada prosesus vaginalis.
Cairan masuk ke dalam hidrokel dan terperangkap. Hidrokel akan terus membesar dan suatu
saat akan meluas ke atas menuju abdomen (Hata, dkk, 2004 dalam Mahayani dan
Darmajaya,2012).

D. Manifestasi Klinis

1. Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada hidrokel testis
dan hidrokel funikulus besarnya benjolan di kantong skrotum tidak berubah sepanjang hari,
sedangkan pada hidrokel komunikan besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah besar
pada saat anak menangis. (Purnomo, 2010).
2. Pembengkakan skrotum dan rasa berat pada skrotum, ukuran yang lebih besar daripada
ukuran testis dan penumpukkan cairan pada massa yang flasid atau tegang (Kowalak, 2011).
3. Ukuran skrotum kadang-kadang normal tetapi kadang-kadang sangat besar, sehingga penis
tertarik dan tersembunyi. Kulit pada skrotum normal, lunak dan halus. Kadang-kadang
akumulasi cairan limfe disertai dengan komplikasi, yaitu komplikasi dengan chyle
(chylocele), darah (haematocele) atau nanah (pyocele). Uji transiluminasi dapat
diberdayakan untuk membedakan hidrokel dengan komplikasi dan hidrokel tanpa
komplikasi (Kemenkes RI, 2013).

E. Patofisiologi
Hidrokel adalah pengumpulan cairan pada sebagian prosesus vaginalis yang masih

terbuka. Kantong hidrokel dapat berhubungan melalui saluran mikroskopis dengan rongga
peritoneum dan berbentuk katup. Dengan demikian cairan dari rongga peritoneum dapat masuk

ke dalam kantong hidrokel dan sukar kembali ke rongga peritoneum.

Pada kehidupan fetal, prosesus vaginalis dapat berbentuk kantong yang mencapai

scrotum. Ujung bawah kantong ini mengelilingi testis dan disebut tunika vaginalis. Apabila

terjadi atrofi pada ujung proksimal dan tengah sehingga bagian distal yang mengelilingi testis

tetap terbuka, maka terjadi hidrokeltestikularis.

Hidrokel dapat ditemukan dimana saja sepanjang funikulus spermatikus, juga dapat

ditemukan di sekitar testis yang terdapat dalam rongga perut pada undensensus testis. Hidrokel

infantilis biasanya akan menghilang dalam tahun pertama, umumnya tidak memerlukan

pengobatan, jika secara klinis tidak disertai hernia inguinalis. Hidrokel testis dapat meluas ke

atas atau berupa beberapa kantong yang saling berhubungan sepanjang processus vaginalis

peritonei. Hidrokel akan tampak lebih besar dan kencang pada sore hari karena banyak cairan

yang masuk dalam kantong sewaktu anak dalam posisi tegak, tapi kemudian akan mengecil pada

esok paginya setelah anak tidur semalaman.

Pada orang dewasa hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder.

Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang

menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorpsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan

tersebut mungkin suatu tumor, infeksi atau trauma pada testis atau epididimis. Dalam keadaan

normal cairan yang berada di dalam rongga tunika vaginalis berada dalam keseimbangan antara

produksi dan reabsorpsi dalam sistem limfatik.


F. Pemeriksaan Penunjang

a. Ultrasonografi
Ultrasonografi dapat mengirimkan gelombang suara melewati skrotum dan
membantu meihat adanya hernia, kumpulan cairan (hidrokel atau spermatokel), vena
abnormal (varikokel), dan kemungkinan adanya tumor.
b. Transilumisasi Scrotum
Bila dilakukan transiluminasi pada hidrokel terlihat translusen, terlihat benjolan te
rang dengan masa gelap oval dari bayangan testis
c. Pemeriksaan Urin
Kadang-kadng terdapat nanah dalam urin dan kemungkinan juga terdapat bakteri.
Juga perlu diperiksa cairan prostat untuk mengetahui adanya penjalaran ke prostat.
d. Rontgen abdomen
Sebuah sinar X-dasar menggunakan radiasi elektromagnetik untuk membuat
gambar tulang, gigi dan organ internal. X-ray dapat membedakan hidrokel dari
hernia inguinalis.

G. Penatalaksanaan Medis
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan
harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri; tetapi jika
hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi.
Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel adalah dengan aspirasi dan operasi.
1. Aspirasi
Aspirasi cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka kekambuhannya tinggi,
kadang kala dapat menimbulkan penyulit berupa infeksi. Beberapa indikasi untuk
melakukan operasi pada hidrokel adalah :
a. Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah.
b. Indikasi kosmetik.
c. Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam
melakukan aktivitasnya sehari-hari.
2. Hidrokelektomi
Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali
hidrokel ini disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel,
sekaligus melakukan herniografi. Pada hidrokel testis dewasa dilakukan pendekatan
scrotal dengan melakukan eksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara
Winkelman atau plikasi kantong hidrokel sesuai cara Lord. Pada hidrokel funikulus
dilakukan ekstirpasi hidrokel secara in toto. Pada hidrokel tidak ada terapi khusus yang
diperlukan karena cairan lambat laun akan diserap, biasanya menghilang sebelum umur 2
tahun.
Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa
dlakukan anestesi umum ataupun regional (spinal). Tindakan lain adalah dengan aspirasi
jarum (disedot pakai jarum). Cara ini nggak begitu digunakan karena cairan hidrokelnya
akan terisi kembali. Namun jika setelah diaspirasi kemudian dimasukkan bahan pengerut
(sclerosing drug) mungkin bisa menolong.(Mayo Cliinic)
H. Komplikasi
1. Hematom pada jaringan skrotum yang kendor.
2. Kalau tidak ditangani segera, penumpukan cairan ini bisa mengganggu kesuburan dan
fungsi seksualnya.
3. Infeksi testis.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas klien yang mencakup nama, jenis kelamin, umur, alamat, pekerjaaan.
2. Anamnese
Anamnese berkaitan tentang lamanya pembengkakan skrotum dan apakah
ukuran pembengkakan itu bervariasi baik pada waktu istirahat maupun pada keadaan
emosional (menangis,ketakutan).
3. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, hidrokel dirasakan sesuatu yang oval atau bulat, lembut dan
tidak nyeri tekan. Hidrokel dapat dibedakan dengan hernia melalui beberapa cara :
a. Pada saat pemeriksaan fisik dengan Transiluminasi/diaponaskopi hidrokel
berwarna merah terang, dan hernia berwarna gelap.
b. Hidrokel pada saat di inspeksi terdapat benjolan yang hanya ada di scrotum, dan
hernia di lipatan paha.
c. Auskultasi pada hidrokel tidak terdapat suara bising usus, tetapi pada hernia terdapat
suara bising usus.
d. Pada saat di palpasi hidrokel terasa seperti kistik, tetapi pada hernia terasa kenyal.
e. Hidrokel tidak dapat didorong, hernia biasanya dapat didorong.
f. Bila dilakukan transiluminasi pada hidrokel terlihat transulen, pada hernia tidak.
4. Kaji sistem perkemihan
5. Kaji setelah pembedahan : infeksi, perdarahan, disuria, dan drainase
6. Lakukan transluminasi test : ambil senter, pegang skrotum, sorot dari bawah ; bila
sinar merata pada bagian skrotum maka berarti isinya cairan ( bila warnanya redup ).

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d pembengkakan skrotum.
2. Resiko infeksi b.d insisi post op.
3. Perubaan body image : citra tubuh b.d perubahan bentuk skrotum.
4. Ansietas pada orangtua b.d kondisi anaknya dan kurang pengetahuan merawat anak.
5. Deficit pengetahuan orangtua b.d kondisi anak : prosedur pembedahan, perawatan post
op, program penatalaksanaan.
6. Disfungsi seksual b.d pembesaran skrotum.
C. Intervensi Keperawatan

No.
Diagnosa Keperawatan Tujuan & KH Intervensi Rasional
Dx
1. Kaji skala, karakteristik
1. Mengidentifikasi
dan lokasi nyeri yang
nyeri akibat
dialami klien
gangguan lain.
2. Catat petunjuk nonverbal
2. Mendeskripsikan
Diharapkan setelah dilakukan seperti gelisah, menolak
tingkat nyeri.
intervensi, selama 1x24jam untuk bergerak, berhati-
3. Mengurangi
rasa tidak nyaman berkurang hati saat beraktifitas dan
sensasi nyeri.
bahkan hilang dengan meringis
4. Mengurangi
Kriteria hasil : 3. Ajarkan pasien untuk
Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d sensasi nyeri.
1. 1. Pembengkakan skrotum memulai posisi yang
pembengkakan skrotum. 5. Menjadi acuan
berkurang. nyaman atau tekhnik
dalam
2. Klien merasa nyaman, relaksasi misalnya duduk
perkembangan
nyeri klien berkurang dengan kaki agak dibuka
terapi yang sudah
bahkan hilang. dan nafas dalam
diberikan.
3. Skala nyeri 0-3 4. Berikan tindakan nyaman
6. Mengurangi
massage punggung,
sensasi nyeri.
mengubah posisi dan
aktifitas senggang
5. Observasi dan catat
pembesaran skrotum ( bila
perlu ukur tiap hari ), cek
adanya keluhan nyeri.
6. Kolaborasi pemberian
analgetik sesuai indikasi.

1. Beritahu dan jelaskan 1. Menghilangkan

tentang prognosa dan kecemasan


Diharapkan setelah dilakukan diagnosis penyakit \yang orangtua klien
intervensi setelah 1x24 jam, dialami oleh anaknya. karena
orangtua memahami dan 2. Jelaskan tindakan yang ketidaktahuan
mengerrti tentang prognosa akan dilakukan terhadap tentang prosedur.
dan diagnose penyakit yang anaknya sebelum tindakan 2. Menghilangkan
Ansietas pada orangtua b.d
dialami oleh anaknya, dengan dilakukan. kecemasan
2. kondisi anaknya dan kurang
Kriteria hasil : 3. Libatkan orangtua dalam orangtua klien
pengetahuan merawat anak.
1) cemas yang dialami perawatan terhadap karena
orangtua klien anaknya. ketidaktahuan
berkurang bahkan 4. Berikan informasi bahwa tentang prosedur.
hilang. penyakit ini dapat hilang 3. Mengindari

dengan sendirinya. persepsi yang


salah dan
membantu
menghilangkan
kecemasan pada
anak.

4. Menghilangkan
kecemasan
orangtua klien
karena
ketidaktahuan
tentang prosedur.

Diharapkan setelah diberikan 1. Kaji ulang pembatasan 1. Mencegah


intervensi 1x24 jam, klien aktivitas pascaoperasi. komplikasi lanjut
memahami dan mengerti 2. Dorong aktivitas sesuai dari pergerakan
tentang prosedur toleransi dengan periode dan aktivitas yang
Deficit pengetahuan orangtua b.d
pembedahan, perawatan istirahat periodic. berlebihan.
kondisi anak : prosedur
3. setelah operasi dan 3. Diskusikan perawatan 2. Mencegah
pembedahan, perawatan post op,
pengobatanya dengan kriteria insisi, termasuk kelemahan,
program penatalaksanaan.
hasil : mengganti balutan, meningkatkan
1) klien menyatakan pembatasan mandi, dan penyembuhan,
pemahamannya kembali ke dokter untuk dan lekas kembali
proses penyakit, mengangkat jahitan / pulih normal.
pengobatan dan pengikat. 3. Pemahaman
potensial 4. Identifikasi gejala yang meningkatkan
komplikasi. memerlukan evaluasi kerjasama dengana
medic, contoh program terapi,
peningkatan nyeri; meningkatkan
edema/eritema luka, penyembuhan dan
adanya drainase, demam. program perbaikan.
4. Upaya intervensi
menurunkan risiko
komplikasi serius
contoh lambatnya
penyembuhan.

Disfungsi seksual b.d pembesaran


4.
skrotum.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hidrokel adalah penimbunan cairan dalam selaput yang membungkus testis, yang
menyebabkan pembengkakan lunak pada salah satu testis. Penyebabnya karena gangguan
dalam pembentukan alat genitalia external, yaitu kegagalan penutupan saluran tempat
turunnya testis dari rongga perut ke dalam skrotum.
Asuhan keperawatan yang di berikan perawat kepada pasien meliputi
pengkajian,analisa data,perumusan diagnosa keperawatan,perencanaan,pelaksanaan dan
evaluasi.
B. Saran
1. Bagi Perawat
Diharapkan untuk memberikani informasi kepada keluarga agar sering
mengontrol masalah kesehatan ke Rumah Sakit atau Puskesmas untuk mendapatkan
perawatan dan pengobatan lebih lanjut dan menghindari terjadinya kejadian yang
dapat mengancam jiwa individu.
2. Bagi pasien
Diharapkan agar keluarga selalu mengontrolkan masalah kesehatan pasien
kepelayanan kesehatan antaralain rumah sakit atau puskesmas.
3. Bagi keluarga
Diharapkan keluarga selalu memberikan dukungan atau bantuan dalam mengatasi
semua masalah kesehatan yang di hadapi pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. Hydrocele repair-series. 9 Oktober 2012 [Diakses tanggal 31 Desember 2014


06:05 WIB]. Didapat dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth

Anonymous. Hydrocele repair. 9 Oktober 2012 [Diakses tanggal 31 Desember 2014 06:13
WIB]. Didapat dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth

Anonymous. Hydrocele. 9 Oktober 2012 [Diakses tanggal 31 Desember 2014 06:17 WIB].
Didapat dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth

Anonymous. Incidence and prevalence hydrocele. 9 Januari 2013 [Diakses tanggal 26 Desember
2014 21:04 WIB]. Didapat dari http://proquest.com

Anonymous. Male reproduction anatomy. 19 September 2011 [Diakses tanggal 31 Desember


2014 06:07 WIB]. Didapat dari http://ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth

Anonymous. Transillumination. 14 Oktober 2013. [Diakses tanggal 31 Desember 2014 06:14


WIB]. Didapat dari : http://ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth

Borgmann H. Urology at a glance. Berlin: Springer; 2014. p. 279-280.

Direktoral Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan


RI. Informasi pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan. Jakarta : Kemenkes RI;
2013. h. 78-9.

Divisi Andrology / Mens Health. Dalam : Purnomo B B, Daryanto B, Seputra K P. Pedoman


diagnosis & terapi SMF urologi labolatorium ilmu bedah. Malang : RSU Dr. Saiful Anwar /
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya; 2010.

Herdman, T. Heather. NANDA internasional diagnosa keperawatan definisi dan klasifikasi


2012-2014. Jakarta : EGC; 2012. h. 445-7; 604.

Hidayat A. A A. Pengantar kebutuhan dasar manusia: aplikasi konsep dan proses keperawatan
buku 1. Jakarta : Salemba Medika; 2008. h.
Jagdale R, Agrawai S, Chhabra S, Jewan S Y. Hydrocele of the nuck : value of radiological
diagnosis. 1 Juni 2012 [Diakses tanggal 31 Desember 2014 06:08 WIB]. Didapat dari :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc

Kowalak J P, Welsh W, Mayer B. Buku ajar patofisiologi. Jakarta : EGC; 2011. h. 574-5; 578-9.

Lewis S L, Dirksen S R, Heitkemper M M, Bucher L. Medical-surgical nursing : assessment and


management of clinical problems Ninth edition. Canada : Elsevier Mosby; 2014. p. 1324.

Nurarif A H, Kusuma H. Aplikasi askep berdasarkan diagnosa medis dan NANDA NIC-NOC
jilid 1.Yogyakarta : Mediaction Publishing; 2013. h. 323-4; 345-6.

Parks K, Leung L. Recurrent hydrocele. Januari Maret 2013. [Diakses tanggal 31 Desember
2014 06:10 WIB]. Didapat dari : http://ncbi.nlm.nih.gov/pmc

Speer K M. Rencana askep pediatrik dengan clinical pathways Edisi 3. Jakarta : EGC; 2008. h.
60; 107; 138-9; 297-8; 303-4.

Syaifuddin. Anatomi fisiologi : kurikulum berbasis kompetensi untuk kepererawatan &


kebidanan. Jakarta : EGC; 2011. h. 574-5; 578-9

You might also like