Professional Documents
Culture Documents
VISKOSITAS CAIRAN
SEBAGAI FUNGSI SUHU
I. TUJUAN
a. Menentukan viskositas cairan dengan metoda Ostwald.
b. Mempelajari pengaruh suhu terhadap viskositas cairan.
II. TEORI
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida.
Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan
untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang mengalir cepat, sedangkan lainnya
mengalir secara lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti air, alkohol, dan
bensin mempunyai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat
seperti gliserin, minyak castor dan madu mempunyai viskometer besar. Jadi
viskositas tidak lain menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan. (Estien
Yazid, 2005:101)
Viskositas adalah sifat fluida yang mendasari diberikannya tahanan terhadap
tegangan geser oleh fluida tersebut. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa
untuk laju perubahan-bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan geser
berbanding lurus dengan viskositas. Viskositas gas meningkat dengan suhu, tetapi
viskositas cairan berkurang dengan naiknya suhu. Perbedaan dalam
kecenderungan terhadap suhu tersebut dapat diterangkan dengan menyimak
penyebab-penyebab viskositas. Cairan, dengan molekul-molekul yang jauh lebih
rapat daripada gas, mempunyai gaya-gaya kohesi yang jauh lebih besar daripada
gas. Kohesi nampaknya merupakan penyebab utama viskositas dalam cairan; dan
karena kohesi berkurang dengan naiknya suhu, maka demikian pulalah viskositas.
(Victor L. Streeter dan E.Benjamin Wylie, 1999:8)
Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan alir
cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui
tabung berbentuk silinder. Suatu persamaan yang menghubungkan laju aliran
cairan melalui pipa silinder berjari-jari R dan dengan viskositas cairan adalah :
Jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa per satuan waktu
4
= =
8
= viskositas cairan
V = total volume cairan
T = waktu yang dibutuhkan cairan dengan volume V untuk menga-
lir melalui viskometer
Pada viskometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Pada percobaan sebenarnya, sejumlah
tertentu cairan (misalkan 10 cm3, bergantung pada ukuran viskometer) dipipet ke
dalam viskometer. Cairan kemudian diisap melalui labu pengukur dari viskometer
sampai permukaan cairan lebih tinggi daripada batas a. Cairan kemudian
dibiarkan turun. Ketika permukaan cairan turun melewati batas a , stop-watch
mulai dinyalakan dan ketika cairan melewati batas b, stop-watch dimatikan.
Jadi waktu yang dibutuhkan cairan untuk melalui jarak antara a dan b dapat
ditentukan. (Tony Bird, 1993:57)
Viskositas (kekentalan) cairan akan menimbulkan gesekan antara bagian-
bagian atau lapisan-lapisan cairan yang bergerak satu terhadap yang lain.
Hambatan atau gesekan yang terjadi ditimbulkan oleh gaya kohesi dalam zat cair.
Dalam suatu pipa dengan luas penampang yang sama, setiap lapisan bergerak
dengan kecepatan yang sama. Pada fluida kental, antara lapisan-lapisan cairan
mengalami gesekan, sehingga kecepatan aliran tidak seluruhnya sama. Pada
bagian tengah disekitar sumbu cairan mengalir lebih cepat karena lebih leluasa.
Sebaliknya disekitar dinding pipa cairan mengalami lebih lambat, bahkan yang
melekat pada dinding sama sekali tidak bergerak.
Satuan SI untuk viskositas adalah N s/m2 = Pa s (Pascal sekon). Sedangkan
menurut sistem cgs satuan viskositas adalah Poise (1 Poise = 0,1 Pa s) yang setara
dengan dyne s/cm2. Suatu cairan mempunyai viskositas absolut atau dinamik 1
poise, bila gaya 1 dyne diperlukan untuk menggerakkan bidang seluas 1 cm2 pada
kecepatan 1 cm/detik terhadap permukaan bidang datar sejauh 1 cm. Viskositas
sering juga dinyatakan dalam sentipoise (1 Poise = 100 cP). (Estien Yazid,
2005:102)
Perhatikan suatu fluida di mana di dalamnya terjadi, selain pergolakan termal
molekul-molekulnya, gerakan massa atau aliran konveksi (arus konveksi) dari
fluida secara keseluruhan. Suatu aliran udara dalam sebuah terowongan angin atau
aliran air dalam sebuah kanal atau pipa merupakan contoh-contoh gerakan massa
ini. Andaikan bahwa fluida bergerak, dimana kecepatan konveksi vy, adalah
sepanjang sumbu-Y, tetapi nilainya berubah terhadap jarak sepanjang sumbu-X.
Gerakan molekul tidaklah semata-mata sejajar dengan sumbu-Y, karena molekul-
molekul mempunyai gerakan termal dan karena itu saling bertumbukan antar
sesamanya. (Marcelo Alonso, 1992:366-367)
Di dalam fluida selalu terdapat perpindahan molekul-molekul hilir-mudik
melintasi suatu permukaan. Bila satu lapisan bergerak relatif terhadap lapisan
yang berdekatan, maka perpindahan momentum molekular membawa momentum
dari satu sisi ke sisi yang lain sehingga timbul tegangan geser semu yang
Hukum Poiseuille
Banyaknya cairan yang mengalir per satuan waktu melalui penampang melintang
berbentuk silinder berjari-jari r, yang panjangnya l, selain ditentukan oleh beda
tekanan (P) pada kedua ujung yang memberikan gaya pengaliran juga ditentukan
oleh viskositas cairan dan luas penampang pipa. Hubungan tersebut dirumuskan
oleh Poiseuille yang dikenal dengan hukum Poiseuille sebagai :
() 4
=
8
Dengan Q adalah kecepatan aliran volume (volume cairan V yang melewati pipa
per satuan waktu t dinyatakan dalam satuan SI m3/s).
Persamaan di atas memperlihatkan bahwa Q berbanding terbalik dengan
viskositas cairan. Makin besar viskositas, hambatan aliran juga semakin besar
sehingga Q menjadi rendah. Kecepatan aliran volume juga sebanding dengan
gradien tekanan / dan pangkat empat jari-jari pipa. Ini berarti bahwa jika r
diperkecil sehingga menjadi setengahnya, maka akan dibutuhkan 16 kali lebih
besar tekanan untuk memompa cairan lewat pipa pada kecepatan aliran volume
semula.
Hukum Stokes
Apabila benda padat bergerak dengan kecepatan tertentu dalam medium fluida
kental, maka benda tersebut akan mengalami hambatan yang diakibatkan oleh
gaya gesekan fluida.
Besarnya gaya gesekan fluida telah dirumuskan sebagai :
=
atau
= =
dimana k adalah koefisien yang besarnya bergantung bentuk geometrik benda.
Bilangan Reynolds
Aliran laminar (laminar flow) atau aliran kental adalah aliran yang salahsatu
lapisannya bergeser relatif perlahan terhadap lapisan yang lain. Aliran ini secara
umum menggambarkan kecepatan aliran kecil melalui sebuah pipa dengan
diameter kecil. Aliran yang tidak laminar adalah arus pusar yang lazim disebut
aliran turbulen (turbulen flow). Aliran ini menggambarkan kecepatan aliran
cukup besar melalui pipa dengan diameter besar.
Larutan Induk
(Gliserol, Sunlight)
Hasil
Viskometer
Keterangan:
A : Batas Atas
B : Batas Bawah
C : Viskometer Ostwald
D : Termometer
4.2 Perhitungan
4.2.1 Pembuatan larutan
a. Gliserol 20%
N1.V1 = N2 .V2
87%. V1= 10%. 50 mL
V1= 5,75 mL
b. Sunligh 10%
N1.V1= N2.V2
100%. V1 = 10% . 50 mL
V1= 5 mL
b. Gliserol
=
(Massa pikno + gliserol) ( Massa pikno kosong)
=
V pikno
20,900 g 10, 825 g
=
10 mL
= 1,008 g / mL
c. Sunlight
=
(Massa pikno + sunlight) ( Massa pikno kosong)
=
V pikno
20, 600 g 10,825 g
=
10 mL
= 0,978 g / mL
30 0, 7975
40 0, 6529
50 0,5468
b. Gliserol
Suhu 30 C
. t .
=
t o . o
g
0,7975 x 06,40 s x 1, 0075
mL
= g
06,42 s x 0,9735 mL
= 0,823 poise
Suhu 40 C
. t .
=
t o . o
g
0,6529 x 07.40 s x 1,0075 mL
= g
05,84 s x 0,9735
mL
= 0,856 poise
Suhu 50 C
. t .
=
t o . o
g
0,5468 x 07,80 s x 1,0075
mL
= g
04,59 s x 0,9735 mL
= 0,962 poise
c. Sunlight
Suhu 30 C
. t .
=
t o . o
g
0,7975 poise x 07,32 s x 0,9775
mL
= g
06,42 s x 0,9735 mL
= 0,913 poise
Suhu 40 C
. t .
=
t o . o
g
0,6529 poise x 06, 56 s x 0,9775
mL
= g
05,84 s x 0, 9735 mL
= 0,736poise
Suhu 50 C
. t .
=
t o . o
g
0,5468 x 05, 09 s x 0, 9775 mL
= g
04,59 s x 0,9735 mL
= 0,609 poise
= 1,254 1
Suhu 40 C
1
=
1
=
0,6529
= 1,532 1
Suhu 50 C
1
=
1
=
0,5468
= 1,829 1
b. Gliserol
Suhu 30 C
1
=
1
=
0,8228
= 1,215 1
Suhu 40 C
1
=
1
=
0,856
= 1,168 1
Suhu 50 C
1
=
1
=
0,962
= 1,030 1
c. Sunlight
Suhu 30 C
1
=
1
=
0,913
= 1,095 1
Suhu 40 C
1
=
1
=
0,7369
= 1,357 1
Suhu 50 C
1
=
1
=
0,609
= 1,642 1
4.2.4 PersamaanRegresi
a. Gliserol
Tabel 2. Hasil
T (C) T (K) 1 / T (K) (poise) ln (poise)
Tabel 3. Regresi
X (1/T K-1) Y (ln Poise) XY (Poise K-1) X2 (K-2)
-3
3,3 x 10 -0,195 -0,644x 10-3 10,89 x 10-6
9,6 x 103
=
X = 3,2 x 103 K-1
3
0,39
=
Y = -0,13 Poise
3
( n x XY ) - ( X Y )
B =
( n x X2 )- ( X)2
(3 x -1,26 x 103 ) - (9,6 x 103 x -0,39)
B =
(3 x 30,74 x 106 ) - (9,6 103 )2
(3,78 x 103 ) (3,74 x 103 )
B =
(92,22 x 106 ) (92,16 x 106 )
0,04 103
B=
0,06 106
B = 667 poise K
A = Y BX
A = -0,13 Poise 667 Poise K (3,2 x 103 ) K-1
A = -0,13 Poise - 2,13 poise
A = -2,26 poise
Persamaan Regresi
y = A + Bx
y = -2,26 poise + 667x poise K
b. Sunlight
Tabel 4. Hasil
T (C) T (K) 1 / T (K) (poise) ln (poise)
Tabel 5. Regresi
X (1/T K-1) Y (ln Poise) XY (Poise K-1) X2 (K-2)
-3
3,3 x 10 -0,091 -0,300 x 10-3 10,89 x 10-6
9,6 x 103
=
X = 3,2 x 103 K-1
3
0,892
=
Y =-0,297 Poise
3
( n x XY ) - ( X Y )
B =
( n x X2 )- ( X)2
(3 x -2,814 x 103 ) - (9,6 x 103 x -0,892)
B =
(3 x 30,74 x 106 ) - (9,6 103 )2
(8,44 103 ) (8,56 103 )
B =
(92,22 106 ) (92,16 106 )
0,12 103
B=
0,06 106
B = 2000 poise K
A = Y BX
A = -0,297 poise - 2000 poise K (3,2 x 103) K-1
A = 0,209 poise - 6,400 poise
A =-6,191 poise
Persamaan Regresi
y = A + Bx
y = -6,191 poise + 2000x poise K
4.3 Grafik
- Gliserol
-0.1
-0.15
- Sunlight
2. Dipanaskan air dalam Proses pengatur/ men- Agar suhu panas air terjaga
gelas piala dengan suhu jaga suhu panas air oleh dalam melakukan percobaan
30 oC, 40 oC dan 50oC, termos
lalu dimasukkan ke da-
lam termos
5.2 Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan yaitu mengenai viskositas cairan sebagai
fungsi suhu, dapat diketahui bahwa suhu merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi viskositas suatu cairan. Percobaan ini dilakukan terhadap tiga
bahan uji diantaranya aquades, sunlight dan gliserol . Digunakannya tiga bahan ini
karena memiliki nilai viskositas yang berbeda-beda.
Prinsip kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah berdasarkan
hukum Poiseuille yaitu berapa lama waktu yang dibutuhkan suatu fluida untuk
melewati kapiler. Ini disebut juga dengan waktu alir. Dan memang terlihat bahwa
semakin tinggi suhu suatu cairan, waktu yang diperlukan untuk melewati pipa
kapiler semakin cepat/sedikit.
Pada percobaan viskositas ini, suhu sangat berpengaruh. Jadi, suhu yang
digunakan yaitu 30oC, 40oC dan 50oC. Aquades, sunlight dan gliserol masing-
masingnya dipanaskan dengan suhu tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh suhu terhadap viskositas zat cairan, karena pengaruh suhu menyebabkan
molekul-molekul air berbeda.
Dari data yang diperoleh bahwa viskositas meningkat dengan
berkurangnya suhu. Hal ini benar bila, semakin tinggi suhu yang diberikan maka
viskositas akan berkurang (cairan), begitu juga dengan sebaliknya semakin rendah
suhu yang diberikan maka viskositas suatu cairan akan bertambah, jadi hubungan
suhu dengan viskositas cairan adalah berbanding terbalik.
Pada praktikum ini digunakan aquades sebagai cairan pembanding,
sedangkan sunlight dan gliserol yang sebelumnya telah diencerkan adalah sebagai
cairan yang akan diuji. Diantara gliserol dan sunlight, gliserol yang memiliki
viskositas cairan yang paling tinggi, sedangkan sunlight memiliki viskositas
cairan yang paling rendah, dibandingkan gliserol. Hal ini dipengaruhi oleh massa
jenis gliserol yang lebih besar dari aquades sehingga viskositasnya menjadi lebih
tinggi.
Dari data yang didapatkan, viskositas larutan gliserol meningkat dengan
berkurangnya suhu, begitu juga dengan sunlight, viskositas meningkat dengan
berkurangnya suhu. Hal ini menunjukkan bahwa viskositas berbanding terbalik
dengan suhu.
Dapat dilihat dari kekentalan antara sunlight, gliserol dan aquades.
Gliserol adalah cairan yang paling kental dibandingkan dengan sunlight dan
aquades, oleh karena itulah gliserol memiliki nilai viskositas yang lebih tinggi
karena viskositas merupakan lawan dari fluida sehingga semakin kental suatu
cairan maka viskositasnya akan semakin tinggi pula dikarenakan adanya gesekan
antar molekul yang semakin besar.
Selain itu, besar kecilnya nilai viskositas suatu cairan akan mempengaruhi
laju alir suatu cairan. Karena semain tinggi nilai viskositasnya maka laju alirnya
akan semakin lambat, begitu sebaliknya semakin kecil nilai viskositas suatu cairan
maka laju alir akan semakin cepat.
VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
a. Hubungan suhu dengan nilai viskositas suatu cairan adalah berbanding
terbalik.
b. Cairan yang lebih kental pada umumnya memiliki nilai viskositas yang
lebih tinggi.
c. Viskositas merupakan tahanan dari fluida yang merupakan gesekan antar
molekul-molekul cairan.
d. Viskositas gliserol lebih besar daripada sunlight.
6.2 Saran
Dari praktikum yang telah dilakukan, kedepan disaranan untuk:
a. Diperhatikan kebersihan viskometer
b. Pahami skema kerja
c. Teliti dalam melakukan percobaan
d. Teliti dalam mengukur waktu alir
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN I
JAWABAN PERTANYAAN
LAMPIRAN II
ANALISA JURNAL
1. Judul
Viscosity-Temperature Behavior of Hydroxypropyl Cellulose Solution in
Presence of an Electrolyte or a Surfactant: A Convenient Method to Determine the
Cloud Point of Polymer Solutions
2. Tujuan
Membuktikan bahwa surfaktan dengan rantai hidrofobik yang panjang atau
kelompok senyawa hidrofobik lainnya yang memiliki afinitas lebih untuk HPC
(hydroxypropyl cellulose).
4. Skema Kerja
Larutan HPC 0,5%
5. Kesimpulan
Ditentukannya titik awan larutan HPC dengan cara mengukur viskositas larutan
polimer sebagai fungsi suhu. Berkurangnya nilai viskositas larutan polimer
dengan adanya kenaikan suhu , terdapat juga penurunan secara cepat pada
viskositas melalui suhu titik awan larutan polimer.Dan titik awan larutan HPC
mungkin justru ditentukan dari plot turunan pertama viskositas terhadap suhu.
LAMPIRAN III
Simbol-simbol yang digunakan
1. v = kecepatan aliran (m/s)
2. T = temperatur (K)
3. = viskositas (poise)
4. r = jari-jari (m)
5. A = luas permukaan (m2)
6. z = jarak antara dua lapisan bidang (m2)
7. Q = kecepatan aliran volume (m/s)
8. P = tekanan (Pa)
9. Re = bilangan Reynolds (Re)
10. k = koefisien
LAMPIRAN IV
Aseton
Gliserol
Aquades
Sunlight