Professional Documents
Culture Documents
NIM: 16.11.1123
Pengertian Ilmu Pendidikan Islam terbagi dalam 3 istilah yaitu At-Tarbiyah, At-Talim,
dan At-Tadib. Pendidikan Islam berlandaskan Al-Quran dan Hadist. Pendidikan Islam juga
berlandasakan teori-teori, dan pendapat pada zaman dahulu. Dari ke tiga istilah tersebut At-
tarbiyah yang paling menonjol dan dipakai. Ilmu Pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung:
Pendidikan Islam adalah proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan. Menurut
Umar Muhammad: Perubaha individu. Dan hasil seminar se-Indonesia adalah bimbingan
terhadap pertumbuhan ajaran jasmani dan rohani dengan cara mengasihi, mengawasi, dan
mendidik.
Konsep dasar Ilmu Pendidikan Islam terbagi kedalam beberapa bagian yaitu:
a. Historis (sejarah)
b. Sosiologis
c. Ekonimis
d. Politik dan Administrasi
e. Sikologi
f. Filsafat
Ruang Lingkup Pendidikan Islam adalah mencakup segala bidang kehidupan
manusia dimana manusia mampu memanfaatkan sebagai tempat menanam benih-benih
amaliah yang buahnya akan dipetikdiakhirat nanti, maka pembentukkan sikap dan nilai-
nilai amaliah dalam pribadi manusia baru dapat efektif bila mana dilakukan melalui
proses pendidikan yang berjalan diatas kaidah-kaidah ilmu pengetahuan pendidikan.
Objek atau sasaran ilmu pendidikan adalah seluruh yang menjadi sasaran dalam
aktivitas pendidikan atau praktek pendidikan yang meliputi kegiatan mendidik, mengajar,
melatih peserta didik agar berkembang potensinya serta menjadi manusia dewasa yang
bertanggung jawab.
Objek ilmu pengetahuan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: Objek material
dan Objek formal.1
1. Objek Material
Objek Material adalah bahan atau masalah yang menjadisasaran
pembicaraan., penelitian, atau penelaahan dari ilmu pengetahuan.
Istilah objek material sering juga disebut pokok persoalan (subject metter).
Pokok persoalan ini dibedakan atas dua arti, yaitu:
a. Dimaksudkan sebagai bidang khusus dari penyelidikan factual.
1
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan,(Semarang: PT. Rineka Cipta, 1991), h. 81
b. Dimaksudkan sebagai suatu kumpulan pertanyaan pokok yang saling
berhubungan.
Sasaran dari objek material ini adalah peserta didik, yang memiliki ciri
khas yang perlu dipahami oleh pendidik:
Metode adalah cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Metode pendidikan Islam
adalah cara-cara yang ditempuh dan dilaksanakan dalam pendidikan Islam agar mempermudah
tercapainya tujuan pendidikan.
Falsafah Tarbiyatul Islamiyatu fii Quranil Kariim mengemukakan secara panjang lebar
tentang Metode pendidikan Islam ini yang diringkasnya ada 10 macam, yaitu:
2
Umar Tirtarahardja dan S.L La Sulo, Pengantar Pendidika Islam, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2005), h. 52
8. Menggemarkan dan menakutkan atau dorongan dan ancaman.
9. Menanamkan atau menghilangkan kebiasaan.
10. Peristiwa-peristiwa yang berlalu.3
Metode pendidikan Islam yang terkenal diterapkan pula oleh para dai yang terdiri atas
tiga metode, yaitu:
a. Metode Ceramah
b. Metode Tanya Jawab
c. Metode Diskusi
d. Metode Pemberian Tugas
e. Metode Demonstrasi
f. Metode Eksperimen
g. Metode Amsal/Perumpamaan
h. Metode Targhib dan Tarhib
i. Metode Pengulangan (Tikror).5
3
Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, hal.156
4
Drs. Beni Ahmad Saebani, M.SI, dkk, Ilmu Pendidikan Islam (1), h. 261
5
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 193
Hakikat Pendidikan Islam
Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar atau
disengaja guna menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman untuk menentukan
tujuan hidup sehingga bisa memiliki pandangan yang luas untuk kearah masa depan lebih
baik dan dengan pendidikan itu sendiri dapat menciptakan orang-orang berkualitas.6
7
3. Dimensi hubungan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi.
Tujuan yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
yang melakukan sesutu kegiatan.
Menurut Drs. Ahmad D. Marimba, fungsi tujuan itu ada 4 macam, yaitu:
a. Mengakhiri usaha
b. Mengarahkan usaha
Beberapa indikator tercapainya tujuan pendidikan islam dapat dibagi menjadi tiga
tujuan mendasar:
6
Muhaimin, Ilmu Pendidikan Islam, (Surabaya: Karya Abditama), h. 6
7
Saebani Beni Ahmad, Ilmu Pendidikan Islam jilid 1, h. 23
1. Tujuan tercapainya anak didik yang cerdasTujuan tercapainya anak didik yang
memiliki kesabaran atau kesalehan emesional sehingga mampu memperlihatkan
kedewasaan menghadapi masalah dalam kehidupannya.
Tujuan pendidikan islam yang telah diuraikan diatas dapat disistematisasi sebagai
berikut:
1. Terwujudnya insan akademik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
a. Sikap (attitude).
b. Daya pikir prktis rasional.
c. Objektivitas.
d. Loyalitas kepada bangsa dan ideologi.
e. Sadar nilai-nilai moral dan agama.
8
Ibidh, h. 147
2. Pembinaan aspek pengetahuan (nilai materiil), yaitu materi ilmu itu sendiri.
H.M. Arifin membedakan tujuan secara teoretik dan tujuan dalam proses. Tujuan
teoritik ini berdiri dari berbagai tingkat antara lain sebagai berikut:
a. Tujuan Intermediar.
b. Tujuan Insedental .
c. Tujuan kurikuler.
d. Tujuan instruksional.
3. Ditinjau dari segi pembidangan tugas dan fungsi manusia secara filosofis, tujuan
pendidikan dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
a. Tujuan individual.
b. Tujuan sosial.
b. Tujuan fungsional.
Jadi tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk manusia muslim yang sehat
dan kuat jasmaninya serta memiliki keterampilan yang tinggi. Tujuan ini merupakan
cerminan dan realisasi dari sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, baik secara
perorangan, masyarakat, maupun sebagai umat manusia keseluruhannya.
Sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang masing-
masing bekerja sendiri dalam fungsinya. Sistem pendidikan adalah satu keseluruhan yang
terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan dengan yang lainnya untuk
mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan. Sistem pendidikan Islam merupakan usaha
pengorganisasian proses kegiatan kependidikan yang berdasarkan ajaran Islam.9
Sistem pendidikan Islam merupakan usaha pengorganisasian proses kegiatan
kependidikan yang berdasarkan ajaran Islam. Ajaran yang berdasarkan atas pendekatan sistemik
sehingga dalam pelaksanaan operasionalnya terdiri dari berbagai sub-subsistem dari jenjang
pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi yang harus memiliki vertikalitas dalam
kualitas keilmuan-pengetahuan dan teknologinya.
1. Al-Quran
2. Al-Hadits
1. Sistem ibadah
9
Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h. 73
Ibadah yaitu kebaktian, yang hanya ditunjukan kepada allah, mengambil petunjuk
hanya darinya saja tentang segala persoalan dunia dan akherat, dan kemudian
mengadakan hubungan yang terus-menerus dengan allah tentang semuanya.
2. Pembinaan rohani
Roh adalah suatu kekuatan yang tidak terlihat dan tidak kita ketahui materi dan
cara kerjanya, ia adalah alat untuk mengadakan kontak dengan allah. Sesuai dengan
fitrahnya yaitu alat yang membawa kita kepada allah.
3. Pendidikan intelektual
Pendidikan intelektual adalah akal yang meningkatkan kemampuan intelektual
anak, ilmu alam, teknologi dan sains modern sehingga anak mampu menyesuaikan
diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dalam rangka menjalankan fungsinya sebagi
hamba Allah dan khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep
yang ditetapkan oleh Allah.
4. Pendidikan jasmani
Pendidikan jasmani adalah segala macam bentuk bimbingan dan pendidikan yang
bertujuan untuk menyehatkan dan menguatkan tubuh agar fisik tumbuh dengan
sempurna dan wajar.
Teknik-teknik pendidikan terbagi :
a. Metode Pendidikan Melalui Teladan.
b. Metode Pendidikan Melalui Nasihat.
c. Metode Pendidikan Melalui Cerita.
d. Metode Pendidikan Melalui kebiasaan.
10
Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, (Bandung, PT Al maarif, 1984), h. 45
e. Metode Pendidikan Melalui Peristiwa-peristiwa.
1. Tujuan Pendidikan
maksimal dan positif.11 Adapun binaan pendidikan dalam garis besarnya mencakup tiga daerah:12
a. Jasmani
b. Akal
c. Hati/Ruhaniah
2. Pendidik
maksimal dan positif. Kegiatan pendidikan dalam garis besarnya dapat di bagi menjadi tiga:
Adapun pemberian bimbingan (pendidikan) ini dilakukan oleh orang tua di dalam
lingkungan rumah tangga, para guru di dalam lingkungan sekolah dan masyarakat.
1) Orang Tua
11
-Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012) h. 38
12
Ibid, h. 39
13
-Ibid, h. 66
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari
2) Guru
Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara implisit ia telah merelakan dirinya
menerima dan memikul semua tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang
tua.15
3) Masyarakat
Masyarakat turut serta memikul tanggung jawab pendidikan.16 Manusia pada hakikatnya
3. Peserta Didik
Faktor Peserta didik adalah merupakan salah satu faktor pendidikan yang paling
penting.Dalam menjawab problem tentang apakah anak itu dapat dididik,maka timbul 3 aliran,
yakni:
a. Aliran Nativisme: Berpendapat bahwa anak sejak lahir telah mempunyai pembawaan
yang kuat.
b. Aliran empirisme yang dipelopori oleh John Locke. Ia mengatakan bahwa pendidikan
14
-Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006) h. 35
15
-Ibid, h. 39
16
-Ibid, h. 44
4. Materi Pendidikan (maddatut tarbiyah)
Materi pendidikan adalah semua bahan pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik,
b. Materi yang dikaitkan dengan bidang ilmu pengetahuan yang termasuk kedalam isi
c. Materi yang dikaitkan dengan ilmu kealaman termasuk dalam kategori ini fisika, biologi,
5. Metode Pendidikan
Dalam proses pendidikan metode mempunyai kedudukan sangat penting guna mencapai
tujuan pendidikan. Metode merupakan sarana yang memaknakan materi pelajaran yang tersusun
dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami atau diserap oleh anak
6. Lingkungan Pendidikan
17
-Muhammad Syaifuddin, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, (Pekanbaru: Bahari Press, 2012), h. 85
1) Lingkungan keluarga.
3) Lingkungan masyarakat.
b. Lingkungan keagamaan.
c. Lingkungan budaya.
d. Lingkungan alam.
Menurut Nur Uhbiyati Evaluasi Pendidikan adalah sistem penilaian yang diterapkan
kepada anak didik, untuk mengetahui keberhasilan pendidikan yang dilaksanakan. Evaluasi
18
-Ibid, h. 57