Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Servikal
Vertebra servikalis adalah bagian bawah kepala dengan ruas-ruas tulang leher yang
berjumlah 7 buah (CV I CV VII). Vertebra servikalis merupakan bagian terkecil di tulang
belakang. Secara anatomi vertebra servikalis dibagi menjadi dua daerah yaitu daerah servikal
atas (CV1 dan CV2) dan daerah servikal bawah (CV3 sampai CV7). Diantara ruas-ruas
tersebut, ada tiga ruas servikal yang memiliki struktur anatomi yang unik. Ketiga ruas telah
diberi nama khusus, antara lain CV1 disebut atlas, CV2 disebut axis, dan CV7 disebut
prominens vertebra (Sitepu, 2008).
1. Atlas (Vertebra Cervicalis Pertama)
CV1 dianggap berbeda karena tidak mempunyai corpus, hanya sebuah arcus
transversus tulang di bagian depan. Selain itu, facies articularis pada bagian dalam
arcus transversus ini untuk processus odontoid pada axis dan facies articularis di
bagian atas untuk artikulasi dengan permukaan inferior os occipital (Gibson, 2002).
Gambar 3. Vertebra
Cervicalis Pertama Tampak Atas (Gibson, 2002).
2. Axis
Vertebra servikal II juga disebut aksis, berbeda dengan vertebra servikal ke-
3 sampai ke-6 karena adanya dens atau processus odontoid. Pada permukaan cranial
corpus aksis memiliki tonjolan seperti gigi, dens yang ujungnya bulat, aspek dentis
(Syaiffudin, 2006). Processus odontoid ini dalam perkembangannya merupakan
corpus atlas yang telah dialihkan pada axis. Processus ini difiksasi oleh
ligamentum-ligamentum pedek yang menghubungkannya dengan atlas dan pada
sisi foramen magnum os occipital (Gibson, 2002).
Gambar 4. Axis dilihat dari depan, atlas dan axis (bawah) dilihat dari
belakang (Gibson, 2002).
3. Vertebra servikal III-V processus spinosus bercabang dua. Foramen transversarium
membagi processus transversus menjadi tuberculum anterior dan posterior. Lateral
foramen transversarium terdapat sulcus nervi spinalis, didahului oleh nervi spinalis
(Syaifuddin, 2006).
2.1.2 Torakal
Vertebra thorakalis atau ruas tulang punggung lebih besar daripada yang servikal dan
sebelah bawah lebih besar. Ciri khas vertebra thorakalis adalah sebagai berikut (Evelyn,
2008).
a. Badannya berbentuk lebar lonjong (bentuk jantung) dengan faset atau lekukan
kecil di setiap sisi untuk menyambung iga, lengkungnya agak kecil, prosessus
spinosus panjang dan mengarah ke bawah.
b. Sedangkan prosessus tranversus, yang membantu mendukung iga adalah tebal dan
kuat serta memuat faset persendian untuk iga
Gambar 7. Vertebra torakalis dari atas (Evelyn, 2008).
2.1.4 Sakrum
Sacrum dibentuk oleh lima vertebra yang berfungsi menjadi satu. Tulang ini berbentuk
baji yang melengkung, dengan ciri (Gibson, 2002):
1. Permukaan konkaf yang licin di bagian anterior, yang membentuk bagian belakang
rongga panggul
2. Permukaan konveks yang kasar di bagian posterior yang merupakan tempat
pelekatan ligamentum dan sebagian musculus erector spinae dan musculus gluteus
maximus
3. Facies articularis pada tiap sisi untuk artikulasi dengan os ilium
4. Facies artikularis kecil di bagian bawah untuk artikulasi dengan os coccygeus
5. Empat foramen sacralis anterior dan empat posterior yang dilalui oleh cabang
anterior dan posterior nervus sacralis.
Gambar 10. Os Sacrum dilihat dari depan dan samping (Gibson, 2002).
2.1.5 Coccygeal
Os coccygeus adalah tulang kecil berbentuk segitiga, dibentuk dari empat os coccygeus
yang bergabung menjadi satu. Tulang ini berartikulasi dengan sacrum dan membentuk
sebagian dinding posterior pelvis (Gibson, 2002).
Klasifikasi trauma medulla spinalis berdasarkan mekanisme ini dibagi dua yakni
complete dan incomplete. Penilaian terhadap gangguan motorik dan sensorik
dipergunakan Frankel Score. (Chin, 2013)
a. FRANKEL SCORE A : kehilangan fingsi motorik dan sensorik lengkap/complete
loss. Motoris (-) sensoris (-)
b. FRANKEL SCORE B: Fungsi motoric hilang, fungsi sensorik utuh. Motoris (-),
sensoris (+)
c. FRANKEL SCORE C: Fungsi motoric ada tetapi secara praktis tidak berfungsi
(dapat menggerakkan tungkai tetapi tidak dapat berjalan). Motoris (+) dengan ROM
2 atau 3,sensoris (+)
d. FRANKEL SCORE D: Fungsi motoric terganggu (dapat berjalan tetapi tidak dengan
normalgait). Motoris (+) dengan ROM 4, sensoris (+)
e. FRANKEL SCORE E: Tidak terdapat gangguan neurologik. Motoris (+), sensoris
(+)
Klasifikasi menurut American Spinal Injury Association (ASIA) impairement scale
(modifikasi dari klasifikasi frankle) (Chin, 2013)
a. Grade A : komplit. Motoris (-), sensoris (-) termasuk pada segmen sacral s4-s5
b. Grade B : inkomplit. Motoris (-), sensoris (+)
c. Grade C : inkomplit. Motoris (+) dengan kekuatan otot < 3
d. Grade D : inkomplit. Motoris (+) dengan kekuatan otot > 3 atau lebih dari sama
dengan 3
e. Grade E : Motoris dan sensoris normal
4. Mielografi.
Merupakan penyuntikan bahan kontras ke dalam rongga subarachnoid spinalis
lumbal. Mielogram menggambarkan ruang subarachnoid spinal dan menunjukkan
adanya penyimpangan medula spinalis atau sakus dural spinal yang disebabkan oleh
tumor, kista, hernia diskus vertebral, atau lesi lain. Zat kontras dapat menggunakan
larutan air atau yang mengandung minyak. Metrizamid adalah zat kontras yang larut
air, diabsorbsi oleh tubuh, serta diekskresi melalui ginjal (Brunner dan Suddarth,
2001).
Gambar 2.3 Foto Mielografi Lumbal