You are on page 1of 14

Pengertian Sejarah Menurut Istilah

Dalam bahasa Inggris, kata Sejarah berasal dari kata Historia yang berarti masa
lampau; masa lampau umat Manusia.
Dalam bahasa Arab sejarah disebut dengan sajaratun (syajaroh) yang berarti pohon
dan keturunan, maksudnya disaat kita membaca silsilah raja-raja akan tampak pohon
dari yang terkecil sampai berkembang menjadi besar, maka hal tersebut sejarah
diartikan sebagai silsilah keturunan raja-raja yang berarti peristiwa pemerintahan
keluarga raja di masa lampau.
Dalam bahasa Yunani, kata sejarah disebut dengan istoria yang berarti belajar.
Sehingga arti sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa,
kejadian yang terjadi di masa lampau dalam kehidupan umat manusia.
Dalam bahasa Jerman, kata sejarha disebut dengan geschichte yang berarti sesuatu
yang telah terjadi, sesuatu yang telah terjadi di masa lampau kehidupan umat Manusia.

Pengertian Sejarah Menurut Bahasa


Pengertian sejarah menurut bahasa terbagi dua yaitu pengertian sejarah dalam arti sempit dan
dalam arti luas. Dalam arti sempit, pengertian sejarah adalah kejadian atau peristiwa.
Sedangkan pengertian sejarah dalam arti luas adalah suatu peristiwa manusia yang memiliki
akar dalam realisasi diri dengan kebebasan dan keputusan daya rohani. Dalam bahasa
Indonesia, sejarah memiliki 3 arti yaitu sejarah adalah silsilah atau asal usul, sejarah adalah
kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau dan sejarah adalah ilmu
pengetahuan dan cerita.

Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli

R.Mohammad Ali: Pengertian sejarah menurut R.Mohammad Ali adalah keseluruhan


perubahan dan kejadian-kejadian yang benar-benar telah terjadia atau ilmu yang
menyelidiki perubahan-perubahan yang benar-benar terjadi di masa lampau.
Ibnu Khaldun: Menurut Ibnu Khaldun yang mendefinisikan sejarah sebagai catatan
tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan
yang terjadi pada watak masyarakat itu.
Moh. Yamin, SH: Sejarah menurut Moh. Yamin, SH adalah suatu ilmu pengetahuan
yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan
bahan kenyataan
Roeslan Abdulgani: Pengertian sejarah menurut Roeslan Abdulgani adalah ilmu yang
meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta
kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadiannya; dengan masuks untuk
menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya, untuk dijadikan perbendaharaan-
pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan masa sekarang serta arah progres di
masa depan.
W.H.Walsh: Pengertian sejarah menurut W.H.Walsh adalah pencatatan yang berarti
dan penting bagi manusia. Catatan tersebut meliputi tindakan-tindakan dan
pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga
merupakan cerita yang berarti.
Patrick Gardiner: Pengertian sejarah menurut Patrick Gardiner adalah ilmu yang
mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.
J.V.Bryce: Menurut J.V. Bryce bahwa pengertian sejarah adalah catatan dari apa yang
telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.
Thomas Carlyle: Pengertian sejarah menurut Thomas Carlyle adalah peristia masa
lampau yang mempelajari biografi orang-orang yang dikenal. Mereka, adalah
penyelamat pada zamannya. Mereka merupakan orang-rang besar yang pernah dicatat
sebagai peletak dasar sejarah.

Aspek-Aspek Sejarah

Ada tiga aspek dalam sejarah yakni masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang antara
lain sebagai berikut...

Masa lampau, menjadi awal balik dalam masa yang akan datang sehingga dalam
sejarah terdapat pelajaran mengenai nilai dan moral.
Masa kini, adalah sejarah yang menjadi sumber pemahaman bagi generasi-generasi
penurus dari masyarakat terdahulu sebagai cermin untuk menuju kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Masa lampau, adalah suatu gambaran tentang kehidupan manusia dan kebudayaannya
di masa lampau sehingga dapat merumuskan hubungan sebab akibat mengapa suatu
peristiwa dapat terjadi dalam kehidupan tersebut, walaupun belum tentu setiap
peristiwa atau kejadian tercatat dalam sejarah.

Sumber Sejarah

Pengertian Sumber Sejarah - Sumber sejarah adalah semua yang menjadi pokok sejarha.
Menurut Moh. Ali bahwa yang dikatakan dengan sumber sejarah adalah segala sesuatu yang
berwujud dan tidak berwujud serta berguna bagi penelitian sejarah sejak zaman purba sampai
dengan sekarang. Sedangkan pendapat Muh. Yamin bahwa sumber sejarah adalah kumpulan
benda kebudayaan untuk membuktikan sejarah.

Jenis-Jenis Sumber Sejarah - Sumber sejarah dikelompok menjadi beberapa macam antara
lain sebagai berikut...
1, Sumber Lisan, adalah sumber sejarah yang didapatkan langsung dari keterangan para pelaku
sejarah atau saksi mata peristiwa di masa lampau. Seperti seorang anggota Legiun Veteran
Republik Indonesia (LVRI) yang pernah ikut serangna umum menceritakan peristiwa yang
dialami kepada orang lain, apa yang sudah dialami dilihat serta yang dilakukannya merupakan
penuturan lisan (sumber lisan) yang dipakai untuk bahan penelitisan sejarah.
2. Sumber Tertulis, adalah sumber sejarah yang didapatkan dari peninggalan-peninggalan
tertulis, catatan peristiwa terjadi di masa lamapu, seperti naskah, surat kabar, dokumen, tambo
(catatan tahunan dari cina), babad, dan rekaman
3. Sumber Benda (Artefak), adalah sumber sejarah yang didapatkan dengan peninggalan-
peninggalan yang berupa benda-benda kebudayaan. Seperti kapak, perhiasan, candi, gerabah,
manik-manik dan patung. Namun sumber sejarah tersebut belum dapat dipastikan
kebenarannya. Oleh karena itu sumber-sumber sejarah memerlukan penelitian, pengkajian,
analisis, da penafsiran yang cermat oleh para ahli.
Berdasarkan dari urutannya yang menyampaikan sumber sejarah antara lain sebagai berikut...

Sumber Primer, adalah peninggalan asli sejarah. Misalnya piagam, prasasti, candi,
kronik, yang berasal di zamannya.
Sumber Sekunder adalah benda-benda tiruan dari benda aslinya atau sumber pustaka
hasil para para ahli sejarah, laporan penelitian, dan terjemahan kitab-kitab kuno
Sumber Tersier, adalah buku-buku sejarah yang disusun atas laporan-laporan penelitian
ahli tanpa dengan melakukan penelitian langsung

Ruang Lingkup Sejarah

Ruang lingkup sejarah merupakan pemahaman yang menjadi sejarah sebagai ilmu
pengetahuan. Ruang lingkup sejarah meliputi konsep sejarah, unsur sejarah, dan hubungan
sejarah dengan ilmu. Berikut penjelasan ruang lingkup sejarah...

a. Konsep Sejarah - Konsep adalah suatu wujud kemampuan akal dalam membentuk
gambaran baru yang sifatnya abstrak (tidak nyata) menurut data atau suatu kajian.

Sejarah sebagai peristiwa, adalah kejadian, kenyataan (realita), aktualitas sejarah yang
telah terjadi atau berlangsung di masa lalu. Sejarah mengandung kejadian yang terladi
atau berlangsung di masa lalu.
Sejarah sebagai kisah, adalah suatu rangkaian cerita yang berupa narasi yang disusun
menurut ingatan, tafsiran, manusia atau kesan.
Sejarah sebagai ilmu, mempelajari kenyataan dengan mengadakan penelitian dan
pengkajian mengenai peristiwa cerita sejarah. Sejarah sebagai ilmu pengetahuan
terdapat beberapa syarat ilmiah misalnya empiris, objektif, teori, dan kesimpulan umum
(menggeneralisasikan).
Sejarah sebagai seni, dikatakan sebagai seni karena sejarah memerlukan inutisi,
imajinasi, emosi dan gaya bahasa dalam penulisan sejarah.

b. Unsur Sejarah - Sejarah terdiri dari 3 unsur antara lain sebagai berikut.

Ruang, adalah tempat terjadinya suatu peristiwa yang menjadi bukti peristiwa sejarah
menjadi real.
Waktu, adalah unsur sejarah yang memegang peranan penting sebagai sifat krologis
dalam kajiansejarah sehingga dikenal dengan konsep periodisasi.
Manusia, adalah unsur sejarah yang menjadi sentral atau pemegang peran karena
peristiwa sejarha dapat berlansung secara kompleks tergantung dari akal manusia
dengan lingkungan yang ada.

c. Hubungan Sejarah dengan Ilmu


1). Persamaan Sejarah dengan Ilmu - Persamaan sejarah sebagai ilmu pengetahuan adalah
berdasarkan dari pengalaman, pengamatan dan penyerapan. Sama-sama memiliki dasar teori
dan metode.
2). Perbedaan sejarah dengan ilmu - Perbedaan sejarah sebagai ilmu pengetahuan adalah
dapat dipahami jika sejarah terikat oleh...

Sejarah terikat oleh waktu, karena waktu memegang peranan penting yang harus
terdapat dalam sejarah. tetapi ilmu pengetahuan tidak terikat oleh waktu karena bukan
hal yang penting dari ilmu pengetahuan
Sejarah terikat oleh tempat, karena memiliki sifat yang unik dan einmalig atau terjadi
hanya sekali. Sifat unik terikat oleh tempat atau spasial.
Sejarah terikat oleh kekhususan, karena tempat dan waktu mmbuat sejarah menjadi uni
dan khusus.
Ciri-ciri masyarakat praaksara

Setelah nenek moyang kita datang di Nusantara dan menetap, mereka


meninggalkan tradisi, aturan kemasyarakatan, serta religi yang ditaati
oleh mereka dan anak keturunannya. Tradisi tersebut diwariskan kepada
masyarakat hingga sekarang ini.

Kemampuan nenek moyang kita sebelum mengenal tulisan dan sebelum


terpengaruh budaya Hindu-Buddha oleh Brandes dikelompokkan sebagai berikut:

a.Kemampuan berlayar
Nenek moyang bangsa Indonesia datang dari Yunan sebelum Masehi. Mereka
sudah pandai mengarungi laut dan harus menggunakan perahu untuk sampai di
Indonesia. Kemampuan berlayar ini dikembangkan di tanah baru, yaitu di
Nusantara, mengingat kondisi geografi di Nusantara terdiri banyak pulau. Kondisi
ini mengharuskan menggunakan perahu untuk mencapai kepulauan lainnya.

Salah satu ciri perahu yang dipergunakan nenek moyang kita adalah perahu cadik,
yaitu perahu yang menggunakan alat dari bambu atau kayu yang dipasang di
kanan kiri perahu.
Pembuatan perahu biasanya dilakukan secara gotong royong oleh kaum laki-laki.
Setelah masa perundagian, aktivitas pelayaran juga semakin meningkat. Perahu
bercadik yang merupakan alat angkut tertua tetap dikembangkan sebagai alat
transportasi serta perdagangan. Bukti adanya kemampuan dan kemajuan
berlayar tersebut terpahat pada relief candi Borobudur yang berasal dari abad ke-
8.

Relief tersebut melukiskan tiga jenis perahu, yaitu:


1)perahu besar yang bercadik,
2)perahu besar yang tidak bercadik, dan
3)perahu lesung

Bentuk perahu lesung adalah sampan yang dibuat dari satu batang kayu yang
dikeruk di dalamnya menyerupai lesung, tetapi bentuknya memanjang. Untuk
memperbesar ruangannya, pada dinding perahu ditempel papan serta diberi cadik
pada sisi kanan dan kirinya untuk menjaga keseimbangan. Kapal yang besar pada
relief candi Borobudur mempunyai dua tiang layar yang dimiringkan ke depan,
sedangkan layer yang dipakai pada zaman itu berbentuk segi empat dengan
buritan layar berbentuk segitiga.

Kemampuan berlayar selanjutnya menjadi dasar dari kemampuan berdagang.


Oleh karena itu, pada awal Masehi bangsa Indonesia sudah berlayar sampai batas
barat Pulau Madagaskar, batas selatan Selandia Baru di timur Pulau Paskah, dan
di utara sampai Jepang. Hal ini dapat terjadi karena nenek moyang memiliki ilmu
astronomi, yaitu Bintang Biduk Selatan menjadi petunjuk arah selatan.
b.Kemampuan bersawah
Sistem persawahan mulai dikenal bangsa Indonesia sejak zaman Neolitikum, yaitu
manusia hidup menetap. Mereka terdorong untuk mengusahakan sesuatu yang
menghasilkan (food producing). Sistem persawahan diawali dari sistem ladang
sederhana yang belum banyak menggunakan teknologi, kemudian meningkat
dengan adanya teknologi pengairan hingga lahirlah sistem persawahan. Sistem
irigasi dalam bercocok tanam digunakan untuk memenuhi kebutuhan air dengan
cara membuat pematang dan saluran air. Cara ini kemudian meningkat menjadi
pembuatan terasering di lereng pegunungan, serta pembuatan bendungan atau
dam air yang sederhana. Sementara itu, untuk mengerjakan sawah dibuatlah alat-
alat dari logam dan mengembangkan tanaman biji-bijian, padi, juwawut, serta
tanaman kering lainnya.

c.Mengenal astronomi
Pengetahuan astronomi (ilmu perbintangan) sudah dimiliki nenek moyang bangsa
Indonesia. Masyarakat Indonesia telah mengenal ilmu pengetahuan dan
memanfaatkan teknologi angin musim sebagai tenaga penggerak dalam aktivitas
pelayaran dan perdagangan. Selain digunakan untuk mengenali musim, ilmu
astronomi juga sudah dimanfaatkan sebagai petunjuk arah dalam pelayaran, yaitu
Bintang Biduk Selatan dan Bintang Pari (orang Jawa menyebut Lintang Gubug
Penceng) untuk menunjuk arah selatan serta Bintang Biduk Utara untuk
menunjukkan arah utara.

Kemampuan astronomi dan angin musim ini telah mengantarkan mereka berlayar
ke barat sampai di Pulau Madagaskar, ke timur sampai di Pulau Paskah, dan ke
selatan sampai di Selandia Baru serta ke arah utara sampai di Kepulauan Jepang.
Pengetahuan astronomi juga digunakan dalam pertanian dengan memanfaatkan
Bintang Waluku sebagai pertanda awal musim hujan.

d.Sistem mocopat
Sistem mocopat adalah suatu kepercayaan yang didasarkan pada pembagian
empat penjuru arah mata angin, yaitu utara, selatan, barat, dan timur. Sistem
mocopat dikaitkan dengan pendirian bangunan, pusat kota atau pemerintah
(istana), alun-alun, tempat pemujaan, pasar, dan penjara. Peletakan bangunan
tersebut dibuat skema bersudut empat di mana setiap sudut mempunyai
kemampuan dan kekuatan secara magis. Itulah sebabnya mengapa setiap desa
pada zaman kuno selalu diberi sesaji pada waktu-waktu tertentu, bahkan hari
pasaran menurut perhitungannya juga dikaitkan dengan sistem mocopat, yaitu
1) arah barat diletakkan pon jatuh hari Senin dan Selasa,

2) arah timur diletakkan legi jatuh hari Jumat,

3) arah selatan diletakkan pahing jatuh hari Sabtu dan Minggu,


4) arah utara diletakkan wage jatuh hari Rabu dan Kamis, dan

5) arah tengah diletakkan kliwon jatuh hari Jumat dan Sabtu.

Jadi pola susunan masyarakat mocopat merupakan suatu kepercayaan dalam


menata dan menempatkan suatu bangunan yang bersudut empat, dengan
susunan ibu kota pusat pemerintahan terdapat alun-alun di sekitar istana, serta
ada bangunan tempat pemujaan, pasar, dan penjara.

Di daerah Tuban, Jawa Timur di masa dahulu masih terdapat model desa penenun
sebagai berikut:

1) Pusat desa lama terdapat di tengah desa (dikelilingi desa) di dalamnya terdapat
rumah kepala desa, rumah pencelupan kain, dan rumah ulama.

2) Pusat administrasi berada di belakang rumah kepala desa.

3) Kemudian dikelilingi desa-desa mocopat yang membentuk lingkaran


mengelilingi pusat desa tersebut.
Demikian kaitan antara sistem mocopat dengan religiositas di masa nenek
moyang kita.

e.Kesenian wayangKesenian wayang semula berpangkal pada pemujaan roh


nenek moyang. Semula wayang diwujudkan sebagai boneka nenek moyang yang
dimainkan oleh dalang pada malam hari. Dengan beralaskan tirai dan tata lampu
di belakangnya serta boneka yang digerak-gerakkan sehingga terlihat bayangan
boneka seolah-olah hidup. Jika dalang kemasukan roh nenek moyang, sang
dalang akan menyuarakan suara nenek moyang yang berisi nasihat-nasihat
kepada anak cucu mereka.

Setelah kedatangan hinduisme ke nusantara maka kisah nenek moyang


digantikan kisah Ramayana dan Mahabharata. Bonekanya kemudian diganti
dengan bentuk tokoh dalam cerita Mahabharata. Fungsinya
pun beralih sebagai pertunjukan dan penontonnya melihat dari depan tirai. Pada
zaman Kediri, muncul kitab Gatotkacasraya yang mulai menampilkan dewa asli
Jawa, yakni Punakawan yang berperan agresif dan dinamis dalam membimbing
dan mengawal para Pandawa dari ancaman musuhnya, yakni Kurawa (kitab
Gatotkacasraya memuat unsur javanisasi).

Pada waktu senggang, nenek moyang yang sudah menetap dan hidup bercocok
tanam menyalurkan bakat seninya serta pemujaan setelah panen dengan
pertunjukan wayang. Pertunjukan tersebut untuk memuja Dewi Sri yang telah
memberi berkah pertanian. Selain itu, pertunjukan wayang merupakan tontonan
yang di dalamnya terdapat nasihat yang berharga.

f.Seni gamelan
Seni gamelan ada kaitannya dengan seni wayang. Seni gamelan ini dipakai untuk
mengiringi pertunjukkan wayang. Pada waktu musim bercocok tanam sudah usai
masyarakat kuno itu membuat alat musik gamelan, mengembangkan seni
membatik, dan mengadakan pertunjukan wayang semalam suntuk untuk dapat
dilihat oleh masyarakat di sekitarnya.

g.Seni membatikSeni membatik merupakan kerajinan membuat gambar pada


kain. Cara menggambarnya mempergunakan alat canting yang diisi bahan cairan
lilin (orang Jawa menyebutnya malam) yang telah dipanaskan, lalu dilukiskan
pada kain sesuai motifnya.

Bagian kain yang tidak terkena malam/cairan lilin akan menjadi berwarna merah
setelah dimasukkan dalam air soga. Membatik dilakukan untuk mengisi waktu
luang bercocok tanam setelah panen, sekaligus merupakan kegiatan religius,
sebab ada kegiatan membatik tertentu yang dimaksudkan untuk menghormati
nenek moyang mereka.

h.Pengaturan masyarakatNenek moyang kita hidup berkelompok. Mereka


bersepakat untuk hidup secara bersama, hidup gotong royong, dan demokratis.
Mereka memilih seorang pemimpin yang dianggap dapat melindungi masyarakat
dari berbagai gangguan termasuk gangguan roh sehingga seorang pemimpin
dianggap memiliki kesaktian lebih. Cara pemilihan pemimpin yang demikian
disebut primus inter pares, yaitu yang terutama di antara yang banyak.Jadi,
seorang pemimpin adalah yang terbaik bagi mereka bersama.

i.Sistem ekonomi dengan mengenal perdagangan

Kebutuhan hidup manusia selalu menuntut untuk dipenuhi. Untuk memenuhi


kebutuhan hidupnya, masyarakat kuno saling bertukar barang (barter) dari satu
wilayah ke wilayah lain. Jadi, dalam hal perdagangan, nenek moyang kita sudah
melaksanakan kegiatan barter dikarenakan mereka belum mengenal uang,
nilainya berdasarkan kesepakatan bersama.

j.Sistem kepercayaanManusia yang terdiri atas jasmani dan rohani


memunculkan suatu kepercayaan bersifat rohani yang kemudian
dipersonifikasikan dalam bentuk riil. Sistem kepercayaan masyarakat Indonesia
mulai tumbuh pada masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan, ini
dibuktikan dengan penemuan lukisan dinding gua di Sulawesi Selatan berbentuk
cap tangan merah dengan jari-jari yang direntangkan. Lukisan itu
diartikan sebagai sumber kekuatan atau simbol perlindungan untuk mencegah
roh jahat. Manusia di zaman hidup bercocok tanam sudah percaya adanya dewa
alam yang menciptakan banjir, gunung meletus, gempa bumi, dan sebagainya.

Pada zaman perundagian, masyarakat sudah percaya kepada roh nenek


moyang.Mereka percaya jiwa dan roh berdiam di batu besar, pohon besar, dan
sebagainya. Kepercayaan ini pada akhirnya diwariskan kepada kita hingga masa
sekarang. Herbert Spencer dan August Comte menerapkan teori evolusi untuk
mengkaji masyarakat manusia dalam kaitannya dengan religi. Menurut keduanya,
semua bangsa di dunia mempunyai suatu bentuk religi. Bentuk religi muncul
karena manusia sadar dan takut akan maut. Bentuk religi tertua adalah
penyembahan kepada roh yang merupakan personifikasi dari jiwa orang yang
telah meninggal, terutama dari nenek moyangnya yang kemudian berevolusi
terhadap pemujaan kepada dewa. Hal ini sesuai dengan pandangan Edward B.
Taylor. Ia mengatakan bahwa tingkat tertua dari evolusi religi adalah pemujaan
kepada jiwa orang yang telah meninggal yang disebut makhluk halus (spirit),
yakni jiwa yang telah merdeka, terlepas dari tubuh jasmani untuk selamanya.
Keyakinan ini disebut animisme.

1. Kehidupan Pada Masa Pra Aksara di Indonesia

Mempelajari bagaiman kehidupan dimasalalu merupakan kegiatan yang amat menarik. Kahidupan
manusia dari jaman kezaman senantiasa mengalami perkembangan. Kehidupan manusia pada
jaman pra aksara atau jaman pra sejarah dapat di pelajari melalui berbagai temuan fosil dan
artefak sisa kehidupan dimasa lalu. Kehidupan manusia purba adalah kehidupan yang amat
sederhana. Manusia purba hidup dan memenuhi kebutuhanya dengan cara berburu dan meramu,
berpindah pindah dari satu empat ketempat lain (nomaden). Pada masa pra sejarah manusia
belum mengenal tulisan sehingga masa ini di sebut dengan masa pra aksara. Sejak pertama kali
bumi diciptakan hingga saat ini, bumi telah banyak sekali mengalami perubahan dan perkebangan.
Diperkirakan bumi saat ini telah berusia kurang lebih 2.500 juta tahun. Para ahli geologi membagi
masa perkembangan bumi mejadi beberapa zaman yaitu arkeozoikum, paleozoikum,
mesozoikum, neozoikum.

1. Zaman Arkeozoikum. Merupakan zaman tertua, berlangsung kira-kira 2.500 juta tahun yang lalu.
Pada masa itu bumi dalam proses pembentukan, permukaan bumi masih sangat panas sehingga
belum terdapat makluk hidup yang tinggal di bumi.

Pada Zaman Arkeozoikum. Gambar : agus-generatio.blogspot.nl

2. Zaman Paleozoikum Disebut juga sebagai zaman primer, berlangsung kira-kira 340 juta tahun
yang lalu. Zaman ini ditandai dengan terjadinya penurunan suhu yang amat derastis di bumi, bumi
mendingin. Pada masa ini lah makluk hidup pertamakali diperkirakan muncul, yaitu makluk bersel
satu dan tidak bertulang belakang seperti bakteri, serta sejenis amfibi.
3. Zaman Mesozoikum Disebut juga sebagai zaman sekunder, berlangsung kira-kira 140 juta tahun
yang lalu. Zaman ini ditandai dengan munculnya hewan-hewan reptile besar (dinosaurus) olah
karena itu jaman ini disebut juga zaman reptile.
4. Zaman Neozoikum Zaman Neozoikum berlangsung kira-kira 60 juta tahun yang lalu. Kahidupan
di zaman ini mulai stabil, berkembang dan beragam. Zaman ini di bagi menjadi beberapa: a.
Zaman Tersier, ditandai dengan mulai berkurangnya hewan-hewan besar. Telah memeiliki
berbagai jenis binatang menyusui, diantaranya kera dan monyet. b. Zaman Sekunder, ditandai
dengan munculnya tenda-tanda kehidupan manusia purba. Zaman ini dibagi kembali menjadi 2
jaman yaitu: 1) Zaman Pleistosen/dilivium (zaman es/glasial), masa ini ditandai mulai mencairnya
es di kutub utara karena perubahan iklim. Berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. Pada
masa inilah kehidupan manusia mulai ada. Berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. 2) Zaman
Holosen/alluvium, masa ini ditandai dengan munculnya hamo sapiens, merupakan nenek moyang
manusia modern saat ini. Masa ini berlangsung sekitar 20.000 tahun yang lalu.
A. Pengertian Praaksara atau Prasejarah.
Praaksara atau prasejarah merupakan kurun waktu (zaman) pada saat manusia belum menganal
tulisan atau huruf. Praaksara disebut juga zaman nirleka, yaitu zaman tidak ada tulisan. Setelah
manusia mengenal tulisan maka disebut zaman sejarah. Berakhirnya zaman prasejarah setiap
bangsa berbedabeda berdasarkan perkembangan setiap bangsa tersebut serta informasi yang
masuk ke bangsa itu.
Misalnya bangsa Mesir Kuno meninggalkan zaman praaksara sekitar 4000 SM, bangsa Sumeria
dan Dravida meninggalkan zaman praaksara sekitar 3000 SM, sedangkan bangsa Indonesia
meninggalkan zaman praaksara 400 M.

B. Jenis-jenis Manusia Purba di Indonesia.


Dari hasil penelitian dan penemuan fosil, oleh para ahli purbakala manusia purba banyak di
temukan di Indonesia terutama di Pulau Jawa. Manusia purba pada masa lampu telah tinggal di
beberapa daerah di Pulau Jawa diantaranya di Lembah Bengawan Solo (Jawa Tengah) dan di
Lembah Sungai Brantas (Jawa Timur). Dia daerah daerah tersebut di atas banyak di temukan fosil
manusia purba. Di Indonesia terdapat beberapa jenis manusia purba diantaranya Meganthropus
paleojavanicus, Pithacanthropus erectus, dan Homo (manusia purba modern).

Fosil adalah bagian makhluk hidup yang telah membatu. Gambar : ronalys.blogspot.com

1. Meganthropus paleojavanicus. Meganthropus paleojavanicus artinya manusia purba yang


besar dan tertua di Jawa. Manusia purba ini memiliki ciri tubuh yang kekar, diperkirakan sebagai
manusia purba yang paling tua diantara manusia purba yang lain. Fosil manusia purba
meganthropus paleojavanicus ditemukan dan diteliti oleh Dr. G.H.R. von Koenigswald pada tahun
1936 dan 1941. Pertama kali fosil makhluk ini ditemukan di Sangiran, daerah lembah Bengawan
Solo, dekat Surakarta. Dari yang dapat dilihat ukuran fosil itu, meganthropus paleojavanicus
berbadan besar dengan rahang besar, kening menonjol, dan tulang tebal. Dari keadaan itu, maka
makhluk Sangiran tersebut dinamakan Meganthropus Paleojavanicus (mega = besar, anthropos
= manusia, paleo = purba, javanicus = manusia jawa). Meganthropus hidup sekitar 2 juta tahun
sebelum masehi dan hidup dengan makan tumbuh-tumbuhan. Makhluk tersebut termasuk jenis
Homo Hobilis.
2. Pithacanthropus erectus. Pithacanthropus erectus artinya manusia kera yang berjalan tegak.
Manusia purba ini memiliki ciri-ciri berbadan tegak, dan memiliki tinggi banadan antara 165-180
cm. Pithacanthropus erectus merupakan manusia purba yang paling banyak di temukan di
Indonesia diantaranya di Mojokerto, Kedungtrubus, Trinil, Sangiran, Sambungmacan, dan
Ngandong. Pertama kali di temukan oleh Eugene Dubois di Trinil dekat Sungai Bengawan Solo,
Surakarta, tahun 1891.
3. Homo. Homo berarti manusia. Manusia purba jenis ini memiliki ciri yang lebih sempurna di
bandingkan dengan Meganthropus paleojavanicus dan Pithecantropus erectus. Beberapa jenis
homo yang di temukan di Indonesia antara lain.
Homo Soloensis, artinya manusia dari Solo. Ditemukan pada tahun 1931-1934, olah Ter Haar
dan Ir. Oppenorth di Ngandong, Lembah Sungai Bengawan Solo. Ciri-ciri Homo Soloensi yaitu
berjalan tegak dengan tinggi badan 180 cm, tengkoraknya lebih besar dari Pithacantropus
erectus.
Homo Wajakensis, artinya manusia dari Wajak. Ditemukan pada tahun 1889, olah Van
Reitschoten di Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Ciri-ciri Homo Soloensi yaitu berjalan tegak
dengan tinggi badan 130-210 cm, tengkoraknya lebih bulat muka tidak terlalu menjorok ke
depan, dan telah memiliki kemampuan membuat peralatan dari batu, tulang dan kayu.
Homo Sapiens, artinya manusia cerdas. Merupakan generasi terakhir dari manusia purba.
Homo sapiens hidup di Zaman Holosen sekitar 4000 tahun yang lalu. Memiliki ciri-ciri fisik yang
sudah hampir sama dengan manusia modern saat ini.

C. Perkembangan Kehidupan Manusia Purba di Indonesia.


Kehidupan manusia purba pada masa praaksara senantiasa mengalami perubahan dan
perkembangan. Perubahan dan perkembangan itu dapat di jelaskan sebagai berikut.

1. Masa Berburu dan Meramu Kehidupan.


Manusia purba masa berburu dan meramu senantiasa berpindah-pindah (nomaden).
Kehidupan pada masa berburu dan meramu disebut food gathering artinya mengumpulkan
makanan yang di sediakan oleh alam tanpa mengolah atau menanam terlebih dahulu. Alat-alat
yang digunakan pada masa itu antara lain kapak perimbas untuk marimbas kayu, menguliti
binatang, dan memecah tulang; kapak genggam untuk menggali umbi dan memotong hewan
buruan; dan alat serpih digunkaan sebagai pisau.

2. Masa Bercocok Tanam Pada.


Masa ini manusia purba sudah mengenal bercocok tanam (food producing). Namun demikian
kehidupan berburu dan merapu tidak sepenuhnya ditinggalkan. Masa ini pula manusia purba mulai
tinggal menetap (sedenter) di suatu kampung dengan rumah panggung. Alat-alat yang di gunakan
pada masa bercocok tanam berasal dari batu yang telah di haluskan, antara lain mata panah untuk
berburu; barang pecah belah dari tanah liat (gerabah); beliung persegi untuk menebang kayu dan
mencangkul; kapak lonjong untuk mengolah tanah.

3. Masa Perundagian (Pertukangan)


Pada masa ini manusia sudah mengenal teknologi sederhana dan pembagian kerja. Saat itu
manusia menganal pertukangan dan pengecoran logam seperti perunggu, tembaga dan besi
sebagai barangbarang kebutuhan rumah tangga.

a. Nekara dan Moko, berbentuk seperti tambur atau dandang terbalik. Digunkaan pada upacara
adapt sebagai benda pusaka.

Nekara. Sumber : zulkhanbrambang.blogspot.com

b. Kapak perunggu/kapak corong, berbentuk menyerupai corong terbuat dari perunggu.

Kapak Perunggu. Sumber : museumnasional.wordpress.com


c. Benda-benda lain, seperti bejana perunggu, manik-manik, gerabah dan mata tombak.

Mata Tombak. Sumber : en.wikipedia.org

D. Sistem Kepercayaan Manusia Purba.


Pada Masa Praaksara Seiring dengan perkembangan kemampuan berfikir, manusia purba mulai
mengenal kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan lain di luar dirinya. Untuk menjalankan
kepercayaan yang diyakininya manusia purba malakukan berbagai upacara dan ritual. Sistem
akepercayaan yang di anut manusia pada masa prakasara atau masa prasejarah antara lain
animisme, dinamisme, totemisme, dan shamanisme.

a. Animisme, adalah percaya pada roh nenek moyang maupun roh-roh lain yang mempengaruhi
kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan agar roh-roh tersebut tidak mengganggu adalah dengan
memberikan sesaji.

b. Dinamisme, adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang memiliki gaib.
Manusia purba melakukanya dengan menyembah batu atau pohon besar, gunung, laut, gua, keris,
azimat, dan patung.

c. Totemisme, adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci dan memiliki kekuatan.
Dalam melakukan upacara ritual pemujaan manusia purba membutuhkan sarana, dengan
membangun bangunan dari batu yang dipahat dengan ukuran yang besar. Masa ini di sebut
sebagai kebudayaan Megalitikum (kebudayaan batu besar).

Bangunan yang di buat pada masa megalitikum diantaranya.


a. Menhir, adalah tiang atau tugu batu yang berfungsi sebagai prasasti dan melambangkan
kehormatan arwah nenek moyang.
Menhir. Sumber : www.jiroolcott.com

Menhir. Besar perbandingan

b. Dolmen, adalah meja batu untuk meletakkan sesaji.

Dolmen. Sumber : europebyfootball.wordpress.com

c. Peti Kubur Batu, adalah lempeng batu besar berbentuk kotak persegi panjang berfungsi
sebagai peti jenazah.

Peti Kubur Batu. Sumber : belajarbarengsilvie.blogspot.com


d. Sarkofagus, adalah batu besar yang di pahat berbentuk mangkuk terdiri dari dua keeping yang
ditangkupkan menjadi satu. Berfungsi sebagai peti jenazah.

Sarkofagus. Sumber : bilisitungkir.wordpress.com


e. Punden Berundak, adalah bangunan berupa batu susunan batu berundak seperti candi.
Digunakan untuk upacara pemujaan.

Punden Berundak. Sumber : wa-iki.blogspot.com

f. Waruga, adalah peti kubur batu berukuran kecil, berbentuk kubus dan memiliki tutup lempengan
batu yang lebar.

Waruga. Sumber : marlinasimin.blogspot.com

2. Berakhirnya Masa Praaksara di Indonesia


Berakhirnya masa praaksara tiap-tiap bangsa tidak bersamaan. Mengapa demikian? Hal ini berkaitan
erat dengan tingkat peradaban dari bangsa-bangsa yang bersangkutan. Bangsa Sumeria misalnya,
telah mengenal tulisan sejak 4000 SM. Bangsa Sumeria menggunakan simbol-simbol sebagai huruf
yang disebut piktograf. Sedangkan, Bangsa Mesir Kuno mengenal tulisan sejak 3000 SM. Tulisan
Bangsa Mesir Kuno hampir sama dengan tulisan Bangsa Sumeria. Hanya perbedaannya, huruf Bangsa
Mesir Kuno menggunakan simbol-simbol seperti perkakas, hewan, atau alat transportasi tertentu.
Huruf ini disebut hieroglif.

Hieroglif. Sumber : depositphotos.com

Indonesia mengakhiri masa praaksara pada awal abad ke-5 Masehi. Para pedagang India datang pada
saat itu dan membawa kebudayaan dari India berupa seni arsitektur bangunan, sistem pemerintahan,
seni sastra dan tulisan. Tulisan tertua di Indonesia terdapat di Batu Yupa, Kutai, Kalimantan Timur.
Tulisan tersebut menggunakan huruf Pallawa. Sejak berakhirnya masa praaksara, muncullah masa
aksara (masa sejarah). Di Indonesia, sudah mengalami kemajuan. Sistem pemerintahan kerajaan mulai
berkembang, agama Hindu-Buddha mulai berkembang. Kegiatan perdagangan dan pelayaran pun
semakin maju.

You might also like