You are on page 1of 25

Praktikum Kimia Fisika I

Semester Ganjil 2016/2017

VISKOSITAS CAIRAN
SEBAGAI FUNGSI SUHU

I. TUJUAN
a. Menentukan viskositas cairan dengan metoda Ostwald.
b. Mempelajari pengaruh suhu terhadap viskositas cairan.

II. TEORI
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida.
Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan
untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang mengalir cepat, sedangkan lainnya
mengalir secara lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti air, alkohol, dan
bensin mempunyai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat
seperti gliserin, minyak castor dan madu mempunyai viskometer besar. Jadi
viskositas tidak lain menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan. (Estien
Yazid, 2005:101)
Viskositas adalah sifat fluida yang mendasari diberikannya tahanan terhadap
tegangan geser oleh fluida tersebut. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa
untuk laju perubahan-bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan geser
berbanding lurus dengan viskositas. Viskositas gas meningkat dengan suhu, tetapi
viskositas cairan berkurang dengan naiknya suhu. Perbedaan dalam
kecenderungan terhadap suhu tersebut dapat diterangkan dengan menyimak
penyebab-penyebab viskositas. Cairan, dengan molekul-molekul yang jauh lebih
rapat daripada gas, mempunyai gaya-gaya kohesi yang jauh lebih besar daripada
gas. Kohesi nampaknya merupakan penyebab utama viskositas dalam cairan; dan
karena kohesi berkurang dengan naiknya suhu, maka demikian pulalah viskositas.
(Victor L. Streeter dan E.Benjamin Wylie, 1999:8)
Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan alir
cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui
tabung berbentuk silinder. Suatu persamaan yang menghubungkan laju aliran
cairan melalui pipa silinder berjari-jari R dan dengan viskositas cairan adalah :
Jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa per satuan waktu
4
= =
8

= viskositas cairan
V = total volume cairan
T = waktu yang dibutuhkan cairan dengan volume V untuk menga-
lir melalui viskometer

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 1


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

P = tekanan yang bekerja pada cairan


L = panjang pipa

Pada viskometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Pada percobaan sebenarnya, sejumlah
tertentu cairan (misalkan 10 cm3, bergantung pada ukuran viskometer) dipipet ke
dalam viskometer. Cairan kemudian diisap melalui labu pengukur dari viskometer
sampai permukaan cairan lebih tinggi daripada batas a. Cairan kemudian
dibiarkan turun. Ketika permukaan cairan turun melewati batas a , stop-watch
mulai dinyalakan dan ketika cairan melewati batas b, stop-watch dimatikan.
Jadi waktu yang dibutuhkan cairan untuk melalui jarak antara a dan b dapat
ditentukan. (Tony Bird, 1993:57)
Viskositas (kekentalan) cairan akan menimbulkan gesekan antara bagian-
bagian atau lapisan-lapisan cairan yang bergerak satu terhadap yang lain.
Hambatan atau gesekan yang terjadi ditimbulkan oleh gaya kohesi dalam zat cair.
Dalam suatu pipa dengan luas penampang yang sama, setiap lapisan bergerak
dengan kecepatan yang sama. Pada fluida kental, antara lapisan-lapisan cairan
mengalami gesekan, sehingga kecepatan aliran tidak seluruhnya sama. Pada
bagian tengah disekitar sumbu cairan mengalir lebih cepat karena lebih leluasa.
Sebaliknya disekitar dinding pipa cairan mengalami lebih lambat, bahkan yang
melekat pada dinding sama sekali tidak bergerak.
Satuan SI untuk viskositas adalah N s/m2 = Pa s (Pascal sekon). Sedangkan
menurut sistem cgs satuan viskositas adalah Poise (1 Poise = 0,1 Pa s) yang setara
dengan dyne s/cm2. Suatu cairan mempunyai viskositas absolut atau dinamik 1
poise, bila gaya 1 dyne diperlukan untuk menggerakkan bidang seluas 1 cm2 pada
kecepatan 1 cm/detik terhadap permukaan bidang datar sejauh 1 cm. Viskositas
sering juga dinyatakan dalam sentipoise (1 Poise = 100 cP). (Estien Yazid,
2005:102)
Perhatikan suatu fluida di mana di dalamnya terjadi, selain pergolakan termal
molekul-molekulnya, gerakan massa atau aliran konveksi (arus konveksi) dari
fluida secara keseluruhan. Suatu aliran udara dalam sebuah terowongan angin atau
aliran air dalam sebuah kanal atau pipa merupakan contoh-contoh gerakan massa
ini. Andaikan bahwa fluida bergerak, dimana kecepatan konveksi vy, adalah
sepanjang sumbu-Y, tetapi nilainya berubah terhadap jarak sepanjang sumbu-X.
Gerakan molekul tidaklah semata-mata sejajar dengan sumbu-Y, karena molekul-
molekul mempunyai gerakan termal dan karena itu saling bertumbukan antar
sesamanya. (Marcelo Alonso, 1992:366-367)
Di dalam fluida selalu terdapat perpindahan molekul-molekul hilir-mudik
melintasi suatu permukaan. Bila satu lapisan bergerak relatif terhadap lapisan
yang berdekatan, maka perpindahan momentum molekular membawa momentum
dari satu sisi ke sisi yang lain sehingga timbul tegangan geser semu yang

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 2


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

memberikan tahanan terhadap gerakan relatif tersebut serta cenderung untuk


mempersamakan kecepatan lapisan-lapisan yang berdekatan dengan cara yang
analog. (Victor L. Streeter dan E.Benjamin Wylie, 1999:9)

Hukum Poiseuille
Banyaknya cairan yang mengalir per satuan waktu melalui penampang melintang
berbentuk silinder berjari-jari r, yang panjangnya l, selain ditentukan oleh beda
tekanan (P) pada kedua ujung yang memberikan gaya pengaliran juga ditentukan
oleh viskositas cairan dan luas penampang pipa. Hubungan tersebut dirumuskan
oleh Poiseuille yang dikenal dengan hukum Poiseuille sebagai :
() 4
=
8
Dengan Q adalah kecepatan aliran volume (volume cairan V yang melewati pipa
per satuan waktu t dinyatakan dalam satuan SI m3/s).
Persamaan di atas memperlihatkan bahwa Q berbanding terbalik dengan
viskositas cairan. Makin besar viskositas, hambatan aliran juga semakin besar
sehingga Q menjadi rendah. Kecepatan aliran volume juga sebanding dengan
gradien tekanan / dan pangkat empat jari-jari pipa. Ini berarti bahwa jika r
diperkecil sehingga menjadi setengahnya, maka akan dibutuhkan 16 kali lebih
besar tekanan untuk memompa cairan lewat pipa pada kecepatan aliran volume
semula.

Hukum Stokes
Apabila benda padat bergerak dengan kecepatan tertentu dalam medium fluida
kental, maka benda tersebut akan mengalami hambatan yang diakibatkan oleh
gaya gesekan fluida.
Besarnya gaya gesekan fluida telah dirumuskan sebagai :

=

atau

= =

dimana k adalah koefisien yang besarnya bergantung bentuk geometrik benda.

Bilangan Reynolds
Aliran laminar (laminar flow) atau aliran kental adalah aliran yang salahsatu
lapisannya bergeser relatif perlahan terhadap lapisan yang lain. Aliran ini secara
umum menggambarkan kecepatan aliran kecil melalui sebuah pipa dengan
diameter kecil. Aliran yang tidak laminar adalah arus pusar yang lazim disebut
aliran turbulen (turbulen flow). Aliran ini menggambarkan kecepatan aliran
cukup besar melalui pipa dengan diameter besar.

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 3


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

Untuk memperkirakan apakah aliran akan turbulen diperoleh dengan menghitung


besaran tak berdimensi yang dinyatakan dengan bilangan Reynolds (Re), yaitu :
2
=

Dimana R adalah jari-jari pipa, d adalah rapatan cairan, adalah kecepatan rata-
rata cairan sepanjang pipa, adalah viskositas cairan. Jika harga Re lebih besar
dari 2000, maka alirannya termasuk turbulen.
(Estien Yazid, 2005:103-105)

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 4


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

III. PROSEDUR PERCOBAAN


3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat dan fungsinya

1. Viskometer Ostwald :untuk mengukur kekentalan atau viskositas


suatu zat
2. Termostat : untuk mengatur suhu
3. Stopwatch : untuk menghitung waktu
4. Pipet Ukur 25 ml : untuk memipet atau mengambil cairan
5. Piknometer : untuk mengukur berat jenis suatu larutan
6. Bola Hisap : untuk membantu dalam pengambilan suatu
larutan
7. Labu Ukur : untuk melakukan pengenceran
8. Gelas Ukur : untuk mengukur volume larutan
9. Termometer : untuk mengukur suhu
10. Neraca Analitik : untuk menimbang massa zat
11. Gelas Piala : sebagai wadah larutan

3.1.2Bahan dan fungsinya

1. Aseton : untuk membersihkan viskometer Ostwald


2. Gliserol : sebagai sampel yang akan ditentukan visko-
sitasnya
3. Sunlight : sebagai sampel yang akan ditentukan visko-
sitasnya
4. Air Suling : sebagai cairan pembanding

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 5


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

3.2 Cara Kerja

a) Menentukan massa jenis


1. Diambil larutan induk gliserol dan diencerkan dalam labu ukur.
2. Larutan induk sunlight diambil dan diencerkan dalam labu ukur.
3. Ditimbang piknometer kosong.
4. Ditimbang piknometer yang berisi gliserol, sunlight dan aquades.
5. Ditentukan massa jenis dari sampel.

b) Menentukan waktu aliran cairan


1. Digunakan viskometer yang sudah dibersihkan.
2. Diletakkan viskometer dalam termostat pada kondisi vertikal.
3. Diambil larutan dengan jumlah tertentu (10-15 mL), laruran dimsukkan ke
dalam reservoir A sehingga sampai di reservoir B
4. Diamkan larutan dalam termostat selama 1-5 menit.
5. Dengan menghisap atau meniup bawa cairan untuk mengalir bebas. Dicatat
waktu yangdiperlukan cairan untuk mengalir dari m ke n.
6. Dilakukan pada suhu 30, 40 dan 50oC.
7. Dilakukan pengerjaan di atas untuk sampel sunlight dan larutan
pembanding.

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 6


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

3.3 Skema Kerja


a) Menentukan massa jenis

Larutan Induk
(Gliserol, Sunlight)

- Diambil dan diencerkan dalam labu ukur


- Ditimbang dengan piknometer kosong
- Ditentukan massa jenis dari
masing-masing sampel

Hasil

b) Menentukan waktu aliran cairan

Viskometer

- Digunakan yang telah dibersihkan


- Diletakkan ke dalam termostat secara vertikal
- Dimasukannya larutan melalui reservoir A
sampai di reservoir B
- Didiamkan dalam termostat selama 1-5 menit
- Dihisap cairan untuk mengalir bebas
- Dicatat waktu
- Dilakukan kembali dengan suhu 30, 40 dan 50oC dengan
sampel yang lainnya
Hasil

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 7


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

3.4 Skema Alat

Keterangan:
A : Batas Atas
B : Batas Bawah
C : Viskometer Ostwald
D : Termometer

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 8


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Percobaan

Massa piknometer kosong :10, 825 gr


Massa piknometer + aquadest :20, 560 gr
Massa piknometer +gliserol : 20, 900 gr
Massa piknometer + sunlight : 20, 600 gr

4.2 Perhitungan
4.2.1 Pembuatan larutan
a. Gliserol 20%
N1.V1 = N2 .V2
87%. V1= 10%. 50 mL
V1= 5,75 mL

b. Sunligh 10%
N1.V1= N2.V2
100%. V1 = 10% . 50 mL
V1= 5 mL

4.2.2 Menentukan Massa Jenis


a. Aquadest

=

(Massa pikno + aquadest) ( Massa pikno kosong)
=
V pikno
20,560 g 10,825 g
=
10 mL
= 0,974 g / mL

b. Gliserol

=

(Massa pikno + gliserol) ( Massa pikno kosong)
=
V pikno
20,900 g 10, 825 g
=
10 mL
= 1,008 g / mL

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 9


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

c. Sunlight

=

(Massa pikno + sunlight) ( Massa pikno kosong)
=
V pikno
20, 600 g 10,825 g
=
10 mL
= 0,978 g / mL

Tabel 1. Waktu Aliran Cairan


Cairan (t) pada 50 C (s) (t) pada 40C (s) (t) pada 30 C (s)

Aquadest 04,59 05,84 06,42

Gliserol 06,40 07,40 07,80

Sunlight 05,09 06,56 07,32

4.2.2 Perhitungan Viskositas Cairan


a. Aquadest
Suhu C Viskositas (poise)

30 0, 7975

40 0, 6529

50 0,5468

b. Gliserol
Suhu 30 C
. t .
=
t o . o
g
0,7975 x 06,40 s x 1, 0075
mL
= g
06,42 s x 0,9735 mL
= 0,823 poise

Suhu 40 C
. t .
=
t o . o

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 10


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

g
0,6529 x 07.40 s x 1,0075 mL
= g
05,84 s x 0,9735
mL
= 0,856 poise

Suhu 50 C
. t .
=
t o . o
g
0,5468 x 07,80 s x 1,0075
mL
= g
04,59 s x 0,9735 mL
= 0,962 poise

c. Sunlight
Suhu 30 C
. t .
=
t o . o
g
0,7975 poise x 07,32 s x 0,9775
mL
= g
06,42 s x 0,9735 mL
= 0,913 poise

Suhu 40 C
. t .
=
t o . o
g
0,6529 poise x 06, 56 s x 0,9775
mL
= g
05,84 s x 0, 9735 mL
= 0,736poise

Suhu 50 C
. t .
=
t o . o
g
0,5468 x 05, 09 s x 0, 9775 mL
= g
04,59 s x 0,9735 mL
= 0,609 poise

4.2.3 Perhitungan Fluida


a. Aquadest
Suhu 30 C
1
=

1
=
0,7975

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 11


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

= 1,254 1

Suhu 40 C
1
=

1
=
0,6529
= 1,532 1

Suhu 50 C
1
=

1
=
0,5468
= 1,829 1

b. Gliserol
Suhu 30 C
1
=

1
=
0,8228
= 1,215 1

Suhu 40 C
1
=
1
=
0,856
= 1,168 1

Suhu 50 C
1
=

1
=
0,962
= 1,030 1

c. Sunlight
Suhu 30 C
1
=

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 12


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

1
=
0,913
= 1,095 1

Suhu 40 C
1
=

1
=
0,7369
= 1,357 1

Suhu 50 C
1
=

1
=
0,609
= 1,642 1

4.2.4 PersamaanRegresi
a. Gliserol
Tabel 2. Hasil
T (C) T (K) 1 / T (K) (poise) ln (poise)

30 303 3,3 x 10-3 0,823 -0,195

40 313 3,2 x 10-3 0,856 -0,156

50 323 3,1 x 10-3 0,962 -0,039

Tabel 3. Regresi
X (1/T K-1) Y (ln Poise) XY (Poise K-1) X2 (K-2)
-3
3,3 x 10 -0,195 -0,644x 10-3 10,89 x 10-6

3,2 x 10-3 -0,156 -0,499 x 10-3 10,24 x 10-6

3,1 x 10-3 -0,039 -0,121 x 10-3 9,61 x 10-6

X = 9,6 x 10-3 Y = -0,39 XY = -1,26 x 10-3 X2 =30,74 x 10-6

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 13


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

9,6 x 103
=
X = 3,2 x 103 K-1
3
0,39
=
Y = -0,13 Poise
3

( n x XY ) - ( X Y )
B =
( n x X2 )- ( X)2
(3 x -1,26 x 103 ) - (9,6 x 103 x -0,39)
B =
(3 x 30,74 x 106 ) - (9,6 103 )2
(3,78 x 103 ) (3,74 x 103 )
B =
(92,22 x 106 ) (92,16 x 106 )
0,04 103
B=
0,06 106
B = 667 poise K

A = Y BX
A = -0,13 Poise 667 Poise K (3,2 x 103 ) K-1
A = -0,13 Poise - 2,13 poise
A = -2,26 poise

Persamaan Regresi
y = A + Bx
y = -2,26 poise + 667x poise K

b. Sunlight
Tabel 4. Hasil
T (C) T (K) 1 / T (K) (poise) ln (poise)

30 303 3,3 x 10-3 0,913 -0,091

40 313 3,2 x 10-3 0,737 -0,305

50 323 3,1 x 10-3 0,609 -0,496

Tabel 5. Regresi
X (1/T K-1) Y (ln Poise) XY (Poise K-1) X2 (K-2)
-3
3,3 x 10 -0,091 -0,300 x 10-3 10,89 x 10-6

3,2 x 10-3 -0,305 -0,976 x 10-3 10,24 x 10-6

3,1 x 10-3 -0,496 -1,538 x 10-3 9,61 x 10-6

X = 9,6 x 10-3 Y = -0,892 XY = -2,814 x 10-3 X2 =30,74 x 10-6

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 14


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

9,6 x 103
=
X = 3,2 x 103 K-1
3
0,892
=
Y =-0,297 Poise
3

( n x XY ) - ( X Y )
B =
( n x X2 )- ( X)2
(3 x -2,814 x 103 ) - (9,6 x 103 x -0,892)
B =
(3 x 30,74 x 106 ) - (9,6 103 )2
(8,44 103 ) (8,56 103 )
B =
(92,22 106 ) (92,16 106 )
0,12 103
B=
0,06 106
B = 2000 poise K

A = Y BX
A = -0,297 poise - 2000 poise K (3,2 x 103) K-1
A = 0,209 poise - 6,400 poise
A =-6,191 poise

Persamaan Regresi
y = A + Bx
y = -6,191 poise + 2000x poise K

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 15


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

4.3 Grafik
- Gliserol

PENGARUH SUHU TERHADAP


VISKOSITAS
0
0.0031 0.0032 0.0033
-0.05
ln (poise)

-0.1

-0.15

-0.2 y = 667X 2.26


R = 0.923
-0.25
1/T (K)

- Sunlight

PENGARUH SUHU TERHADAP


VISKOSITAS
0
0.0031 0.0032 0.0033
-0.1
ln (poise)

-0.2 y = 2000x - 6.191


R = 0.998
-0.3
-0.4
-0.5
-0.6
1/T (K)

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 16


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

V. PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


5.1 Pengamatan Setiap Langkah Kerja
No. Cara Kerja Foto Pengamatan Analisa

1. Larutan gliserol dan Gliserol dan sunlight Konsentrasi gliserol berubah


sunlight diencerkan menjadi encer saat dilakukan pengenceran,
begitu juga dengan sunlight

2. Dipanaskan air dalam Proses pengatur/ men- Agar suhu panas air terjaga
gelas piala dengan suhu jaga suhu panas air oleh dalam melakukan percobaan
30 oC, 40 oC dan 50oC, termos
lalu dimasukkan ke da-
lam termos

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 17


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

3. Viskometer dibersihkan, Terjadinya perbedaan Semakin tinggi suhu, maka laju


diletakkan dalam laju alir pada berbagai alir semakin cepat, begitu seba-
termostat, diisi larutan suhu liknya untuk suhu yang rendah
gliserol 10 mL , diukur laju alir juga semakin lambat
laju alirnya selama 3
menit. Begitu juga
dengan sunlight, diulangi
untuk suhu 40 oC dan
50oC

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 18


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

5.2 Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan yaitu mengenai viskositas cairan sebagai
fungsi suhu, dapat diketahui bahwa suhu merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi viskositas suatu cairan. Percobaan ini dilakukan terhadap tiga
bahan uji diantaranya aquades, sunlight dan gliserol . Digunakannya tiga bahan ini
karena memiliki nilai viskositas yang berbeda-beda.
Prinsip kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah berdasarkan
hukum Poiseuille yaitu berapa lama waktu yang dibutuhkan suatu fluida untuk
melewati kapiler. Ini disebut juga dengan waktu alir. Dan memang terlihat bahwa
semakin tinggi suhu suatu cairan, waktu yang diperlukan untuk melewati pipa
kapiler semakin cepat/sedikit.
Pada percobaan viskositas ini, suhu sangat berpengaruh. Jadi, suhu yang
digunakan yaitu 30oC, 40oC dan 50oC. Aquades, sunlight dan gliserol masing-
masingnya dipanaskan dengan suhu tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh suhu terhadap viskositas zat cairan, karena pengaruh suhu menyebabkan
molekul-molekul air berbeda.
Dari data yang diperoleh bahwa viskositas meningkat dengan
berkurangnya suhu. Hal ini benar bila, semakin tinggi suhu yang diberikan maka
viskositas akan berkurang (cairan), begitu juga dengan sebaliknya semakin rendah
suhu yang diberikan maka viskositas suatu cairan akan bertambah, jadi hubungan
suhu dengan viskositas cairan adalah berbanding terbalik.
Pada praktikum ini digunakan aquades sebagai cairan pembanding,
sedangkan sunlight dan gliserol yang sebelumnya telah diencerkan adalah sebagai
cairan yang akan diuji. Diantara gliserol dan sunlight, gliserol yang memiliki
viskositas cairan yang paling tinggi, sedangkan sunlight memiliki viskositas
cairan yang paling rendah, dibandingkan gliserol. Hal ini dipengaruhi oleh massa
jenis gliserol yang lebih besar dari aquades sehingga viskositasnya menjadi lebih
tinggi.
Dari data yang didapatkan, viskositas larutan gliserol meningkat dengan
berkurangnya suhu, begitu juga dengan sunlight, viskositas meningkat dengan
berkurangnya suhu. Hal ini menunjukkan bahwa viskositas berbanding terbalik
dengan suhu.
Dapat dilihat dari kekentalan antara sunlight, gliserol dan aquades.
Gliserol adalah cairan yang paling kental dibandingkan dengan sunlight dan
aquades, oleh karena itulah gliserol memiliki nilai viskositas yang lebih tinggi
karena viskositas merupakan lawan dari fluida sehingga semakin kental suatu
cairan maka viskositasnya akan semakin tinggi pula dikarenakan adanya gesekan
antar molekul yang semakin besar.
Selain itu, besar kecilnya nilai viskositas suatu cairan akan mempengaruhi
laju alir suatu cairan. Karena semain tinggi nilai viskositasnya maka laju alirnya
akan semakin lambat, begitu sebaliknya semakin kecil nilai viskositas suatu cairan
maka laju alir akan semakin cepat.

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 19


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
a. Hubungan suhu dengan nilai viskositas suatu cairan adalah berbanding
terbalik.
b. Cairan yang lebih kental pada umumnya memiliki nilai viskositas yang
lebih tinggi.
c. Viskositas merupakan tahanan dari fluida yang merupakan gesekan antar
molekul-molekul cairan.
d. Viskositas gliserol lebih besar daripada sunlight.

6.2 Saran
Dari praktikum yang telah dilakukan, kedepan disaranan untuk:
a. Diperhatikan kebersihan viskometer
b. Pahami skema kerja
c. Teliti dalam melakukan percobaan
d. Teliti dalam mengukur waktu alir

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 20


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Marcelo dan Edward J. Finn. 1992. DASAR-DASAR FISIKA


UNIVERSITAS. Jakarta : Erlangga

Bird, Tony. 1993. KIMIA FISIK UNTUK UNIVERSITAS. Jakarta : Gramedia

Streeter, Victor L dan E.Benjamin Wylie . 1999 . MEKANIKA FLUIDA EDISI


DELAPAN JILID 1 . Jakarta : Erlangga

Yazid, Estien . 2005 . KIMIA FISIKA UNTUK PARAMEDIS . Yogyakarta :


ANDI

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 21


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

LAMPIRAN I
JAWABAN PERTANYAAN

1. Apakah yang dimaksud dengan bilangan Reynold dan bagaiman


hubungannya dengan aliran laminer ?
Jawab:
Bilangan Reynolds adalah bilangan yang tidak berdimensi yang merupakan
bilangan sejati dengan harga numeriknya tetap pada semua barang sistem
yang ada.
Hubungannya dengan aliran laminer adalah apabila bilangan Reynold
memiliki nilai antara 0-2000 menunjukkan bahwa arus zat cair tersebut
adalah laminer.
2. Sebutkan cara lain yang digunakan untuk menentukan viskositas cairan.
Berikan penjelasan singkat!
Jawab :
Cara lain untuk menentukan viskositas cairan adalah dengan metode Stokes
atau bola jatuh. Pada metode ini bola dijatuhkan pada cairan yang akan
ditentukan viskositasnya. Setelah gerak jatuh bola tersebut mempunyai
kecepatan konstan, diukur waktu jatuh dan tinggi yang telah ditentukan
sebelumnya, sehingga ada tiga gaya yang bekerja yaitu :
a. Gaya berat bola jatuh
b. Gaya apung
c. Gaya gesek

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 22


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

LAMPIRAN II
ANALISA JURNAL
1. Judul
Viscosity-Temperature Behavior of Hydroxypropyl Cellulose Solution in
Presence of an Electrolyte or a Surfactant: A Convenient Method to Determine the
Cloud Point of Polymer Solutions

2. Tujuan
Membuktikan bahwa surfaktan dengan rantai hidrofobik yang panjang atau
kelompok senyawa hidrofobik lainnya yang memiliki afinitas lebih untuk HPC
(hydroxypropyl cellulose).

3. Metode yang digunakan


Viskositas dari larutan polimer dipantau secara rutin dengan menggunakan SV-
Vibroviscometer yang dilengakapi dengan dua piring sensor tipis dan juga
dilakukan pengecekan suhu pada sampel larutan.

4. Skema Kerja
Larutan HPC 0,5%

- Diambil titik awan


- Ditentukan suhu pemanasan larutan dengan pengadukan secara
konstan sampai muncul kekeruhan
Hasil
- Didinginkan hingga kekeruhan hilang
- Rata-rata suhu dimana pada saat kekeruhan muncul dan hilang
diambil sebagai titik awan

5. Kesimpulan
Ditentukannya titik awan larutan HPC dengan cara mengukur viskositas larutan
polimer sebagai fungsi suhu. Berkurangnya nilai viskositas larutan polimer
dengan adanya kenaikan suhu , terdapat juga penurunan secara cepat pada
viskositas melalui suhu titik awan larutan polimer.Dan titik awan larutan HPC
mungkin justru ditentukan dari plot turunan pertama viskositas terhadap suhu.

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 23


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

LAMPIRAN III
Simbol-simbol yang digunakan
1. v = kecepatan aliran (m/s)
2. T = temperatur (K)
3. = viskositas (poise)
4. r = jari-jari (m)
5. A = luas permukaan (m2)
6. z = jarak antara dua lapisan bidang (m2)
7. Q = kecepatan aliran volume (m/s)
8. P = tekanan (Pa)
9. Re = bilangan Reynolds (Re)
10. k = koefisien

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 24


Praktikum Kimia Fisika I
Semester Ganjil 2016/2017

LAMPIRAN IV

Struktur Senyawa yang Digunakan

Aseton

Gliserol

Aquades

Sunlight

Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu 25

You might also like