You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pencemaran Air dapat menyebabkan berkurangnya keanekaragaman atau
punahnya populasi organisme perairan seperti benthos, perifiton, dan plankton.
Dengan menurunnya atau punahnya organisme tersebut maka sistem ekologi
perairan dapat terganggu. Sistem ekologi perairan (ekosistem) mempunyai
kemampuan untuk memurnikan kembali lingkungan yang telah tercemar sejauh
beban pencemaran masih berada dalam batas daya dukung lingkungan yang
bersangkutan. Apabila beban pencemaran melebihi daya dukung lingkungannya
maka kemampuan itu tidak dapat dipergunakan lagi. Pencemaran air selain
menyebabkan dampak lingkungan yang buruk dapat menurunkan
keanekaragaman dan mengganggu estetika juga berdampak negatif bagi kesehatan
makhluk hidup, karena di dalam air yang tercemar selain mengandung
mikroorganisme patogen, juga mengandung banyak komponen beracun (Nugroho,
2006)
Minyak dan lemak adalah suatu material yang terdiri dari minyak
mineral,minyak nabati, asam lemak, sabun malam dan material lain yang dapat
terekstrak oleh pelarut organik dari sampel yang diasamkan. Selama beberapa hari
sebanyak 25% dari volume minyak akan hilang karena menguap sisa minyak yang
tidak menguap akan mengalami emulsifikasi yang menyebabkan air dan minyak
bercampur. Emulsi adalah suatu bentuk koloid yang merupakan hasil disprensi zat
cair dalam zat cair,terbentuknya emulsi air dalam minyak akan membuat lapisan
yang menutupi permukaan air dan dapat merugikan,karena penetrasi sinar
matahari kedalam air berkurang serta lapisan minyak menghambat pengambilan
oksigen dari udara menurun. Minyak lemak termasuk senyawa organik yang
relatif stabil dan sulit diuraikan oleh bakteri. Minyak lemak dapat mempengaruhi
aktifitas mikroba dan merupakan pelapisan permukaan cairan limbah sehingga
menghambat proses oksidasi pada kondisi air limbah. Kandungan minyak lemak

1
yang terdapat pada air limbah bersumber dari limbah industri yang mengolah
bahan baku yang mengandung minyak bersumber dari proses klasifikasi industri.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui kadar Minyak dan Lemak di dalam air sungai
2. Mengetahui baku jutu dari minyak dan lemak di dalam air sungai
3. Mengetahui metode gravimetri untuk penetapan minyak dan lemak

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lemak dan Minyak


Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan
lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organiknon-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),
kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat
larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai
polaritas yang sama dengan pelaut tersebut. Bahan-bahan dan senyawa kimia akan
mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya dengan zat terlarut . Tetapi
polaritas bahan dapat berubah karena adanya proses kimiawi.Misalnya asam
lemak dalam larutanKOH berada dalam keadaan terionisasi dan menjadi lebih
polar dari aslinya sehingga mudah larut serta dapat diekstraksi dengan air.
Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini dapat dinetralkan kembali dengan
menambahkan asam sulfat encer (10 N) sehingga kembali menjadi tidak
terionisasi dan kembali mudah diekstraksi dengan pelarut non-polar. Lemak dan
minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti triester
dari gliserol . Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester.Hasil
hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam
karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang
panjang dan tidak bercabang.
Minyak merupakan semua senyawa organik yang tidak larut dan tidak
bercampur dengan air dikarenakan perbedaan massa jenisnya (Anonymous B,
2009).Dilihat dari asalnya, terdapat dua golongan besar minyak, yaitu
(Anonymous B,2009)

1 Minyak yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan disebut minyak nabati,


sedangkan minyak yang dihasilkan hewan disebut minyak hewani

3
2 Minyak yang diperoleh dari kegiatan penambangan (minyak
bumi).Berdasarkan sifat mengeringnya, minyak dibagi atas (Anonymous
A, 2008):1.
3 Minyak mengering (drying oil)Minyak mengering yaitu minyak yang
mempunyai sifat dapat mongering jika kena oksidasi dan akan berubah
menjadi lapisan tebal, bersifat kental dan membentuk sejenis selaput jika
dibiarkan di udara terbuka. Contohnyaminyak kacang kedelai.
4 Minyak setengah mongering (semi-drying oil)Yaitu minyak yang
mempunyai daya mengering lebih lambat. Contohnyaminyak bunga
matahari.
5 Minyak tidak mongering (non drying oil)Contohnya minyak zaitun,
minyak kacang, dan minyak buah persik.Lemak atau lipid merupakan
suatu senyawa organik yang terdapat pada alamyang tidak larut di dalam
air, akan tetapi akan larut dalam pelarut organic non- polar (anonymous
C, 2009).Berdasarkan komponen dasarnya, lemak atau lipid terbagi
dalam (AnonymousC, 2008)
Lipid Sederhana
Lipid Majemuk
Lipid Turunan.

Perbedaan minyak dan lemak adalah dalam hal wujudnya pada suhu kamar.
Padasuhu kamar, lemak berwujud padat sedangkan minyak berwujud cair. Oleh
karenaitu dikenal lemak hewani (lemak sapi) dan minyak nabati /minyak
jagung(Anonymous A, 2009).Lemak dan minyak merupakan dua zat yang tidak
larut dalam air, tetapi larutdalam pelarut nonpolar. Pada suhu kamar, lemak
berwujud padat sedangkatminyak berwujud cair. Hal ini disebabkan kandungan
asam lemak jenuhdalam lemak lebih tinggi, sedangkan minyak mengamdung
asam lemak tak jenuh yang lebih tinggi. Kandungan asam lemak tak jenuh yang
tinggi padaminyak menyebabkan minyak mudah teroksidasi. Minyak yang
teroksidasi biasanya berbau tengik. (Nahadi. 2009). Titik lebur lemak dan minyak
dipengaruhi oleh asam lemak pembentukannya.Untuk asam lemak jenuh, titik

4
lebur biasanya semakin tinggi dengan bertambahnya rantai C, sedangkan untuk
asam lemak tak jenuh, titik lebur
Semakin rendah dengan bertambanhnya jumlah ikatan rangkap. Asam
lemak jenuh memilikititik lebur lebih tinggi dibandingkan asam lemak tak
jenuhdengan jumlah atom C yang sama (anonymous C, 2009).Untuk pengujian
kemurnian minyak lemak dilakukan pengukuran indeks bias. Semakin panjang
rantai C, semakin banyak ikatan rangkap dan semakintinggi suhu dan berbanding
lurus dengan besarnya indeks bias. Pengukuranindeks bias minyak dilakukan pada
suhu 250c dan lemak pada suhu 400c.Alat yang digunakan untuk mengukur
indeks bias dinamakan refraktometer (Anonymous, 2008).Minyak dan lemak
memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia.Beberapa kegunaan
lemak dan minyak adalah ( Nahadi. 2006)
Sebagai cadangan energi
Sebagai bahan penyusun lipid. Lipid merupakan yang berguna
dalam pembentukan membran sel dan hormone.Dalam kehidupan
sehari hari untuk pembuatan sabun dan deterjen (direaksikan dengan
alkali,reaksinya disebut safonifikasi untuk pembuatan alat penerangan
(lilin).

5
BAB III
METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Lokasi : Sungai Grogol


Alamat : Jl. Tanjung Duren Raya No.1, RT.3/RW.5, Tj. Duren Sel.,
Grogol petamburan, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta. (Depan
Polsek Tanjung Duren)
Koordinat : S 61025.032 E 1064723.6112
Pukul : 07.00-7.30 WIB

Gambar 3.1.1 Lokasi Pengambilan Sampling

Gambar 3.1.2 Kondisi Sungai.

6
3.2 Alat dan bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Alat yang digunakan
No Nama Alat Ukuran Jumlah
1. Gelas piala 300 ml 1 buah
2. Pipet volumetrik 50 ml 1 buah
3. Corong pisah - 1 buah
4. Pipet tetes - 1 buah
5. Labu destilasi - 1 buah
6. Neraca analitik - 1 buah
7. Heater - 1 buah
8. Oven - 1 buah

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Bahan yang digunakan


No Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
1. Air Sampel - -
2. Air Aquadest - -
3. HCl 1:1 -
4. Serbet - -
5. Pelarut organik (n-heksana) - 30 ml

7
3.3 Cara Kerja

Berikut ini adalah cara kerja untuk mengetahui keberadaan Minyak dan lemak

3.3.1 Minyak dan Lemak

1. Ambil 100 ml sampel dan masukkan kedalam gelas piala dengan


menggunakan pipet volumetrik,
2. Atur pH sampel air dengan menambahkan HCl hingga pH mencapai 2
3. Pindahkan sampel yang telah ditambahkan HCl kedalam corong pisah,
4. Cuci gelas piala dengan 30 ml pelarut organik (n-heksana) dan
masukkan ke dalam corong pisah,
5. Ambil corong pisah dan kocok selama 2 menit,
6. Ambil lapisan organik melalu corong, lalu masukkan kedalam labu
destilasi yang sudah ditimbang terlebih dahulu,
7. Tambahkan 30 ml n-heksana ke dalam corong pisah lalu kocok
kembali,
8. Ambil lapisan organik dan pindahkan ke dalam labu destilasi,
9. Destilasi lapisan organik hingga kering,
10. Destilasi yang sudah kering dimasukkan ke dalam oven,
11. Dari oven lalu dimasukkan ke dalam desikator dan tunggu 15 menit,
12. Timbang labu ukur dengan menggunakan neraca analitik.

3.4 Metode

3.4.2 Penentuan Minyak dan Lemak dengan Metode Partisi-Gravimetri

Analisis gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat


tetap (berat konstan ). Dalam analisis ini, unsur atau senyawa yang di analisis
di pisahkan dari sejumlah bahan yang di analisis. Bagian terbesar analisis
gravimetri menyangkut perubahan unsuratau gugus dari senyawa yang di
analisis menjadi senyawa lain yang murni dan stabil, sehingga dapat diketahui
berat tetapnya (Rohman, 2007 ).Tahap pengukuran dalam metode gravimetri
adalah penimbangan. Analitnya secara fisik dipisahkan dari semua komponen

8
lain dari sampel itu maupun pelarutnya. Pengendapan merupakan teknik yang
paling meluas penggunaannya untuk memisahkan analit dari pengganggu-
pengganggunya (Underwood, 1992). Pemisahan unsur murni (analit) yang
terdapat dalam sampel dapat terjai melalui beberapa cara. Diantaranya yang
terpenting adalah dengan : (i) cara pengendapan; (ii) cara penguapan atau
pengeringan (evolution); (iii) cara analisis pengendapan dengan memakai
listrik dan (iv) berbagai cara fisik lainnnya (Rohman, 2007).
Dalam cara pengendapan, analit yang akan ditetapkan diendapkan dari
larutannya dalam bentuk senyawa yang tidak larut atau sukar larut, sehingga
tidak ada yang hilang selama penyaringan, pencucian dan penimbangan.
(Rohman, 2007).Pengendapan dapat dilakukan dalam gelas piala (Erlenmeyer)
dan pereaksi untuk mengendapkan (presipitan) ditambahkan pelan-pelan
dengan pipet atau buret sambil larutan terus diaduk. Pengendapan biasanya
dilakukan dengan larutan yang encer. Kemurnian endapan tergantung antara
lain dari bahan-bahan yang ada dalam larutan sebelum atau setelah
penambahan pereaksi (presipitant) dan juga dari kondisi pengendapan
(Rohman, 2007).
Pencucian endapan dimaksudkan untuk membersihkan endapan dari
cairan induknya yang selalu terbawa. Larutan yang digunakan untuk mencuci
sedapat mungkin sedikit saja untuk menghindari adanya endapan yang larut.
Untuk mencuci dapat Dalam metodeekstraksi minyak dan lemak digunakan
metode gravimetri. Minyak dan lemak berupa berbagai zat organik termasuk
hidrokarbon, lemak, minyak mempunyai berat molekul tinggi dari asam lemak
secara bersamaan(Hammer, 2004)

9
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


5.1.1 Pengamatan Insitu
Tabel 4.1 Pengamatan Insitu
No. Nama Pengukuran Hasil Gambar
1. Cuaca Lokasi Cerah

2. Suhu Lokasi 25C

3. Suhu Sampel 22C

5. Bau Air Tidak sedap

6. Tampak warna Air Keruh

7. Kedalaman sungai 1,8 m

8. Debit 0,24 m3/s

4.1.2 Pengamatan Eksitu

Tabel 4.2 Pengamatan Eksitu


No. Parameter Gambar Keterangan

1. DO 4,69 mg/l

10
No. Parameter Gambar Keterangan

2. DHL 417 umhos/cm

3. pH 7,36

4.
Kekeruhan 18,14 NTU

Berat labu didih kosong


setelah dipanaskan di
dalam oven ialah 108,
2004 gr
5. Minyak dan
lemak Berat labu didih yang
telah berisi residu
minyak dan lemak ialah
108, 2492 gr

5.2 Perhitungan
Rumus :

( )

11
Diketahui :
Volume sampel : 100 ml
Volume labu didih kosong : 108, 2004 gr
Volume labu didih dan residu : 108, 2492 gr
Jadi,
( )

Minyak dan Lemak (mg/l) = ( 108, 2492 108, 2004) X 1000/100

= 0,488 mg/l

5.3 Pembahasan
Pengambilan sampel dilakukan di dekat Polsek Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Pengambilan sampel diambil dari atas jembatan, pada pagi hari pukul 07.00 WIB
dan keadaan cerah dan panas. Dari pengamatan secara insitu praktikan melihat air
sungai berwarna hijau dan keruh, ditemukan banyak sampah yang mengapung
disungai baik sampah organik seperti ranting pohon, maupun sampah anorganik
seperti bungkus plastik, botol minuman dan barang-barang rumah tangga
lainnya.Dari pengukuran insitu yang dilakukan pada lokasi sampel didapatkan
suhu air sungai yaitu 25C. Air pada lokasi pengambilan sampel sangatlah keruh,
berwarna hijau, dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Banyak sampah yang
mengapung pada badan air, dan beberapa bintik sungai pada permukaan air. Air
hampir tidak mengalami pergerakan atau aliran. Sehingga debit yang terhitung
adalah sebesar 0,24 m3/detik. Lalu pengamatan secara eksitu dilakukan untuk
mengetahui kadar deterjen yang terdapat di dalam air dengan menggunakan
metode partisi gravimetri.
Percobaan dilakukan dengan menggunakan metode gravimetri. Kandungan zat
minyak dan lemak dalam air dapat ditentukan melalui contoh uji air dengan
heksana, adanya lapisan minyak pada permukaan air juga akan menghalangi
masuknya sinar matahari kedalam air sehingga fotosintesis oleh tanaman air tidak

12
dapat berlangsung akibat oksigen yang seharusnya dihasilkan pada proses
fotosintesis sehingga kandungan oksigen dalam air menurun.
Analisis minyak lemak dalam contoh uji air diekstrasi dengan pelarut organik
dalam corong pisah. Ekstrak minyak lemak dipisahkan dari pelarut organik secara
Gravimetri. Residu yang tertinggal pada labu destilasi ditimbang sebagai hasil
minyak dan lemak. Fungsi dari n-hexane untuk memisahkan antara fraksi organik
dan fraksi air. Jika fraksi organik masih mengandung air atau terdapat emulsi
ditambahkan dengan alkohol. Pada saat destilasi minyak lemak dipanaskan
dengan hot plate pada suhu 85 oC agar n-hexane menguap sempurna.
Dari hasil percobaan, praktikan mendapatkan hasil kadar minyak dan
lemak yang terdapat pada sampel adalah 0,488 mg/l. Kadar minyak dan lemak
yang diperbolehkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
pengelolaan kualitas air baku dan pengendalian pencemaran air, berdasarkan
klasifikasi mutu air dalam Peraturan Pemerintah tersebut, air sungai yang
dijadikan sebagai sampel termasuk kelas empat, yaitu air yang di peruntukannya
dapat digunakan untu mengairi, pertanaman dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air sama dengan kegunaan tersebut, namun kadar
maksimum untuk minyak dan lemak tidak persyaratkan untuk golongan kelas
empat. Keadaan sungai terlihat memiliki bau yang tidak sedap, dan warna yang
keruh sehingga dapat dikatakan bahwa air sungai tersebut telah terkontaminasi.
Pada PERMENKES No. 492 Tahun 2010 dan KEPGUB No. 582 Tahun 1995
juga tidak tercantum ketentuan maksimal untuk kadar minyak dan lemak di dalam
air.

13
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan diatas maka dapat ditarik


kesimpulan bahwa :

1. Dari hasil percobaan, praktikan mendapatkan hasil kadar minyak dan


lemak yang terdapat pada sampel adalah 0,488 mg/l
2. Kadar minyak dan lemak yang diperbolehkan menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tidak persyaratkan untuk golongan
kelas empat.
3. Pada PERMENKES No. 492 Tahun 2010 dan KEPGUB No. 582 Tahun
1995 juga tidak tercantum ketentuan maksimal untuk kadar minyak dan
lemak di dalam air.

4. Adanya lapisan minyak pada permukaan air menyababkan kandungan


oksigen dalam air menurun yang dibuktikan dengan kadar DO yang
rendah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Herlina, Netti. 2002. Minyak dan Lemak


(http://library.usu.ac.id/download/ft/tkimia-Netti.pdf. Diakses pada 11 mei
2017)
Celton, Albert. 1984. Kimia Organik . Jakarta: Universitas Indonesia
PersSutresna, Nana. 2004. Kimia Untuk SMA Kelas III . Bandung: Grafindo.
Anonymous b. 2009. MINYAK . URL
:(http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak),diakses pada 20 Oktober 2010)
http://msp.fpik.ipb.ac.id/download/publikasi/hefni_effendi/PRO2007_HEF2.pdf
(Diakses pada 16 mei 2017)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/28636/Chapter%20II.pdf;j
sessionid=71E07B39BDAC472172FC5085826433C9?sequence=4. (Diakses
pada 16 mei 2017)

15

You might also like