You are on page 1of 8

AMPHIBIA DAN REPTILIA

Oleh :
Nama : Rahma Adilah
NIM : B1A015074
Rombongan :V
Kelompok :5
Asisten : Tsara Hanifah

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Amphibia adalah vertebrata yang secara tipikal dapat hidup baik dalam air tawar
dan di darat. Sebagian besar mengalami metamorfosis dari berudu (akuatik dan bernafas
dengan insang) ke dewasa (amphibius dan bernafas dengan paru-paru), namun beberapa
jenis amphibius tetap memilki insang selama hidupnya. Jenis-jenis sekarang tidak
memiliki sisik luar, kulit biasanya tipis dan basah (Mukayat, 1989).
Menurut Djuhanda (1982), terdapat 3000 spesies amphibia yang masih hidup
yang dapat dibagi menjadi 3 ordo yaitu Apoda atau salamander cacing (kira-kira 150
spesies), kedua yaitu Caudata atau salamander (250 spesies) dan ketiga, Anura atau
kodok dan bangkong (2600 spesies) yang kaki belakangnya panjang. Amphibia terdapat
di semua bagian dunia, terutama Apoda terdapat di daerah tropis, kecuali Australia,
Sulawesi, Madagaskar, dan kepulauan hindia barat. Caudata terutama terdapat di daerah
beriklim sedang dan banyak sekali di Amerika Utara, dari sana hewan ini melalui
pegunungan Andes menyebar ke daerah tropis Amerika Selatan. Anura terdapat di mana
mana, kecuali di tempat yang selalu beku dan di beberapa pulau tertentu.
Reptilia merupakan sekelompok vertebrata yang menyeseuaikan diri ditempat
yang kering di tanah. Penandukan atau cornificatio kulit dan squama atau carpace
untuk menjaga banyak hilangnya cairan dari tubuh pada tempat yang kering atau panas.
Nama kelas ini diambil dari model cara hewan berjalan (Latin: reptum = melata atau
merayap) dan studi tentang reptilian di sebut Herpetology (jelata atau merayap) (Yunani:
creptes = reptil). (Jasin, 2002). Hewan pertama yang benar-benar merupakan hewan
daratan adalah reptilian. Mereka berkembang dari amphibian dalam zaman karbon,
dengan datangnya zaman permulaan, mereka lebih mampu mengatasi keadaan baru
daripada amphibian. Kelebihan utama reptilia yang paling awal terhadap amphibian
adalah perkembangan telur yang bercangkang dan berisi kuning telur (Kimball, 1980).
Salah satu reptilia tersebut adalah kadal. Kadal merupakan reptilia dari ordo squamata
yang diikenal sebagai kadal. Kadal ternasuk ordo squamata yang mencakup 6.000
spesies yang masih hidup. Kadal yang memiliki sub-ordo Lacertilian mencakup kira-kira
180 spesies dan sekitar 20 genus yang tersebar di seluruh benua Eropa, Asia dan Afrika
(Lestari, 2013).
B. Tujuan

Tujuan praktikum acara Amphibia dan Reptilia kali ini, antara lain :
1. Mengenal beberapa anggota kelas Amphibia dan Reptilia.
2. Mengetahui beberapa karakter penting untuk identifikasi dan klasifikasi anggota
kelas Amphibia dan Reptilia.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi tidak tertutupi
oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibi mempunyai dua bentuk
kehidupan yaitu di air dan di darat, pada umumnya amphibi mempunyai siklus hidup
awal diperairan dan siklus kedua di daratan. Ampibia mempunyai ciri-ciri yaitu tubuh
diselubungi kulit yang berlendir, merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm),
mempuyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik,
mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang
terdapat diantara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang,
matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membran niktitans yang sangat
berfungsi waktu menyelam, pernafasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah
dewasa alat pernafasannya berupa paru-paru dan kulit yang hidungnya mempunyai
katup yang mencegah air masuk kedalam rongga mulut ketika menyelam, dan
berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan diluar
tubuh induknya atau pembuahan eksternal (Brotowidjoyo, 1985).
Amfibi terdiri dari tiga bangsa yakni Caudata, Gymnophiona, dan Anura.
Sebagian besar amfibi di Indonesia termasuk bangsa ketiga yakni Anura. Bertentangan
dengan keanekaragaman jenis amfibi yang tinggi, kuantitas pengetahuan tentang jenis
dan habitatnya masih kurang lengkap, bahkan di pulau Jawa yang merupakan pulau
utama di Indonesia (Izza & Kurniawan, 2014). Tubuh Amphibia khususnya katak terdiri
dari kepala, badan, dan leher yang belum tampak jelas. Sebagian kulit, kecuali pada
tempat-tempat tertentu terlepas dari otot yang ada dalamnya, sehingga bagian dalam
tubuhnya berupa rongga-rongga yang berisi cairan limfa subkutan (Djuanda, 1982).
Kedua fase strukturnya menunjukkan bahwa Amphibia merupakan kelompok Chordata
yang pertama kali keluar dari kehidupan air. Fase berudu Amphibia hidup di perairan
dan bernafas dengan insang dan bergerak menggunakan ekor. Fase dewasa hidup di
darat dan bernafas dengan paru-paru dan bergerak menggunakan kaki. Perubahan cara
bernafas yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan
hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaan menghilang. Anura, tidak ditemukan
leher sebagai mekanisme adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak dengan
cara melompat (Brotowidjoyo, 1993).
Amphibia dikelompokan kedalam empat Ordo yaitu Gymnophiona (Caecilians),
Trachystomata (Sirens), Caudata dan Anura (Frogs dan Toads). Sementara ahli lain
membagi amphibi kedalam tiga ordo meliputi Gymnophiona (Caecilians), Caudata
(Salamanders) dan Anura (Frogs dan Toads). (Jasin, 2002). Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut:
a. Ordo Caecilia (Gymnophiona)
Ordo ini mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah tidak
mempunyai kaki sehingga disebut Apoda. Tubuh menyerupai cacing (gilig),
bersegmen, tidak bertungkai, dan ekor mereduksi. Hewan ini mempunyai kulit
yang kompak, mata tereduksi, tertutup oleh kulit atau tulang, retina pada
beberapa spesies berfungsi sebagai fotoreseptor, dibagian anterior terdapat
tentakel yang fungsinya sebagai organ sensory. Kelompok ini menunjukkan 2
bentuk dalam daur hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan bernafas
dengan insang. Pada fase dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya
ditemukan di dalam tanah atau di lingkungan akuatik.
Ordo Caecilia mempunyai 5 famili yaitu Rhinatrematidae, Ichtyopiidae,
Uraeotyphilidae, Scolecomorphiidae, dan Caecilidae. Famili yang ada di
indonesia adalah Ichtyopiidae. Anggota famili ini mempunyai ciri-ciri tubuh
yang bersisik, ekornya pendek, mata relatif berkembang. Reproduksi dengan
oviparous. Larva berenang bebas di air dengan tiga pasang insang yang
bercabang yang segera hilang walaupun membutuhkan waktu yang lama di air
sebelum metamorphosis. Anggota famili ini yang ditemukan di indonesia
adalah Ichtyophis sp., yaitu di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
b. Ordo Urodela
Urodela disebut juga caudata. Ordo ini mempunyai ciri bentuk tubuh
memanjang, mempunyai anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki tympanum.
Tubuh dapat dibedakan antara kepala, leher dan badan. Beberapa spesies
mempunyai insang dan yang lainnya bernafas dengan paru-paru. Pada bagaian
kepala terdapat mata yang kecil dan pada beberapa jenis, mata mengalami
reduksi. Fase larva hampir mirip dengan fase dewasa. Anggota ordo Urodela
hidup di darat akan tetapi tidak dapat lepas dari air. Pola persebarannya meliputi
wilayah Amerika Utara, Asia Tengah, Jepang dan Eropa. Urodella mempunyai 3
sub ordo yaitu Sirenidea, Cryptobranchoidea dan Salamandroidea. Sub ordo
Sirenidae hanya memiliki 1 famili yaitu Sirenidae, sedangkan sub ordo
Cryptobranchoidea memiliki 2 famili yaitu Cryptobranchidae dan Hynobiidae.
Sub ordo Salamandroidea memiliki 7 famili yaitu Amphiumidae, Plethodontidae,
Rhyacotritoniade, Proteidae, Ambystomatidae, Dicamptodontidae dan
Salamandridae.
c. Ordo Anura
Anura merupakan ordo yang memiliki jumlah spesies terbesar
dibandingkan Ordo lainnya. Anura mempunyai arti tidak memiliki ekor. Seperti
namanya, anggota ordo ini mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala
bersatu dengan badan, tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik.
Tungkai belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal ini mendukung
pergerakannya yaitu dengan melompat. Pada beberapa famili terdapat selaput
diantara jari-jarinya. Membrana tympanum terletak di permukaan kulit dengan
ukuran yang cukup besar dan terletak di belakang mata. Kelopak mata dapat
digerakkan. Mata berukuran besar dan berkembang dengan baik. Fertilisasi
secara eksternal dan prosesnya dilakukan di perairan yang tenang dan dangkal.
Reptil adalah salah satu komponen keanekaragaman hayati global yang paling
luar biasa. Peran ekologis dan evolusioner organisme ini telah memainkan peran utama
dari amniote vertebrata, dan dalam fungsi ekosistem modern (Pincheira-Donoso et al.,
2013). Reptilia mempunyai kepala, hidung, badan, ekor, dan dua pasang kaki. Tiap kaki
terdapat lima jari cakar dan mempunyai indera penglihatan dan pendengaran yang baik.
Telinga terdiri dari membran timpani dan pada telinga tengah terdapat tulang kolumela.
Reptilia mempunyai tiga kelopak mata yang dapat bergerak dan lidah yang tak
bercabang. Badan terdiri atas caput, cervix, truncus, dan cauda. Caput berbentuk agak
pyramidal, meruncing ke arah dorsal dan memipih dalam arah dorsoventral. Caput
terdapat rima oris yang dibatasi oleh labium superius dan inferius. Organum visus
dilindungi oleh palpebra superior dan inferior yang keduanya dapat digerakkan. Cervix,
truncus, dan convex lebih panjang pada bagian dorsal berwarna cokelat kekuningan dan
bagian ventral putih (Sukiya, 2005).
Reptilia mempunyai ciri khusus, yaitu tubuhnya dibungkus oleh kulit yang
menanduk (tidak licin) umumnya dengan sisik atau berkarapaks, beberapa ada yang
mempunyai kelenjar permukaan kulit. Reptilia mempunyai dua pasang anggota, yang
masing-masing lima jari dengan kuku-kuku yang cocok untuk lari, mencengkram dan
memanjat pohon. Reptilia yang masih hidup di air kakinya mempunyai bentuk dayung,
dan pada ular bahkan tidak memilikinya. Skeletonnya mengalami penulangan secara
sempurna, tempurung kepala mempunyai satu condylus occipitalis. Jantung tidak
sempurna, terdiri atas empat ruangan, dua auricular dan sebuah ventriculus. Terdapat
oval biconvex dengan nucleus (Kurniati, 2009).
Reptilia dibagi menjadi 4 ordo yaitu ordo Testudinata, Rhynchocephalia,
Squamata, dan Crocodilia. Ordo Testudinata memiliki bentuk tubuh seperti kotak yang
dinamakan theca. Theca dibedakan atas 2 bagian yaitu karapaks (bagian dorsal) dan
plastron bagian ventral. Mempunyai struktur tubuh yang berat dan mempunyai cangkang
yang keras. Ordo testudinata dibagi atas 2 subordo berdasarkan atas cara melipatnya
leher pada waktu hewan menyembunyikan kepalanya yaitu subordo Cryptodira dan
subordo Pleurodira. Subordo Cryptodira meliputi kura-kura yang cara melipat lehernya
sebagai huruf S pada bidang vertikal. Subordo Pleurodira meliputi kura-kura yang
cara melipat lehernya ke samping pada bidang horizontal (Djuhanda, 1982). Ordo
Rhynchocephalia memiliki tengkorak yang bersifat diapsid (mempunyai dua cekungan
didaerah temporal). Tulang-tulang gostralia (tulang-tulang perut) berkembang dengan
baik. Celah kloaka melintang, di atap kepala terdapat mata parietal dengan lensa dan
retina, dan mempunyai 1 family yaitu Sphenodobtidae. Ordo Rhynchocepholia berkulit
tanduk dan berisisk, bergranula, dan punggungnya berduri pendek. Tulag rahangnya
mudah digerakan. Columna vertebralisn berupa amphicoel yang memiliki abdominalis
(Jasin, 1992).
Ordo Squamata tubuhnya tertutup oleh sisik-sisik atau perisai dari bahan tanduk.
Sisik-sisiknya ada yang halus dan kasar. Ordo ini dapat dibedakan atas 2 subordo yaitu
Sauria dan Ophidia. Sauria tubuh yang dapat dibedakan atas kepala, badan, tungkai,
ekor, mempunyai gelang bahu dan panggul. Subordo Ophidia (Serpentes) sisik pada sisi
ventral umumnya lebih besar dan tersusun dalam satu deret, kelopak mata tidak dapat
bergerak dan membentuk suatu tutup yang terang terus, tidak terdapat tungkai dan
lubang telinga, subordo ini tertutup oleh sisik-sisik dan perisai (Djuhanda, 1982).
Ordo Crocodilia meliputi hewan reptil yang besar dan kuat. Panjang tubuhnya
dapat mencapai sembilan meter, kulit tebal, liat dan mengandung kepingan-kepingan
dari bahan tulang yang tersusun dalam deretan-deretan. Kepala kuat dan keras
dilengkapi dengan gigi-gigi tajam dan kuat. Ekor panjang, besar, dan kuat, makin
keujung makin bilateral. Kaki berjari lima dan tidak berselaput. Ordo Crocodilia
mencakup tiga familia yaitu familia Gavialidae, familia Crocodilidae, dan familia
Alligatoridae (Djuhanda, 1982).
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah bak preparat, pinset,
kaca pembesar, mikroskop cahaya, mikroskop stereo, sarung tangan karet (gloves),
masker, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah beberapa spesimen hewan
Classis Amphibia dan Reptilia.
B. Metode

Metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Karakter pada spesimen yang diamati berdasarkan ciri-ciri morfologi diamati,
digambar, dan dideskripsikan oleh praktikan.
2. Spesimen diidentifikasi oleh praktikan dengan kunci identifikasi.
3. Berdasarkan karakter spesimen yang diamati, kunci identifikasi sederhana dibuat
oleh praktikan.
4. Laporan sementara hasil praktikum dibuat oleh praktikan.
DAFTAR REFERENSI

Brotowidjoyo, M. 1985. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.


Brotowidjoyo, M. J. 1993. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Djuanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I. Bandung: Amico.
Izza, Q & Kurniawan, N. 2014. Eksplorasi Jenis-Jenis Amfibi di Kawasan OWA Cangar
dan Air Terjun Watu Ondo, Gunung Welirang, TAHURA R. Soerjo, Jurnal
Biotropika, 2(2), pp. 103-108.
Jasin, M. 1992. Zoologi Vertebrata untuk Perguruan Tinggi. Surabaya: Sinar Jaya
Jasin, M. 2002. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.
Kimball, J. W. 1980. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Kurniati, T. 2009. Zoologi Vertebrata. Bandung: UIN SGD Bandung.
Lestari, L. A. P. 2013. Struktur Anatomi dan Organ Reproduksi Jantan pada Kadal.
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Mukayat, D. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Pincheira-Donoso, D., Bauer, A. M., Meiri, S & Uetz, P. 2013. Global Taxonomic
Diversity of Living Reptiles. Journal PLOS ONE, 8(3), pp. 1-10.
Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang: UNM.

You might also like