Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Andry Octaviani 1061711012 Aulia Wulandari 1061711018
Anggara Adhe S 1061711013 Ayu Vebri R 1061711019
Anggun Pratiwi 1061711014 Ayunda Firdaus A 1061711020
Annisa Aulia 1061711015 Azmim Rizki 1061711021
Annisa Nur A 1061711016 Bayu Firmansyah 1061711022
Ardian Indah L 1061711017
kenaikan suhu tubuh diatas sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan
Gelfand, 2005) Menurut Guyton (2011) demam merupakan suatu keadaan suhu
tubuh di atas batas normal yang dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak
sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-
penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. Keadaan demam sering terjadi pada
pasien anak-anak yaitu merupakan keluhan utama dari 50% pasien anak di UGD
di Amerika Serikat, Eropa dan Afrika. Tidak hanya pada pasien anak, tetapi pada
pasien dewasa maupun lansia demam juga dapat terjadi tergantung dari sistem
imun.
anak berumur kurang dari 3 tahun sampai 38oC, suhu normal oral sampai 37,5oC.
Pada anak berumur lebih dari 3 tahun suhu normal sampai 37,2oC, suhu rektal
Pediatric Nurse) disebut demam bila bayi berumur kurang dari 3 bulan suhu
rektal melebihi 38oC. Pada anak umur lebih dari 3 bulan, suhu aksila dan oral
lebih dari 38,3oC. Demam juga dapat disebabkan oleh stres fisiologik, sekresi
hormon tiroid berlebihan, ovulasi, olahraga berat, sampai lesi sistem saraf pusat,
a. Demam septik
Pada tipe demam septik, suhu tubuh berangsur naik ke tingkat yang tinggi
sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi
hari. Demam sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam
yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
b. Demam remiten
Pada tipe demam remiten, suhu tubuh dapat turun setiap hari tetapi tidak
pernah mencapai suhu normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat
mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam
septik.
c. Demam intermiten
Pada demam intermiten, suhu tubuh turun ke tingkat yang normal selama
beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dua hari sekali
disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam diantara dua serangan
d. Demam kontinyu
Pada demam tipe kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih
e. Demam siklik
Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu tubuh selama beberapa hari
yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
bakteri, parasit, maupun jamur. Demam bisa juga disebabkan oleh paparan panas
infeksi. Namun demam juga akan memberikan dampak negatif diantaranya terjadi
peningkatan metabolisme tubuh, dehidrasi ringan, dan dapat membuat anak sangat
tingginya suhu, tetapi apabila anak tidak nyaman atau gelisah sehingga dapat
Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara
lain faktor lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu tinggi,
II. PATOFISIOLOGI
Demam adalah kondisi ketika otak mematok suhu diatas setting normal
yaitu di atas 38oC. Beberapa buku menyatakan bahwa demam adalah suhu tubuh
suhu tubuh yang disebabkan oleh infeksi bakteri biasanya lebih tinggi
Zhukovsky, 2006).
yaitu pirogen eksogen adalah pirogen yang berasal dari luar tubuh pasien. Contoh
lipopolisakarida yang dihasilkan oleh bakteri gram negatif. Jenis lain dari pirogen
adalah pirogen endogen yang merupakan pirogen yang berasal dari dalam tubuh
pasien. Contoh dari pirogen endogen antara lain IL-1, IL-6, TNF-, dan IFN.
Sumber dari pirogen endogen ini pada umumnya adalah monosit, neutrofil, dan
limfosit walaupun sel lain juga dapat mengeluarkan pirogen endogen jika
Proses terjadinya demam dimulai dari stimulasi sel-sel darah putih (monosit,
limfosit, dan neutrofil) oleh pirogen eksogen baik berupa toksin, mediator
inflamasi, atau reaksi imun. Sel-sel darah putih tersebut akan mengeluarkan zat
kimia yang dikenal dengan pirogen endogen (IL-1, IL-6, TNF-, dan IFN).
panas dan penurunan pengurangan panas yang pada akhirnya akan menyebabkan
Mengurangi gejala
demam dapat dibagi menjadi dua garis besar yaitu : non farmakologi dan
SSP = sistem saraf pusat; CPOD = penyakit paru obstruktif kronik; HIV =
human immunodeficiency virus( Sumber : Dlugosz, 2011 ).
B. Terapi Non Farmakologi
Memakai satu lapis pakaian dan satu lapis selimut sudah dapat
7. Hubungi dokter bila suhu sangat tinggi (diatas 38C), terutama pada anak-
anak.
C. Terapi Farmakologi
panas sedangkan ibuprofen memiliki efek kerja yang lama (Graneto, 2010). Pada
- Parasetamol / Asetaminofen
Indikasi :
- Analgesik/ mengurangi sakit, misal sakit kepala, sakit gigi, dan nyeri.
Kontraindikasi :
Dosis :
- Anak:
0-1 tahun : - 1 sendok teh sirup, 3-4 kali sehari, setiap 4-6 jam
1-5 tahun : 1-1 sendok teh sirup, 3-4 kali sehari, setiap 4-6 jam
6-12 tahun : - 1 tablet (250-500 mg), 3-4 kali sehari, setiap 4-6 jam
500mg atau sirup yang mengandung 120mg/5ml. Selain itu, parasetamol terdapat
sebagai sediaan kombinasi tetap, dalam bentuk tablet maupun cairan (Gunawan
- Ibuprofen
Indikasi :
- Demam dan nyeri untuk anak, nyeri dan radang pada penyakit rematik
Kontraindikasi :
Dosis:
- Dosis lazim dewasa untuk nyeri dan atau demam : 200 400 mg
secara oral setiap 4 6 jam atau bila diperlukan. Untuk nyeri yang
lebih berat bisa diberikan secara intravena dengan dosis 400 800 mg,
- Dosis lazim pediatrik untuk demam dan atau nyeri : Usia 6 bulan 11
Peringatan :
koagulasi.
- Pada pasien gagal ginjal, payah jantung atau gagal hati dibutuhkan
ginjal; dosis harus dijaga serendah mungkin dan fungsi ginjal harus
dipantau.
- Asetosal/aspirin
Indikasi :
Kontraindikasi :
- Anak dibawah usia 12 tahun dan anak yang sedang disusui (Sindrom
Still.
Efek samping :
perdarahan lambung.
Bentuk Sediaan : Tablet 100mg , 500 mg
Dosis :
sehari.
Peringatan :
D. Tindak Lanjut
dan rasa tidak nyaman. Suhu tubuh harus dipantau setiap hari, tetapi tidak
lebih sering dari dua atau tiga kali per hari. Gejala-gejala disebabkan oleh
takikardia, nyeri sendi, nyeri otot, iritabilitas, dan kehilangan nafsu makan,
V. KASUS
Bayu berusia 8 thn menderita demam setelah kehujanan saat pulang sekolah 2
hari yang lalu. Selama demam, anak terlihat lemas dan anak tidak nafsu makan.
Subjek :
Pasien :Bayu
Umur : 8 tahun
Objektif :
Assesment:
Suhu badan yang belum turun walaupun sudah dikompres air dingin.
Plan:
mencegah dehidrasi.
Terapi farmakologi :
parasetamol.
DAFTAR PUSTAKA
Davis, A.T., Phair J.P. 2011. Pengaturan Suhu, Patogenesis Demam, dan
Pendekatan terhadap Penderita Demam dalam buku edisi bahasa
Indonesia : Dasar Biologis dan Klinis Penyakit Infeksi oleh Shulman,
Phair, Sommers. Dalam buku edisi bahasa Inggris : The Biologic and
Clinical Basis of Infectious Diseases by Shulman, Phair, Sommers. 4 th ed.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes
RI.
Dinarello, C.A., Gelfand, J.A. 2005. Fever and Hyperthermia. In: Kasper, D.L.. et.
al., ed. Harrisons Principles of Internal Medicine. 16th ed. Singapore : The
McGraw-Hill Company.
Dlugosz, C.K. 2011. Rujukan Cepat Obat Tanpa Resep Untuk Praktisi. Jakarta:
EGC.
Ettinger, S. J. dan E. C. Feldman. 2005. Textbook of Veterinary Internal Medicine
Vol. 1. 6th Ed. St. Louis, Missouri: Elsevier Inc.
Guyton, A.C., Hall, J.E. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Penerjemah: Irawati, Ramadani, D., Indriyani, F. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Jenson, H.B., and Baltimore, R.S. 2007. Infectious Disease: Fever without a
focus. In: Kliegman, R.M., Marcdante, K.J., Jenson, H.B., and Behrman,
R.E., ed. Nelson Essentials of Pediatrics. 5th ed. New York: Elsevier.
Jonson, H.B., and Baltimore, R.S., 2007. Infectious Disease: Fever without a
focus. In: Kliegman, R.M., Marcdante, K.J., Jenson, H.B., and Behrman,
R.E., ed. Nelson Essentials of Pediatrics. 5th ed. Elsevier. New York.
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta : EGC.