You are on page 1of 7

Studi Dukungan Penerapan Marketing Intellegence system pada

Pengembangan Produk Amplang Khas Kabupaten Pangkalan Bun,


Kalimantan Tengah

1. Pendahuluan
Dalam dunia usaha menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa
produk yang ditawarkan terus memberikan profit bagi pengusahanya. Proses
pemasaran sebagai wilayah interaksi antara penjual yang menawarkan produk
dengan pembeli sebagai pengguna produk memiliki dinamika dinamika yang
tidak bisa dihindari dan perlu strategi strategi yang tepat untuk menyikapi
dinamika yang ada.
Kotler dan Keller, mengemukakan inti dari pemasaran adalah memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Dapat diartikan sumber utama dinamika
dalam pemasaran produk adalah kebutuhan dan keinginan konsumen. Dinamika
kebutuhan konsumen kemudian menuntut perubahan pada produk yang
dipasarkan untuk menanggapi perubahan kebutuhan konsumen yang ada.
Dalam rangka menanggapi dinamika kebutuhan konsumen dan memastikan
produk yang dipasarkan terus eksis, maka perlu dilakukan pengembangan produk.
Pengembangan produk sendiri merupakan proses penyusunan, perancangan,
hingga pengkomersilan suatu produk. Tidak hanya sebagai pemenuhan kebutuhan
konsumen yang dinamis, pengembangan produk juga bertujuan kepada pengusaha
agar mereka tetap mampu bersaing dipasaran dengan produk mereka.
Karena pengembangan produk sangat berorientasi kepada konsumen, maka
sudah sepatutnya pengembngan produk didasari dari kebutuhan dan keinginan
konsumen. Untuk menjaring kebutuhan konsumen dengan dinamika
dinamikanya maka diperlukan suatu alat penjaring informasi sitematis yang
kemudian disebut sebagai Marketing Intellegence system (MkIS).
Marketing Intellegence System adalah serangkaian prosedur dan sumber
daya yang digunakan para pengusaha produk untuk memperoleh informasi sehari-
hari mengenai perkembangan yang berkaitan dengan lingkungan pemasaran. Poin
utama dari pemanfaatan MkIS adalah memperoleh informasi akurat yang terjadi
di pasar terkait produk yang dipasarkan. Dan kaitannya dengan pengembangan
produk adalah informasi informasi yang dijaring berkaitan dengan kebutuhan
konsumen dan lingkungan yang mempegaruhinya.
Adapun contoh produk yang coba kami bahas pengembangannya adalah
Amplang. Amplang merupakan produk makanan olahan ikan seperti kerupuk
namun memiliki bentuk yang umumnya balok - balok kecil. Amplang sendiri
dapat ditemui di berbagai daerah di Indonesia, terutama kalimantan dan Sumatra
yang memiliki geografis dengan sungai sungai yang besar dan panjang sehingga
sumber daya perairan seperti ikan cukup melimpah.
Salah satu daerah yang memiliki indutri amplang adalah Pangkalan Bun,
Kalimantan Tengah yang kemudian mengklaim amplang sebagai salah satu
produk khasnya. Produk amplang yang ada di Pangkalan Bun, umumnya tidak
banyak berbeda dengan amplang yang ada di daerah lain di Indonesia. Maka dari
itu perlu dilakukan pengembangan produk dari amplang Pangkalan Bun agar
mampu bersaing di pasar yang lebih luas dan menjadi produk yang memiliki ciri
khasnya tersendiri.
Sampai saat ini amplang Pangkalan Bun masih dikomsumsi secara lokal
oleh masyarakat sekitar sebagai produk cemilan. Dalam studi ini pengembngan
yang dilakukan juga untuk menyasar segmen menengah keatas dengan produk
yang premium.

2. Pembahasan

2.1. Produk Premium Amplang dan Segmen Pasar Menengah Keatas.


Dalam konsep produk, kita mengenal produk premium atau produk
yang memiliki diferensiasi, fitur unik, dan berkelas, sehingga layak diberi
harga yang lebih mahal. Produk premium tentu menyasar pasar yang tidak
biasa pula, atau dalam hal ini disebut segmen pasar menengah keatas.
Dimana konsumen yang merupakan pasar menengah keatas adalah
golongan masyarakat yang memiliki kekuatan secara finansial dan
cenderung terbatas.
Pada kasus produk amplang yang umumnya dikenal sebagai cemilan
memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi produk premium yang
secara kualitas bahan baku, manufacture, dan pengemasannya tentu
terjamin. Namun perbaikan kualitas saja tidak cukup, perlu adanya
pembeda antara amplang Pangkalan Bun dengan amplang yang ada di
daerah lain. Untuk mengembngkan produk yang ciri khas dan premium
tadi diperlukan beberapa informasi seperti pesaing usaha sejenis, wujud
produk premium yang diinginkan konsumen, kondisi segmen pasar
sasaran, dan perilaku konsumen.
a. Pesaing Usaha Sejenis
Di Pangkalan Bun industri pengolahan amplang yang ada masih
berbentuk industri rumah tangga. Pesaing usaha terbagi menjadi lokal
dan luar daerah. Adapun informasi yang dapat diperoleh mengenai
pesaing antara lain karakteristik produk competitor, kondisi produksi,
sistem pemasaran, dan harga produknya.
b. Wujud Amplang Premium
Salah satu contoh produk premium amplang adalah ampalang
kuku macan samarinda. Produk tersebut sudah cukup terkenal dan telah
menjadi produk lokal khas samarinda.

Gambar 1. Amplang kuku macan merk Mawar Sari

Dari segi kemasan, produk amplang kuku macan di atas dapat


dijadikan refrensi kemasan produk premium. Namun bagaimana dengan
kekhasan produk yang diharapkan?, kasus amplang dengan brand
Salbiah Abuk yang diproduksi di Kumai, Pangkalan Bun bisa
menjadi refrensi.
Amplang Salbiah Abuk membuat amplang dengan variasi rasa,
antara lain rasa balado, keju, dan bawang. Selain itu, bentuk amplang
yang umumnya berbentuk balok balok kecil divariasikan menjadi
berbentuk selinder dan lancip. Kemasan yang digunakan berasal dari
bahan plastik dan sekunder packing dari kardus untuk pembelian dalam
bentuk paketan oleh oleh.

Gambar 2. Amplang Salbiah Abuk


Dari contoh kasus di atas dapat diidentifikasi kebutuhan
pelanggan yang mendasari pengembangan produk amplang Salbiah
Abuk :
Konsumen membutuhkan variasi lain dari rasa amplang yang
umumnya rasa ikan sebagai bahan baku utama pembuatan
amplang. Alternatif sensasi rasa seperti pedas dan gurih. Sehingga,
diberikan perisa pada adonan amplang.
Konsumen membutuhkan variasi bentuk amplang yang tidak hanya
balok, dan bisa dimakan bertahap (tidak dimakan dalam satu kali
lahap) layaknya kentang goreng atau stick balado.
Konsumen membutuhkan packing produk yang menjaga produk
agar tidak cepat melempam, packing yang bisa dibawa untuk
perjalanan jauh sebagai oleh oleh hendaknya memudahkan dalam
cara membawanya.

c. Kondisi Segmen Pasar Sasaran


Secara umum konsumen amplang di Pangkalan Bun adalah
masyarakat lokal di berbagai lapisan meski beberapa sudah diproduksi
sebagai oleh oleh untuk wisatawan. Adapun sasaran pasar produk
premium yang ada adalah wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal
yang berkunjung ke Pangkalan Bun dan menjadikan amplang sebagai
oleh oleh untuk dibawa pulang ke daerah atau negara asal.
Kabupaten Kotawaringin Barat (kota kabupaten Pangkalan Bun)
memiliki salah satu destinasi wisata yang mendunia, yaitu Taman
Nasional Tanjung Putting (TNTP). Sebagai indikasi yaitu kedatangan
mantan Presiden AS, Bill Clinton pada 2014 lalu. Sebagian besar
wisatawan yang datang ke Kabupaten Kotawaringin Barat mengunjungi
tempat ini. Berikut data BPS kabupaten Kotawaringin Barat:
Pendapatan dari sektor wisata untuk pemasukan keuangan daerah
Kabupaten Kotawaringin Barat pada tahun 2014 mencapai 2,4 miliar
rupiah. souvenir yang biasanya dicari oleh wisatawan asing antara lain
kaos getah, gelang rotan rajut, replika benda pusaka dan khususnya
makanan adalah amplang. Dengan menilik data yang menunjukan
peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya maka pasar penjualan
amplang kepada target market wisatawan cukup menjanjikan.

d. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari
konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Menurut Engel,
Blackwell dan Miniard, perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan
produk dan jasa, termasuk didalamnya adalah proses keputusan yang
mengawali serta mengikuti tindakan pembelian tersebut. Tindakan
tersebut adalah terlibat secara langsung dalam proses memperoleh,
mengkonsumsi bahkan membuang atau tidak jadi menggunakan suatu
produk atau jasa tersebut.
Yang termasuk ke dalam perilaku konsumen selain mengenai
kualitas produk, juga meliputi harga produk atau jasa tersebut. Jika
harga suatu produk tidak terlalu tinggi, maka konsumen tidak akan
terlalu lama membutuhkan waktu untuk memikirkan dan melakukan
aktifitas perilaku konsumen. Namun jika harga suatu barang atau jasa
tersebut bisa dibilang tinggi, atau mahal, maka konsumen tersebut akan
memberikan effort lebih terhadap barang tersebut. Pembeli tersebut
akan semakin lama melakukan perilaku konsumen, seperti melihat,
menanyakan, mengevaluasi, dan mempertimbangkan.
Dalam kasus amplang sebagai produk premium untuk oleh
oleh wisatawan yang berkunjung ke Pangkalan Bun, kualitas produk
menjadi pertimbangan utama. Dimana jaminan kualitas dapat
diwujudkan dengan penerapan Good Manufacturing Practices (GMP)
dan kemasan yang menarik juga menjamin amplang yang dibawa tetap
dalam kondisi baik hingga saat dibuka untuk di komsumsi. Apabila
kriteria kualitas sudah mencukupi maka penetapan harga yang sedikit
lebih tinggi dari produk amplang reguler tidak akan menjadi masalah
bagi konsumen.

2.2. Pemanfaatan Marketing Intellegence system (MkIS) untuk


Pengembangan Produk Amplang Premium
Pemanfaat MkIS untuk pengembangan produk amplang premium
berkaitan dengan pengumpulan dan pengolahan informasi yang secara
reguler dan periodik didapatkan produsen untuk kemudian menjadi
pertimbangan pengambilan keputusan berkaitan perlu tidaknya produk
dikembangkan, waktu pengembangan, dan bentuk pengembangannya.
Adapun informasi reguler dan periodik didapatkan antara lain :
Informasi Reguler : data yang ada di laporan internal perusahaan
mengenai pesanan, penjualan, harga, biaya, tingkat persediaan produk,
segmen konsumen di wilayah tertentu, produk yang paling populer
dipesan perantara, tingkat persediaan produk yang tidak laku dijual,
jenis wisatawan asing maupun domestik yang paling sering
membelanjakan uangnya.
Periodically Request : menyasar pasar pada even even atau
waktu waktu tertentu dimana berpotensi terjadi peningkatan
permintaan, atau menjadi ajang promosi untuk memperluas pasar
seperti ; pada musim libur natal dan tahun baru umumnya terjadi
peningkatan jumlah wisatawan asing atau domestik yang berkunjung,
saat lebaran idul fitri atau idul adha umumnya permintaan amplang
meningkat karena biasanya disuguhkan sebagai cemilan lebaran,
pameran dagang dan industri yang biasanya dilaksanakan setiap
perayaan HUT kabupaten atau HUT provinsi, bahkan di arena setingkat
nasional seperti Pekan Raya Jakarta (PRJ).

3. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka kesimpulan yang dapat diambil
adalah bahwa dukungan marketing intelligence pada pengembangan produk
amplang premium adalah untuk menjaring informasi mengenai kebutuhan
konsumen dan lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen pada
segmen menengah keatas.

Daftar Pustaka

Amborowati, Armadyah; Suyanto. 2015. Studi Dukungan marketing Intellegence


pada Strategi Pemasaran. Seminar Nasional Informatika 2015 :
Yogyakarta
Anonim. 2010. Amplang Mawar Sari Samarinda. www.hennyfaridah.name
Anonim. 2015. Perilaku Konsumen. www.ciputra-uceo.net
Badan Pusat Statistik. Statistik Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat 2015.
Pangkalan Bun
Nasution, Rizki. 2011. Marketing Intellegence system.
rizkimarketing.blogspot.co.id
Wicaksono, Mengandika. 2015. Kreasi Amplang Aneka Rasa. Kompas

You might also like