You are on page 1of 7

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Sinusitis

A. Pengkajian

1. Biodata : Nama ,umur, sex, alamat, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan,,


2. Riwayat Penyakit sekarang : penderita mengeluah hidung tersumbat,kepala pusing,
badan terasa panas, bicara bendeng.
3. Keluhan utama : biasanya penderita mengeluh nyeri kepala sinus, tenggorokan.
4. Riwayat penyakit dahulu :
o Pasien pernah menderita penyakit akut dan perdarahan hidung atau trauma
o Pernah mempunyai riwayat penyakit THT
o Pernah menedrita sakit gigi geraham
5. Riwayat keluarga : Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu
yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang.
6. Riwayat spikososial
o Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas/sedih)
o Interpersonal : hubungan dengan orang lain.
7. Pola fungsi kesehatan
o Pola persepsi dan tata laksanahidup sehat
Untuk mengurangi flu biasanya klien menkonsumsi obat tanpa memperhatikan
efek samping.
o Pola nutrisi dan metabolisme
Biasanya nafsumakan klien berkurang karena terjadi gangguan pada hidung
o Pola istirahat dan tidur
Selama inditasi klien merasa tidak dapat istirahat karena klien sering pilek
o Pola Persepsi dan konsep diri
Klien sering pilek terus menerus dan berbau menyebabkan konsepdiri
menurun
o Pola sensorik
Daya penciuman klien terganggu karena hidung buntu akibat pilek terus
menerus (baik purulen , serous, mukopurulen).
8. Pemeriksaan fisik
o status kesehatan umum : keadaan umum , tanda viotal, kesadaran.
o Pemeriksaan fisik data focus hidung : nyeri tekan pada sinus, rinuskopi
(mukosa merah dan bengkak).

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri : kepala, tenggorokan , sinus berhubungan dengan peradangan pada hidung


2. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan dengan obstruksi /adnya secret
yang mengental
3. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan hiidung buntu., nyeri sekunder
peradangan hidung
Nyeri : Nanda-NIC-NOC 2010
Ana Nurkhasanah Monday, September 28, 2015 Diagnosa NANDA-NIC-NOC 2010 Edit
Definisi : Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang
muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan
adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional): serangan mendadak atau
pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir
yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan.

Batasan karakteristik :

Laporan secara verbal atau non verbal


Fakta dari observasi
Posisi antalgic untuk menghindari nyeri
Gerakan melindungi
Tingkah laku berhati-hati
Muka topeng
Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau,
menyeringai)

Terfokus pada diri sendiri


Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir,
penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)
Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain dan/atau
aktivitas, aktivitas berulang-ulang)
Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan
nafas, nadi dan dilatasi pupil)
Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah
ke kaku)
Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada,
iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)
Perubahan dalam nafsu makan dan minum

Faktor yang berhubungan :


Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)

NOC :

Pain Level,
Pain control,
Comfort level
Kriteria Hasil
:

Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik


nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal

NIC :
Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,


durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan
kontrol nyeri masa lampau
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter
personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration

Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian


obat
Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping

Ketidakefektifan bersihan jalan napas :


Factor yang berubungan

Lingkungan; merokok, menghisap asap rokok, perokok pasif


Obstruksi jalan napas; terdapat benda asing dijalan napas, spasme jalan napas
Fisiologis; kelainan dan penyakit

Batasan karakteristik

Subjektif

Dispnea

Objektif

Suara napas tambahan


Perubahan pada irama dan frekuensi pernapasan
Batuk tidak ada atau tidak efektif
Sianosis
Kesulitan untuk berbicara
Penurunan suara napas
Ortopnea
Gelisah
Sputum berlebihan
Mata terbelalak

Hasil & NOC

NOC:

Pencegahan aspirasi; tindkaan personal untuk mencegah masuknya cairan atau


partikel padat kedalam paru
Status pernapasan: ventilasi; pergerakan udara yang masuk dan keluar ke dan dari
paru
Status pernapasan: kepatenan jalan napas; jalur napas trakeobronkial bersih dan
terbuka untuk pertukaran gas
Tujuan atau criteria evaluasi

Menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif yang dibuktikan oleh, pencegahan
aspirasi, status pernapasan: ventilasi tidak terganggu dan status pernapasan: kepatenan
jalan napas
Menunjukkan status pernapasan: kepatenan jalan napas, yang dibuktikan oleh
indicator sebagai berikut:

1. gangguan eksterm
2. berat
3. sedang
4. ringan
5. tidak ada gangguan

Indikator 1 2 3 4 5
Kemudahan bernapas
Frekuensi dan irama pernapasan
Pergerakan sputum keluar dari jalan
napas
Pergerakan sumbatan keluar dari jalan
napas

Pasien akan:

batuk efektif
mengeluarkan secret secara efektif
mempunyai jalan napas yang paten
pada pemeriksaan auskultasi, memiliki suara napas yang jernih
mempunyai irama dan frekuensi pernapasan dalam rentang normal
mempunyai fungsi paru dalam batas normal
mampu mendeskripsikan rencana untuk perawatan dirumah

Intervensi NIC

Pengkajian

kaji dan dokumentasikan hal-hal berikut:


keefektifan pemberian oksigen dan terapi lain
keefektifan obat resep
kecenderungan pada gas darah arteri jika tersedia
frekuensi, kedalaman dan upaya pernapasan
factor yang berhubungan seperti nyeri, batuk tidak efektif, mucus kental, dan
keletihan
auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahui penurunan atau
ketiadaan ventilasi dan adanya suara napas tambahan
pengisapan jalan napas (NIC):
tentukan pkebutuhan pengisapan oral atau trakeal
pantau status oksigen pasien dan status hemodinamik dan irama jantung sebelum,
selama dan setelah pengisapan
catat jenis dan jumlah sekrat yang dikumpulkan

penyuluhan untuk pasien dan keluarga

jelaskan penggunaan yang benar peralatan pendukung


informasikan kepada pasien dan keluarga tentang larangan merokok didalam ruangan
perawatan
instruksikan kepada pasien tentang batuk dan teknik napas dalam
ajarkan pasien untuk mengganjal luka insisi saat batuk, kalau ada
ajarkan pasien dan keluarga tentang makna perubahan sputum
pengisapan jalan napas (NIC): instruksikan kepada pasien dan keluarga tentang cara
melakukan pengisapan, jika perlu

aktivitas kolaboratif

rundingkan dengan ahli terapi pernapasan, jika perlu


konsultasikan dengan dokter tentang kebutuhan untuk perkusi atau peralatan
pendukung
berikan oksigen yang telah dihumidifikasi sesuai dengan instruksi
lakukan atau bantu dalam terapi aerosol, nebulizer, dan perawatan paru lainnya sesuai
protocol
beri tahu dokter tentang hasil gas darah yang abnormal

aktivitas lain

anjurkan aktivitas fisik untuk memfasilitasi pengeluaran secret


anjurkan penggunaan spirometer insentif
jika pasien tidak mampu ambulasi, pindahkan pasien dari satu sisi tempat tidur kesisi
yang lainnya setiap dua jam
informasikan kepada pasien sebelum memulai prosedur untuk menurunkan
kecemasan dan control diri
berikan pasien dukungan emosi
atur posisi pasien yang memungkinkan untuk pengembangan maksimal rongga dada
pengisapan nasoparing atau oroparing setiap.
Lakukan pengisapan endotrakea atau nasotrakea jika perlu
Pertahankan keadekuatan hidrasi untuk mengencerkan secret
Singkirkan atau tangani factor penyebab, seperti nyeri, keletihan dan secret yang
kental
Perawatan dirumah

Instruksikan pasien dan keluarga terlibat dalam perencanaan untuk perawatan


dirumah
Kaji kondisi rumah untuk keberadaan factor allergen
Bantu pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi cara menghindari allergen

Untuk bayi dan anak-anak

Beri penekanan kepada orangtua bahwa batuk sangat penting bagi anak-anak dan
bahwa batuk tidak harus diredakan dengan obat
Seimbangkan kebutuhan terhadap pembersihan jalan napas dengan kebutuhan untuk
menghindari keletihan
Biarkan anak memegang stetoskop dan mendengarkan buni napasnya sendiri

You might also like