Professional Documents
Culture Documents
Analisa model studi adalah suatu pengukuran tiga dimensi lengkung geligi
dan hubungan oklusi maksila dan mandibula. Peranan metode evaluasi ini untuk
diagnosis ortodontik dan rencana perawatan seringkali kurang diperhatikan.
Kekurangan dari odontometrik pada kenyataannya hanya berfokus pada analisa-
analisa hubungan, dimana bergantung sepenuhnya pada ukuran gigi untuk
menentukan lebar dan panjang lengkung geligi secara aritmetik. Seringkali,
analisis model tidak berhubungan dengan kriteria diagnostik penting lainnya,
seperti cephalogram dan radiograf panoramik. Bagaimanapun juga, tetap terdapat
hubungan antara panjang lengkung, lebar, dan ukuran mesiodistal gigi. Hubungan-
hubungan ini ditetapkan sebagai indeks oleh beberapa penulis. Indeks Pont,
Linder, Harth, dan Korkhaus sering dipakai di negara-negara berbahasa Jerman.
Pada analisis model ini, nilai yang didapat dari suatu kasus dibandingkan dengan
nilai-nilai standar "lengkung geligi normal". Dengan ilmu pengetahuan yang ada
saat ini, cara ini sering dianggap kurang memiliki nilai diagnostik. Tetapi,
prosedur ini masih digunakan secara luas dalam praktek ortodontik.
Pengukuran dapat dilakukan pada model studi atau agar lebih akurat dapat
langsung dilakukan intra oral selama pemeriksaan klinis.
Bila insisif sentral atau insisif lateral hilang, atau pada kasus-kasus
hipoplasia maupun hiperplasia insisif atas, pengukuran dapat dilakukan
berdasarkan jumlah mesiodistal gigi-gigi insisif bawah (SI L) menggunakan
Formula Tonn, untuk menentukan jumlah lebar mesiodistal 4 insisif atas (SI U)
yang sesuai.
Jarak antara premolar pertama kanan dan premolar pertama kiri diukur.
Titik acuan pada maksila adalah pada titik terendah dari fissura transversal
premolar pertama. Titik acuan pada mandibula adalah pada titik kontak sebelah
bukal antara premolar pertama dan premolar kedua. Nilai ini disebut sebagai lebar
lengkung geligi anterior.
Jarak antara molar pertama permanen kanan dan molar pertama permanen
kiri diukur. Titik acuan pada maksila adalah titik percabangan dari fissura
transversal dengan fissura bukal molar pertama permanen. Titik acuan pada
mandibula adalah pada puncak cusp mediobukal molar pertama permanen. Nilai
ini disebut sebagai lebar lengkung geligi posterior.
Formula untuk menghitung lebar lengkung geligi ideal menurut Linder & Harth :
Tabel Nilai Rata-Rata Lebar Lengkung Geligi (Weise & Benthake, 1965)
Perbedaan antara nilai-nilai pengukuran dan nilai-nilai perhitungan akan
menentukan perlu tidaknya dilakukan ekspansi lengkung geligi. Jika didapatkan
nilai-nilai pengukuran lebih kecil, maka dibutuhkan ekspansi pada lengkung
geligi.
Pergeseran garis median tipe dental Pergeseran garis median tipe skeletal
Dari aspek diagnostik, pengukuran kesimetrisan transversal penting secara
klinis, terutama dalam kasus-kasus maloklusi arah transversal (cross-bite lateral,
oklusi edge to edge, tidak adanya kontak bukal/lingual gigi-geligi.
Nilai rata-rata indeksnya 42%. Indeks dapat meningkat bila palatum relatif
lebar terhadap perkembangan lengkung secara transversal, dan berkurang bila
palatum sempit.
Palatum yang tinggi adalah ciri utama penyempitan basis prosesus alveolar
maksila, dimana sering terjadi pada kasus-kasus kronis bernapas lewat mulut,
ricketsia, dan dalam beberapa macam kebiasaan buruk.
3) Pengukuran jarak dari tanda pada regio anterior (pada lengkung geligi anterior
yang ideal dari permukaan distal insisif permanen lateral) ke permukaan
mesial molar pertama (tempat yang tersedia).
4) Cari kemungkinan tempat yang dibutuhkan untuk kaninus permanen dan
premolar pertama dan kedua dari kolom pada table prediksi yang
menunjukkan ukuran lebar insisif bawah.
5) Perbedaan antara tempat yang tersedia dan tempat yang dibutuhkan
menunjukkan besar tempat dalam satuan millimeter; bila tempat yang ada
tidak cukup, maka nilainya minus.
6) Ulangi langkah no. 2 sampai no. 5 untuk lengkung maksila.
Metode Hixon dan Oldfather (1956), dimodifikasi oleh Staley dan Kerbers
(1980) hanya terbatas pada analisa daerah penyangga pada mandibula.
Prosedurnya sebagai berikut :
2) Penentuan lebar mesiodistal gigi insisif sentral dan lateral pada model
studi sesuai dengan sisi yang ada pada radiograf.
3) Setelah menambahkan keduanya bersama-sama, kemungkinan lebar
kaninus permanen dan premolar pertama dan kedua untuk kuadran tersebut
dapat ditemukan dalam grafik prediksi dibawah kolom total jumlah
perhitungan.
Sumbu X : jumlah lebar 4 insisif bawah diukur pada model studi dan jumlah lebar
kaninus dan premolar pertama dan kedua diukur pada radiograf.
Sumbu Y : Prediksi jumlah lebar kaninus dan premolar pertama dan kedua
Formula untuk perhitungan persamaan regresi :
Analisa Nance mengukur mesial distal setiap gigi yang berada di mesial
gigi molar pertama permanen. Jumlah lebar total menunjukkan ruangan yang
dibutuhkan untuk lengkung gigi yang ideal. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) Pencatatan lebar mesiodistal masing-masing gigi yang terletak sebelah
mesial dari molar pertama permanen. Jumlah total lebarnya sesuai dengan
tempat yang dibutuhkan (panjang lengkung geligi ideal).
2) Pencatatan panjang lengkung sebenarnya menggunakan suatu kawat
lentur. Cara ini didasarkan pada bentuk lengkung masing-masing dan
diletakkan pada permukaan oklusal diatas titik-titik kontak gigi-gigi
posterior dan tepi insisal gigi-gigi anterior. Jarak antara titik-titik kontak
sebelah mesial molar pertama permanen hasil pengukuran dengan kawat
yang diluruskan adalah jumlah tempat yang tersedia pada lengkung
geligi (panjang lengkung sebenarnya).
1) Membagi lengkung geligi menjadi enam bagian berupa garis lurus dengan
dua gigi per bagian, termasuk molar pertama permanen.
2) Pencatatan lebar mesiodistal kedua belas gigi.
3) Menjumlahkan lebar masing-masing gigi tiap bagian.
4) Pencatatan mesiodistal tempat yang tersedia pada model studi secara
terpisah untuk masing-masing bagian.
Total perbedaan antara panjang ideal dan panjang sebenarnya dari masing-masing
bagian menunjukkan hubungan tempat yang ada.
Hasil dari diskrepansi total adalah parameter penting untuk menentukan apakah
perlu dilakukan pencabutan.
Bidang oklusal adalah suatu bidang buatan fiksi, dimana sebenarnya tidak
nyata, karena permukaan oklusal gigi-gigi tidak berada pada satu bidang.
Karenanya, pengukuran yang akurat tidak dapat dilakukan dan hanya berguna
sebagai titik acuan saat menggambarkan anomali vertikal.
3) Mengukur jarak dari sebelah mesial molar pertama permanen pada satu
sisi sampai pada sisi yang berlawanan melalui ujung garis vertical dengan
bantuan sepotong isolasi.
4) Menentukan panjang lengkung geligi dengan mengukur perimeter
lengkung sebelah mesial molar pertama permanen menggunakan brass
wire.
Nilai-nilai yang didapat dibandingkan dengan nilai lainnya dalam
lengkung geligi yang sama dan pada lengkung geligi yang berlawanan dan hasil
yang telah dihitung dibandingkan dengan nilai standar menurut Rees (1953).
Metode ini hanya digunakan untuk fase geligi permanen.
Maloklusi Transversal
-Posterior: crossbite posterior (uni-, bilateral), tidak adanya oklusi (bukal, lingual)
Maloklusi Anteroposterior
Maloklusi Vertikal